• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan

Dalam dokumen 1. Buku Analisis Masalah Kemiskinan (Halaman 73-76)

RESPONS MASYARAKAT TERHADAP MEKANISME

B. Optimalisasi Peran Pelaksana Program BPNT

1. Perencanaan

Sebagian kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan dalam waktu tertentu. Artinya, perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang, serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian dan mengkaji berbagai ketidakpastian, mengukur kemampuan atau kapasitas untuk mencapainya. Kemudian memilih arah-arah terbaik, serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya. Dalam tahap perencanaan, hal utama untuk melaksanakan kebijakan pemerintah harus mengacu pada visi dan misi Kemensos seperti yang dipaparkan oleh informan.

“Dalam perencanaan, yang pertama kita lihat visi dan misi dan dikaitkan dengan RPJM terus dikaitkan dengan perencanaan di masing-masing dinas. Adapun target capaian yang dikaitkan dengan RPJM, yaitu penurunan angka kemiskinan” (Wawancara dengan Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial, 31 Maret 2022).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa dalam me- rencanakan suatu program sejatinya mengikuti visi dan misi kementerian/

lembaga lain terkait dengan RPJM dan target capaian (Bappenas, 2015).

Adapun target yang ingin dicapai adalah pengurangan angka kemiskinan di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat miskin menjadi program prioritas, selanjutnya langkah-langkah yang ditempuh dimulai dengan proses perencanaan. Dalam perencanaan pemberdayaan masyarakat miskin, perlu melakukan penyusunan program dan kegiatan terkait pengentasan masyarakat miskin, seperti yang dipaparkan oleh informan.

“Bentuk perencanaannya adalah bagaimana seluruh SKPD di kabupaten/kecamatan di dalam menyusun sebuah program atau usulan dinas terkait kegiatan harus berorientasi pada program pengentasan kemiskinan. Program yang dibuat harus betul-betul menyentuh kepentingan pemberdayaan masyarakat miskin. Kemudian mengevaluasi perencanaan dari sudut bahwa apakah program yang diusulkan atau direncanakan sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat khususnya masyarakat miskin”

(Wawancara dengan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial, 31 Maret 2022).

Wawancara di atas, diketahui bahwa perencanaan pemberdayaan masyarakat miskin harus berorientasi pada program pengentasan kemiskinan. Tahapan perencanaan tersebut, telah diatur secara matang.

Perencanaan sangat penting dilakukan karena merupakan tahap awal untuk memilih sasaran dan menetapkan cara mencapai tujuan, seperti yang dipaparkan oleh informan.

“Perencanaan yang dilakukan betul-betul memiliki keterkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga Program- program yang telah direncanakan memenuhi tujuan yang telah dicanangkan oleh Kemensos” (Wawancara dengan Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, 1 Maret 2022).

Wawancara di atas, diketahui bahwa perencanaan harus memiliki kaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakan miskin demi tercapainya suatu tujuan dari program yang telah ditetapkan.

Perencanaan menjadi penting dikarenakan serangkaian apa saja yang dibutuhkan dan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, biasanya berkaitan dengan anggaran, tujuan, sasaran, prosedur, program-program, dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Setelah perencanaan, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah pendataan calon penerima manfaat. Pendataan adalah proses pencarian atau pengumpulan data, yaitu mengumpulkan semua data yang akan diolah dan disajikan sesuai yang diharapkan. Data yang baik, harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian data yang telah dinyatakan valid, dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan sehingga akan meningkatkan ketepatan sasaran. Pendataan dilakukan langsung dari Kemensos dan berkoordinasi dengan (BPS, 2021) tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan dan desa untuk mendata masyarakat yang layak untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah dan tergolong masyarakat miskin, sesuai yang diungkapkan oleh informan.

“Dalam pendataan masyarakat miskin dilakukan oleh Kemensos, kemudian turun ke provinsi, kabupaten dan tetap akan diverifikasi, serta divalidasi oleh dinas sosial setempat” (Wawancara dengan Kepala Satuan Pelaksana Suku Dinas Sosial Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, 1 Maret 2022).

Wawancara di atas, diketahui bahwa pendataan melalui beberapa lembaga terkait dan diverifikasi serta divalidasi oleh dinas sosial.

Pendataan masyarakat yang layak dan tidak layak untuk mendapatkan bantuan terlebih dahulu harus mengetahui penggolongan kelompok masyarakat miskin dan ciri-ciri masyarakat miskin itu sendiri, sejalan dengan yang diungkapkan oleh informan.

“Indikator dikatakan masyarakat miskin di lihat dari pendapatan yang rendah, rumahnya yang tidak layak huni atau bisa saja rumah sudah layak, tapi tidak ada dalam keluarga yang memiliki pekerjaan misalnya kepala rumah tangganya sudah meninggal sehingga tidak ada pendapatannya jadi tergolong miskin itu secara umum. Lebih khusus lagi dilihat dari rumahnya yang berlantai tanah dan beratap gubuk” (Wawancara dengan Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, 1 Maret 2022).

Dari wawancara di atas, dapat dipahami bahwa penting sekali mengetahui ciri-ciri dari masyarakat miskin. Indikator masyarakat miskin adalah pendapatan yang rendah, rumah tidak layak huni atau bisa saja rumah sudah layak, tetapi tidak memiliki pekerjaan misalnya kepala rumah tangga sudah meninggal dan tidak ada pendapatan,

jadi tergolong miskin itu secara umum. Hal ini, senada dengan yang diungkapkan oleh informan.

“Masyarakat dikatakan miskin ketika berada dalam kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan nonmakanan, yang tentunya diukur dalam nilai rupiah. Fokus indikator ini adalah kebutuhan sandang pangan, pendidikan, kesehatan, transportasi, dan aneka barang lainnya”

(Wawancara dengan Kepala Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Timur, 25 April 2022).

Wawancara di atas, dapat diketahui bahwa kategori miskin suatu masyarakat ketika kehidupannya berada di bawah nilai standar kebutuhan dalam rupiah berupa kebutuhan sandang pangan, pendidikan, kesehatan, transportasi dan aneka barang lainnya. Dengan mengetahui indikator masyarakat miskin, maka akan membantu dalam melakukan seleksi yang dikategorikan miskin dan mendapat bantuan yang layak dari pemerintah.

Dalam dokumen 1. Buku Analisis Masalah Kemiskinan (Halaman 73-76)

Dokumen terkait