• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKAKAJIAN PUSTAKA

E. Penelitian Yang Relevan

fakta, konsep, prinsip, skill serta problem solving (Ali, Hamzah & Muhlisrarini, 2016, hlm.259).

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu usaha untuk membelajarkan peserta didik agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir melalui proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran matematika merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik, pendidik dan sumber belajar yang melibatkan pengembangan pola pikir peserta didik dalam memahami atau memecahkan masalah yang ada sehingga siswa diharapkan mampu untuk mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Pembelajaran ekspositori dan pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning lebih baik daripada pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Terdapat hubungan positif antara peningkatan motivasi belajar dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis.

Kodariati & Astuti (2016) Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) model PBL berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan komunikasi matematika dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,025; (2) model PBL berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,025; (3) model PBL berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika secara bersama sama dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Iskandar, Ermianana & Rosyidah (2021) Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh οΏ½β„Žπ‘–οΏ½π‘’π‘›π‘” sebesar 19,151 untuk komunikasi matematis tertulis dan 10,019 untuk hasil οΏ½β„Žπ‘–οΏ½π‘’π‘›π‘” komunikasi matematis lisan sedangkan οΏ½οΏ½π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2,101 pada taraf signifikansi 5% dengan df 18.

Sehingga οΏ½β„Žπ‘–οΏ½π‘’π‘›π‘”19,151 > 2,101 untuk komunikasi matematis tertulis dan οΏ½β„Žπ‘–οΏ½π‘’π‘›π‘” 10,019 > 2,101 untuk komunikasi matematis lisan maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis tertulis dan lisan antara sebelum dan setelah mendapat perlakuan model problem based learning. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD Kelas V SDN 5 Buwun Mas.

F. Kerangka Pemikiran Hubungan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Kemampuan Komunikasi matematis.

Komunikasi matematika perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika khususnya di jenjang sekolah dasar. Melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasi dan mengkonsolidasi berpikir matematisnya serta dapat

mengekspresikan ide-ide matematika yang mereka miliki kepada orang lain.

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menyampaikan suatu gagasan atau ide matematis, dari dalam bentuk simbol. Melalui kemampuan komunikasi matematis, siswa diharapkan mampu memberikan informasi akurat melalui pemikiran yang dibahasakan.

Pada kondisi awal siswa kemampuan komunikasi matematis siswa masih kurang dengan nilai terendah 40, sehingga siswa masih ada yang belum mencapai KKM. Pentingnya kemampuan komunikasi matematis harus didukung dengan penerapan model atau strategi yang sesuai salah satunya yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran berbasis masalah, siswa di tuntut untuk memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri. Sehingga adanya keterkaitan antara indikator kemampuan komunikasi matematis dengan sintaks pada model Problem Based Learning dalam beberapa poin. Adapun hubungannya itu di antaranya adalah pada indikator menganalisis, mengevaluasi argumen dan bukti, siswa diharuskan menganalisis suatu permasalahan, dalam sintaks pada model Problem Based Learning yaitu siswa di arahkan pada orintasi suatu permasalahan, sehingga pada sintaks trsebut siswa dapat mnganalisis, mngevaluasi argument dan bukti. Pada indikator menyusun klarifikasi, siswa mengurutkan suatu permasalahan, dalam sintaks pada model Problem Based Learning yaitu siswa menginvestigasi suatu permasalahan dengan kelompoknya, sehingga pada sintaks trsebut siswa dapat menganalisis, mengevaluasi argument dan bukti.

Dari penjelasan tersebut dapat dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria, Siprianus, Damianus (2020) mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Dilihat dari nilai n-gain atau peningkatan dari pre test ke post test, kedua kelas memiliki kategori gain yang sama yakni berada pada kategori sedang dengan peningkatan sebesar 0,61 dan 0,50 untuk kelas kontrol; 2) perbedaan gender tidak memberikan dampak yang signifikan terkait kemampuan komunikasi matematis serta tidak ada pengaruh interaksi model pembelajaran dan gender terhadap peningkatan kemampuan komunikasi siswa.terhadap peningkatan

kemampuan komunikasi siswa.

Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh oleh Nurbaiti, Irawati &

Panjaitan (2016) ” Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Motivasi Belajar Siswa” menunjukan SDN Sindangjati sebagai kelompok eksperimen dan SDN Bongkok sebagai kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan ialah soal tes kemampuan komunikasi matematis, skala sikap motivasi belajar, lembar observasi dan wawancara. Hasil penelitian dengan taraf signifikansi Ξ± = 0,05 menunjukkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning dan ekspositori dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning lebih baik daripada pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Pembelajaran ekspositori dan pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning lebih baik daripada pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Terdapat hubungan positif antara peningkatan motivasi belajar dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis.

Berpengaruhnya model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan komunikasi matematis, maka peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Kondisi Awal

Siswa belum mendapatkan

perlakuan khusus

Kelas V

Treatment Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL)

Kondisi Akhir Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) meningkat.

Kemampuan komunikasi matematis siswa

meningkat.

Kemampuan komunikasi matematis

siswa rendah.

Adapun hubungan antarvariabel dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir Hubungan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Komunikasi Matematis.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penetitian tindakan kelas (PTK).

Menurut Kemmis (Salim, 2015) menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan.

Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan, yaitu perbaikan dan keterlibatan. Karena pada dasarnya hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area, yaitu: 1) Untuk memperbaiki praktik, 2) Untuk pengembangan professional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya, dan 3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalam kelas. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada di dalam kelas, terdapat beberapa model atau desain dari PTK yang dapat diterapkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Model- model ini diterapkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli seperti model Kurt Lewin, model Kemis & mcTaggrat, model John Elliot, model Hopkins, model McKernan. Penelitian tindakan kelas ini menerapkan model dari Kemmis dan McTaggart (1998).

Kemmis dan McTaggarst (Erfani, 2021, hlm.81) mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanan, tindakan, observasi, dan refleksi yang selanjutnya mungkin di ikuti dengan siklus spiral berikutnya. Berikut ini adalah skema atau alur PTK yang dikemukakan Kemmis dan Taggart :

Gambar 3.1. Model Spiral dari Kemmis dan Taggart Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus dengan tujuan untuk mengetahui

model pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) menganalisis peningkatan hasil kemampuan komunikasi matematis pada pembelajaran matematika. B. Seting Penelitian dan karakterikstik penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Kindi Islamic Excellent ini yang berlokasi di Komplek Bale Endah, Kelurahan Pataruman Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Waktu Pelaksanaan penelitian yaitu dari tanggal 1-14 bulan April tahun pelajaran 2021-2022 .

2. Karakteristik Penelitian

Karakteristik siswa kelas V SD Al-Kindi Islamic Excellent yaitu jumlah siswa laki-laki sebanyak 7 orang dan jumlah siswa perempuan adalah 7 orang yang berasal dari daerah sekitar kecamatan Tarogong Kidul. Latar belakang siswa berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. 60 % pekerjaan orang tua siswa adalah pekerja swasta, 30 % adalah penguasaha.

Dokumen terkait