• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Evaluasi Pembelajaran PAI Berbasis

Dalam dokumen penerapan evaluasi pembelajaran pai (Halaman 45-60)

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

B. Kajian Teori

6. Penerapan Evaluasi Pembelajaran PAI Berbasis

a) Perencanaan

Kata Perencanaan berasal dari kata rencana (plan) yang berarti dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan, sedangkan perencanaan diartikan proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi38. Para pakar mengajukan pengertian tentang perencanaan. Robbins dalam Sarwan

37 Onwardono, Teknik Pembelajaran E-Learning dengan LMS Moodle, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), 2

38 Sarwan, Buku Ajar Perencanaan Pembelajaran (Jember: STAIN Jember Press, 2010),1-2.

mengartikan perencanaan sebagai suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Sementara menurut Bangrat dan Trull dalam Sarwan perencanaan awal dari semua proses yang rasional dan dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa suatu permasalahan dapat diatasi.39

Dalam Konteks Pendidikan, perencanaan mencakup rangkaian untuk menentukan tujuan umum dan tujuan khusus suatu organisasi atau lembaga pendidikan berdasarkan dukungan informasi yang lengkap. Setelah tujuan ditetapkan , perencanaan berkaitan dengan pola , rangkaian dan proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Learning Management System (LMS) dibuat melalui berbagai tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah merancang desain sistem, melakukan pengkodean dan mengisi bahan ajar.40

1) Merancang Desain Sistem

Tahapan awal dalam pembuatan LMS ini adalah merancang desain system meliputi desain template, database dan algoritma.

Template menjadi 6 bagian, yakni header, menu atas, menu samping kiri, menu samping kanan, konten dan footer. Desain template menggunakan bahasa pemrograman HTML, dimana setiap bagian dibagi dengan floating sesuai letaknya masing-masing.

39 Sarwan, Buku Ajar Perencanaan Pembelajaran (Jember: STAIN Jember Press, 2010), 2

40 Agung Tri Wibowo,Isa Akhlis, Sunyoto Eko Nugroho, “Pengembangan LMS (Learning

Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa”, 2 (November, 2014), 129

Setelah membuat template, tahapan berikutnya adalah merancang database. Database yang digunakan adalah MySQL. Database berisi tabel-tabel yang memuat data dari LMS, database yang digunakan 35 tabel, digunakan untuk membangun menu-menu yang ada pada LMS. Sebagian tabel direlasikan dengan tabel lainya, dengan tujuan satu tabel tidak banyak memuat field atau kolom.

Kemudian tahapan selanjutnya adalah pembuatan algoritma.

Algoritma dapat berupa bahasa natural atau flowcart (diagram alur). Pada tahapan ini algoritma dalam pengembangan LMS berupa flowcart-flowcart yang secara umum flowcart tersebut terdiri dari input, proses dan output.

2) Melakukan Pengkodean

Tahapan kedua dalam pembuatan software LMS ini adalah melakukan pengkodean. Pengkodean yang dimaksud adalah membuat kode program LMS. Kode program secara umum dibuat dengan bahasa pemrograman PHP. Kode program yang dibuat merujuk pada algoritma (flowcart) untuk memproses data yang nantinya akan disimpan di database. Supaya LMS ini dapat diakses publik, maka perlu mengunggah scirpt-scirpt hasil pengkodean ke server hosting yang mampu mengolah PHP dan MySQL. Server hosting yang dipilih adalah hosting yang memiliki bandwith tidak terbatas, sehingga apabila banyak pengunjung LMS masih dapat diakses dengan lancar. LMS ini juga memerlukan domain untuk

memudahkan pengunjung. Nama domain LMS adalah f- learning.org, sehingga LMS dapat diakses dengan mengetikkan http://f-learning.org pada browser.

3) Mengisi Bahan Ajar

Setelah software LMS dibuat langkah selanjutnya adalah mengisi bahan ajar pada LMS. LMS digunakan sebagai bahan ajar tambahan dan gudang penyimpanan materi, soal maupun evaluasi bagi guru maupun siswa SMA.

Pembelajaran e-learning Learning Management System (LMS) terdapat model yang berbasis moodle. Berikut perisapan dan instalasi moodle :41

(a) Instal XAMPP

XAMPP adalah program aplikasi khusus untuk mengerjakan software berbasis moodle maka harus terlebih dahulu menginstall xampp.

(b) Membuat database Moodle

Sebelum memulai untuk menginstall moodle di localhost terlebih dahulu membuat database untuk penyimpanan dtabase Moodle. Semua yang kita setting di Moodle akan tersimpan pada database moodle seperti bahan ajar, kuis, thema dan semua yang di edit di moodle.

41 Onwardono, Teknik Pembelajaran E-Learning dengan LMS Moodle, (Yogyakarta: Deepublish,

2016),7

(c) Tahap Instalasi Hardware

(1) Harsdisk space minimal 160 MB free

(2) Processor minimal 1 GHz, rekomendasi 2 GHz dual core atau lebih

(3) Memory RAM minimal 256, rekomendasi 1 GB atau lebih Software

(1) Sistem operasi windows atau linux (2) Web server Xampp versi 5.6 atau lainnya (3) Browser mozilla, chrome atau lainnya (4) Php versi 5.6.3

(5) Mysql versi 5.0 (6) Php extension mysqli (7) File zip Moodle versi 2.8.1 (d) Instal Moodle

Cara menginstall moodle versi 2.7.2 yaitu dengan

mendownload moodle di laman

http://sourceforge.net/projects/Moodle/files/Moodle/stable27/

(e) Icon Toolbar

Menu toolbar berfungsi mengatur kegunaan icon toolbar untuk mengatur jenis font, warna, dan paragraph, insert gambar dan lain-lain.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Suryosubroto pelaksanaan proses belajar mengajar ini merupakan inti dari kegiatan pendidikan.42 Jadi, dapat dikatakan bahwasanya pelaksanaan adalah proses yang dilakukan antara guru dengan siswa ataupun interaksi terhadap sumber belajar dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Pelaksanaan pembelajaran erat kaitannya dengan evaluasi untuk mengukur keberhasilan dari proses pembelajaran, pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Pelakasanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan memengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur, metode, instrumen, waktu pelaksanaan, sumber data, dan sebagainya.43

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan penggunaan atau pelaksanaan Learning Management System (LMS):44

42 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar, 36

43 Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995),28

44 Muhammad Husnan Sarofi, Penggunaan Learning Management System (LMS) di SMA Negeri 1

Jember, (Jember: SMA Negeri 1 Jember, 2016), 3

1) Mengakses Pembelajaran

Untuk mengakses pembelajaran biasanya hal yang perlu dilakukan adalah memilih kategori pembelajaran yang tersedia pada beranda (halaman depan) LMS. Dalam hal ini yang perlu dipilih adalah pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2) Pegaturan/ setting pembelajaran

Sebelum membuat pelajaran, diwajibkan bagi admin untuk membuat terlebih dahulu kategori pelajaran seperti yang dijelaskan pada point di atas. Setelah membuat kategori selanjutnya adalah membuat pelajaran. Untuk membuat pelajaran ini hal yang perlu ditentukan terlebih dahulu adalah kategorinya dengan cara mengklik kategori tersebut. Setelah itu akan tampil beberapa pengaturan antara lain:

(a) Course Full Name : Memasukkan judul lengkap dari pelajaran (b) Course Shorth Name : Memasukkan singkatan dari Course

Full Name

(c) Course ID Number : Nomer Identitas Pembelajaran

(d) Course Summary : Deskripsi/penjelasan singkat mengenai pembelajaran tersebut

(e) Format : Format Pembelajaran

(f) Number of weeks/topics : Banyaknya topik/ minggu dari pembelajaran tersebut.

(g) Course Start Date: Mengatur mulai kapan pembelajaran terbuka bagi siswa

(h) News Item to Show : mengatur banyaknya penggunaan yang bisa ditampilkan

(i) Maximum Upload Size : Mengatur ukuran file maksimal yang bisa diupload siswa, misal untuk tugas dan lain-lain

3) Pengaturan Enrol User

Enroll user adalah adalah bagian terpenting ketika kita membuka kelas e-learning.45 Pengaturan Enrol dimaksudkan untuk menentukan bagaimana pengguna mendaftar pada pembelajaran tersebut. Apakah didaftarkan oleh guru secara manual atau bisa mendaftarkan sendiri melalui akun pengguna. Secara default semua pembelajaran yang tersedia di lokasi penelitian yang telah diatur agar siswa dapat mendaftar secara mandiri pada pembelajaran.

4) Mengisi Pembelajaran

Untuk melakukan pengisian pada pembelajaran, apakah akan diisi dengan materi berupa tulisan, materi berupa file animasi, film ataupun memasukkan pertanyaan dan tugas.

5) Membuat Sumber Pembelajaran jenis Label

Sumber pembelajaran jenis label memungkinkan untuk menampilkan teks baik teks singkat maupun panjang, yang

45 Onwardono, Teknik Pembelajaran E-Learning dengan LMS Moodle, (Yogyakarta: Deepublish,

2016), 39

biasanya digunakan sebagai pembuka dari materi pembelajaran atau keterangan singkat dari Sub Materi yang akan dipelajari.

6) Membuat Sumber Pembelajaran Jenis File

Pada sumber pembelajaran ini, anda dapat memasukkan amteri berupa file (berkas digital) yang nantinya bisa diunduh ataupun dilihat langsung oleh siswa

7) Membuat Sumber Pembelajaran Jenis Page

Sumber pembelajaran jenis page hapir sama dengan pembelajaran jenis label, bedanya adalah untuk jenis page, isi dari sumber belajar tidak langsung tampil di area utama pembelajaran.

8) Membuat Sumber Pembelajaran Jenis URL

Jika ingin membuat sumber belajar yang mengarah ke tautan eksternal seperti ke Wikipedia, Youtube, halaman Blog atau lainnya, maka sumber pembelajaran jenis URL adalah yang harus dipilih.

9) Membuat Aktivitas Upload File

Aktivitas upload file memungkinkan siswa untuk mengumpulkan tugas dalam bentuk file digital dengan cara menguploadnya lewat LMS. Biasanya aktivitas ini digunakan untuk:

(a) Pengumpulan laporan praktikum

(b) Pengumpulan hasil proyek dalam bentuk file (c) Tugas harian dalam bentuk file

10) Menyusun Pertanyaan

Menyusun pertanyaan diperlukan sebelum kita kan membuat aktivitas Quiz (aktivitas mengerjakan soal). Dengan kata lain sebelum membuat Quiz maka pertanyaan-pertanyaan atau soal- soal haruslah ada dan dibuat terlebih dahulu, selanjutnya dari kumpulan soal yang telah dibuat, bisa dipilih manakah yang akan dimasukkan pada aktivitas Quiz yang dinginkan. Berikut ini adalah contoh pembuatan beberapa model pertanyaan atau soal yang dapat dibuat di LMS.

(a) Model Pilihan Ganda (Multiple Choise) (b) Model Mencocokan (Matching)

(c) Model Benar Salah (True and False) c) Evaluasi

Komite studi nasional menyatakan bahwa pengertian evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.46 Evaluasi Pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran.47

Fitur utama Learning Management System (LMS) ditentukan berdasarkan kebutuhan LMS dari dua perspektif, yaitu: pengembang

46 S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), 4.

47 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,2002), 221.

dan pengguna. Sehingga evaluasi juga dapat dilakukan oleh pengguna walaupun tidak terlibat dalam pengembangan sistem. Kebutuhan dari dua perspektif dibentuk secara konseptual dari studi literatur yang sudah dilakukan.48

1) Fitur LMS Berdasarkan Perspektif Pengembang Sistem.

Kebutuhan fitur LMS berdasarkan perspektif pengembang adalah sebagai berikut:

(a) Kebutuhan fungsionalitas sistem, terdapat fitur terkait perkuliahan, administrasi dan penggunaan standar.

(b) Kebutuhan pengelolaan isi sistem, misalnya mengenai antar muka sistem.

2) Fitur LMS Berdasarkan Perspektif Pengguna

Kebutuhan fitur LMS berdasarkan perspektif pengguna adalah sebagai berikut:49

(a) Kebutuhan kemampuan administrasi perkuliahan, dimana pendaftaran siswa, informasi tentang perkuliahan yang diadakan dan penjadwalan dapat dilakukan.

(b) Kebutuhan kemampuan penyampaian bahan ajar.

(c) Kebutuhan kemampuan pengecekan kompetensi pelajar melalui tugas maupun kuis.

48 Indah Lestari, “Evaluasi Fungsionalitas Learning Management System Berdasarkan ISO/IEC 9126-2”, 1 (Desember, 2015), 125

49 Indah Lestari, “Evaluasi Fungsionalitas Learning Management System Berdasarkan ISO/IEC

9126-2”.,125

(d) Kebutuhan kemampuan melaporkan hasil belajar pelajar, yang dapat ditelusuri dari nilai selama tugas maupun kuis.

(e) Kebutuhan kemampuan komunikasi antar pelajar maupun pelajar dan pengajarnya

3) Kebutuhan LMS yang relevan berdasarkan perspektif pengembang adalah “Kebutuhan fungsionalitas sistem, dimana terdapat fitur terkait perkuliahan, administrasi dan penggunaan standar”. Kebutuhan ke dua, yaitu “Kebutuhan pengelolaan isi sistem”. Kebutuhan fungsionalitas menurut perpektif pengembang, sejalan dengan kebutuhan LMS berdasarkan fungsi pengguna. Sehingga dapat disimpulkan, fitur penting LMS secara umum adalah:

(a) Fitur Administrasi, yang terdiri dari:

(1) Administratives Reporting (2) Course Authoring

(3) Defined User Roles (4) Registration Management (5) User Access Controls

(b) Fitur Penyampaian Bahan Ajar, yang terdiri dari:

(1) E-Text (2) Audio (3) Video

(c) Fitur Pengujian, bisa dalam bentuk tugas maupun kuis (d) Fitur Penilaian

(e) Fitur Komunikasi, yang terdiri dari:

(1) Audio/video conferencing (2) Chat Facilitator

(3) Application Sharing (4) Discussion Forum (5) Email Service

(6) Interactive Multimedia (7) Virtual Community (8) Virtual Classroom.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan alasan objek yang dikaji adalah objek yang alamiah, dimana objek tersebut berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.50 Pendekatan kualitatif digunakan karena dapat mengungkap data secara mendalam tentang penerapan evaluasi pembelajaran PAI berbasis Learning Management System (LMS) di SMAN 1 Jember.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif yaitu data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi.51 Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.52

50 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), 8.

51 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), 39.

52 Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, 34-35

Kegiatan inti dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis tentang segala peristiwa sosial yang diteliti yaitu mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan penerapan evaluasi pembelajaran PAI berbasis Learning Management System (LMS) yang diperoleh secara kualitatif.

B. Lokasi penelitian

Adapun lokasi penelitian ini bertempat di SMAN 1 Jember yang beralamatkan di Jalan Letjen Panjaitan No 55, Sumbersari Kabupaten Jember.

Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan dasar pertimbangan bahwa penerapan evaluasi pembelajaran berbasis Learning Management System hanya ada di SMAN 1 Jember dalam lingkup kabupaten Jember.

C. Subjek penelitian

Pada bagian ini dilaporkan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang ingin diperoleh, siapa yang hendak dijadikan informan atau subjek penelitian bagaimana data akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin.

Penelitian ini penentuan subjeknya dengan purposive. Purposive yaitu subjek dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.53 Subjek yang dipilih haruslah subjek yang berkaitan dengan objek yang di kaji.

Sehubungan dengan pergantian kepala sekolah di SMAN 1 Jember, kepala sekolah SMAN 1 Jember tidak berkenan dimintai informasi karena dkhawatirkan memberi data yang kurang benar. Maka dalam penelitian ini

53 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, 216.

subyek penelitian atau informan yang terlibat dalam mengatasi permasalahan yang dikaji diantaranya:

1. Waka Kurikulum 2. Guru PAI

3. TI (Tenaga Informasi) 4. Siswa.

Dalam dokumen penerapan evaluasi pembelajaran pai (Halaman 45-60)

Dokumen terkait