• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-

59

8. Struktur Organisasi TPQ Bany Karim Langko

Sebagai suatu lembaga atau organisasi, struktur organisasi sangatlah penting sebagai gambaran dari pengorganisasian pembagian tugas dalam lembaga atau organisasi tersebut. Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi TPQ Bany Karim Langko terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2. 4 Gambar Struktur Organisasi TPQ Bany Karim

(Sumber: Dokemen, Struktur Organisasi TPQ Bany Karim Langko).

B. Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-

60

penerapan teknik modeling yang dilakukan oleh Ustadz/Ustadzah dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an. Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala TPQ Bany Karim sekaligus sebagai guru mengaji membaca Al- Qur‟an yakni Ustadzah Kasiah:

“Sebagai guru kita memang dituntut untuk memberikan contoh tauladan yang baik bagi anak. Apalagi anak-anak sekarang sudah dihadapkan dengan kecanggihan elektronik yang cukup memadai. Anak-anak bisa saja meniru perilaku orang dari berbagai media sosial dengan sangat cepat. Namun dalam hal ini kita sebagai guru sekaligus menjadi orang tua semaksimal mungkin memberikan contoh yang paling utama bagi anak terutama contoh yang baik dilingkungan tempat tinggal maupun lingkungan tempat belajarnya, salah satunya di TPQ Bany Karim ini, ustadz maupun ustadzah dituntut bisa menjadi model yang baik untuk santri sehingga santri tertarik untuk terus ingin dan ingin belajar membaca Al-Qur‟an mulai sejak dini”.49

Dan berikut pemaparan hasil penelitian mengenai penerapan teknik modeling yang dilakukan di TPQ Bany Karim dan disertai hasil wawancara dengan informan:

1. Pengelompokan santri ke dalam kelas Iqro‟ dan kelas Al-Qur‟an

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan, peneliti memperoleh data tentang kegiatan yang dilakukan di TPQ Bany Karim Desa Langko yang langsung di bimbing oleh ustadz/ustadzah dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an pada santri. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan setelah santri selesai belajar mengaji Al-Qur‟an dan Iqro‟. Sebagaimana wawancara dengan Ustadzah Kasiah, selaku guru mengaji di TPQ Bany Karim yang mengatakan:

49 H. Safri, (Ketua Yayasan TPQ Bany Karim), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 20 Juni 2021.

61

“Kegiatan belajar mengajar di TPQ Bany Karim berjalan dengan baik dan lancar. Anak-anak yang mengaji dikelompokan sesuai dengan tingkat kepandaiannya seperti, tingkat santri yang masih iqro‟ dikelompokan dengan tingkat iqro‟. Tingkat santri yang sudah Al-Qur‟an dikelompokan dengan tingkat Al-Qur‟an. Guru yang mengajar juga dikelompokan menjadi dua sesuai dengan kelompok tingkat anak-anak yang mengaji.

Meskipun kegiatan berjalan dengan lancar, tetapi masih banyak santri yang tidak datang”.50

Sebagaimana pengamatan peneliti di TPQ Bany Karim Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat santri dibagi menjadi dua kelompok belajar. Pertama kelompok yang belajar iqro‟. Kelompok pertama ini diikuti oleh santri yang baru bisa membaca aksara Al-Qur‟an, yang mengeja untuk membaca Al-Qur‟an. kelompok pertama ini terdiri dari santri yang berumur 4-8 tahun. Kelompok yang ke dua yakni kelompok santri yang belajar Al-Qur‟an. kelompok ini sudah diajarkan cara-cara membaca Al-Qur‟an dengan hukum-hukum bacaan Al-Qur‟an seperti ilmu tajwid.51

Dari pemaparan di atas juga ditemukan proses mengajar ustadz maupun utadzah dengan teknik modeling yang diterapkan melalui proses sebagai berikut:

Selanjutnya wawancara dengan guru ngaji yakni Ustadzah Muslih yang mengatakan bahwa:

“Untuk kegiatan belajar mengajar di TPQ Bany Karim setiap harinya yang wajib itu Al-Qur‟an dan Iqro‟ dan untuk tambahan sesudah mengaji Al-Qur‟an dan Iqro‟ yaitu mengajarkan santri-santri doa-doa harian seperti, doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan sesudah bangun tidur, dll”. Selain doa-doa harian, ustadz dan ustadzah yang lain juga mengajarkan bahasa arab yang disesuaikan dengan keseharian santri.

Sehingga anak-anak merasa terhibur sesudah belajar mengaji dan tidak monoton belajar itu-itu saja”.52

50 Ustadzah Kasiah, (Guru Mengaji Al-Qur‟an), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 20 Juni 2021.

51 Observasi, Kegiatan Santri TPQ Bany Karim. Tanggal 1 juli 2021.

52 Ustadzah Musleh, (Guru Mengaji Iqro‟), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 20 Juni 2021.

62

Selanjutnya wawancara dengan guru ngaji tingkat Iqro‟ yakni Ustadzah Wiwin Muslihah yang mengatakan bahwa:

“Kalau saya pribadi jika anak-anak santri mulai kelihatan bosan dengan suasana pengajian, saya mengajak anak-anak bernyanyi diiringi dengan musik audio sambil mengajaknya menghafal kosa kata bahasa arab sambil bertepuk tangan mencairkan suasana. Lalu setelah itu mengulang kembali dengan mempersilahkan anak-anak menyebut satu per satu kosa kata yang telah dinyanyikan bersama-sama”.53

Selanjutnya wawancara dengan guru ngaji lainnya yakni Ustadz Sohdi yang mengatakan bahwa:

“Biasanya saya memberikan humor dalam belajar tapi tetap ada kaitannya dengan pelajaran, seperti menyemangati dengan menceritakan ketika saya belajar dulu, memberikan kata-kata motivasi agar mereka semakin senang untuk belajar”.54

2. Murojaah hafalan sesuai dengan kartu tugas hafalan santri

Berdasarkan pengamatan peneliti, bahwa di TPQ Bany Karim para santri sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar dilakukan murojaah hafalan satu per satu setiap harinya untuk santri tingkat Al-Qur‟an dengan menggunakan mikrofon secara bergiliran.55

“Santri disni memang kami ajarkan sebelum mereka tampil mengaji satu per satu Tujuannya adalah untuk memudahkan santri lainnya seperti santri tingkat iqro‟ untuk menjadi contoh dan bisa ditiru secara terus menerus kedepannya dan hal ini yang terus kita kembangkan kedepannya.

Dan sebelum kami terapkan cara ini memang sangat banyak santri yang belum bisa membaca dan mengingat pelajaran yang telah kami ajarkan

53 Ustadzah Wiwin Muslihah, (Guru Mengaji Iqro‟), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 20 Juni 2021.

54 Ustadz Sohdi, (Guru Mengaji Al-Qur‟an), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 27 Juni 2021.

55 Observasi, Kegiatan Santri TPQ Bany Karim. Tanggal 1 juli 2021.

63

sehingga kami cukup kewalahan terhadap mereka karena jika kami mengajar dalam waktu yang cukup lama, banyak santri yang tidak kebagian untuk maju satu per satu. Akhirnya dengan cara ini santri bisa cepat mengenal bacaanya dan mereka tampil tidak memakan waktu yang lama karena mereka sudah faham dan lancar. ”56

Selanjutnya wawancara dengan ustadzah Musleh yang mengatakan bahwa:

“Kami wajibkan setiap santri mempunyai kartu tugas hafalan, supaya hafalannya teratur dan terkontrol setiap harinya. Sehingga kami sebagai guru mudah untuk mengecek sampai mana kemampuan santri ini”.57

Jadi, berdasarkan pemaparan di atas kegiatan yang ada di TPQ Bany Karim bahwa setiap guru memiliki cara tersendiri memberikan modeling untuk meningkatkan minat santri dalam membaca Al-Qur‟an. salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan live model yang disesuaikan dengan gaya belajar dan kemampuan masing-masing santri dalam menangkap pelajaran yang disampaikan oleh Ustadz maupun Ustadzah.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ketika pemberian metode yang digunakan oleh Ustadz maupun Ustadzah di TPQ Bany Karim, masih banyak hal-hal yang belum terlaksana dengan baik, sehingga ketika proses belajar mengajar berjalan masih banyak santri yang kurang serius mengikuti kegiatan tersebut.

56 Ustadz Kasiah, (Guru Mengaji Al-Qur‟an), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 03 Juli 2021.

57 Ustadzah Musleh, (Guru Mengaji Iqro‟), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 20 Juni 2021.

64

Sebagai tenaga pengajar, tentu menemukan faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur‟an

a. Faktor pendukung

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadzah Wiwin Muslihah selaku guru ngaji Iqro‟ faktor pendukung dalam mengajar santri yakni:

“Antusias anak-anak yang sangat bersemangat, jadinya kami sebagai pengajar semangat mengajar atau membimbing mereka dan juga kerja sama antar ustadz/ustadzah yang selalu mengingatkan satu sama lain agar tidak lupa dengan apa yang diamankan”.58

Selanjutnya wawancara dengan guru ngaji lainnya yakni Ustadz Sohdi yang mengatakan bahwa:

“Karena melihat anak-anak yang banyak menjadikan waktu sorenya sebagai waktu bermain saja, kemudian dari segi pemahaman anak-anak cepat paham dan mengerti apa yang kita sampaikan saat mengajar, anak-anak santri sangat senang kalau diajar walaupun dengan fasilitas yang seadanya yang disiapkan oleh TPQ Bany Karim”.59

Jadi, dari pernyataan beberapa guru yang mengajar di TPQ Bany Karim di atas bahwa faktor yang mendukung anak-anak santri mengaji adalah antusias santri yang melihat temannya banyak yang semangat mengaji sambil menghafal di TPQ Bany Karim, sehingga para Ustadz maupun Ustadzah ikut semangat dalam mengajar.

58 Ustadzah Wiwin Mulihah, (Guru Mengaji Iqro‟), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 25 Juni 2021.

59 Ustadz Sohdi, (Guru Mengaji Al-Qur‟an), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 27 Juni 2021.

65 b. Faktor penghambat

1) Adanya santri yang belum mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik. Sebagaimana penuturan hasil wawancara dengan Ustadz Sohdi selaku guru ngaji Al-Qur‟an faktor penghambat dalam mengajar santri yakni:

“Kendalanya ada santri yang tidak terlalu serius dalam belajar sehingga membuat kita sebagai guru harus lebih kuat lagi dalam menerangkan pelajaran yang kita sampaikan”.60

2) Santri sulit diatur saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Sebagaimana penuturan hasil wawancara dengan Ustadzah Wiwin Muslihah selaku guru ngaji Iqro‟:

“Kalau faktor penghambat saya selama mengajar ini yakni yang pertama anak-anak yang sulit diatur akan tetapi itu hal ang wajar, saya masih maklumi. Yang kedua dari saya pribadi yakni saya jarang hadir karena kendala kuliah, akan tetapi masih bisa di ganti dengan ustadz/ustadzah yang lain. Saya rasa itu aja, kalau faktor yang lain itu masih bisa diatasi, Insya Allah tidak terlalu banyak kendala untuk anak-anak tingkat iqro‟ ini”.61

3) Adanya rasa malas dari dalam diri santri. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Utadzah Riani selaku guru mengaji Iqro‟:

“Ketika keadaan malas datang dalam diri santri, hal ini akan menyebabkan susahnya memancing minat santri dalam membaca Al-Qur‟an dan dalam hal ini akan menjadi masalah dalam menyelesaikan target menghafal Al-Qur‟an yang sudah ditentukan”.62

60 Ustadz Sohdi, (Guru Mengaji Al-Qur‟an), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 27 Juni 2021.

61 Ustadzah Wiwin Mulihah, (Guru Mengaji Iqro‟), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 25 Juni 2021.

62 Ustadzah Riani, (Guru Mengaji Iqro‟), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 04 Juli 2021.

66

Sama halnya yang disampaikan salah seorang santri yakni yang benama Silfia Anindia:

“Ketika menghafal rasanya gak semangat, malas mau menghafal, jadinya hafalanku gak nambah-nambah”.63

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa ketika santri dalam masa malas maka hal tersebut akan menjadi penghambat bagi santri untuk membaca dan menghafal Al-Qur‟an.

keadaan tersebut akan menjadi hambatan bagi guru yang mengajar para santri yang memiliki rasa malas dan menyebabkan guru merasa kesulitan untuk memberikan bimbingan yang tepat.

3. Bekerjasama dengan orang tua santri dalam meningkatkankan minat santri Proses pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan sebab keduanya adalah penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan kebutuhan santri, akan menarik perhatiannya. Dengan demikian, mereka akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan proses pembelajaran disuatu tempat ataupun instansi.

Minat merupakan suatu kecenderungan jiwa kepada sesuatu karena kita merasa ada kepentingan terhadap sesuatu. Jadi, minat adalah pernyataan anak yang lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya. Bila seorang anak berminat mempelajari satu pelajaran, mereka jelas akan

63 Silfia Ananda, (Santri TPQ Bany Karim), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 03 Juni 2021.

67

berupaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari pelajaran tersebut.

Minat akan membantu seseorang untuk mempelajari dan mengembangkan minat itu pada sesuatu. Pada dasarnya minat dapat membantu seorang santri dalam mempelajari sesuatu. Selanjutnya kita akan melihat kondisi minat santri yang ada di TPQ Bany Karim Langko melalui penuturan ustadz dan ustadzah sebagai berikut:

Wawancara kepada Ustadzah Kasiah selaku ketua TPQ Bany Karim mengatakan:

“Kuantitas santri disini cukup banyak. Maka jika membicarakan tentang minat, yang ada ialah tidak merata secara baik minat santri dalam membaca Al-Qur‟an. Hal ini dapat kita lihat pada pembelajaran yang sedang berlangsung dimana santri tidak keseluruhan bisa aktif mengikuti pelajaran yang diberikan, sebab masih ada beberapa santri yang kurang serius di dalam mengikuti pembelajaran tersebut”. Dan solusi yang kami ambil disini yakni kami libatkan orang tua mereka untuk ikut membimbing dan mengarahkan anaknya supaya terus semangat mengaji.64

Selanjutnya wawancara dengan Ustadz Sobirin selaku guru mengaji Al-Qur‟an yang mengatakan bahwa:

“Ada sebagian santri yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran membaca Al-Qur‟an, sehingga santri tersebut tidak begitu memikirkan hasil dari apa yang dipelajarinya untuk masa depan mereka.

Hal ini yang membuat kami berupaya semaksimal mungkin untuk membahas kepada ustadz maupun ustadzah dan wali santri ketika ada suatu pertemuan, agar mendapatkan solusi yang terbaik untuk kepentingan kita bersama terutama santri”.65

64 Ustadzah Kasiah, (Guru Mengaji Al-Qur‟an), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 25 Juni 2021.

65 Ustadz Sobirin, (Guru Mengaji Al-Qur‟an), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 29 Juni 2021.

68

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap aktifitas santri dalam segi minatnya belajar di TPQ Bany Karim, terlihat mereka sangat antusias dalam mengikuti pelajaran meskipun ada sebagian santri yang kurang fokus dalam belajar sehingga muncul keributan sedikit. Akan tetapi terlihat guru selalu berupaya untuk mengendalikan keadaan dengan memberikan modeling dan juga ukut melibatkan wali santri dalam mengarahkan santri yang kurang dalam segi minat.66

“Jika dilihat dari segi SDM guru dan fasilitas yang ada di TPQ Bany Karim mempunyai kondisi yang baik sehingga santri mempunyai antusias yang tinggi untuk belajar di sana”.67

Wawancara dengan salah satu santri TPQ Bany Karim yang bernama Silfia Ananda:

“Saya cukup senang mengaji, saya tidak pernah dimarahi saat mengikuti kegiatan belajar. Kalau sekedar ditegur ada, tetapi itu tidak mempengaruhi saya untuk terus mengaji di TPQ Bany Karim. Karena bagi saya mengaji itu sangat penting. Karena dengan mengaji saya termotivasi untuk mondok dan mengejar cita-cita saya menjadi hafidzoh”.68

Selanjutnya wawancara dengan santri lainnya yang bernama Ramdani Abdillah:

“Saya senang mengaji di TPQ Bany Karim ini, karena tempat bermainnya yang luas, teman-teman kita banyak. Kalau saya tidak pergi mengaji saya merasa kesepian di rumah. Dari awal saya mengaji disini saya termotivasi untuk menghafal Al-Qur‟an”.69

66 Observasi, Kegiatan Santri TPQ Bany Karim. Tanggal 1 Juli 2021.

67 Observasi, Keadaan Fasilitas TPQ Bany Karim. Tanggal 02 Juli 2021.

68 Silfia Ananda, (Santri TPQ Bany Karim), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 03 Juni 2021.

69Ramdani Abdillah, (Santri TPQ Bany Karim), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 03 Juni 2021.

69

Dalam proses belajar, tidak dapat dipungkiri terdapat faktor penyebab kurangnya minat santri membaca Al-Qur‟an TPQ Bany Karim, yang dimana faktor tersebut berasal dari dalam dan luar yang dialami santri atas kurangnya minat membaca Al-Qur‟an salah satunya adalah kurang konsentrasi saat belajar. Sebagaimana penuturan dari salah satu santri yang bernama Azril Fitriana:

“Saya merasa tidak fokus belajar saat teman-teman di sebelah saya ribut pada saat guru sedang menyampikan materi. Sehingga saya merasa terganggu untuk menyimak pelajaran”.70

Faktor lain yang menyebabkan santri kurangnya minat dalam membaca Al-Qur‟an yakni berasalan dari lingkungan bermain dan lingkungan keluarga.

“Kurangnya minat saya dalam mengikuti pelajaran dikarenakan banyak pengaruh dari luar. Orang tua saya pun kurang memberikan motivasi, sehingga kamipun lebih senang bermain bersama teman- teman.”71

“Menurut saya pembelajaran Al-Qur‟an memang penting, tapi kebanyakan saya liat anak-anak sekarang terpengaruh oleh lingkungan bermainnya. Saya selaku orang tua menyerahkan semuanya kepada guru yang mengajar. Jadi saya kurang memperhatikan perkembangan anak saya dalam membaca Al-Qur‟an”.72

70 Azril Fitriana, (Santri TPQ Bany Karim), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 03 Juni 2021.

71 Fakhrudin, (Santri TPQ Bany Karim), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 04 Juni 2021.

72 Ibu Sailah, (Wali Santri TPQ Bany Karim), Wawancara di TPQ Bany Karim, Tanggal 01 Juli 2021.

70

Hasil observasi yang diamati oleh peneliti bahwa kurangnya minat santri dalam membaca Al-Qur‟an dikarenakan kurangnya motivasi dari orang tua, sehingga anak mempunyai kemauan yang kurang dalam belajar.

C. Hasil Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca