• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-QUR’AN PADA SANTRI TPQ BANY KARIM DESA LANGKO, KECAMATAN LINGSAR, KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh :

Maesun Hikmawati NIM 170303047

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(2)

ii

PENERAPAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-QUR’AN PADA SANTRI TPQ BANY KARIM DESA LANGKO, KECAMATAN LINGSAR, KABUPATEN LOMBOK BARAT

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

Oleh :

Maesun Hikmawati NIM 170303047

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii MOTTO

َّ َّلَّلّٱ َرَكَذ َو َر ِخءلاٱ َم ۡوَي ۡلٱ َو َ َّ َّلَّلّٱ ْاوُج ۡرَي َىاَك يَوِّل ةَنَسَح ٌة َو ۡسُأ ِ َّ َّلَّلّٱ ِلوُسَر يِف ۡنُكَل َىاَك ۡدَقَّل ا ٗريِثَك Artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Uswatun Hasanah (suri tauladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang megharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Nama Allah” (QS. Al-Ahzab: 21 ).1

1 Departemen Agama RI, 2005 Mushaf Al-Qur’an Terjemah Edisi Tahun 2002.

(9)

ix

PERSEMBAHAN

“Sebagai ungkapan syukur dan trimakasihku, kupersembahkan karya tulis (skripsi) ini kepada semua orang yang kucintai dan kusayangi: kedua orang tuaku tercinta dan tersayang Ibu Soliha dan Bapak Nurselim (Alm) yang telah membesarkan, mendidik, menyekolahkanku hingga pendidikan tinggi, serta doa dan dukungan yang tiada henti dalam menyertai langkah menapaki jenjang pendidikan sampai menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Mataram, untuk dosen yang telah membimbing, untuk kakak-kakak dan adikku (Siswadi, Yuliatun, Zaetun Mardiah), untuk sahabat-sahabat terindahku. Terima kasihku tiada terhingga untuk semua”.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Ibu Dr. Siti Nurul Yaqinah, M. Ag sebagai Pembimbing I dan Bapak Azwandi, S.Ag. M. Hum sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail terus menerus dalam penulisan skripsi ini;

2. Bapak Dr. Muhammad Saleh Ending, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Mataram beserta staf dan jajaran sivitas akademi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini;

3. Ibu Dr. Mira Mareta, MA selaku Ketua Program Studi Bimbingan Konseling Islam, yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada semua mahawasiswa dan mahasiswi agar kami bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu;

4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Mataram;

5. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah berjasa dalam mengajar dan membimbing para mahasiswa dan mahasiswi selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Mataram;

6. Ketua yayasan, para Ustadz maupun Ustadzah dan para responden yang telah memberikan informasi dengan tulus dalam penelitian ini;

(11)

xi

7. Ibu dan Alm Bapakku serta seluruh keluargaku tercinta yang selalu mendukung dan selalu mendoakan penulis sehingga dimudahkan dalam menyelesaikan skripsi ini;

8. Sahabat-sahabatku yang selalu setia menemani dan mendukung setiap perjalananku (Nikmatul Aini Baharudin dan Febriyanti) serta semua teman-teman kelas B Bimbingan Konseling Islam angkatan 2017 yang telah menemani perjalanan kuliahku selama ini;

9. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Mataram;

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan sekripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas amal baik mereka yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Aamiin.

Mataram, 20 September 2021

Maesun Hikmawati

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat ... 8

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 10

E. Telaah Pustaka ... 11

F. Kerangka Teori ... 16

1. Teknik Modeling ... 16

a. Pengertian Teknik Modeling ... 16

b. Macam-macam Penokohan (Modeling)... 18

c. Prinsip-Prinsip Modeling ... 19

d. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penerapan Modeling ... 20

e. Langkah-Langkah Modeling ... 20

(13)

xiii

f. Proses Modeling ... 22

2. Minat Membaca Al-Quran ... 24

a. Pengertian Minat ... 24

b. Proses Terjadinya Minat ... 26

c. Macam-macam Minat ... 28

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 30

e. Indikator Minat ... 31

f. Metode Untuk Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an... 32

G. Metode Penelitian ... 36

1. Pendekatan Penelitian ... 36

2. Kehadiran Peneliti ... 36

3. Lokasi Penelitian ... 33

4. Sumber Data ... 38

5. Teknik Pengumpulan Data ... 39

6. Teknik Analisis Data ... 43

7. Keabsahan Data ... 44

H. Sistematika Pembahasan ... 45

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 47

A. Gambaran Umum TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Bany Karim Langko ... 47

1. Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Bany Karim Langko ... 47

2. Letak Geografis TPQ Bany Karim Langko ... 49

3. Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan TPQ Bany Karim Langko ... 51

4. Sarana dan Prasarana TPQ Bany Karim Langko ... 52

5. Tenaga Pengajar TPQ Bany Karim Langko ... 53

6. Gambaran Keadaan Santri TPQ Bany Karim Langko ... 55

7. Jadwal Pelajaran Kegiatan Santri TPQ Bany Karim ... 57

8. Struktur Organisasi TPQ Bany Karim Langko ... 59

B. Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca Al- Qur’an pada Santri TPQ Bany Karim Langko ... 59

C. Hasil Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an pada Santri TPQ Bany Karim Langko ... 70

BAB III PEMBAHASAN ... 76

A. Analisis Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an pada Santri TPQ Bany Karim Langko ... 76

B. Analisis Hasil Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an pada Santri TPQ Bany Karim Langko ... 86

BAB IV PENUTUP ... 90

(14)

xiv

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 96

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keadaan Sarana dan Prasarana TPQ Bany Karim Langko, 51.

Tabel 2.2 Keadaan Tenaga Pengajar TPQ Bany Karim Langko, 53.

Tabel 2.3 Keadaan Santri TPQ Bany Karim Langko Tahun 2020/2021, 55.

Tabel 2.4 Daftar Kelas Santri TPQ Bany Karim Langko Tahun 2020/2021, 56.

Tabel 2.5 Jadwal Pelajaran TPQ Bany Karim Langko, 56.

Tabel 3.1 Proses Penerapan Modeling, 84.

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Lokasi TPQ Bany Karim dari Kecamatan Lingsar, 48.

Gambar 2. 2 Lokasi TPQ Bany Karim dari Kabupaten Lombok Barat, 49.

Gambar 2. 3 Lokasi TPQ Bany Karim dari Kota Mataram, 49.

Gambar 2. 4 Gambar Struktur Organisasi TPQ Bany Karim, 58.

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Informan dalam Penelitian

Lampiran 2 Daftar Nama Santri TPQ Bany Karim Tahun 2020/2021 Lampiran 3 Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Bebas Pinjam Perpustakaan UIN Mataram Lampiran 5 Surat Keterangan Plagiasi Skripsi

Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Pinjam Perpustakaan Daerah NTB Lampiran 7 Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di TPQ Bany Karim Lampiran 9 Kartu Konsultasi Skripsi

(18)

xviii

PENERAPAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-QUR’AN PADA SANTRI TPQ BANY KARIM DESA LANGKO, KECAMATAN LINGSAR, KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh:

Maesun Hikmawati NIM 170303047

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih dalam bagaimana penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an pada sanntri TPQ Bany Karim Desa Langko. Lembaga informal yang memiliki eksistensi dalam melaksanakan pendidikan Islam di desa Langko adalah TPQ Bany Karim. TPQ ini didirikan oleh Tuan Guru/ustadz yang memiliki tujuan luhur serta rasa peduli yang tinggi terhadap kondisi anak-anak yang kurang mendapatkan pengetahuan tentang agama dari bangku formal di sekolah khususnya tentang belajar Al-Qur‟an. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ) Bany Karim adalah mengadakan pembelajaran dengan menggunakan metode menghafal Al-Qur‟an dengan teknik modeling. Fokus yang dikaji dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana penerapan teknik modeling untuk meningkatkan minat santri membaca Al-Qur‟an di TPQ Bany Karim Desa Langko ? (2) Bagaimana hasil penerapan teknik modeling untuk meningkatkan minat santri membaca Al-Qur‟an di TPQ Bany Karim Desa Langko?

Adapun metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode analisis induktif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur‟an di TPQ Bany Karim yaitu: (1) Pengelompokan santri ke dalam kelas Iqro‟ dan kelas Al-Qur‟an, (2) Murojaah hafalan sesuai dengan kartu tugas hafalan santri, dan (3) Bekerjasama dengan orang tua santri dalam meningkatkan minat santri. Sedangkan hasil dari penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat santri dalam membaca Al-Qur‟an di TPQ Bany Karim yaitu: (1) Santri menjadi teratur dan terarah dalam belajar dengan diberikan kartu tugas hafalan, (2) Santri lebih giat belajar karena mendapat penghargaan (hadiah), (3) Dapat meningkatkan disiplin belajar, dan (4) Santri mempunyai motivasi yang kuat.

Kata Kunci: Penerapan, Teknik Modeling, Minat, Al-Qur’an

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Madrasah sebagai lembaga pendidikan dalam bentuk pendidikan formal sudah dikenal sejak awal abad ke-11 atau 12 M, atau abad ke 5-6 H.2 Di Indonesia, madrasah merupakan fenomena modern yang muncul pada awal abad ke-20. Berbeda dengan di Timur Tengah dimana madrasah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pelajaran ilmu agama tingkat lanjut, sebutan madrasah di Indonesia mengacu kepada lembaga pendidikan yang memberikan pelajaran agama Islam tingkat rendah dan menengah.3

Dimana salah satu lembaga pendidikan yang memberikan pengajaran agama Islam adalah lembaga TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) yang bersifat nonformal. Dalam hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 24 ayat 1 menyatakan bahwa: “Tujuan pendidikan Al- Qur‟an adalah meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan Al-Qur‟an”. Pendidikan Al-Qur‟an

2 Imam Suprayogo, M. Samsul Hadi, Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an, (Malang: UIN Malang Pers, 2004), hlm. 233.

3 Ibid., hlm, 12.

(20)

2

terdiri dari: Taman Kanak-kanak Al-Qur‟an (TQA), Taman Pendidikan Al- Qur‟an (TPQ), dan bentuk lainnya yang sejenis.4

Mutu pendidikan selalu tidak lepas dari peran dan usaha dari guru yang memiliki kompetensi dalam bidangnya. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guru merupakan komponen sumber daya yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Karena pada hakikatnya, guru memegang perananan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Oleh sebab itu, guru yang berkualitas akan melahirkan pendidikan yang berkualitas dan pada gilirannya akan menghasilkan manusia yang berkualitas.

Dalam proses pembelajaran terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, salah satu diantaranya adalah adanya minat belajar peserta didik.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bimo Walgito, yaitu: “apabila anak telah mempunyai minat belajar, maka akan mendorong individu itu berbuat sesuai dengan minatnya dan minat itu memperbesar motivasi yang ada pada individu. Sehubungan dengan itu maka perlu dibangkitkan adanya minat dari anak-anak”.5 Sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efisien.6

4 Rochanah, Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini Melalui Metode Qiroati, dalam Jurnal Thufula, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2017, hlm 104.

5 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit, Fakultas Psikologi UGM, 2005), hlm. 122.

6 Sutrisno, Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Tik Materi Topologi Jaringan Dengan Media Pembelajaran, (Malang: Ahlimedia Press, 2020), hlm. 9.

(21)

3

Minat belajar adalah aspek psikologis seseorang yang menampakan diri dalam beberapa gejala seperti: gairah, keinginan, semangat, perasaan, suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (warga belajar) terhadap proses belajar yang dijalaninya dan yang kemudian ditunjukan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar yang ada.7

Dengan adanya minat, mampu memperkuat ingatan seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya. Sehingga dapat dijadikan sebagai pondasi seseorang dalam proses pembelajaran di kemudian hari. Minat mengarahkan perbuatan tersebut. Dalam diri manusia terdapat dorongan- dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives).8

Minat belajar erat kaitannya dengan hasil belajar yang ingin dicapai.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar, yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan dan faktor yang berasal

7 Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat Dan Hasil Belajar, (Sukabumi: Haura Publishing, 2020), hlm. 12.

8 Ibid., hlm. 13.

(22)

4

dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.9

Dalam pelaksanaan pengajaran, guru merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi minat belajar santri yang mempunyai peranan yang sangat dominan guna tercapainya kegiatan belajar mengajar yang efektif juga dapat meningkatkan minat belajar santri. Adapun peranan guru sebagai berikut “Peranan guru sebagai sahabat yang dapat memberikan nasehat-nasehat serta model yang baik”. Motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dan pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai yang menguasai bahan yang diajarkan”.10

Dari beberapa peranan guru yang disebutkan di atas, salah satu peranan guru terhadap minat belajar santri adalah peranan guru sebagai modeling dan mengatur strategi metode atau teknik, yakni guru harus memberikan dorongan dan rangsangan kepada santri sehingga tercipta keaktifan dan kedinamisan dalam kegiatan belajar. Dengan adanya teknik modeling dan bimbingan serta dorongan yang diberikan oleh guru akan menjadikan anak tersebut memiliki rasa percaya diri dan tidak lekas putus asa.

Dimana teknik modeling ini teknik yang memamerkan perilaku seseorang atau beberapa orang kepada subjek. Jadi prosedur ini

9 Abdur Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 263.

10 Sardiman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 123.

(23)

5

memanfaatkan proses belajar melalui pengamatan, dimana perilaku seseorang atau beberapa orang teladan berperan sebagai perangsang terhadap pikiran, sikap, perilaku pengamat atau tindakan teladan. Menurut Bandura bahwa belajar bisa diperoleh melalui pengalaman langsung, bisa pula diperoleh secara tidak langsung dengan mengamati tingkah laku berikut konsekuesinya.11

Berdasarkan hal tersebut teknik modeling ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh guru sebagai cara atau metode dengan menggunakan contoh, teladan atau perilaku seseorang atau beberapa orang teladan sebagai perangsang terhadap pikiran, sikap, dan perilaku untuk meningkatkan minat santri dalam membaca Al-Qur‟an.

Di TPQ Bany Karim yang merupakan lembaga pendidikan Islam, membaca Al-Qur‟an merupakan kegiatan belajar yang wajib di TPQ tersebut, akan tetapi masih ada sebagian santri yang kurang minatnya dalam membaca Al-Qur‟an. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 03 Februari 2021 bahwa penyebab santri yang rendah dalam membaca Al- Qur‟an dapat dilihat dari santri yang kurang semangat dalam belajarnya, hal tersebut akan terlihat dari aktifitasnya dalam belajar seperti:

“Iya terlihat bermalas-malasan, sering ngobrol dengan temannya, tidak membawa Al-Qur‟an sewaktu jam pelajaran, kurangnya latihan dalam

11 Edy Puwanta, Modifikasi Perilaku (Alternative Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus), (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 129.

(24)

6

membaca Al-Qur‟an, dan perhatiannya tidak fokus pada saat kegiatan membaca Al-Qur‟an berlangsung”.12

Dan pada saat itu juga peneliti melihat langsung kegitan belajar mengajar santri dengan melakukan tes membaca Al-Qur‟an pada santri kelas B di TPQ Bany Karim Langko terdapat 5 santri yang mengalami rendahnya minat dalam membaca Al-Qur‟an.13

Pada dasarnya semua santri mendapatkan perlakuan yang sama. Untuk pelajaran-pelajaran tertentu santri sering merasa senang mempelajarinya.

Kemalasan dan ketidaksenangan santri dalam pelajaran tertentu disebabkan karena rendahnya atau ketiadaan minat dalam diri mereka sebagai akibat dari rendahnya motivasi-motivasi yang mereka miliki.14

Selain itu dari hasil survey tanggal 03 Februari 2021 diperoleh data bahwa tempat dan sarana belajar yaitu gedung dan alat-alat pendukung belajar seperti Al-Qur‟an, Iqro‟ dan papan tulis sudah cukup baik. Disatu sisi santri rata-rata aktif mengikuti pelajaran adapun yang kurang aktif hanyalah sebagian. Hal ini terlihat ketika kegiatan belajar berlangsung yaitu santri tampak memperhatikan penjelasan-penjelasan yang diberikan guru. Tetapi disisi lain masih ada santri yang bermalas-malasan dan tidak memperhatikan penjelasan-penjelasan guru hanya tampak nya saja yang hadir akan tetapi fikiranya kemana-mana. Pada saat pemberian evaluasi berupa tanya jawab

12 Observasi, Tanggal 03 Februari 2021.

13 Observasi, Tanggal 03 Februari 2021.

14 Wiwin Musliahah, (Guru baca Al-Quran), Wawancara, Tanggal 03 Februari 2021.

(25)

7

maupun ulangan tertulis, masih ada santri yang mengalami kesulitan. Hal ini terjadi karena santri tersebut malas dan tidak mau memperhatikan penjelasan- penjelasan yang diberikan oleh guru, padahal dalam proses belajar mengajar guru merasa telah memberikan motivasi dengan baik. Selain itu juga masih belum terlaksana dengan tepat jadwal yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan pembahasan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana guru yang ada di TPQ Bany Karim Langko yang menerapkan teknik modeling sebagai cara untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an pada santri. Yang dimana teknik modeling ini merupakan teknik yang memberikan contoh positif kepada santri agar ia memerhatikan dan menirukan apa yang telah diajarkan. Dan yang menjadi model dalam objek penelitian ini adalah guru di TPQ Bany Karim Langko dengan teknik live model.

Berdasarkan latar belakang di atas meka penulis tertarik melakukan penelitian guna membuktikan penerapan teknik modeling dalam membantu kegiatan belajar santri dengan judul penelitian “Penerapan Teknik Modeling dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an pada Santri TPQ Bany Karim Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat”.

(26)

8 B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an pada santri di TPQ Bany Karim Desa Langko?

2. Bagaimana hasil penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an pada santri di TPQ Bany Karim Desa Langko?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat membaca Al- Qur‟an pada santri di TPQ Bany Karim Desa Langko.

b. Hasil penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an pada santri di TPQ Bany Karim Desa Langko.

2. Manfaat

Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian pembahasan mengenai penerapan teknik modeling sebagai referensi ilmiah terutama di jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI). Dan memperkuat teori konseling dengan teknik modeling untuk membantu memecahkan masalah belajar dalam meningkatkan mina belajar terutama dalam membaca Al-Qur‟an.

(27)

9 b. Secara praktis

1) Bagi lembaga TPQ

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan dan pijakan dalam meningkatkan kualitas minat baca Al-Qur‟an santri/siswa bangsa ini, dan tentunya bagi seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam program bagus ini.

2) Bagi Guru

Dapat dijadikan acuan bagi guru dan meningkatkan program TPQ, umumnya dalam kegiatan pemebelajaran di kelas dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an.

3) Bagi Santri

Dapat menumbuhkan aktifitas dan kreatifitas santri secara optimal dalam pelaksanaan proses belajar sehingga lebih bermakna.

4) Bagi Orang Tua/Wali Santri

Sebagai informasi bagi orang tua bahwa pentingnya pemberian pendidikan Agama dan membiasakan anaknya untuk membaca Al- Qur‟an sejak masih dini. Bukan hanya memerintahkan tapi juga mencontohkan agar mereka terbiasa dengan perilaku beragama.

(28)

10 5) Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu acuan yang bisa digunakan untuk menerapkan teknik modeling untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an maupun minat belajar lainnya diseluruh lemebaga formal maupun nonformal.

6) Bagi Penulis

Bagi penulis hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan referensi untuk terus meningkatkan kapasitas diri dalam melakukan penelitian, juga agar dapat berbagi pengalaman dan ilmu kepada orang lain terkait penerapan teknik modeling untuk meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari pembahasan yang keluar dari fokus penelitian, maka cakupan dan bahasan dalam penelitian ini hanya akan membahas hal-hal yang terkait dengan fokus penelitian yang sudah dikemukakan sebelumnya mengenai penerapan teknik modeling dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an di TPQ Bany Karim Desa Langko, sehingga penelitian ini bisa berfokus pada fokus penelitian saja.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan lokasi peneliti akan melakukan penelitian. Dalam hal ini, peneliti memilih TPQ Bany Karim Desa Langko

(29)

11

Kecamatan Lingsar sebagai lokasi penelitian. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah karena di TPQ Bany Karim merupakan salah satu lembaga yang memiliki eksistensi yang paling banyak diminati serta memperhatikan kalangan anak-anak terutama dalam bidang belajar Al-Qur‟an.

E. Telaah Pustaka

Pada bagian ini memuat uraian secara sistematis tentang hasil penelitian terdahulu (prior research) yang relevan dengan persoalan yang akan dikaji. Oleh karenanya peneliti akan memaparkan hasil penelitian terdahulu dengan tujuan untuk menegaskan kebaharuan dan orisinalitas penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta untuk menghindari adanya duplikasi dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:

1. Skripsi oleh Muhammad Hasbi Asidiki, yang berjudul: “Strategi Guru Ngaji Dalam Meningkatan Minat Santri Membaca Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi”.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik alanisis data yang digunakan deskriptif kualitatif(menggambarkan dengan kata-kata) yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi guru ngaji dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur‟an. Hasil dari penelitian ini adalah:

(30)

12

a. Metode pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur‟an di pondok Ma‟had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi yaitu hampir semua ustadz dan ustadzah menggunakan metode yang sama, di antaranya metode ceramah, metode drill, metode tugas dan metode yang mendukung adalah metode pembiasaan, metode ketauladanan dan metode hafalan.

b. Upaya yang dilakukan guru mengaji agar dapat meningkatkan minat santri membaca Al-Qur‟an yaitu diantaranya menjadikan kegiatan belajar mengajar sebagai kegiatan yang menyenangkan, memiliki niat yang kuat dan disiplin dalam menuntut ilmu.

c. Peran seorang guru mengaji di Pondok Ma‟had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yaitu sangat berperan penting sebagai motivator dalam proses belajar-mengajar sehingga santri memiliki dorongan untuk belajar membaca Al-Qur‟an sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Penelitian ini memberikan sumbangsih pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu kesamaan pada metode pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun terdapat perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada teknik yang digunakan oleh tenaga pengajar dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur‟an, sebagaimana penelitian terdahulu menggunakan metode ceramah, metode drill, metode tugas dan metode yang mendukung adalah metode pembiasaan, metode

(31)

13

ketauladanan dan metode hafalan. Sedangkan tenaga pengajar dalam penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode teknik modeling.

Sedangkan perbedaan kedua terletak pada lokasi penelitian. Penelitian sebelumnya berlokasi di Pondok Ma‟had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi. Adapun penelitian ini berlokasi di TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) Bany Karim Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Tahun pelaksanaan penelitiam terdahulu pada tahun 2020. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2021.

2. Skripsi oleh Rochayatun Dwi Astuti, yang berjudul: “Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta”.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik alanisis data yang digunakan deskriptif kualitatif (menggambarkan dengan kata-kata). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan teknik modeling dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta.

Hasil dari penelitian ini adalah pelakasanaan teknik modeling di SMA Negeri 3 Yogyakarta dilakukan melalui tahapan-tahapan bimbingan kelompok meliputi: pembentukan, peralihan, pelaksanaan, penutup, dan evaluasi. Subjek siswa kelas XII menggunakan dua tipe model yaitu live

(32)

14

model dan symbolic model. Akselerasi kegiatan ini merupakan suatu upaya guru bimbingan dan konseling SMA Negeri 3 Yogyakarta untuk dapat membantu siswa yang sulit memahami materi pelajaran dengan menggunakan teknik modeling, dengan model yang dipilih dari teman sebaya. Model membantu kesulitan memahami materi yang diberikan oleh guru mata pelajaran dengan berkelompok kemudian mereka saling berdiskusi.

Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini adalah kesamaan dalam menggunakan teknik yakni teknik modeling namun subjek yang berbeda.

Subjek yang terdapat pada penelitian sebelumnya adalah tentang meningkatkan kemandirian belajar sedangkan subjek yang terdapat pada peneliti adalah tentang meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an.

Penelitian ini juga sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian terdahulu berlokasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta, Adapun penelitian ini berlokasi di TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) Bany Karim Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.

Tahun pelaksanaan penelitiam terdahulu pada tahun 2015. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2021.

3. Skripsi oleh Nur Azizah, yang berjudul: “Efektivitas Konseling Behavioral Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Minat Belajar Pesertadidik Kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampug Tahun Ajaran 2017/2018”.

(33)

15

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experimental dengan desain Non-equivalent Control Group Design yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas konseling behavioral teknik modeling untuk meningkatkan minat belajar peserta didik kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampug pada mata pelajaran Matematika. Hasil dari penelitian ini ini menjelaskan tentang kurangnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika yang ditandai dengan kurang antusias peserta didik ketika pelajaran tersebut berlangsung.

Adapun hasil penelitiannya berdasarkan hasil gambaran minat belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung bahwa terdapat peningkatan minat belajar baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen terdapat 43,1%

menjadi 78,2% dengan demikian menjelaskan bahwa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan minat belajar sebanyak 35,1% dan pada kelompok kontrol dari 46,1% menjadi 66,1% ini menunjukan bahwa ada peningkatan pada kelompok kontrol sebanyak 23,7%. Hal ini menjelaskan bahwa peserta didik telah memiliki minat belajar matematika cukup baik.

Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini adalah kesamaan dalam meningkatkan minat belajar. Dalam penelitian ini juga berkaitan dengan masalah yang akan ditulis peneliti karena dalam pelaksanaan proses

(34)

16

konseling menggunakan teknik yang sama yakni teknik modeling.

Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis metoe quasi experimental dengan desain Non-equivalent Control Group Design, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif. Perbedaan yang kedua terletak pada objek penelitian.

Penelitian sebelumnya menetapkan objek penelitian pada siswa kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung sedangkan peneliti menetapkan objek penelitian pada santri TPQ Bany Karim Desa Langko. Penelitian terdahulu berlokasi di SMP Kartika II-2 Bandar Lampug. Adapun penelitian ini berlokasi di TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) Bany Karim Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Tahun pelaksanaan penelitian terdahulu pada tahun 2017. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2021.

F. Kerangka Teori 1. Teknik Modeling

a. Pengertian Teknik Modeling

Modeling berakar dari teori Albert Bandura dengan teori belajar sosial. Penggunaan teori teknik modeling (penokohan) telah dimulai pada akhir tahun 50-an, meliputi tokoh nyata tokoh film, tokoh imajinatif. Beberapa istilah yang digunakan adalah penokohan (modeling), peniruan (imitatiton), dan belajar melalui pengamatan

(35)

17

(observational learning) terhadap orang lain dan perubahan terjadi melalui peniruan. Peniruan (imitation) menunjukan bahwa perilaku orang yang diamati, yang ditiru, lebih merupakan tiruan terhadap apa yang dilihat dan diamati. Proses belajar melalui pengamatan menunjukan terjadinya proses belajar setelah mengamati perilaku pada orang lain.15

Istilah modeling berasal dari bahasa inggris yang artinya mencontoh, meniru, memperagakan, atau meneladani.16 Modeling juga adalah proses bagaimana individu belajar dari mengamati orang lain.17 Selain itu dalam buku lain juga menjelaskan bahwa modeling juga adalah suatu metode belajar dari pengalaman atau peniruan melalui observasi atau penampilan tingkah laku orang lain.18

Teknik modeling adalah memamerkan perilaku seseorang atau beberapa orang kepada subjek. Jadi teori ini memanfaatkan proses belajar melalui penyamaan, dimana perilaku seorang atau beberapa orang teladan sebagai perangsang terhadap pikiran.

Modeling di sini sama seperti salah satu metode yang Rasulullah SAW ajarkan dalam menyebarkan agama Islam lewat

15 Gantina Komalasari, dkk, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat: Indeks Penerbit, 2011), hlm. 176.

16 Numora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-dasar Konseling dalam teori dan Praktek (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 37.

17 Bradley T. Erford, 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor, (Bandung, Reflika Aditama, 2013), hlm. 340.

18 Kusno Effendi, Proses dan Keterampilan Konseling , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), hlm. 224.

(36)

18

contoh perilaku (uswatun hasanah) seperti dalam sebuah ayat dalam surat Al-Ahzab ayat 21:

ۡسُأ ِ َّ َّلَّلّٱ ِلوُسَر يِف ۡنُكَل َىاَك ۡدَقَّل َنَسَح ٌة َو

َوِّل ة َّ َّلَّلّٱ َرَكَذ َو َر ِخءلاٱ َم ۡوَي ۡلٱ َو َ َّ َّلَّلّٱ ْاوُج ۡرَي َىاَكي

ا ٗريِثَك

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Uswatun Hasanah (suri tauladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang megharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Nama Allah” (QS. Al-Ahzab: 21 ).19

b. Macam-macam Penokohan (Modeling)

Modeling merupakan belajar melalui observasi dengan menambahkan atau mengurangi tingkah laku yang teramati, dan menggabungkan hasil pengamatan tersebut dan melalui proses kognitif. Terdapat beberapa macam-macam modeling, yaitu:

1) Penokohan nyata (Live model) seperti : Konselor, atau guru yang dikaguminya. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknik modeling nyata adalah menekankan pada siswa bahwa ia dapat pengadaptasikan perilaku yang ditampilkan oleh model sesuai dengan gayanya sendiri. Dan dalam teknik ini juga model harus menekankan bagian-bagian penting dari perilaku yang ditampilkan agar tujuan yang dicapai dapat tercapai dengan baik.

2) Penokohan simbolik (Symbolic model) seperti: Tokoh yang dilihat melalui film, video, atau media lainnya; modeling simbolik

19 Departemen Agama RI, 2005 Mushaf Al-Qur’an Terjemah Edisi Tahun 2002.

(37)

19

dilakukan dengan cara mendemonstrasikan perilaku yang akan ditanamkan pada siswa melalui media, bisa menggunakan video dan film atau yang berbentuk simbol lainnya.

3) Penokohan ganda (multiple model) merupakan gabungan dari modeling nyata atau modeling simbolik. Jadi, modeling ganda ini dapat diartikan dapat mengubah perilaku melalui model nyata maupun model simbolik dengan media film, video ataupun buku pedoman.

Seperti di suatu kelompok, seorang anggota kelompok mengubah dan mempelajari sikap kemudian ia mengamati dan mempelajari sikap anggota lainnya kemudian ia bersikap seperti teman-temannya. Jadi ini adalah salah satu dari efek yang diperoleh secara tidak langsung pada seseorang yang mengikuti terapi kelompok.

c. Prinsip-Prinsip Modeling

Ada beberapa prinsip dalam teknik modeling yaitu:

1) Belajar bisa diperoleh melalui pengalaman langsung dan tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut konsekuensinya.

2) Kecakapan sosial tertentu bisa dihapus dengan mengamati orang lain yang mendekati obyek atau situasi yang ditakuti tanpa mengalami akibat menakutkan dengan tindakan yang dilakukan.

(38)

20

3) Pengendalian diri dipelajari melalui pengamatan atas model yang dikenai hukuman.

4) Status kehormatan model sangat berarti.

5) Prosedur modeling dapat menggunakan berbagai teknik dasar modifikasi perilaku.20

d. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penerapan Modeling

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan teknik modeling, Di antaranya yaitu:

1) Ciri model, seperti usia, status sosial, jenis kelamin, keramahan, dan kemampuan penting dalam meningkatkan imitasi.

2) Anak lebih senang meniru model seusianya dibanding model dewasa.

3) Anak cenderung meniru model yang standar prestasinya dalam jangkauannya.

4) Anak cenderung meniru orang tuanya yang hangat dan terbuka.

Gadis lebih sering mengimitasi ibunya.21 e. Langkah-Langkah Modeling

Ada beberapa langkah yang dilaksanakan ketika menggunakan teknik modeling diantaranya adalah :

20 Gantina Komalasari, dkk, Teori dan Teknik Konseling., hlm. 177.

21 Ibid., hlm. 177.

(39)

21

1) Menetapkan bentuk penokohan (live model, symbolic model, multiple model).

2) Pada live model, pilih model yang bersahabat atau teman sebaya konseli yang memiliki kesamaan seperti: usia, status ekonomi, dan penampilan fisik. Hal ini penting terutama bagi anak- anak.

3) Apabila memungkinkan boleh menggunakan lebih dari satu model.

4) Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai dengan tingkah perilaku konseli.

5) Kombinasikan modeling dengan aturan, intruksi, behavioral rehearsal dan penguatan.

6) Pada saat konseli memerhatikan penampilan tokoh berikan penguatan alamiah.

7) Bila mungkin buat desain pelatihan untuk konseli menirukan model secara tepat, sehingga akan mengarahkan konseli pada penguatan alamiah. Bila tidak maka buat perencanaan pemberian penguatan untuk setiap peniruan tingkah laku yang tepat.

8) Bila perilaku bersifat kompleks, maka episode modeling dilakukan mulai dari yang paling mudah ke yang lebih sulit.

9) Skenario modeling harus dibuat realistis

10) Melakukan pemodelan di mana tokoh menunjukan perilaku yang menimbulkan rasa takut bagi konseli (dengan sikap manis,

(40)

22

perhatian, bahasa yang lembut, dan perilaku yang menyenangkan konseli).22

f. Proses Modeling

Dalam proses modeling, ada beberapa proses penting yang harus dilaksanakan Di antaranya yaitu:

1) Atensi (perhatian), yang dimaksud dengan perhatian ini adalah seorang konseli dapat meniru tindakan seorang model. Jika seorang modelnya tidak jauh berbeda dengan diri seorang konseli, maka dia akan antusias dan memerhatikan secara seksama.

Begitupun sebaliknya, jika modelnya kurang disukai oleh konseli, maka dia akan mengabaikan seorang model tersebut. Jadi seorang model harus bisa menyesuaikan seorang konseli untuk menarik perhatiannya.23

2) Retensi (ingatan), yang dimaksud dengan retensi adalah upaya untuk memproduksi tindakan model. Deskripsi verbal sederhana atau gambar yang menarik yang dilakukan oleh model akan bisa membantu daya retensi konseli. Misalnya, seorang konselor mengatakan “saya akan menunjukkan cara untuk memperbaikinya, kalian harus melakukan langkah pertama ini, lalu langkah kedua, lalu langkah ketiga, ”atau bisa menampilkan kembali video

22 Ibid., hlm. 179-180.

23 George C. Boerre, Personality Theories, (Yogyakarta, Ar-ruzz Media: 2010), hlm. 239.

(41)

23

dengan karakter yang penuh warna yang menunjukkan secara lebih baik daripada seorang konselor yang hanya sekedar menyuruh konseli untuk memerhatikan perasaan orang lain saja.24

3) Produksi. Seseorang mungkin memerhatikan model dan mengingat apa yang mereka lihat. Akan tetapi, karena keterbatasan dalam kemampuan geraknya, mereka kesulitan untuk mereproduksi yang diperankan oleh model.25 Maka dari itu untuk mengatasi hal tersebut kita membutuhkan banyak latihan, umpan balik, dan coaching tentang hal-hal yang subtil sebelum dapat memproduksi perilaku model. Sehingga dalam fase ini latihan membuat perilaku lebih lancar dan mahir.26

4) Motivasi, yang dimaksud dengan motivasi dalam tahap proses modeling ini seorang konseli akan meniru orang yang ditiru karena mereka percaya bahwa tindakan seperti itu akan meningkatkan peluang mereka sendiri yang dikuatkan.27 Misalnya seorang siswa antusias untuk mencontoh perilaku seorang guru yang mereka sukai, dan siswa itu akan mempraktikkannya dan memproduksinya. Karena mereka telah belajar bahwa hal yang mereka lakukan akan sama dengan guru yang mereka sukai itu,

24 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 288.

25 Ibid., hlm. 288.

26 Anita Wolfolk, Educational Psychology Active Learning Edition Edisi Kesepuluh, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hlm. 341.

27 Robert E. Salvin, Psikologi Pendidikan Teori dan praktik, (Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang, 2016), hlm. 205.

(42)

24

sehingga terjadilah proses modeling dari seorang guru kepada siswanya.

Jadi, keempat tahapan tersebut harus dilaksanakan secara bertahap dan teratur. Karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan untuk mempermudah proses konseling dengan menggunakan teknik modeling.

2. Minat Membaca Al-Quran a. Pengertian Minat

Minat merupakan suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.28 Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan sesuatu hal yang berharga bagi seseorang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhannya.29

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan hati/jiwa atau kepentingan kepada sesuatu yang timbul dalam diri individu karena sesuatu itu sangat berharga atau sangat penting untuk kebutuhannya. Adanya minat akan mendorong siswa

28 Abdur Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam.., hlm. 263.

29 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 133.

(43)

25

tersebut untuk memberikan perhatian yang lebih serta konsentrasi terhadap apa yang dipelajarinya.

Dalam mencapai segala tujuan dan berhasilnya segala sesutau dalam proses belajar mengajar, maka minat merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting sebagaimana diungkapkan Slameto :

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasaan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Kemampuan baca Al Qur‟an adalah taraf kemampaun santri dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam membunyikan, menggambarkan atau menuliskan huruf-huruf Al Qur‟an. Dengan demikian kemampuan membaca Al Qur‟an adalah kemampuan atau kesanggupan melafalkan tulisan pada kitab suci Al Qur‟an.

Dalam agama Islam, banyak sekali dalil maupun hadits yang menyeru untuk perintah dalam mendidik meningkatkan minat dalam belajar. Salah satu diantaranya yakni hadits Rasulullah SAW yang berbunyi sebagai berikut:

(44)

26

( يراخب هاور ) هولعو ى ارقلا نلعت يه نكريخ

Artinnya: “Yang terbaik diantara kalian adalah yang belajar Al- Qur’an dan mengajarkannya.

Hadits tersebut menerangkan bahwa pentingnya mendidik untuk membangun minat peserta didik dalam beajar, terutama dalam membaca Al-Qur‟an. Oleh karenanya, kamampuan pendidik tidak hanya sebatas kemampuan menguasai materi, kelas, dan metode.

Seorang pendidik juga harus menguasai teknik yang digunakan saat proses belajar mengajar. Penggunaan teknik yang tepat dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar, sebaliknya penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat, monoton dan tidak bervariasi cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi peserta didik.

Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu.

b. Proses Terjadinya Minat

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Karena minat merupakan suatu sifat

(45)

27

yang menetap pada diri seseorang, dalam hal ini besar pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu sesuai dengan yang diminatinya, dalam hal ini dikatakan bahwa ”keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat- sifat murid, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat, maupun bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya”.30

Adanya minat pada seseorang memungkinkan ketertiban yang lebih besar dalam sesuatu kegiatan. Minat dapat di pahami untuk menunjukkan kekuatan motif yang menyebabkan seorang memberikan perhatian kepada orang, benda, aktivitas tertentu. Minat menggambarkan alasan-alasan mengapa seorang lebih tertarik kepada benda, dan aktivitas tertentu.

Slameto menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa pada suatu hal atau aktivitas. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara dirinya dengan suatu diluar dirinya, semakin kuat atau manifestasinya dalam perbuatan atau tingkah laku. Minat dibentuk melalui perhatian dan belajar. Apabila seorang memperhatikan suatu hal secara sukarela dan cenderung untuk mengingatnya, maka yang di ingatnya tersebut merupakan petunjuk

30 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rodsa Karya, 1996), hlm. 27.

(46)

28

dari munculnya minat. Minat bersifat pribadi atau berkaitan dengan perbedaan individual dan berkembang sejak awal kanak-kanak. Pada mulanya aktivitas ini bersifat biologis, tetapi kemudian muncul suatu persepsi dan konsep yang merupakan komponen psikologis yang penting.

c. Macam-macam Minat

Dalam mencapai segala tujuan dan berhasilnya segala sesutau dalam proses belajar mengajar, maka minat merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting sebagaimana diungkapkan Slameto:

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasaan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.31

Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap

31 Ibid., hlm. 57.

(47)

29

tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu.32

Selain itu minat belajar pada anak didik dapat dilihat dengan adanya fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang nampak atau dilakukan oleh anak didik selama proses belajar atau sebelum pelajaran dimulai. Antara lain dengan mengajukan pertanyaan secara tak henti-hentinya. ”Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan si murid merupakan pertanda bahwa ia memiliki kesediaan belajar serta kesadaran akan masalah yang dihadapi”. Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik tidak bergeming untuk mencatat apa-apa yang telah disampaikan oleh guru. 33

Dengan demikian apabila seorang siswa sudah memiliki minat terhadap mata pelajaran, maka akan dapat terlihat dari keaktifan siswa tersebut dalam proses belajar dan dengan senang hati ia mengikuti mata pelajaran, kemudian siswa tersebut akan aktif untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan pelajaran. Dengan demikian maka akan berhasil seseorang dalam belajar dengan prestasi yang baik karena

32 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta :Rineka Cipta, 2004), hlm. 83.

33 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Disekolah, (Bandung: Remaja Karya, CV, 1987), hlm. 94.

(48)

30

dipengaruhi oleh minat belajar yang baik, sehingga mendorong siswa untuk belajar lebih rajin.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Karena minat merupakan suatu sifat yang menetap pada diri seseorang, dalam hal ini besar pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu sesuai dengan yang diminatinya, dalam hal ini dikatakan bahwa ”Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat- sifat murid, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat, maupun bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya”.34

Minat belajar siswa erat kaitannya dengan hasil belajar yang ingin dicapai, oleh karena itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa untuk dapat mendorong terhadap minat belajar. Menurut slameto faktor-faktor tersebut antara lain :

1) Faktor intern - Faktor jasmani - Faktor psikologi - Faktor kelelahan

34 M. Uzer Usman, Menjadi Guru.., hlm. 27.

(49)

31 2) Faktor ekstern

- Faktor keluarga - Faktor masyarakat.

Sedangkan Abdul Rahman Shaleh mengmukakan bahwa cukup benyak faktor-faktor dapat mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul dari individu yang bersangkutan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor- faktor yang timbul dari luar individu mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

e. Indikator Minat

Minat merupakan suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang”.35 Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan sesuatu hal yang berharga bagi seseorang.

35 Abdur Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu., hlm. 263.

(50)

32

Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhannya.36 Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi minat : 1) Rasa senang

2) Rasa tertarik 3) Perhatian 4) Partisipasi

5) Keinginan/kesadaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan hati/jiwa atau kepentingan kepada sesuatu yang timbul dalam diri individu karena sesuatu itu sangat berharga atau sangat penting untuk kebutuhannya. Adanya minat akan mendorong siswa tersebut untuk memberikan perhatian yang lebih serta konsentrasi terhadap apa yang dipelajarinya.

f. Metode Untuk Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an

Metode merupakan bagian dari strategi, artinya sesuatu teknik atau cara yang tersusun secara sistematis untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan yang sudah direncanakan dalam strategi. Ada beberapa metode yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan minat santri dalam membaca Al-Qur‟an, diantaranya adalah:

36 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran.., hlm. 133.

(51)

33 1. Metode ceramah

Metode ceramah yaitu metode dengan memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah santri pada waktu dan tempat tertentu.

Dengan kata lain, metode ini merupakan sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada santri yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Seperti santri yang kurang aktif dalam belajar atau yang bersifat menerima saja apa yang disampaikan guru. Sebagai tahap awal metode ini sangat membantu para santri untuk memahami arti dari ayat-ayat Al-Qur‟an dan pembelajaran.

Dalam menggunakan metode ceramah ini guru menginstruksikan kepada santri untuk mendengar dan memperhatikan. Karena diharapkan dengan mendengar dan memperhatikan santri mampu mencerna informasi atau penjelasan yang disampaikan oleh guru. Namun tidak jarang guru melakukan pengulangan pada santri anak-anak maupun dewasa yang kurang paham. Metode ceramah ini sangat diminati oleh santri dikalangan ibu-ibu dan bapak-bapak karena dengan metode ini mereka mendapat ilmu atau pemahaman dari Al-Qur‟an.

Metode ceramah diberlakukan untuk semua para santri.

Metode ini digunakan setiap kali pertemuan misalnya guru memberikan penjelasan tentang Al-Qur‟an, bercerita tentang

(52)

34

akhlak dan kebaikan orang-orang muslim atau ilmu tajwid kepada santri biasanya terdapat pada akhir jam pembelajaran di kelas atau disela-sela proses pembelajaran membaca atau menghafal Al- Qur‟an di dalam kelas.

2. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas dimaksudkan disini adalah memberikan tugas seperti menghafal ayat untuk penghafalan Al- Qur‟an kepada semua santri. Untuk metode pemberian tugas ini sangat membantu santri menghafal sesuai kemampuannya, namun dalam memberikan tugas santri tidak dipaksa untuk menghafal sekian juz dari guru tapi santri menghafal sesuai kemampuannya atau untuk melanjutkan hafalannya. Dengan membiasakan mengulang hafalan maka jika tidak diulang kembali sebelum menambah hafalan tersebut akan lupa.37

3. Metode diskusi/tanya jawab

Metode tanya jawab yaitu cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada santri atau dari santri kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian penjelasan melalui lisan guru atau santri. Metode diskusi/tanya jawab ada pada saat guru memberikan waktu senggang. Seperti di akhir proses belajar

37 Husna Welly Anggraini, Komunikasi Instruksional Guru dalam Meningkatkan Minat Membaca dan Mengafal Al-Qur’an di Maqdis Kota Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, dalam jurnal JOM FISIP, Vol 3, No 2, Oktober 2016, hlm 12.

(53)

35

mengajar atau di sela-sela waktu yang pas untuk tanya jawab. Dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh semua santri untuk bertanya tentang ilmu tajwid. Namun untuk para guru yang menjawab pertanyaan tentang Al-Qur‟an atau ilmu tajwid, mereka menjawab pertanyaan sesuai kemampuan atau ilmu mereka masing-masing karena kalau menjawab sesuatu yang tidak diketahuinya akan menimbulkan kesalahpahaman atau tidak sesuai dengan hadis karena ilmu tidak boleh disampaikan tanpa diketahui kebenarannya atau tidak termasuk dalam hadits Al-Qur‟an.

4. Metode tasmi‟

Metode tasmi‟/ mendengarkan adalah metode yang diberikan secara khusus untuk membaca dan menghafal Al-Qur‟an untuk santrinya yang dilakukan dengan cara guru yang membaca kemudian santri yang mengikuti.

5. Metode murajaah

Metode murajaah adalah metode khusus yang diberikan guru dengan mengulang semua hafalan yang sudah dihafal para santri.

Metode ini diterapkan agar santri tidak lupa dengan hafalan mereka, walaupun menambah hafalan mereka harus sering mengulang-ulang hafalan mereka dari awal sampai akhir dengan

(54)

36

bantuan guru yang mengingatkan kembali ayat-ayat atau hafalan yang lupa.38

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada.39 Dalam hal ini, peneliti menggunakan variabel meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an. Maka dari itu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif yang mana kehadiran peneliti mutlak dibutuhkan karena peneliti berperan penting dalam lokasi penelitian (lapangan). kehadiran peneliti bukan ditujukan untuk memengaruhi subjek namun untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat dan secara langsung. Adapun cara yang peneliti gunakan

38 Ibid., hlm. 13.

39 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), hlm. 26.

(55)

37

dalam mendapatkan informasi adalah dengan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dalam pelaksanaannya, peneliti hadir sejak diizinkan untuk melakukan penelitian di lokasi dengan cara mendatangi lokasi tersebut pada waktu-waktu tertentu tanpa menggunakan jadwal secara formal.

Adapun tujuan utama kehadiran peneliti di lokasi penelitian yaitu untuk pencarian dan mengkaji data tentang teknik modeling dalam meningkatkan minat memal Al-Qur‟an di TPQ (Taman Pendidikan Al- Qur‟an) guna mendapat data yang lebih valid dan akurat seperti yang diharapkan oleh peneliti.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) Bany Karim Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah:

a. Kerena TPQ Bany Karim mimiliki tempat belajar yang didesain dengan menarik dan luas sehingga anak-anak tertarik dan nyaman untuk belajar.

b. Melihat program yang diterapkan dalam mendukung program membaca Al-Qur‟an.

c. TPQ ini merupakan salah satu lembaga agama di Desa Langko sehingga para santri dengan mudah belajar Al-Qur‟an dengan lokasi yang dekat dari rumahnya masing-masing.

(56)

38 4. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data skunder.

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti dengan maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Dan yang mejadi sumber data primer dalam penelitian ini yakni yang berhubungan serta berkaitan dengan penerpan teknik modeling dalam meningkatkan minat membaca Al-Qur‟an pada santri TPQ Bany Karim Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, dan melalui proses wawancara, observasi ataupun dokumentasi secara langsung terhadap informasi yang di anggap dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian adalah:

1) Santri TPQ Bany Karim

2) Tenaga Pengajar TPQ Bany Karim 3) Ketua Yayasan TPQ Bany Karim

Gambar

Gambar 2. 1 Lokasi TPQ Bany Karim dari Kecamatan Lingsar
Gambar 2. 3 Lokasi TPQ Bany Karim dari Kota Mataram.
Gambar 2. 2 Lokasi TPQ Bany Karim dari Kabupaten Lombok Barat.
Tabel 2.1 Keadaan Sarana dan Prasarana TPQ Bany Karim Langko.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka meningkatkan kualitas membaca al-quran di TPQ Al- Mubarokah, para ustadz-ustadzah berusaha menerapkan metode pengajaran al-quran yang seefektif mungkin agar

15.45 WIB di kantor TPQ.. metode usmani untuk meningkatkan keterampilan ustadz dan ustadzah dalam mengajar, memperbanyak literatur bacaan yang berhubungan dengan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh ustadz dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur’an santri pondok pesantren Riyadlatul

Hasil penelitian: 1. Upaya Ustadz/ustadzah dalam meningkatkan kemampuan tajwid melalui metode tilawati di TPA Salamatussa’diyah Mojolegi Jombang: a) Ustadz/ustadzah

Upaya Ustadz untuk meningkatkan kedisiplinan santri dalam sholat dhuha ... Upaya Ustadz untuk meningkatkan kedisiplinan santri dalam pemgajian

Dari hasil penelitian diperoleh informasi upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur’an pada Anak TPQ Al-Hidayah 1 Dusun Tugasari adalah interaksi yang baik ustad/ustadzah

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran tenaga pendidik dalam meningkatkan minat belajar santri pada bidang baca tulis al- Qur’an di taman pendidikan al-Qur’an TPQ

Ustadz Saiful : untuk bimbingan dan arahan itu seperti saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung ustadz atau ustadzah harus mendampingi para santri dalam belajar, misalnya