• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Pasar Modal Kegiatan pengaturan Bidang Pengawasan

TINJAUAN OPERASIONAL SEKTOR JASA KEUANGAN

B. Pengaturan BPR

2.1.3 Pengaturan Pasar Modal Kegiatan pengaturan Bidang Pengawasan

Sektor Pasar Modal yang menjadi prioritas me liputi penyusunan pengaturan terkait Perusahaan dan Perdagangan Efek, Pengelolan Investasi, dan Emiten dan Perusahaan Publik.

Detail penyusunan rancangan peraturan baik baru maupun penyempurnaan sebagai berikut:

a. Pengaturan terkait Transaksi dan Lembaga Efek

Selama periode laporan, OJK telah me- nerbitkan tiga peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait Transaksi dan Lembaga Efek sebagai berikut:

1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 22/POJK.04/2014 tentang Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal.

Peraturan ini menggantikan Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan di bidang pasar modal.

Penyempurnaan bertujuan untuk mend- ukung peningkatan investor pasar modal.

Beberapa perubahan antara lain terkait dengan klasifikasi customer due diligence, perubahan kebijakan terkait dokumen pendukung nasabah berupa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pelaksanaan customer due diligence oleh pihak ketiga, dan kebijakan terkait pertemuan langsung (face to face).

2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

Peraturan ini merupakan pengganti Per- aturan Bapepam-LK Nomor III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan III.B.7 tentang Dana Jaminan tentang Dana Jaminan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dalam rangka penerapan manajemen risiko ter- hadap penyelesaian transaksi bursa yang diidentifikasi sebagai transaksi tidak wajar dan berdampak sistemik terhadap risiko penggunaan dana jaminan.

3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.04/2014 tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

Peraturan ini merupakan pengganti Per- aturan Bapepam-LK Nomor V.B.1 tahun 2010 tentang Perizinan Wakil Perusaha an Efek dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaku individu, agar dapat me- menuhi kebutuhan pasar tenaga pro- fesional bagi Perusahaan Efek.

Peraturan Sedang dalam Pembahasan Internal

Terdapat tiga regulasi terkait Transaksi dan Lembaga Efek yang sedang dalam proses penyusunan dan penyempurnaan adalah 1) Penyusunan RPOJK terkait Pedoman Tran-

sak si Repo Bagi Lembaga Jasa Ke uangan;

2) Penyusunan RPOJK sebagai penyempurna- an peraturan Perizinan Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pe- dagang Efek; dan

3) Penyusunan Surat Edaran OJK tentang Kontribusi Dana Jaminan yang didasarkan pada nilai Transaksi.

b. Pengaturan Pengelolaan Investasi

Selama periode laporan, OJK telah menerbitkan enam Peraturan OJK tentang industri pe- ngelolaan investasi, sebagai berikut:

1) Peraturan OJK Nomor 15/POJK.04/2014 tentang Laporan Bulanan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset

Peraturan ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap produk investasi berbentuk KIK EBA dengan mewajibkan Manajer Investasi untuk menyampaikan lapor an secara periodik kepada OJK

mengenai perkembangan KIK EBA yang dikelola termasuk perkembangan kualitas tagihan-tagihan yang menjadi aset yang mendasari (underlying aset) KIK EBA.

2) Peraturan OJK Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pe- laporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan

Peraturan ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam kegiatan pem biayaan sekunder perumahan se- bagai alternatif sumber pendanaan bagi perbankan dalam pendanaan Kredit Pe- milik an Rumah (KPR) melalui proses sekuritisasi

3) Peraturan OJK Nomor 24/POJK.04/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi- Fungsi Manajer Investasi

Peraturan ini bertujuan untuk meningkat- kan capacity building dari Manajer Investasi melalui penambahan fungsi Audit Intenal sebagai bagian dari tugas koordinator fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko, peninjauan kembali persyaratan kualifikasi para koordinator masing-masing fungsi serta pengaturan fungsi-fungsi Manajer Investasi yang dapat dialihdayakan kepada pihak lain yang dimaksudkan untuk me- ningkatkan efisiensi dalam kegiatan operasional pengelolaan dana oleh Manajer Investasi

4) Peraturan OJK Nomor 25/POJK.04/2014 tentang Perizinan Wakil Manajer Investasi Peraturan ini bertujuan untuk meningkat- kan capacity building WMI melalui pe- nambahan kewajiban melakukan pen- didikan berkelanjutan dan meningkat- kan pengawasan terhadap WMI melalui penambahan ketentuan masa berlaku izin WMI jika orang perseorangan yang memiliki izin WMI tidak lagi bekerja pada Perusahaan Efek

5) Peraturan OJK Nomor 37/POJK.04/2014 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas Peraturan ini bertujuan untuk memperjelas karakteristik Reksa Dana KIK Penyertaan Terbatas yang hanya dapat berinvestasi pada Efek yang tidak ditawarkan melalui mekanisme Penawaran Umum (private placement). Hal ini sebagai upaya untuk mendukung perkembangan sektor riil dengan menjembatani aliran dana investasi dari investor Reksa Dana ke sektor riil terutama proyek-proyek infrastruktur 6) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

39/POJK.04/2014 tentang Agen Penjual Efek Reksa Dana

Peraturan ini bertujuan untuk meningkat- kan basis investor Reksa Dana melalui per- luasan jalur distribusi Reksa Dana. Dalam pe- nyempurnaan ini akan memperkenan kan pihak-pihak selain perbankan untuk dapat menjadi APERD, meningkatkan capacity building APERD melalui peningkatan per- syaratan pendaftaran APERD serta me- ningkatkan pengawasan APERD melalui penambahan ketentuan kewajiban pe- laporan kegiatan penjualan oleh APERD secara bulanan, pelaporan pembukaan/

penutupan kantor cabang dan pelapor- an penerimaan/pemberhentian pegawai tenaga pemasaran (WAPERD).

Peraturan Telah dan Sedang Public Hearing

Adapun regulasi yang terkait pengelolaan investasi yang sedang dalam proses penyusunan dan penyempurnaan oleh OJK adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan RPOJK sebagai penyempurna- an Peraturan Nomor V.G.1 Tentang Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi;

b. Penyusunan rancangan Surat Edaran OJK tentang Pricing Error;

c. Penyusunan peraturan baru tentang Reksa Dana Berbasis Efek Luar Negeri; dan d. Penyusunan peraturan baru tentang Hedge

Fund.

c. Pengaturan Emiten dan Perusahaan Publik

Selama periode laporan, OJK telah menerbitkan enam peraturan terkait dengan Emiten dan Perusahaan Publik sebagai berikut:

1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka

Tujuan penyusunan peraturan adalah me- ningkatkan penerapan prinsip-prinsip pe- ngelolaan perusahaan yang dan praktik yang berlaku secara internasional bagi Emiten dan Perusahaan Publik khususnya mengenai perlindungan hak pemegang saham yang terkait dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik

Perubahan Peraturan bertujuan mening kat- kan penerapan prinsip-prinsip penge lola an perusahaan yang baik bagi Emiten dan Perusahaan Publik khususnya mengenai tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris. Penyempurnaan peraturan ini akan memberikan landasan hukum yang kuat dalam meningkatkan kualitas Direktur dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik.

3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

Peraturan ini ditujukan untuk mewajibkan

Emiten dan Perusahaan Publik agar memiliki Komite Nominasi dan Remunerasi. Komite Nominasi dan Remunerasi diharapkan dapat menciptakan proses pencalonan serta pemilihan terhadap anggota Direksi dan Dewan Komisaris menjadi lebih baik dan transparan

4) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Per- usaha an Emiten Atau Perusahaan Publik Tujuan dari penyempurnaan peraturan ini adalah penerapan prinsip tata kelola perusahaan khususnya dalam hal pe- ningkatan peran dan tanggung jawab sekretaris perusahaan serta peningkatan kualifikasi sekretaris perusahaan di pasar modal Indonesia melalui training, sertifikasi atau penyesuaian dengan standar yang ber laku di dunia internasional. Revisi Per- aturan ini juga merupakan rekomendasi Roadmap Tata kelola Perusahaan Indonesia.

5) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/POJK.04/2014 tentang Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang Dan/Atau Sukuk

Penyempurnaan peraturan ini bertujuan untuk menyempurnakan ketentuan terkait dengan pelaporan kepada OJK, fleksibilitas kepada Emiten atau Perusahaan Publik ter- kait dengan mekanisme pelaksanaan, dan menyelaraskan dengan Peraturan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum

6) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Penyempurnaan Peraturan tentang Pe- nambah an Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) bertujuan untuk meminimalisir perbedaan interpretasi be- berapa pasal dalam peraturan tersebut dan memperbaiki kualitas keterbukaan informasi bagi pemegang saham sehingga

mendapatkan informasi yang cukup dalam rangka memberikan keputusan dalam RUPS terkait dengan penambahan modal tersebut.

Peraturan Sedang dalam Pembahasan Internal

Kegiatan penyusunan regulasi terkait Emiten dan Perusahaan Publik yang masih dalam proses adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan RPOJK terkait Penyempurna- an Peraturan Nomor X.K.1 Tentang Ke- terbuka an Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik;

2) Penyusunan RPOJK terkait Emiten dan Perusahaan Publik Yang Dikecualikan Ke- wajib an Penyampaian Laporan dan Pe- ngumuman;

3) Penyusunan RPOJK terkait Penawaran Saham Dalam Program Kepemilikan Saham Perusahaan Terbuka Oleh Karyawan, Direksi, dan/atau Dewan Komisaris;

4) Penyusunan RPOJK terkait penyempurna an Peraturan Nomor IX.H.1 tentang Pengambil- alihan Perusahaan Terbuka;

5) Penyusunan RPOJK terkait penyempurnaan Peraturan Nomor IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

6) Penyusunan RPOJK terkait penyempurnaan Peraturan Nomor IX.D.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan Peraturan Nomor IX.D.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

7) Penyusunan RPOJK terkait penyempurnaan Peraturan Nomor IX.C.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum;

8) Penyusunan RPOJK terkait penyempurnaan Peraturan Nomor X.K.4 tentang Laporan

Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum; dan

9) Penyusunan Ketentuan terkait Reposisi Peran Profesi Penunjang Pasar Modal.

d. Peraturan Self Regulatory Organization (SRO)

Menindaklanjuti pengajuan atas usulan pe- nyempurnaan Peraturan dari SRO (PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia serta PT Kustodian Sentral Efek Indonesia), OJK telah melakukan hal hal sebagai berikut :

1) Memberi persetujuan atas dua ketentuan Self Regulatory Organization (SRO) sebagai berikut :

a) Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-A.1 tentang Ketentuan Pencatatan Khusus Bagi Calon Perusahaan Tercatat di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara. Tujuan dari penyempurna an peraturan bursa tersebut, selain untuk mendorong meningkatnya jumlah per- usahaan pertambangan untuk masuk Bursa Efek juga mengatur me ngenai persyaratan-persyaratan umum bagi perusahaan pertambangan yang ingin mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek b) Peraturan PT Kustodian Sentral Efek

Indonesia yang menyangkut Akses, Pemeriksaan, dan Sanksi

2) Membahas empat draft peraturan Self Regulatory Organizations:

a) Penyempurnaan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep- 00406/BEI/10-2009 tentang Partisipan dan No.Kep-00405/BEI/10-2009 tentang Pelaporan Transaksi Obligasi Melalui Centralized Trading Platform,

b) Penyempurnaan Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor III-B tentang Ke- anggotaan Kontrak Berjangka dan Opsi

c) Penyempurnaan Peraturan Bursa Efek Indonesia I-G Tentang Pencatatan Sukuk; dan

d) Penyempurnaan Peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor III-A tentang Keanggotaan Kliring Kontrak Berjangka dan Opsi,