• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Data Kualitatif

Bab 7 Pendekatan Penelitian Kualitatif

7.9 Pengelolaan Data Kualitatif

jenis informan diatas adalah untuk tujuan validitas data menggunakan metode triangulasi. Peneliti sebaiknya mengumpulkan informasi dari informan tersebut secara berurutan mulai dari informan kunci, informan utama, dan informan pendukung. Penelitian kualitatif tidak mengenal adanya jumlah sampel minimum (sample size). Umumnya penelitian kualitatif menggunakan jumlah sampel kecil. Bahkan pada kasus tertentu menggunakan hanya 1 informan saja. Setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan jumlah informan yaitu kecukupan dan kesesuaian (Martha and Kresno, 2016).

Pemilihan informan dapat didasarkan pada dua aspek yaitu teori dan praduga, yang keduanya berlandaskan pada kedalaman pemahaman atau pengalaman dari responden/informan (bukan didasarkan pada pilihan yang acak).

Pemilihan informan berdasarkan teori atau theoretical sampling cocok dilakukan jika tujuan utama pengumpulan data adalah untuk mengembangkan teori secara substantif. Teknik pemilihan informan dengan praduga (A priori sampling) sering digunakan dalam penelitian kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan menentukan karakteristik informan berdasarkan masalah dan tujuan penelitian. Misalnya jika penelitian kualitatif bermaksud mendalami perilaku kesehatan dan perilaku remaja pada satu komunitas, maka informan penelitian akan dipilih dari komunitas tersebut (Ulin, Robinson and Tolley, 2005).

Pemilihan informan pada penelitian kualitatif sepenuhnya ditentukan oleh peneliti, sehingga(Patton, 2002) menyebutnya dengan purposeful sampling, yaitu memilih kasus yang informatif (information-rich cases) berdasarkan strategi dan tujuan yang telah ditetapkan peneliti, yang jumlahnya tergantung pada tujuan dan sumberdaya studi.

Miles dan Huberman (1994) menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification). Dalam pelaksanaannya reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi, merupakan sebuah langkah yang sangat luwes, dalam arti tidak terikat oleh batasan kronologis. Secara keseluruhan langkah-langkah tersebut saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehingga model dari Miles dan Huberman disebut juga sebagai Model Interaktif.

7.9.1 Jenis Data Kualitatif

Menurut (Poerwandari, 2011) hal-hal yang penting untuk disimpan dan diorganisasi dalam data kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Data “mentah” berupa catatan lapangan, hasil perekaman.

2. Data yang sudah diproses sebagian (transkrip wawancara, catatan refleksi peneliti).

3. Data yang sudah ditandai/dibubuhi kode-kode spesifik (dapat terdiri atas beberapa tahapan pengolahan).

4. Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas melalui skema.

5. Memo dan draft insight untuk analisis data (refleksi konseptual peneliti mengenai arti konseptual data)

6. Catatan pencarian dan penemuan (search and retrieval records), yang disusun untuk memudahkan pencarian berbagai kategori data.

7. Display/tampilan data melalui skema atau jaringan informasi dalam bentuk padat/esensial.

8. Episode analisis (dokumentasi dari langkah-langkah dan proses penelitian).

9. Dokumentasi umum yang kronologis mengenai pengumpulan data dan langkah analisis.

10. Daftar indeks dari semua materi.

11. Teks laporan (draft yang terus-menerus ditambah dan diperbaiki).

7.9.2 Tahapan Pengelolaan Data Kualitatif

Kegiatan dalam pengelolaan/manajemen data kualitatif meliputi hal-hal berikut:

1. Pembuatan format/formulir (dalam bentuk hard copy dan atau soft copy) untuk kegiatan pengumpulan data melalui metode wawancara mendalam, diskusi kelompok dan pengamatan. Format mencakup informasi mengenai:

a. waktu dan tempat wawancara/diskusi kelompok/ pengamatan;

b. keterangan pewawancara (nama dan kontak detail);

c. tujuan wawancara/diskusi kelompok/pengamatan;

d. gambaran umum lokasi penelitian;

e. keterangan umum atau sosial demografi dari informan;

f. topik terpilih untuk informasi yang akan digali.

2. Pembuatan rencana matriks Pengumpulan Data yang akan dikumpulkan. Matrik dapat mencakup informasi mengenai topik- topik terpilih yang akan dianalisis dan mempertimbangkan atau memperhatikan beberapa kemungkinan topik baru yang muncul dalam kegiatan pengumpulan data.

3. Pembuatan jadwal kegiatan dan lokasi untuk kegiatan wawancara, diskusi kelompok terarah dan pengamatan. Jadwal ini penting untuk dokumentasi atau pengarsipan waktu pengumpulan data.

4. Mempersiapkan folder-folder yang diperlukan untuk menyimpan hardcopy maupun softcopy data. Untuk hard-copy (form, catatan pengumpulan data disimpan dalam setiap map plastik per narasumber).

5. Mempersiapkan formulir persetujuan dan penjelasan penelitian untuk informan (informed consent), baik tertulis maupun verbal.

6. Mempersiapkan alat perekam suara dan visual serta untuk kegiatan pengumpulan data dan memastikan kegiatan pengumpulan data terekam dengan baik.

7. Pembuatan back-up data dengan menyimpan hasil transkrip dalam bentuk softcopy maupun hardcopy, termasuk juga menyimpan arsip hasil diskusi kelompok terarah dan pengamatan. Back-up rekaman

suara dari hasil Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion) dan Wawancara Mendalam (Indepth interview) juga penting dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan (misal:

rekaman terhapus) (Morse and Field, 1995)

8. Data yang akan dianalisis dapat dipersiapkan dalam file berbentuk elektronik. Ada beberapa software yang bisa digunakan untuk penyimpanan dan pengelolaan serta analisis awal data kualitatif (N- vivo, EZ-Text, dan lain-lain). Walaupun demikian, sebagian besar peneliti kualitatif masih tetap menganalisis data secara manual untuk tahapan akhir dari analisis data dengan melihat content, narasi, matriks serta hasil pengamatan dan diskusi. Penjelasan lebih detail mengenai analisis data akan ditampilkan dalam bagian terpisah.

9. Hasil analisis data selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi, skema, matriks/tabel teks dan gambar atau video.

10. Penyimpanan data dalam pengelolaan/manajemen data kualitatif juga memegang peranan penting. Sistem penyimpanan yang baik menjadi hal yang sangat dibutuhkan karena dapat menjamin semua dokumen dan data penting tidak hilang. Di samping itu, dengan sistem penyimpanan yang baik juga dapat menjamin ketersediaan data sehingga mudah ditemukan pada saat diperlukan untuk analisis, menulis atau membandingkan hasil, atau menindaklanjuti data yang telah ada dengan data baru di masa yang akan datang.

Penyimpanan data kualitatif ini juga meliputi: proposal penelitian, protokol penelitian, termasuk di dalamnya instrumen/pedoman pengumpulan data, catatan lapangan, peta wilayah dari lokasi penelitian, informed consent yang digunakan, data sosio-demografi penduduk di lokasi penelitian, buku kode (istilah lokal), petunjuk pengumpulan data, transkrip FGD dan WM (Wawancara Mendalam), matriks, panduan interview, rekaman suara dan video, foto atau gambar dan bahan-bahan terkait lainnya. Setiap judul penelitian memiliki folder khusus untuk menyimpan semua data dan dokumen tersebut diatas (Kusumawardani et al., 2015)