Bab 8 Populasi dan Sampel Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
8.4 Sampel Dalam Penelitian Kuantitatif
8.4.1 Teknik Sampling Penelitian Kuantitatif
Jika syarat sampel tersebut tidak terpenuhi, kesimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi dapat menjadi bias (Rachmat, 2017).
Gambar 8.2: Skema Teknik Sampling (Sugiyono, 2001) Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2001).
Teknik sampling ini meliputi:
1. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama (Weirsma, 1975). Ada dua cara teknik pengambilan sampel dengan cara acak sederhana yaitu dengan mengundi anggota populasi atau teknik undian, dan dengan menggunakan tabel bilangan atau angka random. Teknik simple random hanya boleh dilakukan apabila populasinya homogen.
Gambar 8.3: Teknik Simpel Random Sampling (Sugiyono, 2001)
Kelebihan: metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah untuk dimengerti.
Kekurangan:
a. Harus tersedia daftar kerangka sampling (sampling frame) Apabila kerangka sampling belum tersedia, maka harus dibuat terlebih dahulu. Proses ini kemungkinan akan memakan waktu sehingga akan lama dalam prakteknya.
b. Sifat individu harus homogen, kalau tidak memungkinkan akan terjadi ”bias” di mana apabila karakteristik sampel berbeda dengan populasi akhirnya sampel menjadi tidak representatif menggambarkan populasi subjek penelitian (Riyanto, 2011).
2. Proportionate Stratified Random Sampling
Stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis (Margono, 2004).
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2001).
Syarat-syarat yang harus dipenuhi jika akan menggunakan metode pengambilan sampel acak stratifikasi, yaitu:
a. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang dipergunakan untuk membuat tingkatan.
b. Harus diketahui dengan tepat jumlah unit penelitian dari setiap strata dalam populasi
c. Harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk membuat tingkatan dalam populasi.
Kelebihan:
a. Semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili
b. Memberikan presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengambilan sampel acak sederhana.
c. Peneliti dapat meneliti hubungan atau perbedaan antara satu strata dengan strata yang lain.
Kekurangan:
a. Harus menyusun rangka sampel secara terperinci untuk setiap strata sebelum dilakukan pengambilan sampel.
b. Kemungkinan membutuhkan biaya dan waktu yang banyak (Riyanto, 2011).
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
Merupakan teknik yang hampir mirip dengan Proportionate Stratified Random Sampling dalam hal heterogenitas dan strata populasinya namun populasi kurang proporsional/seimbang (Sugiyono, 2001).
4. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut (Margono, 2004), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis (desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya), unit organisasi, misalnya klinik, profesi, pemuda, dan sebagainya. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
Metode pengambilan sampel dalam Cluster:
a. Membagi daerah penelitian ke dalam kelompok-kelompok (misalnya; desa, RW dan sebagainya), kemudian susunlah daftar kelompok.
b. Tetapkan jumlah kelompok yang akan dipilih atas dasar jumlah subjek atau kesatuan analisis sampel yang dikehendaki.
c. Pilihlah kelompok sampel dengan simple random atau sistematik d. Identifikasi seluruh individu yang berada di dalam kelompok
yang terpilih
Contoh; penelitian mengenai perilaku pemberian ASI pada bayi di Kecamatan X yang terdiri dari 10 desa, dengan sampel sebesar 5 desa dari 10 desa tersebut. Langkah terakhir meneliti atau mengobservasi semua ibu yang mempunyai bayi di desa yang terpilih menjadi sampel.
Gambar 8.4: Teknik Cluster Random Sampling (Sugiyono, 2001) Kelebihan:
a. Tidak diperlukan daftar kerangka sampling dari unit elementer untuk seluruh populasi, cukup untuk kelompok yang terpilih saja sehingga biaya dan waktu yang diperlukan lebih sedikit.
b. Lebih mudah dilakukan untuk survei kepada manusia Kekurangan:
a. Menghasilkan estimasi parameter dengan presisi yang lebih rendah dibandingkan dengan acak sederhana
b. Sangat sulit untuk menghitung standar error (Riyanto, 2011).
Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2001). Hal ini dikarenakan pengambilan sampel tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, melainkan semata-mata hanya berdasarkan aspek-aspek kepraktisan saja.
Teknik sampel ini meliputi:
1. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100 (Sugiyono, 2001).
2. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2001). Dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang (Margono, 2004).
3. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001).
Teknik ini juga disebut incidental sampling atau convenience sampling.
4. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja (Sugiyono, 2001).
5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh atau saturation sampling adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2001).
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dimulai dengan menentukan kelompok kecil, kemudian sampel ini diminta untuk menunjukkan teman-temannya untuk dijadikan sampel, kemudian teman-temannya tersebut menunjukkan teman-temannya yang lain. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar (Sugiyono, 2001).
Gambar 8.5: Teknik Snowball Sampling (Sugiyono, 2001)