• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Minat Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi terhadapsemua situasi yang ada di sekitar individu (siswa). Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Menurut Sudjana belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing komponen tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.20

Menurut pendapat tradisioanal belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Belajar menurut pendidikan modern Belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Hilgart dan Bower dalam buku Theries Of Learning mengemukakan, belajar berhubungan dengan perubahan

19Haryati Sri, Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning, (Magelang:

Graha Cendekia, 2017), hlm. 18-19.

20Nurdyansyah, Eny Fariyatu Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013, (Siduarjo: Nizamia Learning Center: 2016), hlm. 2.

tingkah laku seseoranag terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya secara berulang-ulang dalam situasi itu (belajar).

Gagne, dalam buku the condition of learning menyatakan bahwa, belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama-sama dengan isi ingatan memengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.21

Minat adalah suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan (Slameto), perhatian (Lin dan Huang), fokus, ketekunan, usaha, pengetahuan, keterampialan (Ainley, Hilman, dan Hindi), motivasi (Rapp, Hindi, Rennigger), pengetur prilaku (Wang dan Adesope), dan hasil interaksi seseorang atau individu dengan konten atau kegiatan tertentu (Shiefele). Minat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran akademi, domain pengetahuan dan bidang studi tertentu bagi individu (Hindi, Berndoff, dan Ainley). Hindi dan Renniger meyatakan bahwa minat mempengaruhi tiga aspek penting dalam pengetahuan seseorang, yaitu perhatian, tujuan dan tingkat pembelajaran (Wang dan Adesope).22

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah sutu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri.Semakin

21Rahman Saleh Abdul, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Ciputan:

Kencana, 2004, hlm. 27.

22Siti Nurhasanah, A. Sobandi, “Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa

Pendidikan Menejemen Perantoran, Vol. 1, No. 1, Agustus 2016, hlm. 130.

kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Jadi, minat dapat di ekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukali suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.23

Minat belajar yang dimiliki oleh siswa sangat erat kaitannya dengan prestasi belajar yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan dengan adanya minat untuk belajar, maka siswa akan bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas atau dalam sekolah, sehingga dapat mepengaruhi prestasi belajar yang dihasilkan.

Bloom (dalam Susanto) menunjukkan bahwa prestasi dan minat belajar saling berhubungan dan saling mepengaruhi.

Jadi, Minat belajar merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa. Minat belajar yang cukup besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap mata pelajaran ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari temannya, kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat,aktif dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi.24

23Djaali, psikologi pendidikan, ( Jakarta: bumi aksara, 2017), hlm. 121.

24Kabela Putri, Sutrisno Djaja, Bambang Suyadi, “Pengaruh Minat Belajar Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Prajekan Kabupaten Bondowoso Tahun Ajaran 2016/2017”, Pendidian Ekonomi, Vol .11, nomor 1, 2017, hlm. 1.

Minat berperan penting dalam segala hal, karena dengan adanya minat seorang anak akan lebih semangat dalam melakuan sesuatu tanpa merasa adanya paksaan. dan juga, minat mempunyai pengaruh besar dalam kegiatan belajar. Apabila siswa mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal, maka siswa akan terus berusaha untuk melakuannya, sehingga apa yang di inginkan dapat tercapai. Seperti yang dinyataan oleh (Bloom) bahwa minat adalah apa yang di sebutkan sebagai subjet-related affet, yang di dalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi pembelajaran.25

2. Fakaktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

Dalam minat belajar seorang siswa memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar yang berbeda-beda, menurut (Syah) membedakannya menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yaitu:

1) Aspek fisiologis

kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.

25Amni Fauzian, Asihnrosnaningsih, Samsul Azhar, “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN Poris Gaga 05 Kota Tangerang”, JPSD, Vol. 4, Nomor. 1, Oktober 2017, hlm. 49.

2) Aspek psikologis

Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa yang terdiri dari, intelegensi, bakat ssiswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman kelas/sekelas.

2) Lingkungan nonsosial

Lingkungan sosial terdiridari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah, tempat tinggal, alat-alat belajar.

c. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.26

26Siti Nurhasanah, A.Sobandi, “Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa ,Jurnal”, Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 1, nomor. 1, Agustus 2016, hlm.135–142.

3. Pentingnya minat belajar dan indikator minat belajar

Minat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan siswa.

Karna dengan minat siswa yang tinggi dalam belajar akan mendorongnya untuk memmiliki kemauan yang tinggi dalam mengikuti pelajaran. Minat belajar yang tinggi siswa memperoleh pengetahuan dan wawasan serta hasil belajar yang baik.27

Minat belajar merupakan sifat yang penting untuk dimiliki oleh siswa.28 Minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Dengan minat orang akan berusaha mencapai tujuannya. Oleh karena itu minat dikatakan sebagai salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan.29

Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik maka peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya bila bahan pelajaran menarik minat peserta didik, maka pelajaran mudah dipelajari dan diingat karena adanya minat sehingga menambah minat dalam kegiatan belajar mengajar.

27 Lusi Marleni,”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangkinang”, Pendidikan Matematik, Vol. 1 , No. 1, Mei 2016. hlm. 151.

28Rizki Nurhana Fitriani, Rahmat winata, Analisis Minat Belajar Pada Pembelajaran Matematika”, Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, Vol. 4, No. 1, Maret 2019. hlm. 7

29 Andi Achru p, Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran, Jurnal Idaaraha, Vol. III, No. 2, Desember 2019. hlm. 207

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan yang mendorong peserta didik untuk belajar. Peserta didik yang berminat pada pelajaran akan terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan peserta didik yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk tekun karena tidak ada pendorongnya. Untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar peserta didik harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga mendorong peserta didik tersebut untuk terus belajar.

Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari. Hal ini diterangkan oleh Sardiman yang menyatakan berbagai fungsi minat, sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang serasi guna mencapai tujuan.

Fungsi minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah:

a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta b. Minat memudahkan tercapainya konsentrasi.

c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar

d. Minat memperkuat pelekatnya bahan pelajaran dalam ingatan e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.30

Menurut Safari, ada beberapa indikator utuk mengukur minat belajar siswa untuk belajar, yaitu perhatian, ketertarikan, rasa senang, dan keterlibatan.

Adapun menurut Slameto, siswa yang memiliki minat belajar biasanya ditandai dengan adanya perasaan senang utuk belajar, ada partisipasi atau keterlibatan, dan sikap penuh perhatian.31

Dalam penelitian ini, indikator yang akan digunakan adalah perhatian, ketertarikan, rasa senang, dan keterlibatan, yaitu:

a. perhatian

Perhatian iyalah pemusatan energi psikis atau pikiran dan perasaan terhadap suatu objek peseerta didik yang memiliki minat terhadap suatu obyek akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terrhadap materi yang dipelajarinya.32

b. ketertarikan

orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terdapat kecendrungan yang kuat tertarik pada guru dan mata pelajaran yang diajarkan sehingga ketertarikan merupakan indicator yang menunjukkan minat seseorang.

30 Ibid., hlm. 212.

31 Ricardo, Intansari Meilani Rini,”Minat Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Pendidikan Menejemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017, hlm. 190-191.

32Anitah, Trategi Pembelajaran di SD, (Jakarta, Rineka Cipta, 2007). hlm. 110.

c. rasa senang

setiap seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu, iya cenderung mengetahui hubungan antara perasaan senang dan minat.33

d. keterlibatan

keterlibatan yaitu kemauan, keuletan dan kerja keras yanhg tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar dimana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah.34

C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian pembelajaran sejarah kebudayaan Islam

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Menurut undang-undang republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik

33Noor Komala Pratiwi, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua Dan Minat Belajar Siswa Terhadap prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMK Kesehatan Di Kota Tangerang, Jurnal Pujangga, Vol. 1, No. 2, Desember 2015. hlm. 89

34Anitah, Trategi Pembelajaran di SD,. hlm. 110.

dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.35

Sejarah mula-mula berasal dari bahasa arab “syajara”, artinya terjadi, “syajaratun” (baca: syajarah) artinya pohon kayu. Pohon menggambarkan pertumbuhan terus-menerus dari bumi ke udara dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta buahnya. Memang di dalam kata sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian (yamin).

Begitulah sejarah yang berarti pohon, juga berarti keturunan, asal- usul atau silsilah. Orang yang sudah lama berhubungan dengan ilmu sejarah, termasuk mereka yang mempelajarinya dengan agak mendalam, arti kata syajarah tidak sama dengan kata sejarah, akan tetapi kedua perkataan itu berhubungan satu dengan yang lain.

Sejarah bukan hanya berarti pohon, dalam arti “pohon keluarga"

juga tidak hanya berarti keturunan, asal-usul dan silsilah.Walaupun demikian, kalau kita mempelajari sejarah, sekurang-kurangnya kita tentu mempelajari keturunan, asal-usul dan silsilah (syajarah an- nasab).36

Tamburaka menyatakan bahwa “sejarah adalah cerita perubahan- perubahan, peristiawa-peristiwa atau kejadian masa lampau yang telah diberi tafsir atau alasan dan dikaitkan sehingga membentuk satu

35Aprida Pane, Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar Dan Pembelajaran”, Kajian Ilmu- Ilmu Keislaman, Vol. 03, No. 2, Desember 2017, hlm. 337

36Noto susanto, Nugroho, Norma-norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sejarah, (Jakarta: Pusat Sejarah ABRI, 1971), hlm. 13.

pengertian yang lengkap”. Kebudayaan menurut Anshari, mengatakan bahwa, kebudayaan merupakan hasil karya cipta (pengolahan, pengerahan, dan pengrhan terhadap alam oleh) manusia dengan kekuatan jiwa dan raganya yang menyatakan diri dalam berbagai kehidupan dan penghidupan manusia sebagai balasan atas segala tantangan, tuntunan dan dorongan dari dalam diri manusia menuju arah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia.

Islam merupakan wahyu yang diturunkanoleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap tempat yang bersumber dari kiatb suci Al- Qur’an sebagai penyempurna Wahyu-wahyu Allah sebelumnya. Islam sebagai Diin. Islam tersebut meliputi agama dan kebudayaan.Jadi agama Islam dan kebudayaan adalah yang berasaskan Qur’an Sunnah dan Ijtihad.

2. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

a. Membantu memahami akar budaya dan relasinya dengan berbagai aspek kehidupan nyata

b. Membangkitkan minat terhadap masa lalu yang bermakna Membantu memahami identitas diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya

c. Memperkenalkan pola berfikir ilmiah dari para ilmuwan sejarah.37

37Sidi, Gazalba, Pengantar Sejarah sebagai Ilmu, (Jakarta: Bharata, 1966), hlm. 50.

d. Pembelajaran sejarah memberian contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan social anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik.

e. Untuk mendidik ahlak, selain mengetahui perkembangan agama islam seluruh dunia.38

f. Sejarah sebagai salah satu cabang bertugas untuk menyelidiki peristiwa dan perbuatan penting manusia di masa lalu, bukan hanya sebagi peristiwa dan perbuatan masalalu, melainkan sebagai sesuatu yang telah mempengaruhi dan membentuk masa sekarang serta berguna bagi perencanaan kehidupan masa depan.39

3. kompetensi Inti sejarah kebudayaan islam kelas VIII

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati ( jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli,toleransi, gotong royong, santun , percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dalam keberadaanya.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasa berdasaran rasa ingi tahunya tentang ilmu pengetahuan, tenknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian tampak mata.

38Chabib Toha, dkk, Metodelogi Pengajaran Agama, (Semarang: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 222-223.

39 Ismail Thoib, Pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam Membangun Muslim Berkarakter Kritis, (Mataram: Insane Madani Institute (iMANi), 2019), hlm. 164.

KI 4 : mencoba, mengolah, menyaji nyaji dalam ranah konkret, (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikkasi, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah absatrak (menulis, membaa, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari diseolah dan sumber lain yang semuadalam sudut pandang/teori

4. kompetensi dasar sejarah kebudayaan islam

1.1 Menghayati ibrah atau nilai-nilai dari proses berdirinya dinasti AL Ayubiyah

1.2 Meneladani perilaku istikomah seperti yang dicontohkan oleh oleh para Khalifah dari Dinasti Al Ayyubiyah

1.3 Memahami sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah

1.4 Memaparkan peran ilmuan dalam memajukan kebudayaan dan peradaban Islam pada dinasti Al Ayyubiyah

5. Ruang lingkup pembelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas VIII a. Jejak peradaban dinasti Abbasiyah

b. Kecemerlangan ilmuan muslim dinasti Abbasiyah c. Peradaban emas dinasti Abbasiyah

d. Menelusuri jejak sejarah

e. Kegemilangan peradaban dinasti Ayyubiyah

f. Perkembangan islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah

Dari pokok-pokok pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di atas, yang akan diambil untuk diteliti minat belajar siswa adalah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, sebagaimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. diartikan sementara, ialah karena jawaban yang di berikan baru didasarkan pada teori yang relevan yang belum di dasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data.40 Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa dengan menggunakan metode Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs Nurul Iman Dasan Makam Tahun Pelajaran 2020/2021

40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, ( Bandung: Alfabeta, 2018 ), hlm. 63.

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunaan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau imformasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.41 Penelitian adalah salah satu cara yang ditempuh oleh orang untuk mencari jawaban dari pertanyaan.42 Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentuk untuk memperoleh data dan imformasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti.43 Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakuan dengan tujuan tertentu, yang rangkaian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.44 Kelas bukan berwujud ruang tetepi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, sekelompok orang yang sedang belajar dapat kerja di lab, lapangan olah raga, dan workshop.

41 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2006), hlm.

12

42 Miaz Yalvema, Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dan Dosen, (Padang: UNP Press Padang, 2015). hlm. 33

43 Siswani Mulia Dini, Penelitian Tindakan Kelas Dengan Pembelajaran Berbasis Kearifan Local Dan Penulisan Artikel Ilmiah Di SD Negeri Kalisube Banyumas, Khazanah Pendidikan, Vol. IX, No. 2, Maret 2016, hlm. 2.

44Ibid.,hlm. 12.

Dengan menggabungan batasan dari tiga kata diatas, dapat disimpulkan bahawa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.45 Kelas dalam konsep pendidikan dan pengajaran sekelompok peserta didik yang dalam waktuyang sama, belajar yang sama dari pendidik yang sama.46

Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratife. PTK individual merupaan penelitian dimana seorang guru melakukan penelitian di kelasnya maupun kelas guru lain. Sedangan PTK kolaboratif merupakan penelitian dimana beberapa guru melakuan penelitian melakuan penelitin secara sinergis di kelasnya dan anggota yang lain berkunjung ke kelas untuk mengamati kegiatan. PTK memliki karateristik yang berbeda dengan penelitian yang lain.

PTK merupakan penelitian kualitatif meski data yang diperoleh dapat berupa data kuantitaif. 47

Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Dasan Makam Kelas VIII A yang berjumlah 17 orang siswa, terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan.

45Ibid., hlm. 12-13

46Suharsimi Arikonto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta; Bumi Aksara, 2009), hlm. 2.

47 Widyati Ani, Penelitian Tindakan Kelas, Vol. VI, Nomor 1, 2008, hlm. 89.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tidakan atau subjek dalam penelitian ini adalah untuk mengatasi masalah pada Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman Dasan Makam, degan menggunakan metode Jigsaw.Untuk itu, dalam meningkatkan minat belajar maka digunakan metode pembelajaran Jigsaw bagi siswa kelas VIII MTs Nurul Iman.kelas VIII tahun pelajaran 2020/2021 C. Rencana Tindakan

Secara umum penelitian ini bertujuan meningkatan minat belajar siswa kelas VIII A MTs Nurul Iman degan menggunakan metode Jigsaw.

Penelitian ini adalah peneltian tindakan kelas yaitu penelitian terjadinya sebab akibad dari perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak perlakuan tersebut.48 Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dalam beberapa siklus atau lebih, apabila pada siklus 1 tidak tuntas. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun kemudian di observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan.49

48Suharsimi Arikonto, Suharjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm. 1.

49 Tatang Ary Gumanti, Yunidar, Syahruddin, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016), hlm. 253.

Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahapan, Yaitu:

Bagan 1.1 pelaksanaan penelitian tindakan kelas50

50 Suharsimi Arikuonto, Suharjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas….hlm. 42.

Perencanaan

Siklus I

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Siklus II

Pengamatan

Pelasanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan.

Siklus I

a. Perencanaan

1. Peneliti memperkenalkan ke guru pembelajaran metode jigsaw yang akan digunakan untuk meneliti minat belajar siswa

2. Menentukan pokok pembahasan atau materi yang akan diterapkan dengan menggunakan metode jigsaw

3. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode yang akan digunaaan untuk meneliti minat belajar siswa 4. Mempersipakan lembar observasi untuk mencatat aktivitas belajar

siswa dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung

5. Mempersiapakan fasilitas dan sarana pendukung yang akan di perlukan didalam kelas ketika pembelajaran berlangsung

6. Mampersiapkan sub-sub tema yang akan dibagikan ke setiap kelompok

7. Mempersipakan instrument untuk mengukur pencapaian minat belajar dengan metode yang digunakan,yaitu terdiri dari;

a) Lembar observasi aktivitas guru terkait keterlaksanaan RPP b) Lembar observasi aktivitas siswa

c) Lembar kusioner/angket untuk siswa b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat tentang Tokoh-tokoh ilmuan Muslim dan perananya/

peradaban Islam pada dinasti Al Ayyubiyah yang telah disusun oleh peneliti, yang akan dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam, yaitu Bapak Supar. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah kegiatan awal, kegiatan inti, penutup.

c. Pengamatan

Tahap pengamatan ini dilakukan oleh peneliti terhadap proses tindakan yang dikakukan oleh guru. Peneliti melakukan obsevasi terhadap tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru pada saat masuk kelas, saat pembelajaran dimulai sampai akhir pembelajaran dan aktifitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung

d. Refleksi

Pada tahap ke empat ini merupakan kesempatan untuk mengemukakan potret atau gambaran secara utuh jalan tindakan pada siklus yang telah dilaksanakan

Dokumen terkait