• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intervensi

Dalam dokumen UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA (Halaman 38-45)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Intervensi

2.2 Tabel Intervensi Keperawatan (SIKI, 2018)

N o

Analisis Data Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan 1 Tanda gejala mayor:

Data subjektif (tidak tersedia) Data objektif

1. Frekuensi nadi meningkat 2. Nadi teraba

lemah

3. Tekanan darah menurun 4. Tekanan nadi

menyempit 5. Turgor kulit

Hipovolemi b.d kehilangan cairan aktif d.d turgor pada kulit menurun (D.0023)

Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan keseimbangan cairan (L.05020) meningkat dengan kriteria hasil:

1. Kelembaban membran mukosa meningkat 2. Asupan makanan

meningkat

3. Dehidrasi menurun 4. Tekanan darah

membaik

5. Denyut nadi radial

Manajemen hipovolemia (I.03116)

1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia

2. Monitor intake dan output cairan

3. Hitung kebutuhan cairan 4. Berikan asupan cairan

oral

5. Berikan posisi modified trendelenburg

6. Anjurkan

memperbanyak asupan

menurun 6. Membran

mukosa kering 7. Volume urin

menurun 8. Hemtokrit

meningkat Tanda gejala minor:

Data subjektif 1. Merasa lemas 2. Mengeluh haus Data objektif 1. Pengisian vena

menurun 2. Status mental

berubah 3. Suhu tubuh

meningkat 4. Konsentrasi

urin meningkat 5. Berat badan

turun tiba-tiba

6. Membran mukosa membaik

7. Mata cekung membaik 8. Turgor kulit membaik 9. Berat badan membaik

cairan oral

7. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

8. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis 9. Kolaborasi pemberian

cairan IV hipotonis 10. Kolaborasi pemberian

cairan koloid

11. Kolaborasi pemberian produk darah

Manajemen syok hipovolemia (I.02050)\

1. Monitor status kardiopulmonal 2. Monitor status

oksigenasi

3. Monitor status cairan 4. Periksa tingkat

kesadaran dan respon pupil

5. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS 6. Perhatankan jalan napas

paten

7. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%

8. Persiapan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu

9. Lakukan penekanan langsung

10. Berikan posisi syok 11. Pasang jalur IV

berukuran besar 12. Pasang kateter urine

untuk enilai produksi urine

13. Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung 14. Ambil sampel darah

untuk prmrtiksaan darah lengkap dan elektrolit

15. Kolaborasi pemberian infuse cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak 16. Kolaborasi pemberian

transfusi darah, jika perlu

2 Tanda gejala mayor: Diare b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare (I.03101)

Data subjektif (tidak tersedia) Data objektif

1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam 2. Fases lembek

atau cair Tanda gejala minor:

Data subjektif 1. Urgency 2. Nyeri/keram

abdomen Data objektif 1. Frekuensi

peristaltik meningkat 2. Bising usus

hiperaktif

malbsorpsi d.d defekasi lebih dari tiga kali dengan

konsistensi fases lembek

(D.0020)

selama 3x24 jam diharapkan eliminasi fekal (L.04033) membaik dalam kriteria hasil:

1. Kontrol pengeluaran fases meningkat 2. Konsistensi fases

membaik

3. Frekuensi defekasi membaik

4. Peristaltik usus membaik

1. Identifikasi penyebab diare

2. Identifikasi riwayat pemberian makanan 3. Identifikasi gejala

invaginasi 4. Monitor

warna,volume, frekuensi, dan konsistensi tinja 5. Monitor tanda gejala

hipovolemia 6. Monitor isitasi dan

ulserasi kulit di daerah perianal

7. Monitor jumlah pengeluaran diare 8. Monitor keamanan

penyajian makanan 9. Berikan asupan cairan

oral

10. Berikan cairan intravena

11. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit

12. Ambil sampel fases untuk kultur, jika perlu 13. Anjurkan makanan

porsi kecil dan sering secara bertahap 14. Anjurkan menghindari

makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa 15. Anjurkan melanjutkan

pemberian ASI 16. Kolaborasi pemberian

obat antimotilitas 17. Kolaborasi pemberian

obat antispasmodic/

spasmolitik

18. Kolaborasi pemberian obat pengeras fases Pemantauan cairan (I.03121)

1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi

2. Monitor frekuensi napas

3. Monitor tekanan darah 4. Monitor berat badan 5. Monitor waktu

pengisian kapiler

6. Monitor elastisitas dan turgor kulit

7. Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine 8. Monitor kadar albumin

dan protein total 9. Monitor hasil

pemeriksaan serum 10. Monitor intake dan

output cairan 11. Identifikasi tanda-

tanda hipovolemia 12. Identifikasi faktor

risiko

ketidakseimbangan cairan

13. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien 14. Dokuemntasi hasil

pemantauan 15. Jelaskan tujuan dan

prosedur pemantauan 16. Informsikan hasil

pemantauan, jika perlu 3 Tanda gejala mayor:

Data subjektif 1. Mengeluh nyeri Data objektif

1. Tampak meringis 2. Bersikap protektif 3. Gelisah 4. Frekuensi nadi

meningkat 5. Sulit tidur Tanda gejala minor:

Data subjektif (tidak tersedia) Data objektif

1. Tekanan darah meningkat 2. Pola napas

berubah 3. Nafsu makan

berubah 4. Proses berfikir

terganggu 5. Menarik diri 6. Berfokus pada

diri sendiri 7. Diaforesis

Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi d.d pasien mengeluhkan nyeri (D.0077)

Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri (L.12111) menurun dengan kriteria hasil:

1. keluhan nyeri menurun 2. meringis menurun 3. kesulitan tidur

menurun 4. frekuensi nadi

membaik

5. pola napas membaik 6. tekanan darah

membaik

7. nafsu makan membaik 8. pola tidur membaik

Manajemen nyeri (I.08238) 1. Identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi respon

nyeri non verbal 4. Identifikasi faktor

yang memperberat dan memperingan nyeri 5. Identifikasi

pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan 9. Monitor efek samping

penggunaan analgetik 10. Berikan teknik

nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri 11. Kontrol lingkungan

yang memperberat rasa nyeri

12. Fasilitasi istirahat dan tidur

13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemeliharaan stategi meredakan nyeri

14. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

15. Jelaskan strategi meredakan nyeri 16. Anjurkan memonitor

nyeri secara mandiri 17. Anjurkan

menggunakan

analgestik secara tepat 18. Ajarkan teknik

nonfarmakologis untuk mrnggurangi rasa nyeri 19. Kolaborasi pemberian

analgestik, Jika perlu Pemberian Analgestik (I.08243)

1. Identifikasi karakteristik nyeri 2. Identifikasi riwayat

obat

3. Identifikasi kesesuaian jenis analgestik 4. Monitor tanda-tanda

vital sebelum dan sesudah pemberian analgestik

5. Monitor efektifitas analgestik

6. Diskusikan jenis analgestik yang disukai utuk mencapai analgestik optimal, jika perlu

7. Pertimbangan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid untuk

mempertahankan kadar dalam serum

8. Tetapkan target efektifitas analgestik untuk mengoptimalkan respon pasien

9. Dokumentasi respon terhadap efek

analgesik dan efek yang tidak diinginkan 10. Jelaskan efek terapi

dan efek samping obat 11. Kolaborasi pemberian

dosis dan jenis analgestik, sesuai indikasi

4 Tanda gejala mayor:

Data subjektif (tidak tersedia) Data objektif

1. Suhu tubuh diatas nilai normal Tanda gejala minor Data subjektif (tidak tersedia) Data objektif

1. Kulit merah 2. Kejang 3. Takikardi 4. Takipnea 5. Kulit terasa

hangat

Hipertermia b.d dehidrasi d.d suhu tubuh meningkat (D.0130)

Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan termoregulasi (L.14134) membaik dengan kriteria hasil:

1. Kulit merah menurun 2. Kejang menurun 3. Pucat menurun 4. Suhu tubuh membaik 5. Suhu kulit membaik 6. Tekanan darah

membaik

Manajemen hipertermia (I.15506)

1. Identifikasi penyebab hipertermia

2. Monitor suhu tubuh 3. Monitor komplikasi akibat hipertermia 4. Sediakan lingkungan

yang dinggin 5. Longgarkan atau

lepaskan pakaian 6. Berikan cairan oral 7. Lakukan pendinginan

eksternal

8. Anjurkan tirah baring 9. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu Regulasi temperatur (I.14578)

1. Monitor suhu sampai stabil (36,5-37,5o C) 2. Monitor suhu tubuh

anak tiap dua jam, jika perlu

3. Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi

4. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat

5. Hangatkan terlebih dahulu bahan—bahan yang akan kotak dengan bayi 6. Hindari meletakkan

bayi didekat jendela terbuka di area aliran pendingin ruangan atau kipas angin 7. Sesuaikan suhu

lingkungan dengan kebutuhan pasien 8. Jelaskan cara

pencegahan heat exxhaustion dan heat stroke

9. Kolaborasi pemberian antipiteruk, jika perlu 5 Faktor risiko:

1. Perubahan sirkulasi 2. Perubahan

status nutrisi (kelebihan atau kekurangan) 3. Kekurangan/kel

ebihan volume cairan

4. Faktor 5. mekanisme

(mis, penekanan, gesekan) 6. kelembaban 7. kurang terpapar

informasi tentang upaya mempertahanka n/melindungi integritas kulit

Gangguan integritas kulit b.d kekurangan volume cairan d.d kerusakan lapisan kulit (D.0129)

Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan integritas kulit dan jaringan (L.14125) meningkat dengan kriteria hasil:

1. elastisitas meningkat 2. hidrasi meningkat 3. kerusakan jaringan

menurun

4. kerusakan lapisan kulit menurun

5. nyeri menurun 6. kemerahan menurun 7. suhu kulit membaik 8. tekstur membaik 9. sensasi membaik

Perawatan integritas kulit (I.11353)

1. identifikasi penyebab gangguan integritas kulit

2. ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring 3. bersihkan perineal

dengan air hangat, terutama selama periode diare 4. gunakan produk

berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif

5. hindari produk

berbahan dasar alkohol pada kulit kering 6. anjurkan menggunakan

pelembab 7. anjurkan minum

secukupnya 8. anjurkan

meningkatkan asupan nutrisi

9. anjurkan

meningkatkan asupan buah dan sayur 10. anjurkan menghindari

terpapar suhu ekstream 11. anjurkan mandi dan

menggunakan sabun secukupnya

6 Tanda gejala mayor:

Data subjektif (tidak tersedia) Data objektif

1. berat badan menurun minimal 10%

dibawah rentan ideal

Tanda dan gejala minor

Data subjektif 1. cepat kenyang

setelah makan 2. kram/nyeri

abdomen 3. nafsu makan

menurun Data objektif

1. bising usus

Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d berat badan menurun minimal 10%

dibawah rentan ideal (D.0019)

Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan status nutrisi (L.14125) membaik dengan kriteria hasil:

1. posi makanan yang dihabiskan meningkat 2. perasaan cepat

kenyang menurun 3. nyeri abdomen

menurun 4. diare menurun 5. berat badan membaik 6. indeks masa tubuh

(IMT) membaik 7. frekuensi makan

membaik

8. nafsu makan membaik 9. bising usus membaik

Manajemen nutrisi (I.03119) 1. identifikasi status

nutrsi

2. identifikasi alergi dan intoleansi makanan 3. identifikasi makanan

yang disukai

4. idenifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien 5. identifikasi kebutuhan

kalori dan jenis nutrien 6. identifikasi perlunya

penggunaan selang nasogastrik 7. monitor asupan

makanan

8. monitor berat badan 9. monitor hasil

pemeriksaan laboratorium

hiperaktif 2. otot pengunyah

lemah 3. otot menelan

lemah 4. membran

mukosa pucat 5. sariawan 6. serum albumin

turun

7. rambut rontok berlebihan 8. diare

10. lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

11. fasilitasi menentukan pedoman diet 12. sajikan makanan

secara menarik dan suhu yang sesuai 13. berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi 14. berikan makanan

tinggi kalori dan tinggi protein

15. berikan suplemen makan, jika perlu 16. hentikan pemberian

makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi 17. anjurkan posisi duduk,

jika mampu 18. ajarkan diet yang

diprogramkan 19. kolaborasi pemberian

medikasi sebelum makan

20. kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukkan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

Dalam dokumen UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA (Halaman 38-45)

Dokumen terkait