• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Penilaian Autentik

4) Representatif

Materi pada instrumen penilaian harus benar-benar mewakili seluruh materi yang sudah disampaikan.

5) Praktis

Instrumen penilaian mudah digunakan baik secara administratif maupun secara teknis.

6) Deskriminatif

Instrumen penilaian harus disusun sesuai dengan perbedaan- perbedaan sekecil apapun. Untuk mengetahui apakah suatu instrumen penilaian cukup diskrimatif atau tidak, biasanya dilakukan uji pembeda instrumen tersebut. Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal atau instrumen penilaian untuk membedakan antara siswa yang sudah menguasai materi dan siswa yang belum menguasai.

7) Spesifik

Instrumen penilaian yang dibuat dan digunakan di khususkan kepada materi yang akan di evaluasi.

8) Proporsional

Intrumen penilaian yang dibuat harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antara soal sulit, sedang, dan mudah.

lanjut.21 Assesment merupakan proses yang dilakukan dalam kegiatan yang sistematis untuk mengumpulkan informasi tentang sesuatu yang dalam kegiatannya mengandung kegiatan mengukur dan menilai.

Goodwin and Goodwin menerangkan bahwa penilaian sebagai proses penentuan melalui pengamatan atau pengujian, sifat atau perilaku individu, karakteristik program, atau sifat-sifat lainnya, kemudian menetapkan nomor, peringkat, dan skor untuk penentuannya.22

Dalam Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan tertera bahwa lingkup penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara seimbang sehingga dapat digunakan dalam menentukan posisi relatif siswa terhadap standar yang telah ditentukan. Penilaian ranah aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan pemberian serangkaian tes yang ada kaitannya dengan aspek intelektual. Penilaian aspek keterampilan meliputi perilaku-perilaku yang menekankan kepada motorik siswa seperti tulisan tangan, mengetik, dan mengoperasikan mesin. Penilaian aspek sikap meliputi perilaku-perilaku yang menekankan kepada perasaan dan emosi, seperti minat, apresiasi, dan penyesuaian diri. Penilaian

21 Muzlikhatun Umami, “Penilaian Autentik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013”, Jurnal Kependidikan, no. 2/ November 2018, 224.

22 Nisrokha, “Authentic Assessment (Penilaian Otentik)” Jurnal Madaniyah, Vol. 8, No.2/Agustus 2018, 211

aspek sikap juga dapat diukur dengan penilaian diri, jurnal, dan observasi. 23

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi yang dilakukan guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran oleh siswa dengan berbagai cara yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Data yang terkumpul dari proses penilaian bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang baik dan benar seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar dapat mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir proses pembelajaran.24

Menurut Mueller dan palm penilaian autentik merupakan sebuah bentuk penilaian dengan meminta peserta didik untuk menunjukkan tugas “dunia nyata” yang mendemonstrasikan aplikasi yang bermakna yang diperoleh dari pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Johnson & Johnson penilaian autentik meminta siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan atau prosedur dalam dunia nyata.25

Penilaian autentik merupakan pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar siswa pada ranah sikap, keterampilan, dan

23 Nyamik Rahayu S. dan Rosita Dwi F., Assesment Pembelajaran Matematika (Malang:

Yayasan Edelweis, 2017), 3

24 Muzlikhatun Umami, “Penilaian Autentik Pembelajaran.,226.

25 Siti Ermawati dan Taufiq Hidayat, “Penilaian Autentik Dan Relevansinya Dengan Kualitas Hasil Pembelajaran .,94.

pengetahuan. Istilah assessment merupakan persamaan dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah authentic merupakan persamaan dari nyata, asli, valid, atau reliable. Secara konseptual istilah penilaian autentik lebih bermakna signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekalipun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui dan hasil dan prestasi belajar siswa, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan kontruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.26

b. Tujuan Penilaian Autentik

Penerapan penilaian autentik dalam pendidikan merupakan aspek yang sangat penting. Penilaian berfungsi untuk membantu menyebarkan siswa kedalam kelompok, meningkatkan metode pembelajaran, mengukur kesiapan siswa (sikap, mental, dan material), memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa dalam meningkatkan kompetensi, dan memberikan informasi kepada siswa dalam melaksanakan pendidikan yang lebih baik.27

c. Teknik Penilaian Autentik

Untuk melakukan penilaian autentik komponen matematika pada pembelajaran matematika, guru dapat menggunakan beberapa teknik penilaian untuk mengukur beberapa aspek seperti sikap, pengetahuan,

26 Fajar Ayuningtyas, “Analisis Pelaksanaan Penilaian Autentik., 11

27 Ibid.,95.

dan keterampilan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran. Beberapa teknik tersebut antara lain :

1) Penilaian Sikap (Afektif)

Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap siswa terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan lain sebagainya. Kompetensi sikap baik untuk sikap spiritual, maupun sikap sosial dapat dibentul melalui pembiasaan dan keteladanan.

2) Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Pada pembelajaran matematika teknik penilaian untuk kompetensi pengetahuan dapat dilakukan melalui berbagai teknik, seperti tes tertulis, tes lisan, dan penugasan yang biasanya berupa pekerjaan ruman (PR). Baik penugasan secara individu maupun kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas yang diberikan.

3) Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)

Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian terhadap kompetensi keterampilan siswa pada pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan berbagai teknik penilaian yang menuntut siswa untuk mendemonstrasikan penampilan atau presentasi yang berkaitan

dengan matematika melalui penilaian kinerja, produk, proyek, dan portofolio.28

d. Keunggulan Authentic Assesment

Penilaian dalam pembelajaran matematika merupakan program penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan guna menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan menggunakan penilaian tersebut, guru dapat memperoleh berbagai keuntungan, beberapa keunggulan dari penilaian autentik adalah sebagai berikut :

1) Penilaian autentik dapat digunakan sebagai sarana pengumpulan mengenai kemajuan belajar peserta didik dan memungkinkan adanya kesempatan bagi peserta didik untuk menampulkan kemampuan dan keterampilannya.

2) Prestasi belajar peserta didik tidak dibandingkan dengan prestasi belajar kelompok, tetapi prestasi atau kemampuan yang dimiliki dibandingan dengan prestasi atau kemampuan sebelumnya. Oleh karena itu peserta didik tidak di deskriminasi (masuk rangking atau tidak) tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.

3) Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara agar gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik dapat lebih terdeteksi oleh guru. Guru dapat menggunakan berbagai macam

28 Sessi R.R, Raudatul Jannah, “Penilaian Autentik Komponen Matematika Pada Pembelajaran Tematik Berdasarkan Kurikulum 2013 Di Kelas IV SDN Semangat Dalam 2 Tahun Pelajaran 2013/2014”, Jurrnal Ilmiah Pendidikan Guru Ibtidaiyah, No. 01/Januari 2015,61.

teknik penilaian untuk mengetahui perkembangan belajar peserta didik secara menyeluruh.

4) Siswa tidak hanya dilatih untuk memilih jawaban yang ada, tetapi dilatih untuk dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan caranya sendiri.

5) Pengumpulan informasi difungsikan untuk menentukan perlu atau tidaknya bantuan yang diberikan kepada peserta didik secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan berdasakan fakta dan bukti- bukti yang kongkrit.

6) Penilaian tidak hanya dilakukan setelah proses pembelajaran, akan tetapi penilaian dapat dilakukan selama proses pembelajaran.

7) Kriteria penilaian karya peserta didik dapat dibahas guru dengan peserta didik sebelum karya tersebut dikerjakan, agar peserta didik dapat mengetahui patokan penilaian yang akan digunakan.29 e. Kelemahan Authentic Assesment

Kelemahan pada Authentic Assesment berkaitan dengan finansial Authentic Assesment yang lebih banyak dibandingkan tes-tes standar yang banyak dikenal. Authentic Assesment mungkin kurang reliabel dan valid dibandingkan bentuk-bentuk Assesment lain.30

29 Dewi Yulianti, “Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Di Mi Muhammadiyah Gonilan Kartasura Tahun Pelajaran 2020/2021”, Skripsi, Surakarta/September 2020, 37.

30 Wini M, Mamat Ruhimat, “Kelemahan dan Keunggulan Implementasi Authentic Assesment dalam Pembelajaran Geografi”, Jurnal Pendidikan Geografi, Vol. 18, No. 2 (Oktober 2018), 152.

Selain itu, kelemahan Authentic Assesment antara lain :

1) Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau, dan melakukan koordinasi.

2) Sulit untuk di koordinasikan dengan standar pendidikan yang telah diterapkan secara legal.

3) Tantangan bagi guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten.

4) Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi biasa.

5) Sifat penilaian yang mungkin bisa dibilang unik tidak dikenali oleh siswa.

6) Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa.

7) Menjadi tantangan untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan berbagai kisaran tujuan pembelajaran.31

f. Dasar Pentingnya Pengembangan Penilaian Autentik32

1) Penilaian autentik dikembangkan karena penilaian yang selama ini digunakan mengabaikan konteks dunia nyata dan kurang menggambarkan kemampuan siswa secara holistik. Oleh karena itu, penilaian autentik diartikan sebagai upaya dalam mengevaluasi pengetahuan dan keahlian siswa dalam konteks yang mendekati kehidupan nyata.

31 Yuni Wanti, Skripsi:“Pelaksanaan Authentic Assesment (Penilaian Authentic) Dalam Meningkatkan Perkembangan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Tingkat Madrasah Aliyah” (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2020), 43.

32 Asep Muhyiddin, Penilaian Autentik (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), 224.

2) Penilaian autentik memiliki relevansi yang kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Hal ini dikarenakan penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa.

3) Pengembangan penilaian autentik yang relevan dan sesuai standar menjadi salah satu tugas guru untuk diterapkan dalam sistem penilaian kurikulum 2013.

4) Penilaian autentik saat ini banyak dibicarakan di dunia pendidikan, karena penilaian ini direkomendasikan bahkan ditekankan penggunaannya dalam kegiatan menilai hasil belajar siswa.

5) Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks dan kontekstual memiliki relevansi yang kuat terhadap pendekatan ilmiah (Scientific) dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013.

Dokumen terkait