BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data dan Analisis Data
NO JENIS BARANG JUMLAH LUAS
16 Kamar Mandi Siswa Perempuan 2 12
17 Gudang 2 32
18 Ruang Pusat Belajar Guru 1 49
8. Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember
Tabel 4.3
Data Siswa MTs. Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember70
No Kelas P L Jumlah
1 VII 37 19 56
2 VIII 16 22 38
3 IX 21 13 34
Jumlah 128
kedisiplinan belajar siswa di MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember. Guru dan siswa merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru dan siswa memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan terjadinya perubahan tingkah laku siswa. Maka dari itu, guru harus menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengajar dan belajar. Agar pembelajaran dapat berhasil dengan baik tentu guru harus mendisiplinkan siswanya dalam belajar. Guru berperan sebagai pembimbing dimana guru harus mampu membimbing siswa agar bisa menjadi siswa yang cakap dalam berperilaku, serta mengawasi atau melihat perubahan siswanya setiap hari. Seperti yang dilakukan oleh guru kelas VII MTs Salafiyah Syafiiyah dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, guru memberikan bimbingan kepada siswanya yang melanggar peraturan sekolah, guru selalu mengontrol perubahan-perubahan dalam diri siswanya. Peneliti menemukan dimana guru kelas VII selalu mengontrol siswanya, salah satunya memberikan tugas untuk dikerjakan apakah ada kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas dan guru juga bisa mengetahui apakah ada hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Perubahan tersebut biasanya bisa dilihat dari setiap pertemuan dan biasanya diakumulasikan ke dalam raport. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas VII. Berikut hasil wawancara dengan ibu Jamilatus Sulfa:
“Saya selalu memberikan bimbingan kepada siswa untuk bersikap disiplin dalam belajar, baik itu dari hal kecil maupun hal besar seperti jangan lupa mengerjakan pekerjaan rumah, selain itu biasanya saya selalu berusaha untuk mengontrol siswa dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah, agar bisa melihat perubahan yang terjadi dalam diri siswa saya. Selain itu saya selalu mencatat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa di buku pelanggaran siswa sebagai bahan evaluasi.”71
Sama halnya dengan hasil wawancara di atas bahwa dengan memberikan nasehat dan bimbingan kepada siswa bahwa, disiplin dalam belajar sangatlah penting serta memberikan tugas untuk melihat perubahan siswa setiap harinya apakah ada perubahan atau tidak. Berikut hasil wawancara dengan Syamsul Arifin:
“Saya selalu menasehati dan membimbing siswa, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Kemudian saya juga selalu mengontrol mereka dengan baik dan selalu mengawasi perubahan yang terjadi pada diri siswa, biasanya saya memberikan pekerjaan rumah dan mengontrol kedisiplinan dalam belajar mereka lewat tugas yang kemudian saya akumulasikan ke dalam raport.”72
Berdasarkan hasil wawancara dengan Jamilatus Sulfa dan Syamsul Arifin di atas, peneliti melakukan pembuktian dengan melakukan observasi, bahwa guru sudah menjalankan perannya sebagai pembimbing.
Dimana guru berusaha membimbing siswa untuk selalu berperilaku disiplin dalam belajar di dalam kelas. Serta selalu mengontrol perubahan pada diri siswanya. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswanya dan kemudian dituangkan kedalam buku nilai dan raport.73
71 Jamilatus Sulfa, diwawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023.
72 Syamsul Arifin, diwawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023.
73 Observasi di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, 06 Februari 2023.
Hal yang sama juga disampaikan oleh siswa kelas VII, bahwa guru selalu mengingatkan dan menasehati untuk selalu berperilaku disiplin dalam belajar. Berikut hasil wawancara dengan siswa kelas VII.
“Iya kak, ibu guru selalu memberitahu untuk selalu berdisiplin dalam belajar misalnya, tidak datang terlambat ke sekolah dan selalu mengerjakan tugas yang sudah di berikan oleh guru. dengan berdisiplin dalam belajar insya Allah kita akan menjadi orang yang hebat.”74
Pernyataan di atas diperkuat oleh pernyataan Sukandar selaku kepala sekolah, bahwa guru itu sebagai pembimbing harus bisa mengarahkan dan mengontrol setiap tindakan siswanya dan kemudian melakukan evaluasi mengenai ketercapaian selama proses pembelajaran serta peningkatan kedisiplinan siswa dalam belajar. Berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah:
“Sebagai seorang pembimbing guru harus mampu mengarahkan dan mengontrol setiap tindakan yang dilakukan siswa. Apakah itu mengarah pada hal yang baik atau tidak. Kemudian guru harus melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap kedisiplinan belajar siswa agar bisa diberikan solusi dan adanya perubahan dalam diri siswa.”75
Hasil pernyataan diatas didukung oleh dokumentasi yang peneliti dapatkan waktu melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut:
74 Nafisatul Hasanah, diwawancarai oleh penulis, 20 Februari 2023.
75 Sukandar, diwawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023.
Gambar 4.1
Kegiatan belajar siswa MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa guru Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember sudah menjalankan perannya sebagai pembimbing dengan baik. Dimana guru selalu mengarahkan dan membimbing siswanya untuk selalu berperilaku disiplin dalam belajar di sekolah. Biasanya cara guru dalam membimbing dan melatih siswa untuk bersikap disiplin dalam belajar yaitu, dengan memberikan tugas, pekerjaan rumah, dan bekerja sama dengan orang tua agar anaknya dibimbing di rumah. Selain itu guru juga selalu rutin mengontrol perubahan yang terjadi di dalam diri siswanya yang diakumulasikan di dalam raport.
2. Peran Guru sebagai pendidik dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa di MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti mengenai peran guru sebagai pendidik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, peneliti menemukan peran guru yaitu, dengan mengembangkan kepribadiannya,
hal itu dilakukan oleh guru MTs Salafiyah Syafiiyah dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan datang tidak terlambat ke madrasah, membaca doa dan nadhoman sebelum pelajaran dimulai, serta selalu berdisiplin dalam segala hal.
Peran Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh penelitian dan identifikasi bagi siswa dan lingkungannya, guru berperan sebagai pendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal. Maka dari itu, guru harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Maka dari itu, orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran, serta mampu menata, dan mengelolah kelas agar siswa dapat belajar. Peran guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan, siswa dituntut untuk bisa berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Peran guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa memiliki posisi yang sangat penting, hal ini dikarenakan guru adalah seseorang yang dianggap oleh kebanyakan orang adalah sosok yang paham akan segala hal dan sangat dihormati dalam masyarakat. Maka dari itu, peran guru menjadi penyanggah dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa di sekolah ataupun madrasah sangat penting.
Sebagaimana disampaikan oleh kepala MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember
“Sebelum siswa memulai pelajaran kita membaca doa dan nadhoman terlebih dahulu mbak, karena saya pikir pembacaan doa dan nadhoman adalah perbuatan yang baik. Aktivitas yang baik dan bernilai ibadah, jika dimulai dengan yang baik pula akan membawa pada kebaikan pula mbak, dan dengan berdoa ini menurut saya penting dan orang yang tidak mau berdoa itu sombong. Selain itu dengan pembacaan nadhoman ini mendidik para siswa untuk disiplin dan tidak datang terlambat ke madrasah.”76
Pernyataan kepala MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember juga diperkuat oleh Dian Fitriawati selaku wakil kepala madrasah bidang kesiswaan. Beliau menyatakan bahwa:
“Kita membiasakan kepada siswa untuk tidak datang terlambat ke madrasah, lalu siswa membaca nadhoman sebelum memulai pelajaran. Hal tersebut kita lakukan agar siswa terbiasa dan hafal dalam membaca nadhoman. Dalam nadhoman itu kan ada banyak kandungan doa-doa mbak jadi, kita membiasakan agar siswa selalu berdoa setiap pelajaran akan dimulai, tentunya dengan harapan dalam proses menuntut ilmu ini dipermudah oleh Allah SWT.
Selain itu, dengan adanya pembacaan doa sebelum pelajaran dimulai, madrasah mengharapkan agar siswa berdisiplin dalam belajar dan tidak datang terlambat sehingga bisa mengikuti pelajaran dari awal.”77
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Jamilatus Sulfa, selaku guru kelas VII. Beliau menyatakan bahwa guru mengajarkan akan pentingnya doa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
“Saya juga menyampaikan kepada siswa untuk selalu berdoa dalam setiap kali akan melaksanakan aktivitas apapun. Terlebih dalam memulai pelajaran. Hal yang baik seperti itu yang kita harapkan keberkahan dan kebermanfaatan ilmu yang diperoleh toh mbak, maka dari itu doa menjadi sangat penting, sebagai wujud
76 Sukandar, diwawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023.
77 Dian Fitriawati, diwawancarai oleh penulis, 20 Februari 2023.
penghambaan kita kepada Allah SWT. Kita tanpa Allah tidak ada apa-apanya, itulan yang selalu saya sampaikan kepada siswa saya mbak.”78
Guna untuk memperkuat data, peneliti melakukan observasi untuk membuktikan apa yang telah disampaikan oleh para informan di atas.
Dalam pengamatan peneliti ketika datang ke lembaga Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, di madrasah tersebut sudah membiasakan para siswanya untuk membaca doa dan nadhoman sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, dan salah satu tujuannya adalah untuk mempermudah siswa menerima pelajaran serta bisa mendisiplinkan siswanya.79 Selanjutnya peneliti melakukan penelitian terkait dengan proses pembelajaran siswa di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh kepala madrasah, peran guru di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, adalah dengan mengembangkan kepribadiannya, hal itu dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan datang tidak terlambat ke madrasah, membaca doa dan nadhoman sebelum pelajaran dimulai, serta selalu berdisiplin dalam segala hal. Berikut penjelasan dari kepala Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember.
“Yang pertama saya lakukan dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa adalah membentuk kepribadian siswa dengan
78 Jamilatus Sulfa, diwawancarai oleh penulis, 20 Februari 2023.
79 Observasi di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, 22 Januari 2023.
memperhatikan mengajar dengan selalu menyiapkan perangkat pembelajaran. Selanjutnya memperhatikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Selain itu, saya selalu menekankan kepada guru untuk memberikan uswah atau perilaku yang baik di depan siswa, karena saya yakin perilaku yang baik seorang guru akan memberikan dampak yang positif kepada siswa, karena siswa itu cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh guru. Sebaliknya jika guru berbuat tidak baik. Maka ketidak baikan itu akan diikuti juga oleh siswa. Salah satu bentuk contoh yang baik dari guru adalah, guru selalu berdisiplin dalam segala hal setiap harinya, sehingga siswa akan mudah meniru kedisiplinan guru tersebut.”80
Pernyataan kepala madrasah tersebut juga diperkuat oleh wakil kepala madrasah bidang kurikulum, beliau menyatakan bahwa:
“Untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, peran guru sebagai pendidik adalah dengan mengembangkan kepribadian siswa, dengan cara memperhatikan dan mengecek RPP yang dibuat oleh guru, karena RPP yang dibuat oleh guru harus terinteraksi pada pembentukan karakter atau kepribadian siswa mbak, misalnya karakter disiplin dalam belajar. Yah mau tidak mau kita harus mengikuti regulasi itu, proses pembelajaran itu kan sangat penting dalam hal proses pendidikan. Pendidikan yang baik tidak terlepas dari proses pembelajaran, untuk mendapatkan pembelajaran yang berkualitas harus berangkat dari kesiapan guru dan perangkat pembelajaran yang baik pula. Jika semuanya sudah sinkron maka, pembentukan kedisiplinan belajar siswa akan mudah dilihat hasilnya, dan yang tak kalah pentingnya adalah guru harus memberikan contoh yang baik kepada para siswanya.”81
Guna agar mendapatkan informasi yang lebih mendalam peneliti melakukan wawancara langsung dengan guru kelas VII selaku pendidik yang bersangkutan langsung dengan siswa. Pernyataan hampir sama dengan pernyataan kepala madrasah dan wakil kepala madrasah bidang kurikulum, beliau menyatakan bahwa:
80 Sukandar, diwawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023.
81 Abdul Azis, diwawancarai oleh penulis, 20 Februari 2023.
“Untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, saya mengembangkan perangkat yang saya buat. Karena saya selalu berinteraksi dengan siswa, maka secara tidak langsung saya bisa lebih mudah untuk mengarahkan dan membentuk kedisiplinan belajar siswa itu sendiri. Dengan pelajaran yang saya ajarkan kepada siswa, semua mengarah pada pembentukan kedisiplinan belajar siswa, termasuk salah satunya adalah tentang kedisiplinan.”82
Selain mengembangkan kepribadian peran guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa adalah membina budi pekerti siswa. Sebagaimana dikatakan ibu Jamilatus Sulfa kepada peneliti sebagai berikut:
“Guna meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, sebagai pendidik saya selalu membina budi pekerti siswa dalam segala hal, seperti siswa harus sopan kepada guru, orang tua, dan memiliki sifat kasih sayang terhadap teman-temannya, serta selalu berdisiplin baik di madrasah maupun di luar madrasah. Sebagai pendidik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, saya juga selalu memberikan contoh misalnya, saya tidak datang terlambat ke madrasah, selalu menekankan kedisiplinan dalam segala hal.
Dengan begini, saya lebih mudah untuk membina budi pekerti siswa, khususnya untuk selalu meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.”83
Hasil pengamatan peneliti pada saat pembelajaran di kelas VII, peneliti melihat siswa di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember selalu berperilaku disiplin dalam belajar, misalnya mengikuti pelajaran dengan tertib, tidak ramai dikelas, serta selalu menjunjung kesopanan di lingkungan madrasah.84
Hasil pengamatan ini didukung oleh dokumentasi yang peneliti dapatkan waktu melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut:
82 Heni Indriyani, diwawancarai oleh penulis, 20 Februari 2023.
83 Dian Fitriawati, diwawancarai oleh penulis, 20 Februari 2023.
84 Observasi di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, 22 Januari 2023.
Gambar 4.2
Guru melangsungkan kegiatan belajar mengajar
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah peneliti lakukan tentang peran guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, guru melakukan langkah-langkah dengan cara mengembangkan kepribadian dan membina budi pekerti siswa, sehingga dengan langkah-langkah yang telah dilakukan, peran guru telah mampu meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember.
3. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa di MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember
Keberhasilan guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, tidak terlepas dengan adanya faktor penghambat dan pendukung. Adapun dibawah ini akan dipaparkan faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember.
a. Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari jember adalah faktor internal, yaitu faktor dari diri siswa itu sendiri dimana siswa tersebut kurang sadar akan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa, pesimis akan kemampuannya serta rasa tidak ingin diatur yang masih tinggi dalam dirinya. Kemudian faktor penghambat selanjutnya adalah faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri siswa itu sendiri, seperti dari lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah faktornya biasanya dipengaruhi oleh cara mendidik guru, keteladanan guru, dan pengaruh teman, sedangkan di lingkungan keluarga dipengaruhi oleh orang tua yang kurang memperhatikan anak-anaknya. 85
Sebagaimana disampaikan oleh kepala MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember
“Kalau untuk faktor penghambat itu biasanya dari aspek guru, apakah gurunya mampu mengarahkan siswanya, atau mampu menjadi role model yang baik agar siswa bersikap disiplin dalam belajar. Kemudian dari aspek lingkungan keluarga dan pergaulannya dan dari diri siswa itu sendiri, apakah ada kesadaran akan pentingnya bersikap disiplin dalam belajar.”86 Sejalan dengan hasil wawancara di atas, Dian Fitriawati selaku waka kesiswaan juga menyampaikan hal yang sama bahwa faktor penghambat terbesar dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa
85 Observasi di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, 22 Januari 2023
86 Sukandar, di wawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023
itu berasal dari diri siswa itu sendiri, apakah ada kesadaran akan pentingnya bersikap disiplin dalam belajar. Selanjutnya faktor dari lingkungan keluarga yaitu, dirumah tidak terbiasa bersikap disiplin atau tidak ada pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan, kemudian faktor pengawasan guru dengan siswa yang terbatas. Berikut hasil wawancara dengan Dian Fitriawati selaku waka kesiswaan
“Faktor penghambat dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa itu biasanya dari diri siswa itu sendiri mbak, karena terkadang ada siswa yang susah untuk diatur. Kemudian dari faktor lingkungan juga mbak, faktor lingkungan yang kurang mendukung sehingga siswa kurang disiplin dalam belajar.”87 Hal yang sama juga disampaikan oleh Jamilatus Sulfa selaku guru kelas VII bahwa faktor penghambat dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa itu berasal dari faktor diri siswa itu sendiri yaitu apakah siswa tersebut mau diarahkan atau tidak untuk bersikap disiplin dalam belajar. Selanjutnya faktor keluarga, dimana peran serta orang tua dalam mengawasi dan mendidik anaknya dengan baik dirumah, dan kemudian di lingkungan sekolah yaitu pengawasan guru dengan siswa yang terbatas. Berikut hasil wawancara dengan Jamilatus Sulfa selaku guru kelas VII.
“Faktor penghambat dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa itu, dari faktor diri siswa itu sendiri mbak, apakah siswa tersebut mau diarahkan atau tidak dalam menaati peraturan dalam belajar. Kemudian faktor dari lingkungan keluarga yang kurang memperhatikan, jadi kurangnya Kerjasama orang tua.
Selain itu faktor pengawasan saya sebagai guru yang terbatas,
87 Dian Fitriawati, di wawancarai oleh penulis, 20 februari 2023
dikarenakan saya bisa mengawasi siswa ketika di lingkungan sekolah saja.”88
Pernyataan diatas didukung oleh jawaban siswa yang menyatakan bahwa faktor penghambat yang mempengaruhi kedisiplinan dalam belajar adalah dari dirinya sendiri dan faktor kurangnya perhatian dari pihak keluarga. Berikut hasil wawancara dengan Nafisatul Hasanah siswa kelas VII.
“Iya kak, saya tahu ada peraturan dalam kegiatan belajar di sekolah ini, namun tidak semuanya saya taati kak, dikarenakan terkadang saya malas dan capek. Lalu ketika dirumah tidak ada yang menyuruh saya untuk belajar.”89
Hal yang sama juga disampaikan oleh Aisyah siswa kelas VII, bahwa faktor penghambat yang mempengaruhi kedisiplinan dalam belajar adalah dari dirinya sendiri dan kurangnya perhatian dari orang tua siswa. Berikut hasil wawancara dengan Aisyah siswa kelas VII.
“Iya kak, saya tahu ada peraturan dan tata tertib dalam belajar di sekolah ini, tidak semua peraturan dan tata tertib yang saya taati, dikarenakan saya malas dalam menaati aturan sekolah kak. Dan tidak ada juga peraturan belajar dirumah kak, dan ketika saya belajar dirumah tidak ada yang mendampingi.”90 Berdasarkan paparan hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa adalah faktor internal, faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri yaitu adanya ketidaksadaran akan pentingnya bersikap disiplin dalam belajar, sehingga terjadi pelanggaran terhadap aturan yang ada di sekolah. Selanjutnya faktor eksternal, faktor yang
88 Jamilatus Sulfa, di wawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023
89 Nafisatul Hasanah, di wawancarai oleh penulis, 20 Februari 2023
90 Aisyah, di wawancarai oleh penulis, 20 Februari 2023
berasal dari luar individu siswa, yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan sekolah. Dilingkungan keluarga orang tua adalah faktor yang sangat besar pengaruhnya, orang tua yang kurang memperhatikan dan kurang melakukan pembiasaan-pembiasaan disiplin dalam belajar dirumah sehingga berpengaruh terhadap diri siswa dan terbawa ke lingkungan sekolah, kemudian di lingkungan sekolah itu pengawasan guru terhadap siswa yang terbatas serta cara guru dalam mendidik dan menyampaikan sesuatu kepada siswa, kemudian keteladanan guru.
b. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember adalah faktor internal, faktor dari diri siswa itu sendiri. Dimana adanya kesadaran akan pentingnya disiplin dalam belajar untuk keberhasilan dirinya, sehingga muncul rasa tanggung jawab akan dirinya dalam menaati peraturan disiplin dalam belajar yang berlaku di sekolah. Selanjutnya didukung oleh faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri yaitu dari lingkungan sekolah dan keluarga, di lingkungan sekolah didukung oleh keteladanan guru, kepala sekolah, dan semua staf yang ada di sekolah serta pembiasaan
yang dilakukan di sekolah sehingga mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa.91
Sebagaimana disampaikan oleh kepala MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember
“Faktor pendukung itu banyak mbak, yaitu faktor dari diri siswa yaitu adanya kesadaran akan pentingnya disiplin dalam belajar. Kemudian dari faktor gurunya mbak, guru harus mendidik siswa dengan baik dan memberikan teladan yang baik. Kemudian ada juga faktor dari pergaulannya dan faktor lingkungan keluarganya.”92
Sejalan dengan hasil wawancara diatas Abdul Azis selaku guru di MTs Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, juga menyampaikan hal yang sama bahwa faktor pendukung dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa itu berasal dari diri siswa itu sendiri, dimana adanya kemauan dari diri siswa itu sendiri untuk bersikap disiplin dalam belajar. Selanjutnya didukung oleh sekolah dimana guru menjadi contoh dan teladan bagi siswa untuk disiplin dalam belajar dan kemudian didukung oleh keluarga atau orang tua yang bisa bekerja sama dengan guru. berikut hasil wawancara dengan Abdul Azis.
“Faktor pendukung yaitu, faktor dari keluarganya yang peduli akan kebutuhan anaknya, khususnya kebutuhan sekolahnya.
Kemudian faktor dari diri siswa itu sendiri mbak, yaitu adanya kesadaran akan pentingnya disiplin dalam belajar untuk keberhasilan dirinya.”93
Hal yang sama juga disampaikan oleh Heni Indriyani selaku guru kelas VII, bahwa faktor pendukung dalam meningkatkan
91 Observasi di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafiiyah Mumbulsari Jember, 22 Januari 2023.
92 Sukandar, di wawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023.
93 Abdul Azis, di wawancarai oleh penulis, 19 Februari 2023.