manajemen.
c. Solusi strategi yang dapat diterapkan pada metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an di SMP Al Furqan Jember.
Wawancara dilakukan dengan berbagai pihak yang dapat memberikan informasi kepada peneliti, di antaranya adalah kepala sekolah, waka kurikulum, korbid. Keagamaan, ustadz/guru taḥsīn dan taḥfīz, beserta siswa peserta didik di SMP Al Furqan Jember.
106Robert C. Bogdan, Riset Kualitatif untuk Pendidikan: Pengantar ke Teori dan Metode (Jakarta:
Universitas Terbuka, 1980), 178.
2. Pengamatan (Observasi)
Observasi dalam penelitian ini menggunakan teknik non-participation observation.,Teknik non-participation observation merupakan teknik pengamatan dengan sisi peneliti sebagai outsider dari kelompok yang sedang diteliti, menyaksikan dan membuat catatan lapangan dari kejauhan. Ia dapat merekam data tanpa terlibat langsung dengan aktivitas atau masyarakat.107 Maka dalam tahap observasi ini, peneliti memulai dengan tahap pengamatan secara tidak langsung (pengamat). Dalam artian, peneliti sebagai observer yang tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan (observer berlaku sebagai penonton).
Metode non-participant observation ini diterapkan kepada para peserta didik dan guru/ustadz, dimana peneliti mengamati dan mengikuti kegiatan para murid dan guru, khususnya pada pelaksanaan proses belajar mengajar metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an, serta kegiatan ekstra kurikuler lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan metode tersebut di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Furqan Jember.
Tujuan dilaksanakannya teknik pengumpulan data ini, di antaranya yaitu:
1) untuk menggali dan mengetahui gambaran tentang aktifitas proses metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an, 2) upaya-upaya para guru dalam metode pembelajaran tersebut, 3) serta mengetahui kegiatan lain yang ada kaitan hubungannya dengan metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an. Sehingga dari pengamatan tersebut, dapat diperoleh pula gambaran kelebihan dan kekurangan metode tersebut, serta gagasan solusi strategi darinya.
107John W. Cresswell, Penelitian Kualitatif..., 232.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.108 Maka pada teknik ini, peneliti mengumpulkan sumber bahan tertulis yang terdiri dari dokumen resmi maupun tidak resmi. Peneliti mencatat atau memfotokopi dokumen yang berkaitan dengan data yang diperlukan, yang kemudian peneliti menyusunnya untuk keperluan analisis data.
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data, antara lain:
dokumen pedoman metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an di SMP Al Furqan, materi pembelajaran metode tersebut, laporan hasil perkembangan siswa/buku mutaba‟ah untuk keperluan penyajian dan analisis data, dokumen seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru, program semester, program tahunan, peraturan-peraturan, catatan harian, serta dokumen lain yang relevan dengan penelitian seperti keadaan guru, keadaan siswa, denah lokasi penelitian, data sekolah, jadwal kegiatan belajar mengajar, foto-foto kegiatan, dan lain sebagainya.
menjadi tema melalui proses pengodean dan peringkasan kode, dan terakhir menyajikan data dalam bentuk bagan, tabel, atau pembahasan.109 Dapat diartikan bahwa dalam menganalisis penelitian akan berawal dari pengumpulan data, kemudian direduksi, dan disajikan data tersebut dalam bentuk bagan, tabel, atau pembahasan.
Analisis data oleh Bogdan dan Biken diartikan sebagai proses secara sistematis untuk mengkaji dan mengumpulkan transkip wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dan hal-hal lain untuk memperdalam pemahaman tentang fokus penelitian, baik dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi untuk dijadikan sebuah temuan penelitian.110 Pernyataan tersebut menunjukan kesamaan makna dengan pengertian yang diungkapkan oleh Creswell bahwa analisis data adalah bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang fokus penelitian.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kegiatan alur tersebut dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data menurut Miles dan Huberman adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data terjadi
109Cresswell, Penelitian Kualitatif, 251.
110Bogdan dan Biklen, Qualitative Research, 145.
terus-menerus sepanjang penelitian.111 Dapat diartikan bahwa tahapan analisis ini merupakan proses yang tidak terlepas dari bagian analisis sejak awal hingga akhir.
Pemahaman tersebut juga dapat diartikan bahwa data yang telah penulis dapatkan dari hasil pendekatan kualitatif, observasi, dan dokumentasi, kemudian penulis kumpulkan dan direduksi (menulis ringkasan, koding, membuat cluster, membuat partisi, menulis memo) dan diambil yang dibutuhkan saja.
2. Penyajian Data (Data Display)
Data Display menurut Miles dan Huberman diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.112 Maka dapat dipahami bahwa penyajian data membantu untuk memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu yang didasarkan pada pemahaman.
Menurut Chaedar, dalam menganalisis data, data display memiliki tiga fungsi yaitu: mereduksi data dari yang kompleks menjadi yang sederhana, menyimpulkan interpretasi peneliti terhadap data, dan menyajikan data sehingga tampil menyeluruh.113 Dari penjelasan tersebut, maka kajian penelitian dalam data display ini juga akan memiliki tiga fungsi: yaitu menyederhanakan data, menyimpulkan interpretasi, dan menyajikan keseluruhan.
Dijelaskan pula oleh Chaedar, bahwa kecenderungan kognitif manusia adalah untuk mengurangi informasi yang kompleks menjadi ringkas, selektif, dan disederhanakan atau konfigurasi mudah dipahami. Pemahaman bisa dilakukan
111Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2007), 16.
112Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif..., 17.
113Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif (Jakarta: Pustaka Jaya, 2011), 120.
melalui pemilihan data yang tidak diperlukan atau tidak dipertanyakan.114 Penjelasan tersebut memberikan makna bahwa penelitian kualitatif ini perlu disajikan dengan ringkas, selektif, sederhana, serta mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Tahap penarikan kesimpulan/verifikasi dijelaskan lanjut oleh Miles dan Huberman bahwa seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi.115 Dapat dipahami bahwa makna verifikasi/penarikan kesimpulan merupakan sebagai hasil analisis dari data-data yang telah disajikan secara bertahap hingga menjadi temuan-temuan penelitian.
analisis tersebut memiliki keteraturan pola, penjelasan, konfigurasi, dan sebab- akibat, maupun proposisi.
Diagram 3.1. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
Diagram di atas menjelaskan bahwa kegiatan analisis data yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan secara terus-menerus, untuk kemudian didokumentasikan dengan baik sebagai bahan acuan untuk memahami lebih jelas tentang apa yang terjadi.
114Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif..., 120.
115Miles dan Huberman, Analisis Data, 19.
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap pra lapangan ini, yang peneliti lakukan pertama kali adalah:
a. Menyusun rancangan penelitian.
Peneliti menentukan judul proposal penelitian yang terus diajukan kepada Kaprodi PAI Pascasarjana IAIN Jember, hingga judul tersebut dapat diterima dan ditindaklanjuti. Di dalam rancangan penelitian, peneliti menjelaskan konteks penelitian yang menjadi latar belakang dan alasan pentingnya penelitian ini dilakukan. Kemudian fokus penelitian yang sesuai dengan judul, agar kesimpulan dapat menjadi relevan. Serta menentukan lokasi penelitian yang objektif di luar tempat peneliti aktif bekerja dan berinteraksi, sehingga independensi karya ini dapat dipertanggung-jawabkan. Jadwal penelitian juga dibuat dalam proses ini, yaitu untuk memberikan penjelasan kepada pihak berwenang, tentang waktu yang digunakan selama di lokasi penelitian. Dalam rancangan penelitian ini, ditentukan pula rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data, serta rancangan pengecekan keabsahan data, agar penelitian berjalan efisien, serta tepat waktu dan sasaran.
b. Mengurus Ijin Penelitian
Tempat yang akan dijadikan kajian peneliti merupakan tempat yang dilaksanakan di luar lembaga pemerintah dan lokasi kampus. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini akan memerlukan ijin dan prosedur. Tindakan yang akan dilakukan peneliti untuk memenuhi prosedur tersebut ialah dengan
membawa permintaan surat pengantar dari program pascasarjana IAIN Jember, yang mana surat tersebut akan dijadikan sebagai permohonan ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SMP Al Furqan Jember.
c. Penyusunan Instrumen Penelitian
Kegiatan tahap pra-lapangan ini peneliti melakukan beberpa konsultasi dan bimbingan proposal tesis kepada dosen pembimbing. Pada tahapan ini, peneliti melaporkan format penyusunan instrumen penelitian meliputi, penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, membuat lembar observasi, dan pencatatan dokumen yang diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan/Pekerjaan lapangan
Tahapan ini dilakukan setelah peneliti dinyatakan lulus dalam sesi seminar proposal, serta telah dicetak surat pengantar/penelitian resmi dari bagian akademik pascasarjana. Tahapan ini peneliti berfokus pada pengumpulan data, atau informasi yang terkait dengan fokus peneliti dan organisasi data. Kegiatan ini dilakukan dengan jadwal yang telah ditentukan dan disinkronkan dengan perijinan lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data ini adalah dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
Proses penelitian memiliki batas waktu tiga bulan. Dalam jangka waktu tersebut, pengumpulan data didapatkan secara tahap demi tahap. Data yang diperoleh langsung diolah agar dapat mempermudah proses analisis data.
Pengumpulan dan pengolahan data berjalan beriringan dengan masuknya data dari informan atau subjek peneliti.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Langkah awal yang dilakukan pada penyusunan laporan ialah dengan mengadakan pengecekan data kepada para informan dan subjek penelitian, serta dokumen-dokumen yang ada untuk membuktikan keabsahan data yang diperoleh.
Setelah semua data terkumpul dan tersusun, kemudian peneliti analisis dengan model analisis interaktif.
Proses analisis dilakukan bersamaan dengan konsultasi bimbingan tesis kepada dosen pembimbing. Yang dilakukan pada tahap ini adalah mereduksi data proses analisis secara bertahap. Hasil dari reduksi data kemudian disajikan dalam bentuk display data dan penyajian data berbentuk uraian paparan data dan temuan penelitian, lalu dibuat kesimpulan.
4. Tahap Penulisan Laporan
Tahapan ini merupakan tahap akhir yang dilakukan peneliti. Pada tahapan ini peneliti terus berfokus pada penyusunan hasil penelitian. Menulis Bab Pembahasan, Penutup, serta berbagai sisi lain yang perlu dilengkapi dalam laporan. Hal tersebut terus dilakukan beriringan secara kontinyu, sambil sesekali melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing tesis.
Langkah penyusunan hasil penelitian, berikutnya terus dievaluasi dan diperbaiki sebagai hasil konsultasi dosen pemimbing tesis. Hal tersebut dilakukan sebagaimana tertulis pada pedoman yang berlaku di program pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.
No. Telp : (0331) 488644
Nama Yayasan : Yayasan Al Furqan
Alamat Yayasan : Jl. Trunojoyo. No. 51 Kaliwates Jember
No. Telp : (0331) 486251
Nama Kepala Sekolah : Hadi Basuni, S.Pd.
Kategori Sekolah : Reguler Tahun Didikan/Beroperasi : 1981
Kepemilikan Tanah/Bangunan : Milik Sendiri
Luas Tanah/Status : 2740 m2 / Akte Jual Beli (Sertifikat)
Luas Bangunan : ± 500 m2
No. Rekening Sekolah (Rutin) : Bank Jatim Cabang/Unit Jember 2. Sejarah berdirinya SMP Al Furqan Jember
SMP Al Furqan Jember adalah unit pelaksana teknis di bidang pendidikan dalam lingkungan Yayasan Al Furqan Jember. SMP ini berdiri berdasarkan keputusan menteri pendidikan RI Nomer 16 Tahun 2007.119 Dijelaskan bahwa dengan terbitnya keputusan tersebut, maka secara yuridis formal, sekolah yang bertempat di Jl. Trunojoyo tersebut telah berdiri untuk pertama kalinya di tahun 2007.
SMP Al Furqan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik secara kuantitas dan kualitas. Semua pendukung telah terpenuhi dengan adanya fasilitas belajar yang memadai, tenaga yang profesional, dan karyawan yang
119Sumber Data: Dokumentasi dari kantor SMP Al Furqan. Jember, 30 April 2018.
mencukupi.120 Maka dapat dipahami bahwa seiring dengan perjalanan waktu dan prestasi yang dicapai. SMP Al Furqan telah mengalami peningkatan. Secara umum, hal tersebut adalah dalam bidang pendidikan maupun dalam tingkat kepemimpinan kepala SMP.
SMP Al Furqan sudah meluluskan banyak angkatan. Dan lulusannya telah menyebar di SMAN 1 Jember, SMAN 2 Jember, SMAN 3 Jember, SMAN Arjasa, MAN 1 Jember, SMKN 2 Jember, SMKN Sukorambi, dan Pondok Pesantren pilihan mereka.121 Maka dari penjelasan tersebut, SMP Al Furqan telah menjadi lembaga pelahir lulusan-lulusan yang dapat diterima di mana saja, baik di sekolah umum maupun pesantren.
Kebutuhan adanya metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an dipandang perlu bagi SMP Al Furqan Jember. Disamping kebutuhan masyarakat terhadap pembelajaran Al-Qur‟an meningkat, usaha memunculkan metode tersebut dimaksudkan sebagai langkah sekolah agar menjadikan program Al-Qur‟an lebih unggul. Sehingga melalui program tersebut peserta didik sekolah diharapkan akan ada perbaikan bacaan fashohah huruf dan peningkatan hafalan yang signifikan. Adapun tujuan utamanya adalah agar terciptanya generasi yang mencintai dan dicintai Al-Qur‟an. Seperti yang disampaikan oleh Koordinator bagian Keagamaan, Ust. Agus Salim:
SMP Al Furqan ini (terhadap kebutuhan metode tersebut) merupakan satu program unggulan. Awal mula langkahnya adalah ketika taḥfīz mulai dikembangkan dengan taḥsīn bagaimana meningkatkan bacaan anak-anak secara tajwid ataupun fashohahnya. Kemudian melihat kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi terhadap perkembangan memahami ilmu Al-Qur‟an. Maka sekarang
120Sumber Data: Dokumentasi dari kantor SMP Al Furqan. Jember, 30 April 2018.
121Sumber Data: Dokumentasi dari kantor SMP Al Furqan. Jember, 30 April 2018.
yang sedang booming adalah (tren) hafal Al-Qur‟an. Hafal Al-Qur‟an akan bermanfaat bagi mereka, selain karena maknanya, juga sekarang dapat diterima di SMA 1 Jember (secara gratis), itu persyaratan masuk kesana adalah sudah hafal 3 juz. Jadi program (taḥfīz) ini merupakan satu jembatan (bagi mereka). Sebetulnya ini bukan tujuan utama kita, tujuan utama kita adalah menjadikan generasi Al- Qur‟an yang mencintai dan dicintai Al-Qur‟an. Otomatis, kalau ingin dicintai Al- Qur‟an itu bukan hanya sekedar bisa membaca, tetapi bagaimana juga bisa menjaga (hafalan) Al-Qur‟an, maka dari itu kami memunculkan program taḥfīz Al-Qur‟an.122
SMP Al Furqan Jember merupakan sekolah yang berdiri di bawah Yayasan Al Furqan. Sebagai yayasan yang terdiri dari PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK. Metode Ummi, sebagai metode yang dipakai di sekolah ini sekarang, muncul pertama kalinya di Surabaya beriringan dengan penunjukan Yayasan Al Furqan sebagai satu bagian dari sekolah modelnya. Metode Ummi digunakan juga sebagai kelanjutan program di SD sebelumnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Sekolah ust. Hadi Basuni, S.Pd:
Di Yayasan Al Furqan, itu terdiri dari unit PAUD, SD, SMP, sampai SMA SMK. Dari situ, muncul pertama kalinya metode Ummi yang kita gunakan, khususnya di bidang Taḥsīn. Sebenarnya berawal dari unit SD. Karena disitu merupakan satu bagian dari sekolah model untuk Ummi pertama kali dimunculkan di Surabaya. Seperti itu. Nah jika berbicara awal mulanya SMP Al Furqan, karena kita berada di lingkungan yayasan juga. Maka di SMP ini sebagai bentuk program pendidikan berkesinambungan di sekolah. Sebagai kelanjutan dari SD Al Furqan.
Jadi sebenarnya mulai dari PAUD itu sudah ada menggunakan metode Ummi juga.123
Alasan lain yang melatarbelakangi munculnya metode Ummi ini ialah, dijelaskan bahwa hal tersebut dilaksanakan agar para peserta didik dapat dibentengi dengan kesibukan Al-Qur‟an, mendekatkan diri kepada Allah, dan menyadari pentingnya. Karena zaman kini telah sangat berbeda dengan zaman guru/pendidik pada masa lalu.
122Agus Salim, Wawancara, Jember, 19 April 2018.
123Hadi Basuni, Wawancara, Jember, 21 Mei 2018.
Ada hal yang melatarbelakangi kita, bahwa anak-anak zaman now ini kan kesibukannya kan sudah berbeda luar biasa. Maka karena satu program unggulannya adalah Al-Qur‟an, selain karena untuk mendekatkan diri mereka kepada Al-Qur‟an dan menyadarkan pentingnya. Maka untuk membentengi ini kita sibukkan mereka dengan Al-Qur‟an.124
Metode Qiro‟ati sempat digunakan sebagai metode taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an sebelum menggunakan metode Ummi. Sebagaimana dijelaskan oleh Waka. Kurikulum SMP Al Furqan:
Awalnya itu SMP Al Furqan merasa bahwa input yang masuk bukan dari SD Al Furqan saja, tetapi banyak dari yang sekolah negeri. Sehingga perlu penanganan anak-anak yang masih jilid 1, jilid 2, jilid 3. Di awal, kita memang bukan metode Ummi, tetapi ada metode Qiro‟ati dulunya. Nah ternyata, setelah lama berlangsung murid kita yang dari SD Al Furqan semakin banyak, dan hafalan mereka sudah tuntas juz 30.125
Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa penggunaan metode Ummi dilakukan karena input yang masuk berasal dari sekolah negeri. Selain itu, murid yang semakin banyak dan jumlah hafalan yang melebihi satu juz juga menjadi alasan utama menggunakan metode tersebut.
3. Visi dan Misi SMP Al Furqan Jember Visi:
Terwujudnya Insan yang:
1) Teguh dalam aqidah 2) Tangguh dalam ibadah 3) Teruji dalam budi pekerti 4) Unggul dalam prestasi
124Hadi Basuni, Wawancara, Jember, 21 Mei 2018.
125Muzannifah, Wawancara, Jember, 21 Mei 2018.
Misi
1) Mengembangkan sistem pendidikan dengan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat guna menciptakan situasi penidikan yang dinamis.
2) Menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas, komprehensif, dan kompetitif guna mengembangkan kecerdasan, intelektual, emosional, dan spiritual.
3) Mengukuhkan eksistensi SMP Al Furqan sebagai lembaga dakwah berbasis pendidikan guna menghasilkan generasi muslim yang adaptif terhadap dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi.126
4. Struktur Lembaga SMP Al Furqan Jember
Suatu lembaga atau yayasan akan mengalami kemajuan manakala terdapat organ-organ ataupun struktur yang terorganisir. Terlebih lagi dalam lembaga pendidikan yang akan memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mencapai tujuan yang diharapkan dan yang menjadi cita-cita bersama. Berikut adalah stuktur organisasi dari SMP Al Furqan Jember:
STRUKTUR ORGANISASI SMP AL FURQAN JEMBER TAHUN AJARAN 2017/2018
Kepala Sekolah : Hadi Basuni, S.Pd.
Litbang : Ari Kurniawan, M.Pd.
Waka I : Suyanto Purnomo, S.Pd.
(Humas & Sarpras, Kesiswaan/BK, CS dan Satpam)
126Sumber Data: Dokumentasi dari kantor SMP Al Furqan. Jember, 30 April 2018.
Waka II : Ir. Muzannifah, MP.
(Kurikulum, dan Sumber Belajar)
Waka III : Dra. Gumul Isnaningsih
(Keagamaan) Kepala Administrasi : Mimi Harumi, S.Pt.
1) TU : Fajar Mulyadi
2) Bendahara : Badi‟atul Munawaroh, A.Md.
Urbid. Kurikulum : Siti Nurhayati, S.Si.
Urbid. Kesiswaan : 1. Sugiono, S.Pd.
2. Dwi Wahyuningtyas, S.Pd.
Urbid. Keagamaan : Agus Salim, SE.
Nurul Isro‟aini, S.Pd.
Ur Humas/Sarpras : Heru Mahendra, S.Pd.
BP : Drs. IG. Bagus Sudianto
Perpustakaan : Tri Nurma Shandi, S.Pd.
UKS : Rika Sandi Arianto, S.Pd.
Cleaning Service : 1. Arsono
2. Lidio Adi
Security : Suryono
Wali Kelas :
7A : Setio Rilly, S.Pd.
7B : Sugiono, S.Pd.
7C : Aisyah Mas Rahmawati, S.Pd.
7D : Yunus, S.Pd.I.
8A : Siti Nurhayati, S.Si.
8B : Tri Nourma Sandi, S.Pd.
8C : Syaiful Mu‟arif, S.Pd.
9A : Indriastutie Setia, S.Si, M.Si.
9B : Dwi Wahyuningtyas, S.Pd.
9C : Nurul Isrok Aini, S.Pd.
9D : Rika Sandi Arianto, S.Pd.127
1. Metode Pembelajaran Taḥsīn dan Taḥfīz Al-Qur’an di SMP Al Furqan Metode Ummi dipilih dan digunakan sebagai metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an di SMP Al Furqan, karena memiliki sistem Turjuman.
Metode ini juga disebut bagus karena memiliki sistem pemantauan, pengembangan, dan evaluasi setiap bulanannya. Metode tersebut telah dipakai selama sekitar empat tahunan.
Metode Ummi ada sistem yang disebut dengan Turjuman. Yang kedua, metode Ummi sering sekali melakukan pemantauan. Jadi guru-guru setelah lulus tashih di-supervisi, diberi inovasi baru, dipantau dievaluasi, dan selalu ada setiap bulannya. Maka kita jadi memakai metode ini. Jadi bagus, kita guru dan muridnya dievaluasi. Sedangkan metode yang lain tidak. Kita memakai metode Ummi sudah sekitar empat tahunan. Sedangkan Qiro‟ati sekitar tahun 2008 dahulu.128
Penerapan metode Ummi diakui oleh guru taḥsīn dan taḥfīz pilihan SMP Al Furqan, Ust. As‟ad Daroini, S.Pd., Al-Hafizh. Sebagai sarana menyeragamkan bacaan yang standar sesuai bacaan taḥsīn Al-Qur‟an. Karena sekolah menerima murid-murid lulusan SD baru yang berbagai macam kwalitas bacaannya. Seperti yang dituturkan:
Berawal dari keprihatinan terhadap kwalitas bacaan lulusan lembaga lain.
Karena masih banyak lulusan SD yang bacaannya bermacam-macam tingkat kelancarannya. Maka di sekolah Al Furqan ini menentukan metode Ummi sebagai standarisasi bacaan yang menitikberatkan pada taḥsīn.129
Metode Ummi di SMP Al Furqan merupakan kelanjutan penerapan dari SD Al Furqan. Maka murid sudah terbiasa karena telah melalui kurikulum sebelumya. Kelas 3 SD Al Furqan ditargetkan minimal telah menyelesaikan bab Tartil. Sedangkan kelas 5 ditambah juz 1 surat Al-Baqarah, dan mengulang juz 30
128Muzannifah, Wawancara, Jember, 21 Mei 2018.
129As‟ad Daroini, Wawancara, Jember, 19 April 2018.
sebelumnya. Seperti yang diungkapkan penguji munaqosyah, Ust. Abdul Hadi, S.Pd.I:
Metode ini memang berawal dari SD Al Furqan. Jadi mengapa SMP Al Furqan juga memakai Ummi, yaitu melanjutnya program yang ada di SD Al Furqan. Terutama karena di kelas 3 SD Al Furqan itu sudah harus tuntas bab Tartil. Setelah itu kelas 4 taḥfīz juz 30. Setelah itu mereka kelas 5 memuroja‟ah kembali dan ada taḥfīz juz 1. Dimulai dari Al-Baqarah dulu.130
Jenis metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an yang pernah digunakan Yayasan Al Furqan adalah metode Qiro‟ati. Yaitu sekitar awal berdirinya yayasan pada tahun antara 1970-1972. Dan metode tersebut telah digunakan lama sejak tahun tersebut. Hingga datang masa peralihan metode adalah ketika SD Al Furqan menjadi sekolah model (pilot project)-nya metode Ummi. Lalu diputuskan seluruh unit yayasan menggunakan metode Ummi termasuk madrasah Diniyah. Dan Al Furqan merupakan pelopor lembaga sekolah pertama yang menggunakan metode Ummi. Kepala sekolah mengungkapkan:
Sebelumnya yang lama itu Qiro‟ati. Itu perhitungan berdirinya Yayasan ini yaitu tahun 70-72 ya, memakai metode Qiro‟ati. Itu baru setelah ada munculnya metode Ummi dan SD Al Furqan menjadi pilot project-nya, sekolah modelnya. Itu mulai beralih ke Ummi yang waktu itu masih beriringan. Di yayasan masih Qiro‟ati, di SD metode Ummi. Setelah itu diputuskan berubah semuanya, semua unit yang ada di jajaran yayasan mulai dari PAUD sampai SMA SMK. Termasuk Madrasah Diniyah pun juga menggunakan metode Ummi. Jadi sementara itu, kalau yang lain ada metode-metode lain termasuk di taḥfīznya. Itu sebagai referensi kami. Memang di Jember pertama kali yang menggunakan metode Ummi adalah Al Furqan.131
Jenis metode pembelajaran taḥsīn dan taḥfīz Al-Qur‟an di SMP Al Furqan Jember diakui akan difokuskan dengan menggunakan satu jenis saja, yaitu metode Ummi. Karena Al Furqan merupakan pilot project metode Ummi di Jember. Di sisi lain, metode ini telah sukses mengantarkan murid kelas 3 SD bisa
130Abdul Hadi, Wawancara, Jember, 2 Mei 2018.
131Hadi Basuni, Wawancara, Jember, 21 Mei 2018.