• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peroses Penerapan Teknik SEFT Dan Terapi Puasa Untuk

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

F. Peroses Penerapan Teknik SEFT Dan Terapi Puasa Untuk

Dalam peroses penerapan teknik Spiritual Emo- tional Freedom Tehnicuqe (SEFT) dan terapi Puasa Guru Bimbingan Konseling langsung berperan sebagai Sefter yang memberikan penerapan langsung kepada santri yang memiliki kebiasaan merokok. Sehingga dalam peross pen- erapannya Guru Bimbingan Konseling langsung meman- tau perkembangan santri tersebut kemudian bekerjasama dengan bagian penanggung jawab ubudiyah atau bagian Taklim Organisasi Santri Nurul Haramain (OSNH).

Dalam Tugasnya Staf Pengasuhan santri setiap ta- hunnya memiliki program kerja yang memang terkait ten- tang keamanan dan kenyanana penghuni Pondok Pe-

santren, sehingga “Pengasuhan santri itu adalah tangan Kanan Pimpinan Pondok”34. Dalam melaksanakan tu- gasnya Dewan Pengasuhan Santri di bantu oleh para santri yang di bentuk dalam satuan tugas Organisasi Santri Nu- rul Haramain (OSNH). Dimana pada setiap tugas dan kewajibannya sudah di bagi berdasarkan bagian masing- masing.

Terkait masalah pelanggaran disiplin merokok, “Ma- salah Putung rokok itu memang banyak kita temukan di- mana mana. Tapi terkadang ada rokok bekas tamu jadi bukan santri atau penguhuni Pondok semua.”35 Santri yang ketahuan merokok menurut peraturan Program Kerja bagian Keamnana sanksinya langsung di Botak di tempat.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan salah satu bagian keamanan Organisasai Santri Nurul Haramain (OSNH) sebagai berikut :

“Biasanya Kita botak, kalau ketahuan merokok kedua kalinya, maka kita akan menambah hukumannya yaitu di larang berolahraga sampai rambutnya tumbuh dan yang terakhir ketika ketahuan merokok lagi maka kita dari pihak Keamanan melaporkan santri tersebut ke Pengasu- han untuk di berikan Surat Perjanjian bersama dengan Walinya. Ketika santri ini ketahuan merokok lagi maka akan di suruh pindah sekolah”.36

Terkait permasalah pelanggaran disiplin setiap pelanggran yang di lakukan oleh santri

“Semua Hukuman dan Pelanggaran itu Rujukannya adalah peraturan “Teng Komando” (peraturan santri), baik

34 Abdl.Basith Kepala Staf Pengasuhan , Wawancara, Narmada, 14 Juni 2021.

35 H.Anwar Kepala Staf Pengasuhan, Observasi, Narmada 13 Juni 2021.

36 Bagian Keamanan Santri Haramain,Wawancara, Narmada 15 Juni 2021.

itu tertulis maupun tidak tertulis.” (semua tentang pera- turan Pondok Pesantren).37

Maka semua bagian-bagian di dalam Pondok tersebut ikut terlibat untuk menjaga dan mendidik para santri ter- masuk Pimpinan Pondok, Guru yang ada didalam Pondok, Kakak tingkatnya dan semua Pengurus yang bertanggung jawab di rayon masing-masing. Terkait dengan aturan santri yang ketahuan merokok tidak ada yang membole- hkan santri merokok walaupun ada izin dari orang tua.

Kalau saya, pernah menemukan santri merokok saya tempeleng. Karena yang saya sayangkan itu adalah uang orang tuanya.”38

Dari pernyataan salah satu Guru atau Tenaga Pen- didik yang berada di dalam Pondok. Sehingga bisa di sim- pulkan bahwa rokok itu memang tidak di perbolehkan se- hingga rokok ini termasuk dalam kategori sebuah pelang- garan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengasuhan santri Pondok Pesantren MA NW Putra Haramain Nar- mada, terkait Peroses penerapan Teknik SEFT kepada santri yang memiliki kebiasaan merokok sebagai berikut:

“Cara kami menangani santri perokok yang sudah sering kali melanggar disiplin, khususnya merokok kalau hukumannya sendiri yang kita terapkan per- tama kita botak anak tersebut jika ketahuan mero- kok, kemudian di peroses data-datanya oleh bagian keamanan pusat. Kalau masih kita langsung terap- kan tehnik SEFT. SEFT ini saya peribadi sudah menerapkannya di beberapa santri kita. Namun yang datang dan kita terapi pada waktu itu cuman yang

37 Aulia Fathul Aziz Staf KMI Haramain, Observasi , Narmada, 13 Juni 2021.

38 Samsul Hakim. Bendahara Madrasah, Wawancara, Narmada 13 Juni 2021.

ikhlas mau berhenti merokok saja. Dengan harapan kedepan nanti teman-teman pengajar juga bisa ikut memperaktekannya pada santri yang lain. untuk cara atau pengaplikasiannya hampir sama seperti pan- duan yang ada, cuman kita memberikan gerakan tiping, Tun in , Set Up dasar-dasarnya saja, atau dengan menotok bebrapa bagian-bagian inti saja, seperti bagian ubun di kepala, terus bagian diatas alis mata terus di bagian bawah atau pelopak mata, terus di bagian bawah hidung dan di dagu, seperti itu yang kita terapkan. Jika berbicara cara atau jurus jitu ya kami rasa tidak ada ya. Karena pada dasarnya perilaku tersebut tumbuh karna keinginan dari diri kita masing-masing, jadi saya rasa caranya berhenti dan perbanyak muhasabah diri saja.”39

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Staf Pengasuhan santri peneliti menyimpulkan bahwa di Pon- dok Pesantren juga menggunakan tehnik SEFT dalam upaya menangani santri yang memiliki kebiasaa merokok, dari hasil wawancara bahwa santri yang sudah di terapi menujukan gejala mual, kemudian ketika merokok terasa pahit, gejala ini sama persis dengan gejala yang di tun- jukan oleh setiap perokok yang di terapi dengan mengunakan tehnik SEFT.

Dalam peroses penerapannya Staf Pengasuhan memiliki sikap perofesional dalam menangani kasus santri perokok, kendala yang di alami oleh staf pengasu- han dalam menerapkan teknik ini adalah sedikitnya santri yang ingin di terapi karena takut di berikan hukuman oleh pihak Pengasuhan, atau takut di Gundul. Kemudian ken-

39 Ansori, Staf Pengasuhan Haramain, Wawancara, Narmada 22 Otober 2021.

dala yang di temukan merupakan factor kurangnya kesadaran diri santri itu sendiri untuk berubah. 40

Seperti pengakuan dari santri kelas XII MA Putra Narmada :

“Saya memang sering merokok. Dan saya sendiri mau berhenti merokok. Saya mulai bisa merokok mulai kelas 2 SD, jadi dulu saya diajakin sama teman kelas saya merokok lama kelamman saya jadi terbiasa merokok. Tapi saya takut di Botak, dan Saya di suruh mengikuti Terapi (SEFT) sama Ustad A Pengasuhan santri.41

Dari percakapan tersebut kita simpulkan anak tersebut takut melakukan terapi karena takut di hukum, sehingga staf Staf Pengasuhan mengambil nisiatif untuk me- mamnggil anak terseut, kemudian berdasarkan pengakuan santri lainnya bahwa dia mengaku awal mula dia mulai merokok kemudian mereka ingin berhenti merokok.

“Dulu saya mulai merokok sejak klas 3 SD, rokok yang dulu yang terkenal itu rokok surya kalau saya merokok orang tua saya juga perokok. dulu saya merokok sering ketika mau tadarusan atau sebelum sholat isa untuk mengisi waktu luang. Biasanya 1-2 batang rokok sambil menunggu teman-teman datang.

Namun lama kelamaan saya sadar ada keinginnan berhenti merokok tapi saya takut nanti di hukum”42 Berdasarkan wawancara tersebut dapat di simpulkan, santri yang di terapi merupakan anak yang dengan sendirinya ingin berhenti merokok akan tetapi takut ketika pengasuhan mengetahui santri tersebut seorang perokok,

40 Ponpes Nurul Haramain Observasi, Narmada, 10 Oktober 2020.

41 Konseli Mujib, Wawancara, Narmada, 10 Oktober 2020.

42 Konseli Faisal, Wawancara, Narmada, 10 Oktober 2020.

kemudian di hukum. Sehingga kendala dalam melakukan terapi SEFT ini adalah karena factor ketakutan anak terse- but untuk mengungkapkan keinginan berhenti merokok pada pihak Pengasuhan santri.

Kunci dari metode penerapan Tehnik Spritual Emo- tional Freedom Tehnique (SEFT) di dalam Pondok Pe- santren ialah dengan ketukan ke 18 titik meridian tubuh dengan menggunakan dua jari. Cara melakukannya dibagi menjadi tiga tahap:

a). The Set-Up

The Set Up Merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menetralisir “Psychological Re- versal” atau yang sering disebut dengan perla- wanan psikologis. Psychological Reversal berupa pikiran negative atau keyakinan bawah sadar nega- tive. Tujuan dari tahap ini yaitu untuk memastikan agar aliran energi tubuh kita terarahkan dengan te- pat. Tahap ini dilakukan dengan dua cara bersa- maan. Pertama dengan menekan dada kita sambil memutar berlawanan arah jarum jam, tepatnya dibagian “sore spot”( titik nyeri). Kedua, bersa- maan dengan set up word, yaitu kalimat yang perlu diucapkan dengan penuh perasaan untuk mene- tralisir Psichological Reversal. Struktur dari ka- limat set up adalah, merasakan-terima-pasrah- ikhlas. “Ya Allah meskipun saya merasa (tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan rokok), tapi saya ikhlas menerimanya dan saya pasrahkan kepada-Mu untuk kesembuhan saya”

Awalnya perokok di minta untuk mencium bau rokok yang biasa dihisapnya, ini adalah langkah awal yang di sebut dengan the set-up yang bertujuan untuk memastikan agar aliran energy

tubuh kita terarahkan dengan tepat. Langkah ini dilakukan untuk menetralisir pikiran negatif yang sepontan dari mencium bau rokok itu, yang pasti para perokok masih ingin menghisapnya. Setelah itu terapis akan menekan dada kita, tepatnya di sekitar dada atas.

b). Tune-in

Langkah kedua dilakukan dengan cara mem- bayangkan kondisi yang dapat membangkitkan emosi negative. Kemudian ketika emosi negative tersebut muncul dalam hati dan mulut mulai mengatakan “Ya Allah (meskipun….) Saya Ikhlas dan saya pasrah” Dalam peroses penerapannya Peneliti terlibat langsung dengan siswa yang merokok. Karena pada dasarnya penerapan teknik ini di lakukan dengan memberikan tapping atau seperti menotok pada bagian tertentu, untuk menghilangkan efek nikotin atau zat adiktif pada rokok. Kemudian selama peroses terapi Sefter menggunakan media berupa : beberapa batang ro- kok dan sebotol air mineral. Dalam panduan atau- pun pelatihan mengenai SEFT santri di minta un- tuk menghisap rokok secara terus menerus sampai memperlihatkan perubahan fisik, sambil santri ter- sebut di berikan teknik tipping pada beberapa ba- gian. Kemudian memberikan “Sugestion” pada santri untuk ikhlas dan pasrah untuk mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan buruk merokok karena Allah SWT.43

Dalam peroses pelaksanana teknik Tun In ini di kombinasikan dengan terapi Puasa pada santri

43 Observasi, Narmada, 22 Oktober 2020.

kelas XII MA Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Putra Narmada, tahap pertaman santri di per- silahkan mengambil nasi di dapur santri untuk makan sahur yang memang sudah di sediakan oleh ibu dapur. Kemudian berdasarkan hasil observasi peneliti meninjau langsung lokasi dapur santri, yang semua santri Pondok Psantren makan di dapur tersebut. Kemudian untuk segala bentuk per- siapan terkait sahur hingga berbuka Puasa semuanya sudah di pasilitasi oleh Pondok dengan perantara ibu dapur.44

Hasil Wawancara dengan staf bagian Ubudi- yah atau bagian Ibadah santri Pondok Pesantren sebagai berikut :

“Jadi pertama saya perlu jelaskan bahwa puasa itu ibadah kepada Allah SWT. Bukan merupakan hukuman semata mata kepada santeri kita. dan di dalam pondok ini terdapat beberapa bagian, salah satunya bagian ubudiyah atau bagian ibadah san- teri sehari hari di dalam pondok. Jadi kalu untuk santeri kita yang berpuasa kita berika keleluasan bangun tidur nya, maksudnya kalau tidur santeri kita yang berpuasa bisa di masjid atau di depan rayon agar nanti ketika waktu sahurnya gampang di bangunkan oleh bagian taklim atau oleh mudabirnya. Kemudian mereka bisa langsung ked- apur mengambil nasi dan lauk pauknya. Kurang lebih seperti itu. Dan Alhamdulillah ketika di terapkan sanngsi tersebut anak-anak dapat efek je- ra minimal tidak mengulanginya lagi. Untuk pen- erapannya sama mereka bangun makan sahur

44Dapur santri Ponpes Haramain Observasi, Narmada, 11 Oktober 2020.

kemudian di pagi sampai menjelang berbuka kita wajibkan mereka membaca Al-Qur‟an di depan kamar bagian taklim sebagai absen bahwa anak tersebut menjalankan hukumannya dengan baik.

Sedangkan untuk kendala yang paling sering itu anak sering mengeluh lapar dan susah sekali di bangunkan untuk sahur dan langsung di terapi SEFT oleh bagian pengasuhan, kemudian karena badan lemas jadi anak-anak yang puasa sambil di terapi jadi lemas dan kebnanyak waktu tidurnya bahkan mereka merasakan pahit ketika mau men- coba merokok kembali.45

Dari percakapan di atas dapat disimpulkan bahwasanya tahap Tun In dengan terapi Puasa yang di terapkan untuk santri yang merokok sangat luar biasa dampaknya bagi santri tersebut, misal- kan dari penerapan tahap Tun In dengan terapi Puasa ini santri merasakan ada efek jera dan peru- bahan fisik di karena terapi SEFT di ikuti dengan berpuasa menyebabkan santri tersebut menjadi iklas untuk berhenti merokok, kemudian tenaga menjadi lemas dan lelah. Kemudian dari penera- pannya sering kali terkendala oleh santri yang su- litt untuk di bangunkan sahur. Sehingga perlu kesabaran untuk mendidik santri yang menerima hukuman tersebut.46

Sebagaimana dalam adab berlaku Puasa, maka dengan berpuasa segala tindakan dan ucapannya akan jauh dari segala bentuk kemaksiatan. Hal ter- sebut sangat lah sesuai dengan tahap Tun In terse-

45 Puji ketua Ubudiyah , Wawancara, 8 September 2021.

46 Masjid Jami Nurul Haramain Putra, Observasi 10 September 2021.

but yang dimana santri di ajarkan untuk Ikhlas dan pasrah untuk berhenti merokok dan meninggalkan kebiasaan buruk. Orang yang berniat secara sungguh-sungguh mencari ridha Allah SWT. Da- lam berpuasa, akan senantiasa menjaga lidahnya dari segala ucapan atau perkataan kotor. Demikian juga orang yang berpuasa akan selalu menjaga perbuatan dan tindakannya dari segala bentuk kedzaliman, kecurangan, dan segala kemak- siatan.47

Puasa merupakan suatu ibadah yang sifatnya

habluminallah” hubungan yang antara hambanya dan tuhannya. Kemudian puasa itu semata mata karena Allah SWT. Bukan karena suatu hukuman.

Arti puasa yaitu menahan makan, minum dan sega- la apa yang membatalkannya, mulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Setiap orang yang beriman kepada Allah diwajibkan berpuasa sebagai hal tersebut termaktub dalam firman Allah Ta‟ala yang termaktub di dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 183:

ْىَلَعْ َةِتُكْاَوَكُْماَي ِّصلاُْنُكْيَلَعْ َةِتُكْا ْىُنَهٰاْ َيْيِذَّلاْاَهُّيَآٰٰي

َْۙى ْىُقَّتَتْْنُكَّلَعَلْْنُكِلْبَقْ ْيِهَْيْيِذَّلا

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, di- wajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana di- wajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.(QS Al-Baqarah Ayat 183).48

47 Ahmad Karomi, Puasa Senin Kamis : Sebuah Telaah Ma‟Anil Hadith, Sekolah Tinggi Agama Islam- Badrussholeh Purwosari Kedi- ri,”Legitama, Hukum Keluarga Islam, Vol.1, No.1, Desember 2018, hlm. 6.

48 QS al-Baqarah [2]:183.

“Kalau santri yang berpuasa biasanya kami mendata para santri yang berniat untuk puasa sunah Senin Kamis, karena nanti ketika jaros atau bell tiga kali sholat magrib kita keliling men- gontrol santri yang terlambat. Jadi kita tahu bahwa santri itu terlambat karena berbuka puasa atau ter- lambat karna sengaja”49

Pernyataan tersebut menurut bagian taklim Organisasi Santri Nurul Haramain Putra, yang di mana bagian taklim di dalam program kerjanya adalah mendata dan menyiapkan takjil berbuka puasa untuk santri sewaktu-waktu.50

Di dalam Program Kerja Bagian Ubudiyah dan Pengasuhan Santri dapat di simpulkan bahwa santri yang memiliki kebiasaan merokok di terapi dengan tahap Tun In kemudian di gabungkan dengan berpuasa sudah di pasilitasi oleh Pondok Pesantren, sehingga para santri tidak perlu kawatir untuk tidak dapat jatah makan Siang dan Pagi.

“Jadi santri yang sudah berniat untuk berpuasa maka santri tersebut harus bangun jam tiga pagi untuk santap sahur. Dan nanti ketika berbuka kita sudah siapkan takjil berbuka puasa”.51 Penerapan tahap Tun In ini sendiri di lakukan kepada santri yang terbiasa merokok oleh Guru BK setelah santri tersebut berbuka Puasa supaya hasil dari penera- pannya menunjukan hasil yang positif terhadap fisik santri tersebut.

49 Bagian Taklim Organisasi Santri Nurul Haramain, Wa- wancara,Narmada, 20 Desember 2020.

50 Documentasi, Musawarah Kerja, Program Kerja bagian Tak‟lim tahun 2019-2020.

51 Ibu Dapur Santri Putra, Wawancara , Narmada 20 Desember 2020.

c). The Tapping

Langkah inti dari terapi SEFT, ialah ketukan ringan dengan dua jari, dengan mengetuk ke delapan belas titik meridian yang biasa disebut dengan proses tapping.

Kemudian, Sefter akan melakukan tapping di titik-titik tubuh yang merupakan titik aliran energy kita, yang jika di ketuk beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa ssakit yang kita rasakan. Titik-titik terse- but adalah bagian atas kepala, titik permulaan alis mata, diatas tulang disamping mata, 2 cm di bawah kelopak mata, tepat di bawah hidung, diantara da- gu dan bagian bawah bibir, di ujung tempat ber- temunya tulang dada, di bawah ketiak, di perbata- san antara tulang dada dan bagian bawah payudara, dan di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan.52

Gambar 1 : Peroses Tapping

52Kompas.Com, “ Stop Rokok dengan terapi SEFT”, dalam https://money.kompas.com/read/2008/05/31/15554321/stop-rokok-dengan- terapi-seft diakses 22 Oktober 2029, pukul14.13.

Kebiasaan merokok bisa berkurang dengan melakukan Teknik SEFT selama be- berapa sesi berdasarkan kesepakatan antara Sefter dengan santri. Terapi yang biasanya dil- akukan dengan mengetuk ringan dengan dua ujung jari atau yang disebut “tapping” di bagian tubuh tertentu, sehingga bisa di lakukan secara mandiri atau sendiri. Untuk penerapan mandiri bisa di terapkan dengan think versi pendeknya seperti gambar berikut:

Gambar 2:

Titik Tapping Versi Pendek

Dimana Teknik SEFT (Sepritual emo- sional Teraphy Tehnique) merupakan gabungan dari berbagai macam metode. Teknik SEFT (Sepritual emosional Teraphy Tehnique) terse- but dilakukan dengan melakukan tapping pada 18 titik kunci di sepanjang 12 jalur energi tubuh.53 Proses ini juga ada pada terapi EFT.

Tujuannya, dengan ketukan tersebut sambil ter- us mengetuk dengan tune-in maka akan terjadi netralisir aliran energy tubuh sehingga berjalan dengan normal dan seimbang kembali. Istilah delapan belas titik tersebut ialah “The major en- ergy meridians”, ketukan ringan tersebut di po- sisi bagian berikut:

Gambar 3 :

53 Arif Nurma Etika,” Pengaruh Terapi Spritual Emotional Freedom Tehnique (SEFT)Terhadap Intensitas Merokok Pada Siswa”, Care, Vol. 3, No 3, 2015, hlm. 14.

Tapping Points

1. Crown (Cr) :Pada titik dibagian atas kepala 2. Eye Brow (Eb) :Pada titik permulaan alis mata 3. Side Of The Eye (Se) :Di atas tulang disamping mata

4. Under The Eye (Ue) :2 cm dibawah kelopak mata 6. Chin (Ch) :Di atas dagu dan bagian bawah bibir 7. Collar Bone (CB) :Di ujung tempat bertemunya tu-

lang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama 8. Under the Arm (UA) :Di bawah ketiak sejajar

dengan putting susu (pria) atau tepat di bagian tengah tali bra (Pr)

9. Bellow Nipple ( BN) :2,5 cm di bawah putting susu (pria) atau diperbatasan antara tulang dada dan ba- gian bawah payudara

10. Inside of Hand(IH) :Di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan

11. Outside of Hand :Di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan

12. Thumb( Th) :Ibu jari disamping luar bagian bawah kuku

13. Index Finger ( IF) :Jari telunjuk disamping luar bagian bawah kuku (di bagian yang menghadap ibu jari)

14. Middle Finger MF :Jari tengah samping luar ba- gian bawah kuku

15. Ring Finger (RF) :Jari Manis disamping luar ba- gian bawah kuku

16. Baby Finger (BF) :Di jari kelingking di samping luar bagian bawah kuku

17. Karate Chop (KC) :Di samping telapak tangan, bagian yang kita gunakan untuk mematahkan balok saat karate

18. Gamut Spot (GS) :Di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang jari kelingking da- lam delapan belas poin diatas, Gamut Spot meru- pakan sesi terakhir yang sebelumnya harus mengambil nafas panjang lalu dihembuskan dan mengucap rasa syukur (Alhamdulillah). Selain itu dilengkapi dengan Sembilan gerakan penutup : a) Menutup Mata dan Membuka mata

b) Mata digerakan dengan kuat ke kanan bawah c) Mata digerakan denga kuat ke kiri bawah d) Memutar bola mata searah jarum jam e) Memutar bola mata berlawanan arah jarum

jam

f) Bergumam dengan berirama selama 3 detik g) Menghitung 1,2,3,4,5

h) Bergumam lagi selama 3 detik54

b. Hasil Penerapan Tehnik SEFT Dan Terapi Puasa Untuk Mengurangi KebiasaanMerokok Pada Santri.

a) Tretment

Dalam sesi treatment peneliti memaparkan hasil data setelah di lakukan penanganan kepada santri, terkait bagaimana keadaan atau perubahan Fisik, Psikis dan Sosial santri perokok setelah di lakukan penerapan Teknik SEFT.

Adapun hasil penerapan teknik SEFT ter- hadap Santri perokok setelah di lakukan pengan- ganan sebgai berikut :

b) Pendapat Konseli M 1) Pendapat Tentang Fisik

“Setelah melakukan penerapan Teknik SEFT pada Konseli selama tiga kali per- temuan. Konseli M sendiri merasakan peru- bahan fisik dimana ketika Konseli M, mero- kok kembali lindahnya merasa sangat pahit sehingga Konseli M ini berhenti merokok samapi dengan pertemuan berikutnya. “Kalau perubahan Fisik saya rasakan ketika main fut- sal bersama teman seangkatan lama, karena terapi nafasa saya terasa ringan. Tidak seperti dulu ketika bermain sebentar saya terasa kecapekan, terus nafas seperti sesak, terus ser- ing batuk sama kecapekan, tapi setelah terapi itu Alhamdulillah terasa ringan rasanya.” Ter- us ketika puasa “Perubahan Fisik yang saya

54 Zakiyyah, ”Pengaruh Terapi Spritual Emosional Freedome Tehnique(SEFT) Terhadap Penanganan Nyeri Dismenorea, “Sain Med.5. no.2 ( Desember 2013):Hlm. 67-68.

Dokumen terkait