BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
6. Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sehingga yang diperlukan adalah data dan informasi yang lengkap, objektif, dan bisa dipertanggung jawabkan sehingga dapat diperoleh dan disajikan menjadi gambaran atau pandangan yang benar. Oleh karena itu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.44 Untuk dapat menggali informasi-informasi yang dapat menunjang kelengkapan data penelitian maka peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang terlibat dalam pengumpulan data. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi struktur dimana peneliti menyiapkan instrument wawancara dan dapat mengembangkannya dilapangan tanpa terpaku pada instrument yang telah dibuat. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini di Dusun Embungpas Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar.
44 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), H. 312.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.45 Teknik ini digunakan karena peneliti mengadakan pengamatan terhadap proses pembinaan moral anak usia dini yang ada di Dusun Embungpas Desa Sigerongan untuk melihat kenyataan yang sebenarnya. Adapun yang diobservasi dalam penilitian ini adalah strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini, dalam hal ini peneliti mengadakan observasi terhadap orang tua dan anaknya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lenggar, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini tidak terlepas dari catatan- catatan yang didokumentasikan berkaitan dengan strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini di Dusun Embungpas Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar.
7. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Dalam hal ini Nasution menyatakan: “analisis telah dimulai sejak
45 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif…, H. 143.
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian”.46
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Setelah data tekumpul maka dilakukan analisis data dengan menggunakan model Miles dan Hubermen.
Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung didalam data tersebut, dan menggunakan hasil analisis tersebut untuk memecahkan suatu masalah. Mengingat penelitian ini berbentuk kualitatif, maka pendekatan analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang dilakukan secara interaktif. Dimana peneliti dan objek penelitian terlibat secara langsung secara terus menerus, sehingga penelitian ini tuntas. Adapun langkah-langkah analisis data menggunakan model Miles dan Hubermen dalam penelitian ini sebagai berikut:47
46 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), H. 245.
47 Ibid., H. 247.
a. Reduksi Data
Reduksi Data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan dalam hal-hal yang penting, dengan demikian data yang telah diperoleh dari lapangan akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti mereduksi data dengan memilih data-data hasil wawancara, observasi, dan mengelompokkan berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang diugkap di Dusun Embungpas Desa Sigerongan.
b. Penyajian data
Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan dan mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, seperti grafiks, table, hubungan antara kategori, dan sejenisnya. Dalam penelitian ini yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat deskriptif (pemaparan).
c. Penarikan kesimpulan/verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpualan data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.48
Berdasarkan penjelasan tentang analisis data di atas peneliti akan menyimpulkan temuan-temuan atau data-data yang berkaitan dengan strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini di Dusun Embungpas Desa Sigerongan kecamatan Lingsar tahun 2020.
8. Pengecekan Keabsahan Data
Suatu data dapat diyakini kebenarannya apabila data tersebut menunjukkan data yang sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan setelah diadakan analisis secara saksama. Untuk meningkatkan keabsahan data yang diteliti hingga dapat dibuktikan kebenarannya sesuai dengan realita yang ada atau sesuatu yang sesungguhnya terjadi, maka diperlukan keabsahan data yang diperoleh.
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Keabsahan data berkaitan dengan suatu kepastian. Jadi uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif harus tepat, salah satunya adalah dengan adanya triangulasi. Triangulasi data dalam pengujian keabsahan kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi dari berbgai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang
48 Ibid., H. 226-253.
saling berkaitan dari sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber yaitu, untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data diakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut dan menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar hanya sudut pandangnya yang berbeda-beda.49
H. Sistematika Pembahasan
Dalam pemaparan skripsi ini, alur pemaparannya dibagi ke dalam 4 bagian. Masing-masing bagian berisi pemaparan yang berbeda tetapi merupakan kelanjutan dari pemaparan pada bagian-bagian sebelumnya. Adapun isi pemaparan dari masing-masing bagian seperti diuraikan berikut ini.
49 Ibid., H. 191.
1. Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan ini, penulis mengungkapkan konteks penelitian yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang dan sebab- sebab dilakukannya penelitian. Selanjutnya dari uraian konteks penelitian penulis juga merumuskan masalah penelitian dan selanjutnya diuraikan mengenai tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka fikir dan diakhiri dengan uraian metode yang digunakan dalam penelitian ini serta uraian tentang aspek-aspek yang terkait dengan metode penelitian.
2. Paparan dan Temuan
Bagian paparan data dan temuan ini penulis memaparkan mengenai hasil dari penelitian yang sudah dilakukan. Segala sesuatu yang ditemukan dalam penelitian khususnya yang menyangkut dengan masalah penelitian dan aspek-aspek penunjang dari hasil penelitian seperti keadaan lokasi. Pada bagian ini penulis berusaha mengungkapkan hasil temuannya dengan berusaha untuk tidak melakukan interfensi terhadap data-data yang ditemukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga tingkat naturalitas data hasil penelitian.
3. Pembahasan
Dalam ruang pembahasan ini, penulis menguraikan analisis-analisis dari data yang sudah berhasil dikumpulkan oleh penulis dalam proses
penelitian. Analisis tersebut itu dilakukan dengan tetap berpijak pada kerangka fikir yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan.
4. Penutup
Pada bagian terakhir ini penulis berusaha melakukan sintesis dari apa yang telah dianalisis dalam pembahasan. Hasil dari sintesis yang dilakukan itu dituangkan dalam bentuk simpulan akhir yaitu terkait dengan masalah yang menjadi fokus perhatian utama dalam penelitian ini. Kemudian setelah menarik kesimpulan, penulis mengajukan berbagai saran-saran yang merupakan hasil pemikiran penulis yang diberikan itu yang menyangkut hal- hal yang perlu dilakukan oleh semua pihak terkait dalam rangka menyediakan suatu perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ditemukan oleh peneliti.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. PAPARAN DATA
1. Gambaran Umum Desa Sigerongan
Desa Sigerongan masuk wilayah Kecamatan Lingsar dengan luas wilayah 470 hektar. Kepadatan penduduk sudah mencapai 6.096 jiwa penduduk tetap, 2.042 KK. di tahun 2019. Namun dari keluasan wilayah yang begitu potensial masih banyak sumber daya alam yang berpotensi belum digali saat ini. Letak Geografis Desa Sigerongan berada di wilayah Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
Keseharian masyarakat desa Sigerongan adalah bercocok tanam, bertani, buruh tani, dan berternak (Kambing, ayam Itik), Perikanan, bangunan, buruh bangunan serta berdagang dan lainnya. Mengingat keadaan wilayah Desa Sigerongan perairan dan pesawahan. Masyarakat umumnya sudah aktif mengolah lahan pertanian dan dengan menanam Padi dengan menggunakan cara yang sederhana dan konvensional dan hasil panen belum seutuhnya menemukan harga yang sebanding dengan pekerjaan tersebut. Kendalanya yang utama adalah naik turunnya harga perdagangan tanaman Padi dan serangan hama wereng, tikus, banjir, dan juga pada saat panen raya, sering turun drastis sementara harga tinggi kadang-kadang tidak mampu bertahan lama sehingga banyak yang belum sempat menjual sudah turun harga lagi.
Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan sejauh 3 Kilometer dengan lama tempuh sekitar 15 menit. Jalan Raya sebagian sudah bagus karena telah di Perbaiki di tahun 2017 sedangkan Jalan Lingkungan Desa masih ada beberapa yang belum diperbaiki walaupun di beberapa tempat sudah ada yang telah di bangun namun belum mampu untuk menjangkau dari seluruh wilayah Desa sehingga masyarakat tidak kesulitan lagi dalam mengangkut hasil pertanian.
Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat sejauh 54 kilo meter dengan lama tempuh sekitar 0,5 Jam/45 Menit.
2. Sejarah Desa Sigerongan
Gambar 2.1 Kantor Desa Sigerongan
Desa Sigerongan adalah salah satu Desa di Kecamatan Lingsar kabupaten Lombok Barat, yang jauh sebelumnya adalah Desa Karang Bayan.
Terjadi pemekaran menjadi Desa Sigerongan yang terdiri dari 6 Dusun (keliang). Desa Sigerongan pada waktu itu dipimpin oleh AQ Surilah sebagai kepala desa pertama, Desa Sigerongan sudah 14 kali ganti kepala desa, sampai pada Kepala Desa saat ini Dian Siswadi H. S.Pdi., MM yang memimpin dari tahun 2019.50
3. Letak Geografis Desa Sigerongan a. Kondisi Geografis
Wilayah Desa Sigerongan secara geografis berada disebelah utara Kecamatan Lingsar, dilihat dari topograpainya berdataran rendah, secara administrasi Desa Sigerongan terletak diwilayah Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Batas-batas Desa Sigerongan:51
Sebealah Utara : Desa Langko Kecamatan Lingsar
Sebelah Barat : Kelurahan Sayang-Sayang Kota Mataram Sebelah Timur : Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar Sebelah Selatan : Desa Bug-Bug Kecamatan Lingsar
1) Luas wilayah Desa Sigerongan 470 HA luas dengan lahan yang ada terbagi dalam beberapa peruntukan sebagai berikut:
50 Kepala Dusun Embungpas, Wawancara, 25 April 2020.
51 Profil Desa Sigerongan, Dokumentasi, tahun 2020.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Desa Sigerongan
NO JENIS PERUNTUKAN LUAS/HA KETERANGAN
1. Pemukiman 270.09 -
2 Persawahan 174.99 -
3 Perkebunan 8.50 -
4 Kuburan 4.00 -
5 Pekarangan 8.91 -
6 Perkantoran 2.00 -
7 Prasarana Umum 1.51 -
Jumlah 470.00
Sumber : Profil Desa Sigerongan, Tahun 2020
2) Kondisi dan ciri geografis wilayah
Hasil pertanian dari Desa Sigerongan terutama padi dianggap berkualitas baik oleh pasar, selain menghasilkan padi dengan kualitas juga secara kuantitas cukup memadai karena lahan pertanian sawah cukup memadai dan ditunjang dengan pengairan yang cukup.
b. Gambaran Umum Demografis
Berdasarkan data administrasi kependudukan Desa Sigerongan mempunyai penduduk:
1) Jumlah Kepala Keluarga : 2.009 KK 2) Jumlah Penduduk : 6.096 Jiwa
3) Laki-laki : 2.979 Jiwa 4) Perempuan : 3.117 Jiwa
Dengan Rincian penduduk per Dusun sebagai berikut:
Tabel 2.2
Jumlah Data Penduduk Desa Sigerongan No Nama Dusun Jumlah
KK
Jumlah jiwa Laki-laki
Jumlah jiwa Perempuan
Total jiwa (L+P)
1. SIGERONGAN 561 833 870 1.703
2. EMBUNGPAS B. 340 541 590 1.131
3. EMBUNGPAS T. 348 529 529 1.058
4. BERMBENG B. 490 625 712 1.343
5. JATI MEKAR 110 165 141 306
6. REPOK PANCOR 186 302 294 596
JUMLAH 2.035 2.995 3.142 6.137
Berdasarakan data penduduk Desa di atas maka dapat dilihat bahwa Dusun Embungpas yang menjadi tempat objek penelitian karena tempatnya yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti, dan peneliti sudah mengenal dekat dengan masyarakat yang berada di Dusun Embungpas. Dusun Embungpas adalah Dusun yang dimana penduduknya terdiri dari 688 KK, laki-laki 1.070 dan perempuan 1.119 sehingga menjadi 2.189 jiwa masyarakat Dusun Embungpas. Dusun Embungpas dibagi menjadi 2 Dusun yaitu Dusun
Embungpas Timur yang dipimpin oleh H. M. Murad dan Dusun Embungpas Barat yang dipimpin oleh bapak Musabah, beliau telah memimpin selama 5 periode dari tahun 1997. Adapun batas wilayahnya sebagai berikut:
1) Sebelah utara : Dusun Sangiang 2) Sebelah selatan : Dusun Sigerongan 3) Sebelah timur : Dusun Berembeng 4) Sebelah barat : Desa Duman
Tabel 2.3
Penduduk Menurut Pemeluk Agama
No. Agama Jumlah (Orang)
1 Islam 5.959
2 Kristen 16
3 Hindu 121
Jumlah 6.096
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat Desa Sigerongan yang menganut agama islam sebanyak 5.959 jiwa, agama Kristen sebanyak 16 orang dan Hindu sebanyak 121 orang. Yang dimana Dusun Sigerongan mayoritas yang beragama Islam lebih bnayak dari pada agama Hindu dan Kristen.
Gambar 2.2
Struktur Pemerintahan Desa Sigerongan52
52 Gambar Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sigerongan, Dokumentasi, Desa Sigerongan, 20 November 2019.
BPD
KEPALA DESA
MOH.
YASIN
Abdul Rahim, S.
Pd.
SEK. DESA
MOH.
YASIN
H.M. DARWIN EFENDI AM.d
KA. UMUM MOH. YASIN PIHIRUDDIN KA.
PEMBANGUN
MOH.
H. MOH.
DARWIN
KASI KESOS MOH. YASIN MASTUR
KASI PELAYANAN MOH. YASIN MASRIHIN KASIPEMERIN
TAHAN MOH. YASIN SABARMAN, S.Pd
KDS. MT.
BELOK MOH. YASIN SYUKRI HARDI. S.Ag
KDS. BUJAK PPPPPPPPPEM MOH. YASIN MARTONO
KDS. GN.
MUJUR MOH. YASIN H.M.ZAINI
KDS. SAPE MOH. YASIN MURDI
KDS. LK.
MADI MOH. YASIN AQ. NOVI
KDS. BT.
LUMBUNG MOH. YASIN H. MANSUR
KDS. DSN.
LEKONG MOH. YASIN KAWAKIP
KDS. BAJUR MOH. YASIN SARAFUDDIN
KDS. TENTEN PPPPPPPPPEM MOH. YASIN SUKRIADI
KD. KB.
BELEK MOH. YASIN H.ABD.
RAHMAN KDS. GN.
PETUNG MOH. YASIN NURDIN
KDS. MT.
PAOK MOH. YASIN SYAMSUL
KDS. BR.
UNTUNG MOH. YASIN AP’AL
KDS. GN.
AMUK MOH. YASIN SANUSIN
KDS. TIN PETUK MOH. YASIN H.M. SAID
KDS. RACEM MOH. YASIN TANWIR
Tabel 2.4
Badan Pemusyawaratan Desa (BPD)
No Nama Jabatan
1 ABDUL ZOHRI, S.Kom Ketua
2 M. HULAIMI, SH Wakil Ketua
3 WARDAH, S.Ei Sekretaris
4 MERI VERA TANIA Anggota
5 HASBI HALWANA Anggota
6 ANDI LASMANA PUTRA Anggota
7 MIRNAWATI Anggota
8 M. ALIM NASRAH YUSUF Anggota
9 MUZAKIR FANANI Anggota
Sumber : Profil Desa Sigerongan, Tahun 2020
Badan permusyawaratan desa (BPD) yang terdiri dari 6 dusun, yang masing-masing dusun mempunyai BPD sehingga dalam pelayanan masyarakat ataupun kebutuhan masyarakat lebih cepat dilaksanakan.
c. Kondisi Ekonomi
Wilayah Desa Sigerongan memiliki berbagai potensi yang baik.
Potensi tersebut dapat meningkatkan taraf perekonomian dan pendapatan masyarakat. Disamping itu, lokasi yang relatif dekat dengan Ibukota Kabupaten dan pusat kegiatan perekonomian, memberikan peluang kehidupan yang lebih maju dalam sektor formal maupun non formal. Tabel berikut menyajikan data keadaan ekonomi penduduk Desa Sigerongan.
Tabel 2.5
Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Sigerongan
No Mata Pencaharian Jumlah orang
1 Petani 228
2 BuruhTani 325
3 PNS 67
4 Wirausaha 54
5 Pedagang 420
6 Karyawan 501
7 Tukang 157
8 Peternak 240
9 Pensiunan 17
10 Belum Bekerja/ Pelajar/Mahasiswa 4.086 Sumber, profil Desa sigerongan Tahun 2020
Desa Sigerongan Mempunyai beberapa potensi unggulan yang bisa dikembangkan, diantaranya sebagai berikut:
a. Usaha Pertanian berupa, padi dan palawija
b. Usaha Perikanan berupa ikan air tawar, sebagai usaha unggulan
c. Usaha Peternakan berupa Ternak Sapi, Ayam dan terdapat 3 (tiga) Kandang Kumpul yang cukup besar
d. Usaha Industri pengolahan pangan (Jaje Tujak/Opak-opak) e. Usaha Tosbeton (Batako)
f. Usaha Perdagangan dan Usaha lainnya
B. TEMUAN
1. Strategi Orang Tua Dalam Membina Moral Anak Usia Dini di Dusun Embungpas Desa Sigerongan Kec. Lingsar Tahun 2020
Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada beberapa objek yang terkait dengan yang diteliti di Dusun Embungpas Desa Sigerongan Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat maka, peneliti akan mengulas hasil wawancara dan observasi sebagai berikut:
1) Mengajarkan anak ikut teribat dalam kegiatan-kegiatan positif
Berdasarkan hasil wawancara dengan Amaq Sukri dan Inaq Nawati selaku orang tua dari Zahara Parida Hukmi yang berusia 5 tahun, mereka mengajarkan anak mereka untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang positif. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“ite jak mun untuk kebaikan sik te bebasan anak te ape-ape mele ne gawek asal denek ne bayahye untuk dirik ne mesak, girang seh endah ne milu-miluan meriap ato betuolong lamu ne serioq inak ne gn minak jaje sengak ye demen milu nulong-nulong ite meriap. Ite endah si jari dengan toaq aluran te ye milu begawean sengak ye kedemenan anak te, pokok te tetep awasin bae ye si kenyeke ne milu betulong-tulongan no.
Kadang-kadang merase te kelalah isik ne, laguk be tekumbeq, ndk te beng ye milu ye jari selek ne laun. Pokok ite berharap anak te ne belek jari dengan pacau dik bergune lek erak.” [Nilai moral yang kami terapkan pada anak kami yang masih berusia 4,5 tahun tersebut adalah dengan memberi dukungan atau kepercayaan, kami memotivasi Zahara untuk ikut terlibat dalam segala bentuk kegiatan yang baik agar Zahara dapat mengetahui bahwa berbuat kebaikan itu menyenangkan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Agar dukungan (motivasi) yang kami terapkan dapat berhasil terlaksana, maka kami selaku orang tua selalu berusaha melibatkan anak kami dalam kegiatan sederhana yang kami lakukan bila berada dirumah. Hal ini kami lakukan dengan harapakn anak kami nantinya dapat melakukan aktivitasnya secara
mandiri, menumbuhkan rasa percaya dirinya, menumbuhkan rasa empatinya terhadap teman-temannya].53
Adapun wawancara dengan tetangga dari Amaq Sukri dan Inaq Nawati yang juga dapat memperkuat pernyataan diatas yaitu inak Jamrah selaku tetangga mengatakan bahwa:
“tetu wah lasengan, nak Wati ye beng ne dong le Zahara mili bedemak demakan pas ne yak meriap ato minak-minak jaje. Wah pran jelo sino ku beketoan jok naq Wati mun ne milu bedemak-demakan le Zahara ndk de merase kelalah oangkat ku ketoan ye, laguk naq Wati sik ne kemos doang malahan ye merase demen endah nyeriok anak milu- milu betetolongan idep-idepan ne belajar ongakat naq Wati bejawab”
[Memang benar Amaq Sukri dan Inaq Nawati selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada anaknya Zahara Parida Hukmi untuk berinisiatif terlibat dalam kegiatan sederhana yang dilakukan orang tuanya di rumah. Saya sering melihat Inak Nawati dan anaknya selalu melakukan kegiatan bersama atau bisa dikatakan anaknya (Zahara) selalu mau membantu kegiatan yang dilakukan ibunya.Walau terkadang dengan keikut sertaan Zahara dalam kegiatan ibunya itu bisa menganggu kegiatan yang ibunya lakukan. Pernah saya menyarakan kepada inak Nawati agar tidak berkegiatan yang dapat mengakibatkan anaknya (Zahara) ingin ikut terlibat, tetapi inak Nawati malah tersenyum dan menjawab dengan ucapan penuh kasih sayang seraya berkata “biarkan saja, agar dia memiliki rasa kepedulian dalam dirinya dan terlebih lagi mudah-mudahan dia kelak suka membantu orang-orang disekitarnya].54 Berdasarkan hasil observasi terhadap keluarga amak Sukri dan Inak Nawati, peneliti menjumpai bahwa interaksi dalam keluarga tersebut sangat baik dikarenakan pada saat observasi peneliti menjumpai inak Nawati sedang memasak dengan Zahara yang ikut terlibuat dalam kegiatan yang dilakukan oleh Inak Nawati. Inak Nawati pada saat itu terlihat sabar dalam menghadapi segala kecerewetan anaknya yang bertanya terkait bahan-bahan yang akan inak Nawati
53 Amaq Sukri dan Inaq Nawati, Wawancara, Dusun Embungpas, 24 April 2020.
54 Inaq Jamrah, Wawancara, Dusun Embungpas, 30 April 2020.
masak. Inak Nawati pada saat itu memberikan tugas pada Zahara untuk mengupas bawang putih karena menurut inak Nawati itu kegiatan yang mudah dan aman untuk dilakukan oleh Zahara.55
Peneliti menyimpulkan bahwa dengan cara melibatkan anak untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang positif dapat menumbuhkan rasa kemanusiaan (peduli) dalam diri anak, serta anak akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri apabila diberikan kesempatan untuk mencoba, mengekspresikan, mengeksplorasi dan mengambil keputusan.
2) Mengajarkan anak komunikasi sopan (positif)
Berdasarkan wawancara dengan inak Yeni dan amaq Farid selaku orang tua dari Azka Danu Anugrah yang berusia 6 tahun. Mereka mengajarkan anak mereka untuk bertutur kata yang sopan (komunikasi positif), hal ini diperkuat dengan wawancara sebagai berikut:
“Ajar te ye care berperilaku si bagus, marak misal care ne bebase lek dengan si toa’an, care ne si bagus lamun gen tame/sugul bale ngucap salam julu, terus sidok ime dengan toak, kance care ne mun arak dengan toak lek deket ne, pokok si ngeno-ngeno wah. Lekan ne masi berik te biasean ye bahase si begus, adek lemak lamun wah belek ndek ne salak si ne bebase lek dengan. Ite endah si jari dengan toa’ne perlu masi te kenak- kenak ntan bebase lek dengan, daka’ ne masi bajangan kance ite dengan no yang penting ite wah ngadu bahase si bagus.” [Cara kami dalam membina moral pada anak kami Danu dengan membiasakan bersikap sopan santun. Sopan santu disini maksudnya seperti membiasakan Danu untuk mengucap salam ketika keluar maupun masuk rumah, dan mencium tangan orang yang tua, serta membiasakan Danu dengan pangilan- pangilan yang sopan untuk orang yang lebih tua dari dirinya. Agar sikap yang kami tanamkan sejak Danu berusia dini ini berhasil hingga nanti Danu beranjak dewasa, maka kami selaku orang tua juga selalu
55 Amaq Sukri dan Inaq Nawati, Observasi, Dusun Embungpas, 27 April 2020.