• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumusan Masalah Dalam Penelitian Campuran Seperti pada penelitian yang menggunakan metode Seperti pada penelitian yang menggunakan metode

Prinsip 6: Mengungkapkan Penelitian Untuk Mendorong Pengawasan Profesional dan Kritik

F. Rumusan Masalah Dalam Penelitian Campuran Seperti pada penelitian yang menggunakan metode Seperti pada penelitian yang menggunakan metode

bagaimana mereka memandang dunia mereka. Makna ini biasanya diungkap ketika merekan menyatakan mengapa atau karena sebagai alasan mengapa sebuah peristiwa terjadi.

Kemudian peneliti membuat ringkasan berdasar data dalam bentuk abstrak tersintesis atau ringkasan tentang generalisasi atau penjelasan terhadap temuan penelitiannya.

Format abstrak tersintesis bisa bervariasi, seperti daftar tema naratif, pelajaran yang dapat diambil, esensi dari suatu peristiwa, konsep, atau proposisi.

3. Tujuan dan Pertanyaan Penelitian Kualitatif

Tujuan dan pertanyaan penelitian kualitatif mengindikasikan penggunaan nalar induktif. Pertanyaan penelitian dalam hal ini bisa tersurat atau tersirat. Tujuan penelitian ini mengindikasikan metode kualitatif yang dipilih (penelitian interaktif atau non-interaktif). Jenis penelitian kualitatif seperti etnografi, fenomenologi, studi kasus, dan studi kritis terfokus pada keadaan masa kini (sekarang), dan datanya didapat dengan cara berinteraksi dengan parisipan disituasi dan kondisi sosial yang dipilihnya. Adapun bentuk penelitian sejarah terfokus pada peristiwa masa lalu dan biasanya meneliti dokumen sejarah. Tidak hanya dokumen yang menjadi sumber data penting, tetapi juga orang (partisipan) yang masih hidup yang menjadi saksi sejarah sebuah peristiwa sejarah.

F. Rumusan Masalah Dalam Penelitian Campuran

66 Metodologi Penelitian Sosial

dengan mendeskripsikan konteks dan latar belakang masalah.

Setelah itu, peneliti menuangkan tujuan penelitiannya.

Disini pula, peniliti menyebutkan bahwa metode campuran akan dipakai. Selain itu, bisa juga masalah penelitian baru disajikan dengan jelas setelah melakukan kajian pustaka.

Masalah penelitian yang baik mengisyaratkan desain, dan masalah penelitian harus disajikan sedemikian rupa sehingga konsisten dengan metode yang akan digunakan. Karena menggunakan metode campuran, maka penekanan metode harus juga dipertegas (apakah kualitatif atau kuantitatif yang diprioritaskan, atau keduanya menjadi prioritas). Dengan demikian, pembaca akan dengan mudah mengetahui desain metode campuran mana yang dipakai.

1. Prioritas Yang Sama Untuk Semua Pertanyaan Ketika banyak pertanyaan diajukan dan sama-sama penting, maka kedua data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada waktu bersamaan (Johnson, R. B. &

Christensen, L. 2004). Yang demikian mengisyaratkan bahwa kedua macam data mendapat prioritas yang sama.

Contoh, seorang peneliti tertarik meneliti guru pemula dan merumuskan beberapa masalah umum: Jenis bantuan apayang paling penting dan bermanfaat bagi guru SD pemula?

pertanyaan-pertanyaan berikut lebih spesifik:

1. Sejauh mana beberapa jenis bantuan sudah diterima oleh mulai guru SD? (kuantitatif)

2. Bagaimana guru pemula SD menilai manfaat bantuan yang diterima? (kuantitatif)

3. Bagaimana kepala sekolah menilai manfaat bantuan yang diberikan kepada guru pemula? (kuantitatif) 4. Mengapa beberapa jenis bantuan terbukti paling

bermanfaat? (kualitatif)

5. Bagaimana konteks pengajaran mempengaruhi kebutuhan jenis bantuan? (kualitatif).

Tiga pertanyaan kuantitatif pertama dapat menggunakan instrumen dengan mendata jenis bantuan yang diterima (misalnya, dari mentor, kepala sekolah, guru lain) dan menyediakan skala untuk menilai sejauh mana manfaat bantuan tersebut. Pertanyaan kualitatif (no. 4 dan 5) bisa dijawab dengan melakukan wawancara dengan guru dan kepala sekolah pada waktu yang bersamaan. Temuan dari kedua jenis data dianalisis dan diinterpretasi untuk menentukan apakah hasilnya serupa. Pertanyaan-pertanyaan ini mengisyaratkan adanya triangulasi karena menggunakan kedua metode memberikan hasil yang lebih lengkap (saling melengkapi) (Johnson, R. B. & Christensen, L. 2004).

2. Hasil Dijelaskan Oleh Data Kualitatif

Contoh pertanyaan-pertanyaan penelitian: Apakah ada perbedaan jumlah bantuan yang diterima oleh guru pemula?

Jika demikian, bagaimana guru pemula menjelaskan mengapa beberapa jenis bantuan lebih bermanfaat dari pada yang lain?

Peneliti ini harus mengetahui hasil dari pertanyaan pertama untuk mengetahui apakah data selanjutnya diperlukan untuk menjawab pertanyaan kedua. Untuk ini, surveidapat digunakan untuk mengidentifikasi guru yang telah menerima bantuan paling banyak sampai pada yang paling sedikit.

Setelah itu, wawancara dapat dilakukan. Wawancara ini untuk mengetahui alasan mengapa jenis bantuan tertentu lebih efektif dari pada yang lain. Desain penelitian dapat disajikan seperti Gambar 2.5.

68 Metodologi Penelitian Sosial

Kuantitatif Kualitatif

Guru SD mana yang telah menerima bantuan paling banyak?

Bagaimana penjelasan atau pendapat guru tentang mengapa

beberapa jenis bantuan lebih bermanfaat dari pada yang lain?

Guru SD mana yang telah menerima bantuan paling sedikit?

Gambar 2.5 Desain eksplanatori

(Diambil dari Johnson, R. B. & Christensen, L. 2004) Bila data yang dikumpulkan secara berurutan—

kuantitatif dulu lalu kemudian kualitatif—makahasil temuan dari fase kuantitatif dijelaskan dengan data kualitatif. Yang demikian disebut dengan desain eksplanatori.

3. Pertanyaan Kualitatif, Kemudian Pertanyaan Kuantitatif Jika ada penelitian pendahuluan, yaitu metode kualitatif digunakan lebih dahulu untuk menyelidiki ruang lingkup fenomena yang sedang diteliti, lalu diikuti oleh metode kuantitatif, maka data yang diperoleh dengan metode kualitatif ini kemudian diselidiki dengan cara yang lebih terstruktur dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Contoh, dalam penelitian tentang guru pemula, mungkin perlu untuk mengeksplorasi jenis bantuan yang diterima sebelum mengukur hubungan antar jenis bantuan. Untuk keperluan ini, temuan kualitatif diperlukan sebelum melakukan mengumpulan dan analisis data kuantitatif.

Desain penelitian ini dapat digambarkan dalam Gambar 2.4.

Kualitatif Kuantitatif Jenis bantuan apa yang diterima

oleh guru pemula?

Apakah ada hubungan antara jenis bantuan yang diterima guru pemula dengan tingkat kualitas mengajar mereka?

Apakah ada perbedaan antara bantuan dari teman sejawat dengan bantuan dari kepala sekolah?

Bagaimana persepsi guru pemula terhadap manfaat dari berbagai jenis bantuan

Gambar 2.6 Desain eksploratori

(Diambil dari Johnson, R. B. & Christensen, L. 2004).

Jika metode kualitatif dilakukan dan kemudian diikuti oleh metode kuantitatif, maka yang demikian mengisyaratkan desain eksplorasi. Desain eksplorasi sering digunakan untuk mengembangkan instrumen. Dalam hal ini, semua elemen penting dalam sebuah masalah harus dipelajari dengan mendalam, dan kemudian semua elemen ini dipakai untuk mengembangkan angket. Contoh, seorang peneliti menghabiskan banyak waktu di sekolah mengamati iklim sekolah dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk mengembangkan instrumen untuk memotret semua aspek iklim sekolah.