• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

5.2.1 Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan maka diperlukanlah hubungan yang baik dan kerja sama antara klien, keluarga klien dan perawat.

5.2.2 Peneliti

Untuk peneliti harus mampu meningkatkan skill ataupun pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa Post-TURP yang lebih berkualitas.

5.2.3 Rumah Sakit

Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan rumah sakit khususnya RSUD Sidoarjo dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antara tim kesehatan dan klien serta keluarga yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada klien baik klien dengan BPH dengan menyediakan fasilitas yang mendukung kesembuhan klien.

5.2.4 Profesi keperawatan

Dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan dengan berpedoman pada perkembangan ilmu pengetahuan yang mampu dikembangkan untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas pada klien dengan post-TURP.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, dkk.2017..Hubungan Obesitas, merokok dan konsumsi alkohol dengan benigna prostat hyperplasia (BPH) Di Poliklinik Bedah RSU Bina Sina Bukit Tinggi.Bukit Tinggi: RSU Bina Sina Bukit Tinggi.

Ali, Zaidin.2014 .Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC Dongoes, E Marlyn , dkk . 2012. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Haryono, R. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Kelainan Bawaan Sistem

pencernan.Yogyakarta: Goesyen Publishing

Khamriana, dkk.2015.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Prostat Benigna Hiperplasia Di Ruang Poli Urologi RSUD Labung Baji Makasar.

Makasar: RSUD Labung Baji Makasar

Mustika, dkk.2012.Asuhan Keperawatan Pada Tuan B Dengan Post Operasi Prostatektomi Hari Ke-1 Di Ruang Mawar III RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA.Https://id.scribd.com/doc/98489855/Askep-Bph-fix-Bngett2 di akses pada hari Jum’at, 12 September 2019, Pukul 20.00 WIB.

Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika

Muttaqin,A & Sari,K. 2014. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.Jakarta :Salemba Medika

Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta. Mediaction Jogja.

Prabowo,Eko, dkk.2016.Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan.Yogyakarta:

Nuha Medika

Purnomo, Basuki.2011.Dasar-Dasar Urologi .Edisi 3.Jakarta: CV Infomedika Samsuhidajat.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3. Jakarta: EGC Purwanto, Hadi.2016. Keperawatan Medikal Bedah II .Jakarta : Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2018. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2018 : Badan Litbangkes, Depkes RI 2018.

Robinson J. & Saputra , Lyndon.2014.Organ System Visual Nursing Genitoouria.Tangerang: Binarupa Aksara

Setiadi.2012.Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan (Teori &

Praktik). Yogyakarta: Graha Ilmu

Sukesih, S.2016.BAB II Tinjauan Pustaka Landasan Teori. Diakses pada hari Senin, 12 Agustus 2019 pukul. 19.00 WIB.Web:respiratory.umy.ac.i Wantonoro,M.Dahlan. 2015. Jurnal Kebidanan & Keperawatan

Aisisyah.Yogyakarta. Diakses pada hari sabtu, 14 September 2019 Pukul 15.00 WIB. Web : ejournal.unisayogya.ac.id

Wijaya, S.A & Putri, M.Y.2013.Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan Dewasa, Teori, Contoh Askep.Yogyakarta: Nuha Medika

World Health Organization. 2015. Diakses pada tanggal 9 Juli 2019 pukul 15.00 WIB.Https://www.who.int/ncds/governance/policies/Bhutan-NCD- MAP2015-2020.pdf

Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

EDUKASI PERAWATAN DI RUMAH PASCA OPERASI TURP BPH

Dosen Pembimbing Ns. Faida Annisa ,S.Kep, MNS

Disusun Oleh :

Febriany Carla Prameswary (1701052)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Studi : DIII keperawatan

Sub Topik : Edukasi perawatan di rumah pasca operasi TURP BPH Sasaran : Tn. S dan keluarga Tn.S

Hari / Tanggal : Kamis, 2 Januari 2020

Jam : 08.00 - selesai

Tempat : Ruang Mawar Kuning RSUD Sidoarjo I. LATAR BELAKANG

Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) merupakan penyakit prostat jinak yang dapat menekan uretra dan menyebabkan obstruksi urin yang hebat (Robinson dan Saputra, 2014). Masyarakat umumnya tidak mengetahui apa penyebab dari BPH salah satunya ialah kebiasaan merokok masyarakat yang beresiko sangat besar terkena BPH(

Khamriana et al, 2015). Penyebab lain pemicu munculnya BPH ialah masyarakat dengan memiliki berat badan berlebihan dan sering mengkonsumsi alkohol berlebihan yang mana akan menghilangkan kandungan zink dan vitamin b6 yang penting untuk prostat yang sehat ( Agung, 2017).

Data statistik yang dilaporkan World Health Organization (WHO) diperkirakan jumlah penderita BPH di dunia mencapai 36 juta orang meninggal termasuk 14 juta orang yang berusia 30-70 tahun yang mana banyak diderita oleh laki-laki dari pada wanita , tiga perempat dari

kematian akibat BPH 28 jutanya di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2015) . Di Indonesia penyakit BPH menjadi urutan kedua setelah penyakit batu saluran kemih yakni kurang lebih 13 juta penderita dan dinyatakan kira-kira 0,8 juta pria atau 2,5%

menderita penyakit BPH ( Riskesdas, 2013 ). Menurut Riskesdas Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 berdasarkan survei di Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur didapatkan sebanyak 1.5 % juta jiwa menderita BPH dibanding dengan jumlah penduduk saat ini yaitu 267 juta jiwa.

Etiologi dari BPH secara pasti masih belum dipastikan namun hingga saat ini diyakini berhubungan dengan proses penuaan dan penurunan kadar hormon testosterone meskipun mekanisme timbulnya gejala dan komplikasi dari BPH masih belum tuntas dan jelas ( Mc.Nicholas dan Kirby, 2012 ) Tanda dan gejala iritatif meliputi peningkatan frekuensi kencing, nokturia dan inkontinensia, sedangkan gejala obstruksi yakni aliran kemih yang buruk, hesistansi ketika ingin berkemih, adanya sisa urin setelah berkemih , sensasi kencing belum tuntas dan sesekali retensi urin akut yang memerlukan tindakan darurat ( Martinez dan Satheesh, 2012). Komplikasi dari BPH adalah UTIs ( Urinary Tract Infection) berulang, hematuria, gagal ginjal, retensi urin dan memerlukan operasi ( Barkin, 2011). Pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada kandung kemih atau vesika , sehingga vesika sering berkontraksasi meskipun belum penuh dan disaat vesika terjadi dekompensasi, akan terjadi retensi urin sehingga pada akhir

miksi akan ditemukan sisa urin didalam kandung kemih yang akan menyebabkan terbentuknya batu endapan didalam kandung kemih atau vesicolithiaisis (Samsuhidajat & Jong, 2010)

Oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan perawat mempunyai peran penting dalam pencegahan dan pengobatan BPH untuk pencegahan BPH yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan secara berkala (Prabowo dan Pranata, 2016 ). Dalam upaya kuratif perawat harus memberikan obat yang tepat sesuai kebutuhan klien, pemberian antikolinergik mengurangi spasme kandung kemih, untuk gangguan eleminasi diperlukan pemantauan dalam pemasangan kateter ( Prabowo & Pranata, 2016 ). Peran keluarga juga diperlukan untuk merawat klien setelah post- TURP sehingga perawat harus memberikan edukasi kepada keluarga ( Prabowo & Pranata, 2016 ).

Sebagai perawat juga penting dalam memberikan upaya perawatan rehabilitative kepada keluarga maupun klien tentang cara mengontrol nyeri bila timbul serta pentingnya cara berkemih yang benar setelah post- TURP (Gupta A, 2010).

II. TUJUAN a) UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan Keluarga klien mampu memberikan perawatan terbaik kepada Tn. S saat di rumah dan klien mampu merubah pola hidup yang lebih baik .

b) KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga klien mampu :

1. Menjelaskan pengertian BPH (Benigna Prostat Hiperplasia).

2. Menjelaskan penyebab dari BPH (Benigna Prostat Hiperplasia).

3. Menjelaskan tanda dan gejala dari BPH (Benigna Prostat Hiperplasia.

4. Menjelaskan komplikasi BPH (Benigna Prostat Hiperplasia).

5. Menjelaskan perawatan di rumah post operasi III. PENGORGANISASIAN

Penyaji : Febriany Carla Prameswary IV. MATERI

` Terlampir

V. MEDIA Leaflet

VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan

1. 5 menit Pembukaan:

1. Memberi salam pembukaan 2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Membagikan leaflet

2. 10 menit Pelaksanaan:

1. Menjelaskan pengertian BPH (Benigna Prostat Hiperplasia).

2. Menjelaskan penyebab dari BPH (Benigna Prostat Hiperplasia).

3. Menjelaskan tanda dan gejala dari BPH (Benigna Prostat Hiperplasia).

4. Menjelaskan komplikasi BPH (Benigna Prostat Hiperplasia) 5. Menjelaskan perawatan post

operasi.

3. 3 menit Evaluasi:

1. Memberi waktu untuk peserta bertanya

4. 2 menit Penutup:

1. Memberikan ucapan terimakasih dan salam

VII. SETTING TEMPAT

Keterangan :

= Sasaran

= Mahasiswa/I perawat VIII. EVALUASI KEGIATAN 1. Evaluasi Struktur

a. Persiapan Media

Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet

2. Evaluasi Proses

a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan

b. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan 3. Evaluasi Hasil

a. Jangka Pendek

- Sasaran mengerti sekitar 80% dari materi yang diberikan

- Sasaran memahami tentang perawatan di rumah post operasi TURP BPH.

- Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya perawatan di rumah post operasi TURP BPH.

- Dapat menjadi agen perubahan dengan cara membagikan pesan tentang pentingnya perawatan di rumah post operasi TURP BPH.

X. LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA )

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah keadaan kondisi pembesaran prostat secara patologis yang paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering ditemukan intervensi medis pada pria di atas usia 50 tahun . 2. Penyebab BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA )

Dengan bertambahnya usia , akan terjadi perubahan keseimbangan hormone testosterone dan esterogen karena produksi hormone testosterone menurun sehingga mengakibatkan prostat membesar.

3. Tanda dan Gejala BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA )

Kesulitan dalam berkemih, nyeri saat berkemih, rasa tidak puas saat berkemih atau menetesnya pada akhir berkemih, pancaran uri meleha dan terputus-putus dan pada hasil USG Urologi ditemukan prostat membesar.

4. Komplikasi BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA )

Infeksi saluran kemih, hemoroid atau wasir,hematuria atau kencing berdarah,batu kandung kemih dan gagal ginjal.

5. Perawatan di rumah post operasi TURP BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA )

1) Batasi aktivitas yang terlalu berat setelah operasi 2) Tidak mengajan saat BAB

3) Tidak merokok 4) Biasakan hidup bersih

5) Makan makanan yang mengandung banyak vitamin dan berserat serta hindari minuman yang beralkohol.

6) Minum 2000-3000 ml/hari

7) BAK saat kandung kemih terasa penuh 8) Rutin minum obat dari rumah sakit 9) Kontrol rutin ke dokter

10) Segera rujuk ke klinik terdekat/ rumah sakit jika menemukan tanda – tanda urin berwarna keruh, berbau busuk dan nyeri saat berkemih, demam dan penurunan jumlah frekuwensi dalam berkemih.

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, E Marlyn ,dkk.2012.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta. Mediaction Jogja Purwanto, Hadi.2016.Keperawatan Medikal Bedah II.Jakarta:Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013.

Edukasi

Perawatan saat di rumah pada Pasien post operasi TURP

BPH

Disusun oleh :

Febriany Carla Prameswary Nim: 1710152

PROGRAM DIII AKADEMI KEPERAWTAN KERTA

CENDEKIA SIDOARJO Tahun ajaran 2020

Tahukah Anda Apakah itu BPH????

Benigna Prostat Hiperplasia

(BPH) adalah keadaan kondisi pembesaran prostat secara patologis yang paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering ditemukan intervensi medis pada pria di atas usia 50 tahun .

Dengan bertambahnya usia , akan terjadi perubahan keseimbangan hormone testosterone dan esterogen karena produksi hormone testosterone menurun

sehingga mengakibatkan prostat membesar.

Tanda dan gejala

seseorang menderita BPH !!!

1. Kesulitan dalam berkemih 2. Nyeri saat berkemih,

3. Rasa tidak puas saat berkemih atau menetesnya pada akhir berkemih, pancaran uri melemah dan terputus-putus

4. Hasil USG Urologi ditemukan prostat membesar.

AKIBAT LANJUT JIKA TIDAK SEGERA DI TANGANI !!!!

1. Infeksi saluran kemih 2. Hemoroid atau wasir,

3. Hematuria atau kencing berdarah, 4. Batu kandung kemih dan gagal

ginjal.

Perawatan di rumah post operasi TURP BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA )

1) Batasi aktivitas yang terlalu berat setelah operasi.

2) Tidak mengajan saat BAB.

3) Tidak merokok.

4) Biasakan hidup bersih.

5) Makan makanan yang mengandung banyak vitamin dan berserat serta hindari minuman yang beralkoh

6) Minum 2000-3000 ml/hari.

7) BAK saat kandung kemih terasa penuh.

8) Rutin minum obat dari rumah sakit.

9) Kontrol rutin ke dokter

10) Segera rujuk ke klinik terdekat/

rumah sakit jika menemukan

tanda – tanda urin berwarna

keruh, berbau busuk dan nyeri

saat berkemih, demam dan

penurunan jumlah frekwensi

dalam berkemih.

Dokumen terkait