• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Dalam dokumen analisis kompetensi guru bahasa inggris sd (Halaman 34-41)

BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 yang membahas tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru menyebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualitas akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional

a. Kualifikasi Akademik Guru

Ada dua kualifikasi akademik guru yaitu kualifikasi guru melalui pendidikan formal dan kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan dimana hal itu dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi adalah pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang diperlukan untuk mencapai sesuatu (menduduki jabatan) dan sebagainya. Sedangkan akademik memiliki arti akademis. Jadi kualifikasi akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik sebagai pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya yang diperoleh dari proses pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, kualifikasi akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diatur beberapa hal tentang kualifikasi akademik guru berdasarkan tingkatan pendidikan yaitu:

1. Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki: (a) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1); (b) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini , kependidikan lain atau psikologi; dan (c) sertifikasi guru untuk PAUD (Pasal 29 ayat 1).

2. Pendidik pada SD/MI memiliki: (a) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1); (b) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain atau psikologi; dan (c) sertifikasi guru untuk SD/MI (Pasal 29 ayat 2).

3. Pendidik pada SMP/MTS memiliki: (a) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1); (b) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan (c) sertifikasi guru untuk SMP/MTS (Pasal 29 ayat 3).

4. Pendidik pada SMA atau yang sederajat memiliki: (a) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1); (b) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan (c) sertifikasi guru untuk SMA/MA ( Pasal 29 ayat 4 ).

5. Pendidik pada SMK/MAK atau yang sederajat memiliki : (a) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1); (b) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan (c) sertifikasi guru untuk SMK/MAK (Pasal 29 ayat 4).

6. Pendidik pada SDLB/SMPLB/SMALB atau yang sederajat memiliki : (a) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan (b) sertifikasi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB (Pasal 29 ayat 5).

b. Standar Kompetensi Guru

Berdasarkan kamus Indonesia-Inggris, kompetensi berasal dari bahasa Inggris yaitu competence (John M.E dan Hassan Shadily, 1997:304). Maknanya sama dengan being competent, sedangkan competent sama artinya dengan having ability, power, authority, skill, knowledge, attitude dan sebagainya. Dengan demikian kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keterampilan dan pengetahuan seseorang di bidang tertentu. Jadi kata kompetensi diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau suatu keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan.

Elliot (2005:5) mengemukakan bahwa kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi atau kualitas dari keefektifan, kemampuan, atau kesuksesan.

Depdiknas (2002:1) merumuskan bahwa kompetensi adalah suatu pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Selain itu ada juga yang memberi makna kompetensi hampir sama dengan keterampilan hidup atau ”life skills”. Kompetensi atau keterampilan hidup dinyatakan dalam bentuk kinerja atau performansi yang dapat diukur.

Pengembangan kompetensi merupakan suatu proses konsolidasi dalam memahirkan seperangkat keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai domain kehidupan (Sternberg, 2005:15). Kompetensi guru dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, yang dapat dijadikan pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru.

Kompetensi profesional merupakan suatu kemampuan sesuai dengan keahliannya. Seorang guru harus menyampaikan sesuatu (sesuai keahliannya) kepada peserta didik dalam rangka menjalankan tugas dan profesinya. Kanfel (2005:337) mengemukakan bahwa kompetensi di tempat kerja merupakan perpaduan antara performans maksimum dan tipikal perilaku seseorang. Seorang guru harus memiliki kompetensi profesional dalam bidang keahliannya. Secara umum seorang guru harus memenuhi dua kategori, yaitu memiliki capability dan loyality (Hadiyanto, 2004:12). Capability, yakni guru harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik; mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi. Loyality keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas keguruan, tidak semata di dalam kelas dan di masyarakat.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Untuk itu seorang guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha

membimbing dan membina anak didik agar menjadi orang berguna di masa mendatang. Guru memberikan sejumlah norma kepada anak didik agar mereka tahu mana yang susila dan asusila. Anak didik lebih banyak menilai apa yang ditampilkan guru di kelas, di sekolah dan di masyarakat. Untuk itu seorang guru harus memiliki sifat: (1) menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan, (2) memikul tugas mendidik dengan bebas, berani dan gembira, (3) sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya, (4) menghargai orang lain, (5) bijaksana dan hati-hati, dan (6) taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Syaiful B.

Djamarah, 2005:36).

Standar kompetensi dari seorang guru SD dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Guru Kelas

Guru kelas di SD harus memiliki kompetensi:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

11. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

12. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

13. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

14. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

15. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

16. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

17. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

18. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

19. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

21. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

22. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

23. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

24. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

b. Guru Mata Pelajaran bahasa Inggris di SD

Guru mata pelajaran bahasa Inggris di SD harus memiliki kompetensi:

1. Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam bahasa Inggris (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).

2. Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).

Sedangkan untuk standar kompetensi guru bahasa Inggris SMP dan SMA adalah:

1. Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam bahasa Inggris (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).

2. Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).

(Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007)

Dalam dokumen analisis kompetensi guru bahasa inggris sd (Halaman 34-41)

Dokumen terkait