• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi yang digunakan dalam Pembelajaran Integratif PAI Berbasis Pesantren di SMP Plus Darusholah Tegal Besar Jember

BAB I PENDAHULUAN

C. Pembahasan Temuan

3. Strategi yang digunakan dalam Pembelajaran Integratif PAI Berbasis Pesantren di SMP Plus Darusholah Tegal Besar Jember

Konsep pembelajaran integratif pada hakikatnya adalah metode pembelajaran yang berupaya untuk menggabungkan beberapa aspek dari materi pembelajaran.106 Integratif sendiri berasal dari bahasa Inggris integral, integrate, integration, yang yang artinya bulat, utuh, menyatu- padukan, menggabungkan, penggabungan.107

106 T. Joni Raka, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: P36 Depdikbud, 1996), 3.

107 John Echols, and Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. (Jakarta: Gramedia, 2000), 326.

Konsep pembelajaran integratif memang banyak corak dan ragamnya. Menurut Cohen dkk sebagaimana dikutip oleh Rachman, pembelajaran integratif setidaknya memiliki tiga variasi, yaitu:

a) Kurikulum integratif (integrated curriculum), b) Hari integratif (integrated day), dan

c) Pembelajaran integratif (integrated learning).108

Lebih lanjut, model-model pembelajaran integratif yang mungkin dapat diadaptasi, seperti diidentifikasikan oleh Fogarty adalah sebagai berikut:

a) Fragmentasi. Dalam model ini, suatu disiplin yang berbeda dan terpisah dikembangkan merupakan suatu kawasan dari suatu mata pelajaran;

b) Koneksi. Dalam model ini, dalam setiap topik ke topik, tema ke tema, atau konsep ke konsep isi mata pelajaran dihubungkan secara tegas;

c) Sarang. Dalam model ini, guru menargetkan variasi keterampilan (sosial, berpikir, dan keterampilan khusus) dari setiap mata pelajaran;

d) Rangkaian/Urutan. Dalam model ini, topik atau unit pembelajaran disusun dan diurutkan selaras dengan yang lain. Ide yang sama diberikan dalam kegiatan yang sama sambil mengingatkan konsep- konsep yang berbeda;

108 S Rahman Hibama. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Galah. 2002), 61.

e) Patungan. Dalam model ini, perencanaan dan pembelajaran menyatu dalam dua disiplin yang konsep/gagasannya muncul saling mengisi sebagai suatu sistem;

f) Jala-jala. Dalam model ini, tema/topik yang bercabang ditautkan ke dalam kurikulum. Dengan menggunakan tema itu, pembelajaran mencari konsep/gagasan yang tepat.

g) Untaian Simpul. Dalam model ini, pendekatan metakurikuler menjalin keterampilan berpikir, sosial, intelegensi, teknik, dan keterampilan belajar melalui variasi disiplin.

h) Integrasi. Dalam model ini, pendekatan interdisipliner memasangkan antar mata pelajaran untuk saling mengisi dalam topik dan konsep dengan beberapa tim guru dalam model integrasi riil;

i) Peleburan. Dalam model ini, suatu disiplin menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keahliannya, para pembelajar menjaring semua isi melalui keahlian dan meramu ke dalam pengalamannya; dan

j) Jaringan. Dalam model ini, pembelajar menjaring semua pembelajaran melalui pandangan keahliannya dan membuat jaringan hubungan internal mengarah ke jaringan eksternal dari keahliannya yang berkaitan dengan lapangan.109

Dari hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa Strategi yang digunakan dalam Pembelajaran Integratif PAI Berbasis Pesantren di

109 Ibid.,77-79.

SMP Plus Darus Sholah Tegal Besar Jember secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Menekankan kepada keaktifan peserta didik (Student Centrist) diantaranya Contextual teaching learning (CTL) yaitu pembelajaran yang tidak hanya berorientasi kepada pemaknaan materi pelajaran dalam teks tetapi memiliki kualitas makna beragam berdasarkan hasil pemaknaaan secara kontekstual. Seperti kerjasama dalam belajar (learning community) melalui diskusi kelompok atau sharring.

b. Dalam pembelajaran PAI topik yang dapat diangkat untuk dijadikan diskusi kelompok seperti krisis moral dan kemiskinan yang berdampak dalam pengamalan agama. Komponen lainnya yaitu refleksi dengan berpikir tehadap hal-hal yang telah dilakukan masa lalu misalnya seperti perenungan terhadap perbuatan tercela yang telah dilakukan oleh peserta didik setelah mendapatkan penjelasan tentang perbuatan tercela.

4. Evaluasi yang digunakan dalam Pembelajaran Integratif PAI Berbasis Pesantren di SMP Plus Darusholah Tegal Besar Jember

Dalam penilaian hasil belajar, semua guru akan dan seharusnya mengukur kemampuan siswa dalam semua ranah.110 Dengan penilaian seperti itu maka akan tergambar sosok utuh siswa sebenarnya. Artinya, dalam menentukan keberhasilan siswa harus dinilai dari berbagai ranah

110 Waridjan, Tes Hasil Belajar Gaya Obyektif. (Semarang: IKIP Semarang Press. 1991), 159.

seperti pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku (psikomotor).

Seorang siswa yang menempuh ujian Matematika secara tertulis, sebenarnya siswa tersebut dinilai kemampuan penalarannya yaitu kemampuan mengerjakan soal-soal Matematika. Juga dinilai kemampuan akhlaknya yaitu kemampuan melakukan kejujuran dengan tidak menyontek dan bertanya kepada teman dan hal ini disikapi karena perbuatan-perbuatan tersebut tidak baik. Di samping itu, ia dinilai kemampuan gerak-geriknya, yaitu kemampuan mengerjakan soal-soal ujian dengan tulisan yang teratur, rapi, dan mudah dibaca.111

Selain penilaian dilakukan terhadap semua kemampuan pada saat ujian berlangsung, boleh jadi seorang guru memperhitungkan tindak- tanduk siswanya di luar ujian. Seorang guru mungkin saja tidak akan meluluskan seorang siswa yang mengikuti ujian mata pelajaran tertentu karena perilaku siswa tersebut sehari-harinya adalah kurang sopan, selalu usil, dan suka berbuat keonaran meskipun dalam mengerjakan ujian siswa itu berhasil baik tanpa menyontek dan menuliskan jawaban ujian dengan tulisan yang jelas dan rapi. Oleh karena itu, akan tepat apabila pada setiap mata pelajaran dirumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang mencakupi kemampuan dalam semua ranah. Artinya, pada setiap rencana pembelajaran termuat kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor;

dampak instruksional; dan dampak pengiring. Dengan demikian, seorang

111 Ibid., 231.

guru akan menilai kemampuan dalam semua ranah ujian suatu mata pelajaran secara absah, tanpa ragu, dan dapat dipertangungjawabkan.

Jenis penilaian pembelajaran integratif PAI berbasis kelas sebagai proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang proses belajar dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten dengan memberikan porsi yang sama terhadap penilaian ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dari hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa evaluasi yang digunakan dalam Pembelajaran Integratif PAI Berbasis Pesantren di SMP Plus Darus Sholah Tegal Besar Jember menggunakan tiga preses, yaitu :

a. Menggunakan Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan kemampuan siswa SMP Plus Darus Sholah.

Evaluasi ini dilakukan berdasarkan satuan pelajaran yang telah diberikan di kelas.

b. Menggunakan Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan setelah siswa SMP Plus Darus Sholah mengikuti pelajaran yang telah ditentukan. Evaluasi sumatif dilakukan sebagai acuan dalam menentukan nilai raport dan kenaikan kelas bagi siswa SMP Plus Darus Sholah..

c. Evaluasi Harian, yaitu evaluasi yang dilakukan setiap saat oleh guru SMP Plus Darus Sholah, tergantung pada waktu dan kebutuhannya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN