• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pondok Pesantren dalam Meningkatkan

Dalam dokumen SAPRIADI NIM. 1 - etheses UIN Mataram (Halaman 69-82)

BAB II STRATEGI PONDOK PESANTREN DALAM

B. Strategi Pondok Pesantren dalam Meningkatkan

b. Jumlah Ruang Kelas : 12 Ruang c. Ruang Kepala dan TU : 2 Ruang d. Ruang Guru : 2 Orang e. Ruang Praktik : 1 Ruang

f. WC : 4 Ruang

5. Keadaan Guru dan Pegawai

a. Guru Tetap Yayasan : 29 (L=21 P=8) b. Guru Tidak Tetap : -

c. Guru bantu : -

d. Guru kontrak :-

e. Pegawai Tetap Yayasan : 2 orang f. Pegawai tidak Tetap : - 6. Keadaan Peserta Didik

a. Madrasah Tsanawiyah

Kelas VII : L = 30, P = 32, Total = 62 Kelas VIII : L=33, P = 34, Total = 67 Kelas IX : L =27, P = 29, Total = 56 b. Madrasah Aliyah

Kelas X : L=33, P = 34, Total = 67 Kelas XI : L= 35, P= 33, Total = 68 Kelas XII : L=23, P=29, Total = 52

B. Strategi Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Adalah tugas seorang tuan guru atau pengasuh di pondok pesantren untuk mendidik para santri membenahi akhlak, agama, dan spiritualnya yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah terprogram di Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang.

Terkait tugas dan tanggung jawab dari pembina atau pengasuh di pondok pesantren, tentunya mereka memiliki metode atau tehnik dan strategi yang diterapkan dalam upaya meningkatkan kecerdasan spiritual santri terutama santri yang menuntut ilmu di MA Madinatul Ulum NW Mumbang.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh TGH. Lalu Anas Hasyri, selaku tuan guru yang rutin mengisi pengajian bulanan sekaligus pembina di Yayasan Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang :

Strategi yang harus diterapkan pesantren dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri yaitu melalui peraturan yang dibuat pesantren yang wajib ditaati oleh setiap santri/wati seperti tidak boleh merokok, pacaran, keluar tanpa izin, tidak mengambil sesuatu tanpa izin dan lain-lain. 69

Hal serupa dijelaskan pula oleh TGH. Kasful Anwar, selaku pembina di Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang :

Beberapa strategi yang dapat diterapkan pesantren sehingga bisa menambah dan meningkatkan nilai kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren ini adalah pertama, dengan cara menunjukkan sikap tauladan bagi para santri.

Kedua, menanamkan nilai-nilai tauhid yang tinggi dengan memberikan pemahaman kepada santri tentang iman dan keyakinan seperti setiap perbuatan yang dilakukan disertai dengan niat yang baik didalam hati, bukan sekedar diajarkan cara berbicara santun saja. Ketiga, memotivasi santri degan menyampaikan kisah-kisah teladan para salafi. Keempat, berusaha melahirkan generasi yang memiliki kekuatan rohani yang tinggi. Kelima, memberikan penghargaan bagi santri yang konsisten melakukan spiritual misalnya dengan menjadikan mereka rote model bagi santri/wati yang lain. Keenam, mengajak

69 TGH.Lalu Anas Hasyri, Wawancara, 11 Agustus 2021

santri membaca amalan-amalan seperti dzikir, wirid, hiziban, dan beratafakkur.70

Tuan Guru Ahmad Barizi, selaku pembina dan pimpinan Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang juga menjelaskan terkait strategi peningkatan kecerdasan spiritual santri MA Madinatul Ulum NW Mumbang :

Menurut saya, kecerdasan spiritual merupakan kemampuan seseorang dalam memahami ajaran agama terkait dengan kepekaan hati seseorang dalam melaksanakan kewajiban perintah agama dan menjahui segala larangannya.

Dalam mengembangkan kecerdasan spiritual santri, saya memberikan materi- materi keagaaman berupa pengetahuan sekaligus memberikan contoh dalam pelaksanaannya. Selain itu, saya juga melaksanakan program-program baik pendidikan formal seperti kajian kitab kuning, maupun pendidikan non formal seperti, pengajian sima’an Al-Qur’an, shalawatan setiap malam jum’at, mengajak santri membaca surah yasin, tahlil dan istighotsah pada malam jum’at, melakukan pengajian umum yang diikuti oleh pula oleh jama’ah.71 Ustadzah Septina Aulia juga menjelaskan hal yang sama “strategi pesantren dalam meningkatakan kecerdasan spiritual santri yaitu membuat peraturan keras pada tiga hal utama yaitu tidak boleh merokok, membawa alat-alat elektronik dan tidak boleh pacaran.”72 Adapun Ustadz Masjudin saputra, menjelaskan terkait strategi peningkatan kecerdasan spiritual santri

“Strategi yang pertama kali di lakukan adalah dengan membagi santri terlebih dahulu sesuai potensi dan bakat masing-masing lalu kami memberikan mereka bimbingan.”73

Sedangkan Ustadz sujarman menjelaskan “Strateginya adalah pesantren membuat suatu program yang membahas tentang spiritual.74

70 TGH. Kasful Anwar, Wawancara, 15 Agustus 2021

71 TGH.Ahmad Barizi, Wawancara, 13 Agustus 2021

72 Ustadzah Septina Aulia, Wawancara, 20 Agustus 2021

73 Ustadz Masjudin saputra, Wawancara, 25 Agustus 2021

74 Ustadz sujarman, Wawancara, 25 Agustus 2021

Adapun strategi yang diterapkan Ustazah Mimi Halwani adalah seperti yang dikatakannya pada saat wawancara :

Strategi yang diterapkan yayasan adalah dengan membuat program-program unggulan yang dapat meningkatkan kecerdasan spiritual santri itu sendiri, seperti pelaksanaan sholat dhuha, sholat tahajjud, dzikir, wirid, membaca Al’Quran berjamaah dan program keagamaan lainnya yang diprogramkan pesantren.75

Hal senada diungkapkan oleh Ustazah Elvi sistriana putri :

Hal yang dilakukan sebagai upaya kami meningkatkan kecerdasan spiritual santri MA Madinatul Ulum NW Mumbang ini adalah dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler atau program yang bisa meningkatkan kemajuan pesantren dan kegiatan yang banyak diminati oleh para santri seperti tahfiz Al’Quran, kursus Bahasa Inggris dan Arab, tahassus kitab kuning serta serta kegiatan ekstrakurikuler lainnya. 76

Ustazah Karniati juga mengungkapkan strategi yang diterapkan pesantren dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri di MA Madinatul Ulum NW Mumbang :

Upaya yang kami lakukan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri adalah melalui pembiasaan bangun pagi sebelum subuh,mujahadah setelah sholat subuh,kajian kitab,latihan hutbah,latihan pembacaaan talkin bagi laki-laki dan latihan pidato bagi perempuan.77

Ustadz Rosyid juga menjelaskan “Strategi yang diteraokan adalah membuat program sholat tahajjud dan disiplin waktu, memberikan santri target tekanan dan mativator atau pendorong untuk menguasai bidangnya masing-masing.”78

Dari beberapa paparan hasil wawancara tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan oleh para pembina, pendidik atau

75 Ustadzah Mimi Halwani,Wawancara, 02 September 2021

76 Ustazah Elvi sistriana putri, Wawancara, 07 September 2021

77 Ustazah Karniati, Wawancara, 07 September 2021

78 Ustadz Rosyid, Wawancara, 15 September 2021

pengasuh santri yang ada di Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang adalah pertama, mentaati peraturan yang dibuat pesantren seperti tidak boleh merokok, pacaran, keluar tanpa izin, tidak mengambil sesuatu tanpa izin dan lain-lain. Kedua, mengadakan program unggulan, kegiatan- kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan kecerdasan spiritual santri. Ketiga, membiasakan santri melaksanaan kegiatan atau program keagamaan seperti sholat dhuha, sholat tahajjud, dzikir, wirid, membaca Al’Quran, shalawatan, istighasah, ziarah makam dan lainnya.

Keempat, disiplin waktu. Kelima, memberikan motivasi dan membimbing santri sesuai keahlian dan potensi masing-masing yang dimiliki.

Kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di pondok pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang, sesuai yang di ungkapkan oleh Ustadz Rosyid :

Adapun berbagai kegiatan yang dilakukan pesantren untuk meningkatkan kecerdasan spiritual santri adalah: kajian-kajian islami,memperdalam kitab –kitab para ulamak terdahulu (nahwu dan sorof),menghafal Al-quran dan hadist-hadist Para Nabi Allah.79

Ustazah Karniati juga mengungkapkan “kegiatan- kegiatan keagamaan yang diprogramkan pesantren adalah sholat malam, kajian kitab, membaca Al-Qur’an, sholawatan, dan ziarah makam.”80 Ustadz sujarman juga mengatakan “ Adapun kegiatan di pesantren yang rutin dilakukan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri yaitu mengadakan kajian-kajian islami, diskusi, observasi ilmiah dan lain-lain.”81

79 Ustadz Rosyid, Wawancara, 15 September 2021

80 Ustazah Karniati, Wawancara, 07 September 2021

81 Ustadz sujarman, Wawancara, 25 Agustus 2021

Hal tersebut diperkuat oleh penjelasan Ustazah Elvi sistriana putri terkait kegiatan atau program ayang ada di pesantren :

Program rutin pesantren ini adalah tahfiz, diskusi kitab pagi,sore, malam,dan mengadakan kegiatan islami yang memberikan motivasi dan meningkatkan kecerdasan santri seperti: hiziban, alberzanji, kaifiat, diskusi wajib setiap malam dari semua jenis pelajaran.82

Ustadzah Septina Aulia juga mengungkapkan terkait program atau kegiatan yang dijalankan secara rutin di pesantren “Program pagi di pesantren ini adalah shalat tahajjud, mengaji, wirid subuh, pembersihan, program (kitab atau tahfiz atau mengaji umum oleh pimpinan pesantren).83

Berdasarkan paparan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa program atau kegiatan rutin yang diadakan di Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang dalam upayan meningkatkan dan mengembangkan spiritual santri adalah adanya kajian-kajian islami, memperdalam kitab- kitab kuning, menghafal Al-quran dan hadist, kegiatan sholat malam, kajian kitab, membaca Al-Qur’an, sholawatan, ziarah makam, diskusi, observasi ilmiah, diskusi kitab pagi, sore, malam, dan mengadakan kegiatan islami yang memberikan motivasi dan meningkatkan kecerdasan santri seperti: hiziban, albarzanji, kaifiat, diskusi wajib setiap malam dari semua jenis pelajaran, shalat tahajjud, mengaji, wirid subuh, pembersihan, pengajian umum oleh pimpinan pesantren.

Beberapa hasil wawancara tersebut di atas juga didukung dan dibuktikan dengan hasil observasi peneliti yaitu bahwa strategi yang

82 Ustazah Elvi sistriana putri, Wawancara, 07 September 2021

83 Ustadzah Septina Aulia, Wawancara, 20 Agustus 2021

digunakan di Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang dalam mengembangkan kecerdasan spiritual santri, salah satunya adalah dengan membimbng santri untuk membiasakan beragama seperti, kajian kitab, melaksanakan shalat tepat waktu, mengajak santri melaksanakan shalat malam dan melakukan hafalan Al-Qur’an bagi yang mengambil program tahfidz. 84

Berdasarkan kegiatan observasi, peneliti menemukan adanya proses kajian kitab santri. Dalam kegiatan proses kajian kitab tersebut, ustadz membahas tentang ciri-ciri orang dzalim dan cara menghindari sifat dzalim.85

Kecerdasan spiritual sangat erat kaitannya dengan kejiwaan. Demikian pula dengan kegiatan ritual keagamaan atau ibadah. Keduanya bersinggungan erat dengan jiwa atau batin seseorang. Apabila jiwa atau batin seseorang mengalami pencerahan, sangat mudah baginya mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Misal,seorang kiyai dapat memberikan contoh dalam ibadah sholat dan puasa, mengikuti sholat berjamaah dimasjid, membaca Al-Qur’an dan lain-lain.86

Selain itu, strategi lain yang digunakan adalah memberikan motivasi kepada santri. Dengan memberikan motivasi kepada santri, diharapkan santri menjadi sadar dan dapat melepaskan belenggu-belenggu yang diuraikan di dalam hati dan menjadi kebiasaan yang baik. Motivasi yang diberikan kepada santri tersebut, merupakan motivasi yang bersumber dari Al-Qur’an dan

84 Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang, Observasi, 11 Agustus 2021

85 Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang, Observasi, 11 Agustus 2021

86 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak, (Jogjakarta:

Katahati, 2010), 57

Hadist sehingga menunjukkan hasil bahwa santri terlihat semakin rajin dan menjadi lebih baik lagi. Dengan demikian, santri dapat terbiasa berfikir positif dan dapat menemukan tujuan hidup di dunia dan akhirat.87

Strategi lain yang diterapkan, sebagaimana hasil observasi peneliti di Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang, yaitu dengan menceritakan kisah-kisah orang terdahulu yang memiliki spiritual yang tinggi. Untuk mendorong santri semakin cinta terhadap para ulama, pesantren mengadakan kegiatan ziarah makam para wali atau ulama’. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan kecerdasan spiritual santri dapat meningkat dan membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar santri.88 Dengan strategi tersebut, diharapkan dapat membuat santri menjadi pribadi yang baik dan semangat dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang telah disusun oleh pondok pesantren.

Kebijakan-kebijakan dalam meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan spiritual santri MA Madinatul Ulum NW Mumbang, sebagai pimpinan, Bapak TGH. Ahmad Barizi menjelaskan:

Adapun kebijakan yang harus kami ambil sebagai pimpinan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual santri adalah santri yang berahlak, berbudi luhur, taat sama aturan pondok pesantren, akan diberikan penghargaan atau reward baik berupa hadiah atau dijadikan sebagai model kebaikan bagi santri yang lain. Begitu pula sebaliknya, santri yang suka melanggar dikenakan sangsi, didenda dan bila terlalu sering, maka akan diberikan surat skorsing sesuai batas waktu yang disepakati.89

Hal ini diperkuat oleh ungkapan Ustadzah Septina Aulia :

87 Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang, Observasi, 11 Agustus 2021

88 Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang, Observasi, 19 Agustus 2021

89 TGH. Ahmad Barizi, Wawancara, 13 Agustus 2021

Kebijakan yang diambil pesantren adalah yang paling banyak hafalan diberikan hadiah, yang istiqomah dikasi hadiah, memberikan rizki pada anak yatim, santri yang melanggar aturan, langsung dihadapkan pada ketua yayasan untuk disidang (diceramahi atau dinasehati).90

Ustadz Masjudin saputra juga menjelaskan terkait kebijakan pesantren dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri :

Bagi santri yang melanggar aturan pesantren, akan dikenai beberapa sangsi yang berbeda-beda tergantung dari aturan yang mereka langgar, contohnya jika merokok akan diperingati terlebih dahulu untuk tidak melakukanya lagi, jika melanggar lagi, maka akan dikenai sangsi yang lebih berat lagi.91

Ustadzah Elvi sistriana putri juga mengungkapkan hal serupa :

Bila santri bayak melanggar aturan, maka pimpinan dengan sebijak- bijaknya memberikan sangsi pada santri,dan sebaliknya yang rajin dan taat pada aturan, maka diberikan penghargaan bersama orang tuanya misalnya, yang khotam 30 juz Al’Quran akan diberikan hadiah dan pengahargaan beserta orang tuanya.92

Diperkuat lagi oleh penjelasan yang diungkapkan oleh Ustadz Rosyid :

Kebijakan pimpinan atau kepala madrasah dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri dalam mengatur jalannya proses kemajuan pesantren adalah pimpinan harus tegas dan berlaku adil dalam menanggulangi santri-santri yang bermasalah seperti melanggar peraturan, tidak taat tata tertib pesantren, maka dari sana pimpinan harus bijak dalam menyikapinya dan memberikan hukuman yang sewajarnya dan jangan sampai berlebihan sehingga orang tuanya tidak menuntut, dan sebaliknya jika taat pada aturan, pimpinan akan memberikan hadiah pada santri agar santri yang lain termotivasi atas prestasi yang diraih oleh temannya.93

Ustazah Mimi Halwani QH mengungkapkan :

Dengan memberikan pujian atau hadiah kepada santri yang paling rajin, dan memberikan hukuman pada santri yang melanggar aturan, seperti hukuman menghafal lima buah hadist jika santri telat berjamaah.94

90 Ustadzah Septina Aulia, Wawancara, 20 Agustus 2021

91 Ustadz Masjudin saputra, Wawancara, 25 Agustus 2021

92 Ustadzah Elvi sistriana putri, Wawancara, 07 September 2021

93 Ustadz Rosyid, Wawancara, 15 September 2021

94 Ustadzah Mimi Halwani,Wawancara, 02 September 2021

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, maka dapat disimpulkan terkait kebijakan yang ada di Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang dalam rangka meningkatkan kedisiplinan dan spiritual santri yaitu bagi santri yang berahlak, berbudi luhur, taat sama aturan pondok pesantren, yang paling banyak hafalan, yang istiqomah, yang khotam 30 juz Al’Quran, akan diberikan hadiah atau penghargaan atau reward dan dijadikan model kebaikan bagi santri yang lain.

Sedangkan jika yang dilakukan santri adalah sebaliknya, suka melanggar dan tidak patuh pada aturan yang sudah ditetapkan, merokok, dan tindakan negatif lainnya maka, santri tersebut akan dikenakan sangsi, didenda dan bila terlalu sering, maka akan diberikan surat skorsing sesuai batas waktu yang disepakati atau langsung dihadapkan pada ketua yayasan untuk disidang. Sangsi yang diberikan berbeda-beda tergantung dari aturan yang mereka langgar, contohnya jika merokok akan diperingati terlebih dahulu untuk tidak melakukanya lagi, jika melanggar lagi, maka akan dikenai sangsi yang lebih berat lagi atau hukuman menghafal lima buah hadist bagi santri yang telat berjamaah. Bila santri banyak melanggar aturan, maka pimpinan dengan sebijak-bijaknya memberikan sangsi.

Diantara strategi pesantren dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri adalah sebagai berikut :

1. Keteladanan

Keteladanan dapat dilakukan melalui pendekatan keteladanan dan pendekatan persuasif atau mengajak santri dengan cara halus, dengan memberikan alasan dan prospek yang bisa meyakinkan mereka.95

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang tuan guru atau pengasuh harus mampu menjadi contoh yang baik bagi para santri-santrinya dan mengajak melakukan kebaikan dengan cara meyakinkan kepada santrinya melalui ajaran-ajaran agama Islam.

2. Pembiasaan dalam beragama

Pembiasaan dalam beragama dapat menciptakan kesadaran dalam beragama, yaitu dengan cara melakukan pembiasaan kepada para santri dengan memberikan contoh dalam hal kebaikan.96

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang tuan guru mengajak santrinya melakukan ibadah wajib maupun sunnah dan juga memberikan contoh yang baik bagi para santrinya dalam menjalankan agama. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan terus-menerus (rutin) di dalam pondok pesantren maupun di luar pondok pesantren sehingga akan muncul pembiasaan beragama bagi para santri.

3. Pembudayaan

Budaya mempunyai fungsi sebagai wadah penyalur keagamaan, hal ini hampir dapat ditemui dalam setiap agama. Karena agama, menuntut

95 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Agama Islam, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004), 301

96Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah: Upaya mengembangkan PAIdari Teori ke Aksi, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 131

pengalaman secara rutin di kalangan pemeluknya. Pembudayaan dapat muncul dari amaliyah keagamaan, baik yang dilakukan kelompok maupun perseorangan.97

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seorang tuan guru dapat menyalurkan ilmunya melalui budaya. Budaya tersebut dapat dilakukan di dalam atau di luar pondok pesantren. Di dalam pondok pesantren, terdapat budaya-budaya yaitu budaya kajian kitab, pengajian, membaca Al-Qu’an dan lain-lain. Sedangkan di luar pondok pesantren dapat berupa sholawatan, pengajian bersama masyarakat, dan lain-lain.

Dari kegiatan tersebut, maka diharapkan seorang santri muncul sisi keagamaannya dan juga memiliki misi sama seperti tuan guru yaitu menyebarkan agama Islam.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi Pondok Pesantren Madinatul Ulum NW Mumbang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri adalah melalui kegiatan agama yang ada di dalam pondok pesantren, kajian kitab, melalui motivasi dari seorang tuan guru atau pembina, serta kebijakan- kebijakan dan tujuan yang ingin dicapai pondok pesantren.

97 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah, 294-295

BAB III

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI

Kecerdasan spiritual merupakan potensi dari dimensi non material atau roh manusia. Potensi tersebut adalah intan dan belum terasan yang dimiliki oleh semua orang. Selanjutnya, tugas setiap orang untuk menggali potensi masing-masing sekaligus menggosoknya hingga berkilau dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi.98

Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Setiap orang memiliki potensi dan kemampuan yang perlu digali. Karena jika potensi dan bakat hanya terpendam, maka hasilnya akan sia-sia saja. Oleh karena itu, seorang yang memiliki potensi harus bertekad besar untuk mencapai kesuksesan di bidangnya dengan keahlian yang dimilikinya.

Dalam Islam, kecerdasan spiritual termasuk dalam kecerdasan qalbu, seperti yang dikatakan Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan qalbu yang berhubungan dengan kualitas bathin seseorang. Kecerdasan ini mengarahkan seseorang untuk berbuat lebih manusiawi, sehingga dapat menjangkau nilai-nilai luhur yang mungkin belum tersentuh oleh pikiran manusia.99

Qalbu adalah hati nurani yang menerima limpahan cahaya kebenaran

98 Julia Aridhona, Hubungan antara kecerdasan spiritual dan kematangan emosi dengan penyesuaian diri remaja. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 9(3), 2017: 224-233.

99 Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta, Rajawali Press, 2001, 329-330

ilahiah, yaitu ruh. Di dalam qalbu, terhimpun perasaan moral, mengalami dan menghayati tentang benar salah, baik buruk, dan lain-lain. Qalbu merupakan awal dari sikap sejati manusia yang paling murni, yaitu kejujuran, keyakinan, dan prinsip-prinsip kebenaran.100

A. Faktor Pendukung Peningkatan Kecerdasan Spiritual Santri Pondok

Dalam dokumen SAPRIADI NIM. 1 - etheses UIN Mataram (Halaman 69-82)

Dokumen terkait