• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi Pengelolaan Program Nasional

Dalam dokumen Tesis Oleh: RISKASARI Nomor Induk Mahasiswa (Halaman 53-62)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. PNPM PISEW (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

2. Struktur Organisasi Pengelolaan Program Nasional

39

2. Struktur Organisasi Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan

40

pelaksanaan program secara nasional. Sebagai EA, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, maka dibentuk Project Management Unit (PMU).

4) Project Implementation Unit (PIU) terdiri dari:

(a) Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, untuk Komponen Infrastruktur Fisik;

(b) Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Departemen Dalam, Negeri, untuk Komponen Kredit Mikro; dan (c) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Departemen Dalam

Negeri, untuk Komponen Penguatan Kapasitas Kelembagaan. (Becker, 1960: 49)

b. Tingkat Provinsi

1) Tim Koordinasi PNPM-PISEW Provinsi

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Tingkat Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dengan penunjukkan Kepala Bappeda Provinsi sebagai Ketua Tim Koordinasi dan keanggotaan meliputi:

(a) Asisten Sekretariat Pemerintah Provinsi Bidang Ekonomi dan Pembangunan

(b) Bappeda Provinsi

(c) Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat;

(d) Dinas Pekerjaan Umum atau nama lain

41

(e) Dinas Pertanian (f) Dinas Kesehatan (g) Dinas Pendidikan

(h) Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (i) Badan/Dinas/Kantor terkait

2) Sekretariat PNPM-PISEW Provinsi

Tim Koordinasi Provinsi membentuk Sekretariat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Provinsi yang berkedudukan di Bappeda Provinsi dengan keanggotaan terdiri dari pejabat/staf yang mewakili instansi anggota Tim Koordinasi. Sekretariat PNPM-PISEW Provinsi memberikan bantuan kepada Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, PNPM Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa, serta masyarakat melalui bantuan koordinasi dan teknis.

Sekretariat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, PNPM Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Provinsi dibantu oleh Tim konsultan yang terdiri dari:

(a) Konsultan Manajemen Provinsi (KMP), dan (b) Konsultan Manajemen Teknis (KMT)

c. Tingkat Kabupaten

1) Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten

42

Tim Koordinasi Pengelolaan Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten ditetapkan dengan keputusan Bupati dan Kepala Bappeda Kabupaten sebagai Ketua Tim Koordinasi dengan keanggotaan meliputi:

(a) Asisten Sekretariat Pemerintah kabupaten Bidang Ekonomi dan Pembangunan

(b) Bappeda Kabupaten;

(c) Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat;

(d) Dinas Pekerjaan Umum atau nama lain;

(e) Dinas Pertanian;

(f) Dinas Kesehatan;

(g) Dinas Pendidikan

(h) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);

(i) Badan/Dinas/Kantor terkait (j) Camat.

2) Sekretariat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten Tim Koordinasi Kabupaten membentuk Sekretariat Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten yang berkedudukan di Bappeda dengan keanggotaan terdiri dari pejabat/staf yang mewakili instansi anggota Tim Koordinasi.

43

Sekretariat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten memberikan bantuan kepada Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa, serta masyarakat melalui bantuan koordinasi dan teknis. Sekretariat Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten dibantu oleh Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK) dan Asisten Teknis Kabupaten.

3) Satuan Kerja (Satker) PNPM-PISEW Kabupaten

Satker Kabupaten yang dimaksud disini adalah satuan kerja yang berkaitan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah. Satuan Kerja Kabupaten dibentuk dan diberi nama sesuai Kebijakan Departemen Pekerjaan Umum (PU). Satker di tingkat kabupaten berasal dari Staf Dinas Keciptakaryaan. Satker Kabupaten adalah pejabat pengelola anggaran, sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang ditetapkan oleh Menteri PU atas usulan Bupati, dan diberi kewenangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Tugas dan fungsi Satker mengacu pada Peraturan Menteri PU. Satker

44

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Wilayah Kabupaten terdiri dari:

(a) Kepala Satuan Kerja;

(b) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PISEW ; (c) Bendahara;

(d) Penguji SPP. Khususnya dalam pengelolaan Mikro kredit Pedesaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah dibentuk Satuan Kerja (Satker) yang diusulkan oleh Bupati dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kabupaten yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

4) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, PNPM Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten PPK Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, PNPM Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten mengelola dana bantuan langsung masyarakat (BLM) untuk kegiatan-kegiatan di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dan di kecamatan. PPK Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, PNPM Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Kabupaten berasal dari staf Pemerintah Kabupaten dari unit dinas Ke-Cipta Karya-an/KePUan yang diusulkan oleh Bupati dan ditetapkan oleh Menteri PU.

45

PPK Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah, PNPM Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah bertanggung jawab kepada Satker serta melakukan pelimpahan sebagian kewenangan pelaksanaan kegiatan operasional kepada PJOK KSK dan PJOK Kecamatan. Menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan (SP3) sesuai dengan Keppres 80 tahun 2003.

5) Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kawasan Strategis Kabupaten (KSK). Di tingkat kabupaten akan ditunjuk PJOK KSK yang berasal dari perangkat kabupaten yang diangkat oleh Bupati dan berperan sebagai penanggung jawab pelaksanaan Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Wilayah di wilayah kerjanya.

d. Tingkat Kecamatan

1) Kelompok Kerja (Pokja) Kecamatan

Pokja Kecamatan ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan Camat yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota, meliputi perwakilan dari instansi terkait di kecamatan, perwakilan BPD/desa, perwakilan dari lembaga kemasyarakatan desa lainnya yang meliputi: kelompok perempuan, pemuda, dan Tokoh Masyarakat. Pokja Kecamatan akan memperoleh bantuan teknis dari PIU Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum melalui Tim Konsultan Kecamatan.

46

2) Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan

Di tingkat kecamatan akan ditunjuk PJOK. PJOK Kecamatan adalah perangkat kecamatan yang diusulkan oleh Camat dan diangkat oleh Bupati.

3) Lembaga Pemberdayaan Kredit Mikro (LPKM)

Pada Kabupaten dan Kecamatan yang terpilih akan diseleksi lembaga-lembaga pemberdayaan yang terkait dengan kredit mikro sebagai pelaksana kegiatan proyek pilot Kredit Mikro Perdesaan.

Lembaga tersebut akan mendapat bantuan teknis dari PIU Ditjen PMD Departemen Dalam Negeri melalui Fasilitator Kredit Mikro (FKM).

e. Tingkat Desa

1) Kepala Desa/Lurah Pada tingkat desa, pengelola kegiatan adalah Pemerintah Desa.

2) Kepala Desa/Lurah bertanggungjawab atas pengendalian dan kelancaran kegiatan yang dilakukan oleh KDS selama tahapan perencanaan, LKD selama tahap pelaksanaan, dan Kelompok Pemanfaatan dan Pemeliharaan (KPP) pada tahap pemanfaatan dan pemeliharaan serta pemanfaatan kredit mikro oleh KUM.

3) Kelompok Diskusi Sektor (KDS). KDS dibentuk berdasarkan kondisi geografis hamparan kecamatan. KDS dapat meliputi hanya satu desa atau lebih. Pembentukan KDS difasilitasi oleh Pokja

47

Kecamatan dan TTL (FK dan Ttl) setelah terlebih dahulu melakukan analisa potensi unggulan dan kondisi geografis kecamatan.

4) Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD)

LKD adalah lembaga kemasyarakatan yang sudah ada dan diakui keberadaannya oleh masyarakat desa dan pemerintahan desa, seperti kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Karang Taruna, PKK, Remaja Mesjid, Remaja Gereja, dan sebagainya.

Setiap LKD harus mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari Ketua, Bendahara, Sekretaris, Tenaga Teknis, dan anggota.

Pengurus Organisasi tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari lima (5) orang, dengan minimal satu anggotanya adalah perempuan atau perwakilan dari unsur minoritas di desa.

5) Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).

KPP adalah organisasi yang terdiri dari unsur masyarakat desa yang memanfaatkan dan memelihara hasil kegiatan pembangunan prasarana di wilayahnya. KPP dibentuk dan ditetapkan melalui Musyawarah Desa yang difasilitasi oleh FK, POKJA Kecamatan dan LKD. KPP disahkan oleh Kepala Desa atas sepengetahuan Camat.

6) Kelompok Usaha Mikro (KUM)

Kelompok Usaha Mikro (KUM) adalah kelompok usaha mikro masyarakat yang ada di perdesaan dan memenuhi kriteria kelayakan usaha serta mampu membangun dana bersama dalam kelompok.

48

7) Fasilitator Desa (FD)

Fasilitator Desa dipilih/ditetapkan dengan tujuan agar FD dapat membimbing dan menggerakkan KDS selama tahap perencanan, Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), selama tahap pelaksanaan Pembangunan fisik, Kelompok Pengguna dan Pemelihara (KPP) pada tahap pemanfaat dan pemeliharaan fisik yang telah dibangun dan Kelompok Usaha Mikro (KUM) mulai tahap penjaringan kelompok sampai tahap pemanfaatan kredit dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah di tingkat desa di dalam hamparannya dapat terlaksana dengan baik.

3. Manfaat PNPM PISEW (Pembangunan Infrastruktur, Sosial,

Dalam dokumen Tesis Oleh: RISKASARI Nomor Induk Mahasiswa (Halaman 53-62)

Dokumen terkait