• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Media Cetak

beroperasi adalah langkah pertama dalam merumuskan strategi.

Menetapkan tujuan dan misi yang sesuai dengan lingkungan tersebut.

Kedua, melakukan analisis internal dan eksternal untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi dalam mencapai tujuannya. Langkah ketiga adalah menciptakan faktor keberhasilan (key success factor) dari strategi yang dibuat dengan menggunakan hasil analisis sebelumnya. Keempat, menetapkan tujuan dan sasaran serta menilai berbagai alternatif strategi dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki dan keadaan lingkungan yang dihadapi. Kelima, putuskan tindakan terbaik untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek16.

Ada empat jenis tingkatan strategi yang disebut sebagai master strategy, antara lain enterprise strategy, corporate strategy, business strategy, dan functional strategy. Menurut penelitian Dan Schendel dan Charles Hofer Higgins17.

1. Enterprise Strategy

Masyarakat yang merupakan suatu kelompok yang berdiri sendiri di luar organisasi dan tidak dapat dikontrol, berhubungan dalam strategi ini. Dalam pendekatan ini, terdapat hubungan antara organisasi dan dunia luar, dan keduanya dapat berinteraksi untuk

16 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, (Jakarta: Bayumedia Publishing: 2005)h.20

17 Salusu, J. Pengambilan Stratejik, (Jakarta:Gramedia Widisarana: 2004) h.101

keuntungan organisasi. Selain itu, taktik ini menunjukkan betapa kerasnya perusahaan bekerja untuk memberikan layanan yang sangat baik dalam menanggapi tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

2. Corporate Strategy

Grand theory adalah nama lain untuk rencana terkait misi organisasi ini. Pendekatan ini mencakup semua kegiatan organisasi. Setiap lembaga pemerintah dan kelompok nirlaba juga harus menentukan apa yang dimaksud dengan urusan bisnis dan bagaimana mengelolanya. Setiap perusahaan harus mempersiapkan keputusan strategis dan perencanaan untuk ini.

3. Bussines Strategy

Tingkat strategi ini menjelaskan bagaimana merebut pasaran di lingkungan masyarakat. Bagaimana mendapatkan dukungan dari pembuat keputusan, pebisnis, donatur, dan lainnya.

Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menghasilkan uang dan maju ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Functional Strategy

Taktik ini adalah taktik yang bisa digunakan untuk mendukung taktik lainnya. Strategi fungsional terdiri dari dari tiga jenis. Pertama, kemampuan organisasi untuk beroperasi sebagai entitas ekonomi yang sehat dimungkinkan antara lain oleh fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya, serta penelitian dan pengembangan yang termasuk dalam strategi fungsional ekonomi.

Kedua, Perencanaan, pengorganisasian, penerapan, pengendalian, staf, mengarahkan, memotivasi, berkomunikasi, membuat keputusan, mewakili, dan mengintegrasikan semua tanggung jawab manajemen. Ketiga adalah strategi isu strategis, yang utamanya bertujuan untuk mengelola kondisi lingkungan, baik yang terkenal maupun yang tidak, maupun yang terus berubah.

Tingkat strategis di atas membentuk kesatuan dan berfungsi sebagai indikasi bagi para pembuat keputusan tingkat tertinggi bahwa mengelola organisasi melibatkan lebih dari sekadar efisiensi administratifb itu juga mempertimbangkan "kesehatan" organisasi dari perspektif ekonomi.18

Rencana yang dirumuskan dengan baik dan dilaksanakan dengan terampil adalah bahan yang membuat strategi berhasil.

Strategi tidak menjamin keberhasilan, tetapi pasti dapat membantu di dalamnya.

1. Sejarah Surat Kabar di Indonesia

Membandingkan semua bentuk komunikasi publik, media cetak adalah yang paling kuno. Hal ini sejalan dengan penemuan teknologi percetakan, yang menjadi yang pertama di antara berbagai bentuk komunikasi. Buku, surat, selebaran, majalah, dan surat kabar semuanya dapat dicetak di mesin cetak.19

18 Salusu, J. Pengambilan Stratejik, (Jakarta:Gramedia Widisarana: 2004) h.101

19 Hari Wiryawan, Dasar-Dasar Hukum Media (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet.I, h. 84

Medan Prijaji, jurnal pertama di Indonesia, adalah cikal bakal pers nasional, yang menjadi media massa suara aristokrasi sepanjang sejarah negara. “Anak Hindia” adalah target lingkungan pembacanya.20

Pers Belanda dan Cina saat itu berdampak pada pertumbuhan pers Indonesia pada tahun 1909. Percetakan dan penerbit Belanda dan Cina menguasai kota-kota besar, yang berdampak pada pertumbuhan surat kabar Indonesia. Skenario ini mengacu pada modifikasi masyarakat perkotaan, khususnya di Jawa, yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi, khususnya perdagangan, yang membutuhkan konsumen.21

Medan Prijaji aktif dari tahun 1910 sampai 1912, saat itu sedang mencapai masa puncaknya. Setelah penjajahan Hindia Belanda, media massa pribumi Indonesia mulai bermunculan, khususnya di Sulawesi dan Kalimantan. Namun, pada masa pemerintahan Jepang, propaganda melawan Sekutu disebarluaskan melalui media.22

Pembatasan atau pelarangan terbitan surat kabar merupakan salah satu masalah yang menonjol dalam sejarah pers Indonesia.

20 Surjo Mihardjo, Beberapa Perkembangan Pers di Indonesia (Jakarta: Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1980) h.66

21 Ibid, h:70

22 Ibid, h: 85

Indonesia Raya adalah salah satu terbitan yang dilarang.23 Surat kabar ini menyajikan berita dengan sikap melawan apa yang dianggap feodalisme, ketidakadilan, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan kebohongan.

Peristiwa G30S tahun 1965 adalah pertama kalinya pers Indonesia terlihat adanya perubahan. Pers Indonesia pernah mengalami masa gelap gulita pada tahun 1959. Sejak Dekrit Presiden 1 Juli 1959, setiap organisasi pers diharuskan memiliki Surat Izin Penerbitan (SIP). Tiga faktor berkontribusi terhadap pergeseran ini. Yang pertama adalah situasi tegang setelah G30S. Kedua, dibandingkan zaman dulu, kemerdekaan pers kini lebih terbuka. Ketiga, pengelolaan sirkulasi, promosi, dan keuangan juga dapat menjadi awal dari profesionalisme redaksional dan pengelolaan bisnis.24

Karena pers terancam sensor jika berbeda pandangan dengan pemerintah, Sumaridia menyebut masa Orde Baru sebagai "era pers tiarap". Runtuhnya Orde Baru pada 21 Mei 1998 menjadi titik terang bagi dunia pers. Sumaridia mengklaim pembentukan Orde Reformasi membebaskan industri media.

Secara hukum, UU Pokok Pers No. 40 Tahun 1999 menggantikan UU Pers No. 21 Tahun 1982. Siapa pun dapat

23 Ibid, h. 181

24 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006) h.22

menjadi jurnalis dan bergabung dengan organisasi pers mana pun di bawah undang-undang dan pemerintahan baru.

Kebebasan pers sangat terjamin pada masa Reformasi.

Semua komponen bangsa memiliki komitmen yang sama yaitu pers harus hidup dan merdeka. Kehidupan sebagaimana diatur oleh praktik bisnis dan struktur ekonomi. Kebebasan sesuai dengan cita-cita demokrasi, hak asasi manusia, dan tentu saja hukum.25 Kebebasan ini tidak hanya untuk jurnalis, tetapi juga untuk organisasi pers. Secara kuantitatif, industri penerbitan pers Indonesia mengalami peningkatan tajam dalam lima tahun pertama periode reformasi 1998–2003. Setidaknya 600 perusahaan penerbitan pers baru muncul selama ini.

Perluasan perusahaan pers berlangsung singkat dari semua perusahaan publikasi pers baru, 70% gagal paling lambat pada tahun ketiga, dan 20% berikutnya menutup layar mereka pada tahun keempat, hanya 10% yang berusaha untuk hidup melewati tahun kelima.26 Fakta ini menunjukkan bahwa pers nasional belum tentu memasuki masa keemasannya akibat kebebasan pers saat itu.

2. Keunggulan Media Cetak

Sebuah mesin cetak (logam) diciptakan oleh Johann Gutenberg pada tahun 1440, menurut sejarah. Terlepas dari

25 Ibid, h. 26

26 Ibid, h. 27

kenyataan bahwa pada saat itu surat kabar dapat dicetak di mesin cetak, surat kabar baru ditemukan pada tahun 1620 di London. Media cetak memiliki beberapa manfaat keunggulan, antara lain:

a) Fakta

Artikel surat kabar hampir selalu memuat fakta, hal- hal yang nyata dan akurat. Beberapa publikasi merupakan pengecualian, seperti majalah atau tabloid fiktif. Karena iklan pada hakekatnya adalah informasi yang mengandung fakta, maka fakta yang disajikan dalam hal ini tidak hanya sebagai berita tetapi juga sebagai iklan.

b) Baru

Kejutan selalu diutamakan di surat kabar. Media cetak secara konsisten menyampaikan pesan yang berbeda dalam setiap publikasi, yang merupakan ciri komunikasi massa. Tidak seperti buku, yang informasi lamanya dapat dicetak berulang kali.

c) Fleksibel

Surat kabar merupakan media cetak yang mudah beradaptasi secara fisik dan mudah disebarluaskan.

Contohnya termasuk pedagang kaki lima yang menjual koran di jalan-jalan metropolitan, tetapi mereka hampir tidak pernah menjual buku sambil membawanya karena tidak praktis. Selain itu, surat kabar mempermudah masyarakat umum untuk mendapatkannya.27

3. Fungsi Surat Kabar

Menurut Samadiria, surat kabar atau media cetak memiliki fungsi sebagai berikut.28

a. Informasi

Tujuan utama surat kabar adalah memberikan informasi yang akurat, faktual, menarik, signifikan, benar, dan bermanfaat.

b. Edukasi

Surat kabar menonjol dari organisasi sosial lainnya karena hal ini. Surat kabar harus informatif. Pers merupakan lembaga ekonomi yang harus mentransmisikan cita-cita tinggi, nilai-nilai dasar kebangsaan, dan materi budaya lokal kepada semua generasi di samping berorientasi komersial. Pers harus mampu memposisikan dirinya sebagai instruktur negara.

27 Hari Haryawan, dasar-dasar Hukum Media, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet.1, h. 62

28 AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Menulis dan Jurnalis, (Bengkulu: Simbiosa Rekatama Media, 2006) h. 35

c. Koreksi

Dalam hal ini, peran pers adalah untuk mengawasi atau mengatur otoritas legislatif, eksekutif, dan yudikatif agar tidak mengambil alih kekuasaan absolut. Oleh karena itu, pers telah menjadi pemerintah dan masyarakat di sejumlah negara demokrasi (watchdog). Namun demikian, media terus beroperasi sesuai dengan semua hukum dan aturan yang relevan.

d. Rekreasi

Media juga dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat sebagai sarana rekreasi ringan. Berita yang diberitakan oleh media tidaklah berbahaya dan buruk.

e. Mediasi

Media berfungsi sebagai jembatan antara berbagai peristiwa satu dengan lainnya, lokasi, dan satu orang dengan orang lainnya.

Radar Madiun sebagai media massa juga harus memenuhi fungsi-fungsi terseut sebagai media publik. Sebagaimana dengan surat kabar yang baik, surat kabar ini tidak hanya melayani satu tujuan tetapi kelimanya secara bersamaan dalam sebuah surat kabar.

4. Karakteristik Surat Kabar

Sumaridia membagi ciri-ciri yang dimiliki surat kabar sebagai media massa menjadi lima kategori, yaitu:

a) Keteraturan (periodesitas)

Publikasi pers harus sering atau rutin dirilis untuk memenuhi syarat sebagai media massa. Seperti seminggu sekali, dua kali sebulan, atau bahkan setiap hari. Pers yang terbit setiap hari pun harus konsisten dengan pilihannya, dengan terbit pagi hari atau sore hari.

b) Promosi (publisitas)

Materi media atau surat kabar harus disesuaikan untuk berbagai pembaca. Yang mencakup dalam aspek geografis dan psikografis. Data tentang pengelolaan kependudukan disebut dengan data geografis, sedangkan karakter, sifat, kepribadian, kebiasaan, dan adat istiadat disebut dengan psikografis.

c) Realisme (aktualisasi)

Aktualitas didefinisikan secara etimologis sebagai

"sekarang" dan "situasi aktual". Pers harus memasukkan unsur kebaruan dalam setiap informasi yang diterbitkannya sebagai media yang menampilkan berbagai informasi, dan harus mengacu pada peristiwa nyata atau yang sedang berlangsung.

d) Globalisasi (universalitas)

Universalitas, karena berkaitan dengan keragaman isi berita dilihat dari sumbernya. Pers juga melaporkan peristiwa di seluruh dunia dan di empat penjuru mata angin.

e) Relativitas/objektivitas

Surat kabar harus menjunjung tinggi nilai etika dan moral objektivitas dalam menjalankan praktik jurnalistiknya.29