TELAAH KEBIJAKAN TERKAIT WILAYAH
B. Tahapan implementasi logistik
Implementasi pengembangan Sistem Logistik Nasional tahun 2011-2025 dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Mile Stone Tahapan Implementasi Infrastruktur Transportasi Logistik Tahap I (2011 – 2015) Tahap II (2016-2020) Tahap III (2021-2025
Ditetapkan dan selesainya rancangan rinci pelabuhan hub laut internasional untuk Kawasan Timur Indonesia di Bitung dan untuk Kawasan Barat Indonesia di KualaTanjung
Ditetapkannya pelabuhan hub udara international di Jakarta, Kuala Namu, dan Makasar.
Beroperasinya model sistem pelayanan 24/7 kargo udara di Bandara SoekarnoHatta
Terwujud dan beroperasi secara terjadwal jalur pelayaran short sea shipping (SSS) di jalur Pantura dan Lalintim Sumatera untuk menggalakkan transportasi laut sebagai backbone
transportasinasional
Meningkatnya peran KA untuk menanganiangkutan barang jarak jauh di Jawa danSumatera
Meningkatnya sinergi dan efektivitas angkutan truk, angkutan sungai, danaudan penyeberangan dalam mewujudkan sistem angkutan multimoda
Terbangunnya terminal multimoda dan pusat-pusat logistik (logistics centers) di bandar udara utama dan pelabuhan laut utama di setiap koridorekonomi
Dibangunnya pelabuhan hub laut internasional untuk Kawasan Timur Indonesia di Bitung, dan untuk Kawasan Barat Indonesia di Kuala Tanjung
Pengembangan pelabuhan kargo udara di Manado, Bali, Balikpapan, Morotai, dan Biak.
Beroperasinya model sistem pelayanan 24/7 kargo udara di bandara utama
Terbangun danberoperasi secara efektif dan efisien jaringan transportasi laut antar pulau dalam rangka mewujudkan transportasi laut sebagai backbone
transportasinasional
Terbangunnya Trans Java dan Trans Sumatera, serta Jalur KA yang menghubungkan antara pusat produksi dan simpultransportasi
Meningkatnya peran angkutan truk angkutan sungai, danau dan penyeberangan sebagai bagian dari angkutan multi moda disetiap koridorekonomi
Terbangun dan terkoneksinya jaringan transportasi multi moda antar pelabuhan hub
internasional, pelabuhan laut utama, bandarudara utama, pusat-pusat pertumbuhan dan dry port
Terintegrasinya secara efektif pelabuhan hub laut
internasional dengan pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul dan pelabuhan pengumpan serta
pusatpertumbuhan ekonomi;
Beroperasinya secara efektif dan efisien pelabuhan kargo udara internasional
Transportasi laut beroperasi secara efektif dan telah berfungsi sebagai backbone transportasi nasional
Beroperasinya secara efektif KA sebagai pilihan utama transportasi barangdi Indonesia
Angkutan truk, angkutan sungai, danau dan penyeberangan berperan sebagai bagian integral dari sistem angkutan multi moda dalam rangka mewujudkan konektivitas lokal dan nasional
Terwujudnya jaringan transportasi multi moda yang menghubungkan simpul simpullogistik
Sumber : Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sislognas
Review Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil)
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 L A P O R A N A K H I R
B a b 3 T e l a a h K e b i j a k a n
- III.14 -
3.4 TELAAH SISTRANAS PADA TATANAN TRANSPORTASI NASIONAL (TATRANAS)
3.4.1 Perlunya Sistranas pada Tatranas
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan-keamanan. Pembangunan sektor transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, membangun mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perwujudan sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien menghadapi berbagai tantangan, peluang dan kendala sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis seperti otonomi daerah, globalisasi ekonomi, perubahan perilaku permintaan jasa transportasi, kondisi politik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup serta adanya keterbatasan sumber daya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, sistem transportasi nasional perlu terus ditata dan disempurnakan dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga terwujud keterpaduan antar dan intra moda transportasi, dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat serta perdagangan nasional dan internasional dengan memperhatikan kelaikan sarana dan prasarana transportasi.
Berdasarkan kondisi seperti yang disebutkan di atas dan dengan memperhatikan perkiraan perubahan pola aktivitas, pola pergerakan, serta peruntukan lahan, maka perlu disusun dokumen Sistem Transportasi Nasional pada Tataran Transportasi Nasional secara komprehensif berupa jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi nasional jangka menengah dan panjang sebagai salah satu perwujudan Sistranas dan menjadi pedoman atau acuan pembangunan transportasi wilayah.
3.4.2 Konsepsi, Landasan, dan Tujuan Sistranas pada Tatranas
Sistranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa, yang masing- masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang secara dinamis.
B a b 3 T e l a a h K e b i j a k a n
- III.15 -
Sistranas pada Tatranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi scara kesisteman, terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara dan transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien, yang berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antar simpul atau kota nasional, dan dari simpul atau kota nasional ke luar negeri atau sebaliknya.
Sistranas pada Tatranas diselenggarakan berdasarkan landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, landasan visional Wawasan Nusantara, landasan konsepsional Ketahanan Nasional, landasan operasional peraturan perundangan di bidang transportasi, peraturan perundangan lain yang terkait dan Sistranas.
Tujuan Sistranas pada Tatranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah, dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubungan internasional.
3.4.3 Pola pikir Sistranas pada Tatranas
Untuk mencapai tujuan Sistranas pada Tatranas, maka digunakan pendekatan dengan mengikuti pola pikir seperti pada Gambar 3.2, yang bertitik tolak dari permasalahan adanya kesenjangan antara keadaan transportasi nasional saat ini dengan keadaaan yang diharapkan terwujud di masa mendatang, dalam rangka memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada pengguna jasa transportasi.
Dalam mencapai keadaan transportasi nasional sebagaimana yang diharapkan, obyek utamanya adalah jaringan pelayanan dan jaringan prasarana dari setiap moda trasnportasi yang melayani permintaan pergerakan penumpang dan barang di Indonesia. Sedangkan subyek yang terlibat antara lain terdiri dari DPR, Bappenas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, asosiasi di bidang transportasi, konsumen jasa transportasi, serta pihak terkait lainnya.
Metode yang digunakan adalah melalui penetapan berbagai kebijakan yang selanjutnya dirumuskan dalam beberapa strategi dan setiap strategi dijabarkan upaya-upaya yang lebih konkrit.
Berbagai instrumental input dan environmental input atau lingkungan strategis yang mempengaruhi kebijakan, strategi dan upaya pengembangan jaringan transportasi nasional perlu dipertimbangkan secara komprehensif. Aspek legalitas yang berpengaruh antara lain peraturan perundangan transportasi, tata ruang dan otonomi daerah, serta dokumen Sistranas.
Aspek lingkungan strategis baik internasional, regional, maupun nasional yang meliputi bidang
Review Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil)
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 L A P O R A N A K H I R
B a b 3 T e l a a h K e b i j a k a n
- III.16 -
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, dapat berperan sebagai peluang dan kendala.
Sistranas memberikan dasar yuridis yang kuat untuk meyusun Tatanan Transportasi Nasional (Tatranas) sebagai acuan normatif bagi wilayah dalam menyiapkan dokumen penataan transportasi wilayah dalam bentuk Tatanan Transportasi Wilayah (Tatrawil). Sebaliknya Tatrawil harus diawali dengan keyakinan tidak berbeda pandang terhadap garis-garis besar kebijakan nasional penataan transportasi dalam Tatranas. Selanjutnya Tatrawil akan menjadi pedoman bagi penyusunan Tatralok tingakt kabupaten/kota.
Gambar 3.6 Pola pikir Sistranas pada Tatranas
Sumber: Sistranas pada Tatranas, Balitbang Perhubungan (2012)
3.4.4 Integrasi Perwujudan Sistranas
Perwujudan Sistranas berupa Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) dan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok). Tataran transportasi tersebut memuat tatanan mengenai pelayanan, jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi.
Keterkaitan ketiga tataran tersebutsecara terintegrasi menjadi acuan bagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan dan pembangunan transportasi untuk perwujudan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien baik pada tataran wilayah maupun lokal.
Di dalam undang-undang bidang transportasi diamanahkan penetapan rencana induk dan tatanan mengenai simpul transportasi. Dokumen-dokumen tersebut antara lain meliputi : 1. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang diatur dalam pasal 14 UU
Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
B a b 3 T e l a a h K e b i j a k a n
- III.17 -
2. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, yang antara lain memuat Tatanan Perkeretaapian Nasional, diatur dalam pasal 7 UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
3. Tatanan Kepelabuhan Nasional yang antara lain memuat Rencana Induk Pelabuhan Nasional sebagaimana diatur dalam pasal 67 UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
4. Tatanan Kebandarudaraan Nasional yang diatur dalam pasal 193 UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
Integrasi jaringan transportasi sebagaiman diatur dalam rencana induk dan tatanan tersebut di atas dalam perspektif keterpaduan antarmoda transportasi dimuat di dalam dokumen Tatranas.
Kedudukan Sistranas, Tatranas, serta dokumen terkait di masing-masing moda transportasi sesuai dengan peraturan perundang- undangan dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.7 Integrasi Perwujudan Sistranas
Sumber: Sistranas pada Tatranas, Balitbang Perhubungan (2012)
3.5 RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL
3.5.1 Visi dan Arah Pengembangan Perkeretaapian Nasional Visi perkeretaapian nasional adalah mewujudkan:
“Perkeretaapian yang berdaya saing, berintegrasi, berteknologi, bersinergi dengan industri, terjangkau dan mampu menjawab tantangan perkembangan”.
Pengembangan perkeretaapian nasional diarahkan untuk mewujudkan:
1. Pelayanan prasarana dan sarana perkeretaapian yang handal (prima), mengutamakan keamanan dan keselamatan (security and safety first), terintegrasi dengan moda lain,
Review Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil)
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 L A P O R A N A K H I R
B a b 3 T e l a a h K e b i j a k a n
- III.18 -
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta tersebar di pulau-pulau besar seperti Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
2. Teknologi perkeretaapian yang modern, ramah lingkungan, daya angkut besar dan berkecepatan tinggi.
3. Penyelenggaraan perkeretaapian nasional yang mandiri dan berdaya saing, menerapkan prinsip- prinsip “good governance” serta didukung oleh SDM yang unggul, industri yang tangguh, iklim investasi yang kondusif, pendanaan yang kuat dengan melibatkan peran swasta.
Gambar 3. 8 Desire Line Perjalanan Penumpang dan Barang Menggunakan Moda Kereta Api di Pulau Kalimantan Tahun 2030
3.5.2 Strategi Pengembangan dan Target Penyelenggaraan Perkeretaapian Nasional
Dalam mewujudkan penyelenggaraan perkeretaapian nasional sesuai arah pengembangan perkeretaapian 2030, akan ditempuh strategi sebagai berikut: