• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

Dalam dokumen analisis faktor-faktor yang mempengaruhi (Halaman 51-55)

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana statistik merupakan alat analisis data utamanya. Penelitian ini menggunakan teknis analisis regresi linier berganda (Mulitiple Linier Regretion) dengan alat software statistik SPSS. Sebelum melakukan uji hipotesis dengan model regresi linier berganda, terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji kualitas data atau instrumen variabel.

1. Demografi Responden: merupakan data dari pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Data penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden berdasarkan karakteristik yang terdiri dari; nama, jenis kelamin, usia, jabatan, tingkat pendidikan, dan lama jabatan.

2. Uji kualitas data: data penelitian tidak akan berguna dengan baik jika instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tidak memiliki tingkat keandalan (reliability) dan tingkat kebenaran (validity) yang tinggi. Oleh sebab itu koesioner terlebih dahulu perlu diuji tingkat keandalan dan kebenarannya.

a. Uji Validitas digunakan untuk menguji sah atau valid tidaknya suatu koesioner dimana koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh koesioner tersebut. Uji validitas atau uji korelasi produk momen dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan korelasi antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Indikator dapat dikatakan valid apabila hasil dari nilai r hitung > dari nilai tabel, sedangkan apabila nilai r hitung < dari r tabel maka dapat dikatakan tidak valid. Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan nilai r tabel yaitu (df = N – 2) dengan taraf signifikan adalah 5% atau 0,05.

b. Uji Reliabilitas merupakan alat ukur untuk mengukur suatu koesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu koesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban sesorang terhadap pernyataan adalah konstisten atau stabil dari waktu ke waktu. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah Cronbach Alpha. Kriteria pengujian adalah jika koefisien alpha (α) > 0,60 maka instrumen yang digunakan dikatan reliabel, sedangkan jika nilai Cronbach Alpha <

0,60 maka instrumen yang digunakan dapat dikatakan tidak reliabel atau tidak konsisten.

3. Analisis regresi linier beranda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara

37

variabel independen atau variabel bebas dengan variabel dependen atau variabel terikat apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen yaitu apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Berdasarkan model penelitian diatas maka persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y= αβ1x12x23x3+e Keterangan:

Y = Fraud α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Kesesuaian Kompensasi X2 = Sistem Pengendalian Internal X3 = Budaya Etis Manajemen e = Kesalahan regresi (error) 4. Uji Hipotesis

a. Uji statistik t (parsial): Uji ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen yaitu pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan budaya etis manajemen secara individual atau secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependennya yaitu Kecurangan atau Korupsi. Menurut Ghozali dalam penelitian (Swara, et al, 2017).

Pengambilan keputusan dari hasil uji t dapat dilakukan dengan melihat apabila nilai signifikan < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh variabel independen dengan variabel dependen dan apabila nilai signifikan > 0,05 atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen. Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan t tabel adalah (df = N – k), dimana N adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah keseluruhan variabel dengan taraf signifikan yaitu 5% atau 0,05.

b. Koefisien determinasi (R2): koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Menurut Ghozali dalam penelitian (Swara, et al, 2017).

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan atau Lembaga

Dari rentang waktu perjalanan parlemen sekitar 25 tahun, gelombang pasang surut menjadi bagian waktu dari perjalanannya.

Pada era orde baru, aktivitas DPRD lebih banyak mengekor di belakang roda keuasaan, mengabdi bukan untuk kepentingan rakyat, melainkan lebih kepada kepentingan kekuasaan. Lebih memilukan lagi ketika DPRD diposisikan hanya sebagai lembaga yang menerima keterangan pertanggungjawaban pemerintah daerah.

Masa kelabu sejarah perjalanan dewan akhirnya berujung dengan datangnya era reformasi sekaligus mengubur habis wajah buram legislatif. Perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dari UU No. 5 Tahun 1974 ke UU No. 22 Tahun 1999, dan berlanut dengan keluarnya UU No. 32 Tahun 2005 tentang pemerintah daerah.

Dengan demikian muncul isyarat akan lahirnya sistem pemerintahan daerah yang lebih baik. Hal ini terlihat dengan hadirnya DPRD yang bukan lagi sebagai alat kekuasaan, melainkan menjadi legislatif daerah. Artinya posisi DPRD sejajar dan menjadi mitra pemerintah daerah. Pemberdayaan lainnya juga terlihat dengan kian meningkatnya fungsi DPRD. Misalnya, dalam menetapkan perda, tidak lagi memerlukan pengesahan dari pemerintah pusat. Bahkan, jika

kemudian perda itu dibatalkan oleh pemerintah pusat, dapat diajukan keberatan kepada Mahkamah Agung.

Lebih dari itu DPRD mempunyai hak menentukan anggaran belanjanya sendiri. Anggaran belanja Sekretariat DPRD ditetapkan dengan keputusan DPRD an dicantumkan dalam APBD. Seiring dengan prinsip otonomi, maka penyelenggaraan otonomi daerah diupayakan untuk selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyrakat.

Hubungan antara pemerintah daerah dengan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan, kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara pemerintah daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling mebawahi. Hal ini biasa tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa peraturan daerah. Akan tetapi dalam kenyataannya, sinergisme tersebut belum dapat berjalan secara optimal. Kkkesetaraan hubungan tersebut sering kali dimaknai lain, yang mengurangi fungsi dan kewenangan dewan.

2. Visi dan Misi Organisasi

a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi dan teknis yang prima

b. Meningkatkan kualitas. Kompetensi dan profesionalisme SDM yang menguasai IPTEK dan bermuatan IMTAQ

c. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekretariat DPRD Kota Makassar

41

3. Struktur Organisasi dan Job Description a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SEKRETARIAT

DPRD

BAGIAN UMUM

SUB BAGIAN TATA USAHA

SUB BAGIAN

HUMAS

SUB BAGIAN

PROTOKOL

BAGIAN PERSIDANGAN

SUB BAGIAN PERSIDANGAN

DAN RISALAH RAPAT

SUB BAGIAN HUKUM DAN DOKUMENTASI

SUB BAGIAN PERPUSTAKAAN

BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN

ANGGARAN

SUB BAGIAN PERBENDAH

ARAAN

SUB BAGIAN PERIFIKASI

DAN AKUNTANSI

BAGIAN PERLENGKAPAN

SUB BAGIAN PERENCANAAN

DAN ANALISA KEBUTUHAN

SUB BAGIAN PENGADAAN

DAN PENYIMPANAN

SUB BAGIAN INVENTARISASI

DAN PEMELIHARAAN

b. Job Description

Description jabatan ini merupakan merupakan suatu catatan yang sistematis berupa tugas-tugas dan tanggung jawab setiap jabatan, dimana setiap pekerjaan yang harus dilaksanakannya.

a) Sekretariat DPRD

Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD serta menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

b) Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan dan mengoordinasikan ketatausahaan, rumah tangga dan kehumasan, keprotokolan, penerimaan aspirasi serta penyebarluasan informasi. Bagian umum terdiri dari tiga sub bagian diantaranya; sub bagian tata usaha, sub bagian humas, dan sub bagian protokol.

c) Bagian Persidangan

Bagian Persidangan mempunyai tugas melaksanakan dan mengoordinasikan penyelenggaraan rapat-rapat, penyusunan materi dan risalah rapat, dan memfasilitasi peninjauan/

kunjungan kerja DPRD serta pendokumentasian produk-produk hukum dan pembinaan perpustakaan sekretariat DPRD. Bagian persidangan terdiri dari tiga sub bagian diantaranya; sub bagian

43

persidangan dan risalah rapat, sub bagian hukum dan dokumentasi, dan sub bagian perpustakkaan.

d) Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan dan menyusun rencana anggaran serta mengoordinasikan penatausahaan dan laporan keuangan DPRD dan Sekretariat DPRD. Bagian keuangan terdiri dari tiga sub bagian diantaranya; sub bagian anggaran, sub bagian perbendaharaan, dan sub bagian ferifikasi dan akuntansi.

e) Bagian Perlengkapan

Bagian Perlengkapan yang mempunyai tugas melaksanakan pengadaan perlengkapan kebutuhan DPRD dan sekretariat DPRD serta pemeliharaan/pengawasan gedung/kantor, rumah jabatan Pimpinan DPRD, kendaraan dinas dan barang inventaris lainnya. Bagian perlengkapan terdiri dari tiga sub bagian diantaranya; sub bagian perencanaan dan analisa kebutuhan, sub bagian pengadaan dan penyimpanan, sub bagian inventarisasi dan pemeliharaan

B. Hasil Penelitian (Penyajian Data) 1. Demografi Responden

Data demografi responden dapat menggambarkan beberapa kondisi responden dalam hal ini adalah pegawai tetap kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar. Pada data deskriptif responden ini akan memberikan gambaran sederhana yang berhubungan dengan responden yang dijadikan objek penelitian atau

dengan kata lain gambaran yang bertujuan untuk mengenal ciri-ciri responen terkait dengan jenis kelamin, usia, jabatan, lama jabatan, dan tingkat pendidikan responden.

a. Karakteristik responden menurut usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel sebagai berikut;

Tabel 4.1

Karakteristik Responden menurut usia

NO Kategori (Usia)

Jumlah (Responden)

Persentase (%)

1 25-30 Tahun 2 6,7%

2 31-40 Tahun 4 13,3%

3 41-50 Tahun 14 46,7%

4 > 50 10 33,3%

TOTAL 30 100%

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan uraian pada tabel 4.1 yang tertera diatas maka dapat dilihat tabel tersebut menunjukkan bahwa total keseluruhan pegawai atau responden yaitu 30. Usia responden yang terbesar yakni 41-50 Tahun sebanyak 14 responden atau 46,7% dan yang paling sedikit yaitu usia 25-30 Tahun atau 6,7%. Hal yang dapat disimpulkan bahwa rata-rata usia pegawai tetap yang ada di Kantor DPRD kota Makassar 41-50 Tahun.

b. Karakteristik responden menurut jenis kelamin

Dari hasil penyebaran kuesioner dapat diketahui karakteristik responden menurut jenis kelamin yang disajikan pada tabel sebagai berikut;

45

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

No Kategori (Jenis Kelamin)

Jumlah (Responden)

Persentase (%)

1 Laki-Laki 11 36,7%

2 Perempuan 19 63,3%

Total 30 100%

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari jumlah 30 responden yang diteliti, maka responden terbanyak adalah yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 18 atau 63,3%

sedangkan jumlah responden laki-laki yaitu sebanyak 11 atau 36,7%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pegawai tetap yang bekerja di kantor DPRD Kota Makassar sebagian besar adalah perempuan.

c. Karakteristik Responden Menurut Jabatan

Dari hasil penyebaran kuesioner pada pegawai tetap DPRD Kota Makassar, karakteristik responden berdasarkan jabatan yang disajikan pada tabel 4.4 sebagai berikut;

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Menurut Jabatan

No Kategori (Jabatan)

Jumlah (Responden)

Persentase (%)

1 Staf umum 6 20,0

2 Staf keuangan 6 20,0

3 Staf persidangan 8 26,7

4 Staf perlengkapan 10 33,3

Total 30 100%

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai tetap atau responden adalah yang menjabat sebagai

staf perlengkapan yaitu sebanyak 10 responden atau 33,3%

kemudian staf persidangan 8 responden atau 26,7% disusul staf keuangan 6 responden dan staf umum sebanyak 20,0%

d. Karakteristik responden menurut lama jabatan

Karakteristik responden berdasarkan lama jabatan yang disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut;

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Menurut Lama Jabatan

No Kategori (Lama Jabatan)

Jumlah (Responden)

Persentase (%)

1 1-10 Tahun 12 40,0

2 11-20 Tahun 11 36,7

3 21-30 Tahun 6 20,0

4 > 30 Tahun 1 3,3

Total 30 100%

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan hasil tabel 4.4 diatas menujukkan bahwa dari total 30 responden, sebagian besar responden bekerja atau lama jabatan yaitu antara 1 Tahun sampai dengan 10 Tahun dengan jumlah sebanyak 12 responden atau 40,0%, kemudian disusul dengan lama jabatan responden antara 11 Tahun sampai dengan 20 Tahun dengan jumlah 11 responden atau 36,7%, dan lama jabatan antara 21 Tahun sampai dengan 30 Tahun dengan jumlah 6 responden atau 20,0%, serta lama jabatan lebih dari 30 Tahun dengan jumlah 1 responden atau 3,3%. Dari hasil uraian dapat disimpulkan bawha sebagian besar responden dengan lama jabatan yaitu antara 1 Tahun sampai dengan 10 Tahun.

e. Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan

47

Dari hasil penyebaran kuesioner dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan yang disajikan pada tabel 4.6 adalah sebagai berikut;

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Kategori

(Tingkat Pendidikan)

Jumlah (Responden)

Persentase (%)

1 SMA/SLTA 5 16,7

2 Sarjana/S1 17 56,7

3 Magister/S2 8 26,7

Total 30 100%

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.5 menujukkan bahwa dari total 30 responden, jumlah responden dilihat dari tingkat pendidikan SMA/SLTA adalah 5 responden atau 16,7%, dan tingkat pendidikan Sarjana/S1 sebanyak 17 responden atau 56,7%, sedangkan yang tingkat pendidikan Magister/S2 yaitu sebanyak 8 responden atau 26,7%. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa responden di Kantor DPRD Kota Makassar sebagian besar tingkat pendidikan adalah Sarjana/S1.

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap skor item dengan skor total variabel. Kriteria pengujian jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka item kuesioner dinyatakan valid dan dinyatakan sah atau layaknya suatu item yang digunakan maka dapat di uji kesignifikannya.

Banyaknya jumlah sampel yang digunakan yaitu n = 30 dengan

taraf signifikansi yaitu (a = 0,05). Diketahui nilai r tabel yaitu = 0,361. Adapun hasil pengujian sebagaimana output dari program yang digunakan yaitu SPSS IBM 25 for windows dapat dilihat pada tabel sebagai berikut;

1) Uji Validitas Kesesuaian Kompensasi

Tabel 4.6

Hasil Uji Validasi Variabel X1

Variabel Item Nilai r hitung

Nilai r tabel (n

= 30 ; = 5%) Keterangan

Kesesuaian Kompensasi

(X1)

X1.1 0,777 0,361 Valid X1.2 0,745 0,361 Valid

X1.3 0,834 0,361 Valid

X1.4 0,557 0,361 Valid X1.5 0,847 0,361 Valid X1.6 0,868 0,361 Valid Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 diatas, menunjukkan bahwa diperoleh nilai r hitung pada indikator X1.1

sebesar 0,777, X1.2 sebesar 0,745, X1.3 sebesar 0,834, X1.4 sebesar 0,557, X1.5 sebesar 0,847, dan X1.6 sebesar 0,868.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator pertanyaan dikatakan valid karena memenuhi syarat uji validasi dimana nilai r hitung > nilai r tabel yaitu 0,361 sehingga bisa digunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian ini.

2) Uji Validasi Variabel X2

49

Tabel 4.7

Hasil Uji Validasi Variabel X2

Variabel Item Nilai r hitung

Nilai r tabel (n

= 30 ; = 5%) Keterangan

Sistem Pengendalian

Internal (X2)

X2.1 0,567 0,361 Valid

X2.2 0,704 0,361 Valid

X2.3 0,749 0,361 Valid

X2.4 0,768 0,361 Valid

X2.5 0,672 0,361 Valid

X2.6 0,741 0,361 Valid

X2.7 0,415 0,361 Valid

X2.8 0,688 0,361 Valid

X2.9 0,893 0,361 Valid

X2.10 0,721 0,361 Valid

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa diperoleh nilai r hitung pada indikator X2.1

sebesar 0,567, X2.2 sebesar 0,704, X2.3 sebesar 0,749, X2.3 sebesar 0,768, X2.5 sebesar 0,672, X2.6 sebesar 0,41, X2.7 sebesar 0,415, X2.8

sebesar 0,688, X2.9 sebesar 0,893, X2.10 sebesar 0,721.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator pertanyaan dikatakan valid karena memenuhi syarat uji validasi dimana nilai r hitung > nilai r tabel yaitu 0,361 sehingga bisa digunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian ini.

3) Uji Validasi Variabel X3

Tabel 4.8

Hasil Uji validasi Variabel X3

Variabel Item Nilai rhitung

Nilai rtabel (n

= 30 ; = 5%) Keterangan

Budaya Etis Manajemen

(X3)

X3.1 0,618 0,361 Valid

X3.2 0,688 0,361 Valid

X3.3 0,752 0,361 Valid

X3.4 0,771 0,361 Valid

X3.5 0,836 0,361 Valid

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8 diatas, menunjukkan bahwa diperoleh nilai r hitung pada indikator X3.2 sebesar 0,618, X3.2 sebesar 0,688, X3.3 sebesar 0,752, X3.4 sebesar 0,771, X3.5 sebesar 0,836. Dapat disimpulkan bahwa semua indikator pertanyaan dikatakan valid karena memenuhi syarat uji validasi dimana nilai r hitung > nilai r tabel yaitu 0,361.

4) Uji Validitas Variabel Y

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitass Variabel Y

Variabel Item Nilai rhitung

Nilai rtabel (n

= 30 ; = 5%) Keterangan

Korupsi (Y)

Y1.1 0, 625 0,361 Valid

Y1.2 0,604 0,361 Valid

Y1.3 0,411 0,361 Valid

Y1.4 0,750 0,361 Valid

Y1.5 0,848 0,361 Valid

Y1.6 0,818 0,361 Valid

Y1.7 0,721 0,361 Valid

Y1.8 0,684 0,361 Valid

Y1.9 0,750 0,361 Valid

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.9 diatas,

51

menunjukkan bahwa diperoleh nilai r hitung pada indikator Y1.1 yaitu sebesar 0,625, Y1.2 yaitu sebesar 0,604, Y1.3 adalah sebesar 0,411, pada Y1.4 yaitu sebesar 0,750, Y1.5 yaitu sebesar 0,848, Y1.6 adalah sebesar 0,818, Y1.7 sebesar 0,721, Y1.8 adalah sebesar 0,684, dan pada Y1.9 adalah sebesar 0,750.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua indikator pertanyaan dikatakan valid karena memenuhi syarat uji validasi dimana nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu sebesar 0,361 sehingga bisa digunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian ini.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kuesioner reliabel atau konsisten dengan pengukuran ulang menggunakan rumus Alpha Cronbach. Instrumen dapat dikatakan reliable apabila nilai Alpha Cronbach > nilai r tabel, dimana nilai Alpha Cronbach adalah 0,60. Adapun rangkuman hasil pengujian reliabilatas sebagaimana output dari program yang digunakan yaitu SPSS IBM 25 for windows dapat dilihat pada tabel sebagai berikut;

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha

Nilai

Koefisien Keterangan Kesesuaian

Kompensasi 0,856 0,60 Reliabel

Sistem

Pengendalian Internal

0,871 0,60 Reliabel

Budaya Etis

Manajemen 0,850 0,60 Reliabel

Korupsi 0,850 0,60 Reliabel

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan hasil olah data SPSS, menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada variabel (X1)kesesuaian kompensasi adalah 0,856, (X2) Sistem pengendalian internal sebesar 0,871, (X3) Budaya etis manajemen sebesar 0,850 dan variabel (Y) Korupsi sebesar 0,850. Berdasarkan teori Ghozali (2018), dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Kesesuaian kompensasi, sistem pengendalian internal, budaya etis manajemen, dan korupsi dikatakan reliabel karna telah memenuhi syarat yaitu Cronbach’s Alpha > 0,60.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Uji analisis linier berganda yaitu digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel Kesesuaian kompensasi, Sistem pengendaian internal, dan budaya etis manajemen terhadap variabel dependen yaitu korupsi. Hasi uji analisis linier berganda berdasarkan tabel adalah sebagai berikut;

Tabel 4.11

Hasil Uji regresi linier berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 24,735 5,839 4,236 000

Kesesuaian

kompensasi (X1) -0,356 0,271 -0,327 -1,312 0,201 Sistem

pengendalian Internal (X2)

-0,195 0,171 -0,271 -1,139 0,265 Budaya Etis

Manajemen (X3) 0,227 0,340 0,181 ,668 0,510 Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka persamaan regresi adalah sebagai berikut;

53

Y = 24,735 - 0,356 X1 - 0,195 X2 + 0,227 X3

Dari persamaan regresi linier berganda diatas, diketahui bahwa;

a. Nilai konstanta (a) memiliki nilai positif sebesar 24,735. Hal ini menunjukkan bahwa jika semua variabel independen meliputi kesesuaian kompensasi (X1), Sistem pengendalian internal (X2), dan Budaya etis manajemen (X3) bernilai 0 (nol) persen atau tidak mengalami perubahan, maka nilai korupsi (Y) adalah 24,735.

b. Nilai koefisien regresi untuk variabel Kesesuaian kompensasi dapat dilihat secara sain bahwa terdapat hasil yang negatif terhadap variabel kesesuaian kompensasi yaitu sebesar -0,356 yang artinya apabila variabel kesesuaian kompensasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka sebaliknya, variabel korupsi akan mengalami penurunan yaitu sebesar -0,356, akan tetapi dilihat dari hasil signifikansinya adalah kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap variabel depen yaitu korupsi.

c. Nilai koefisien regresi untuk variabel sistem pengendalian internal (X2) yaitu sebesar -0,195. Nilai tersebut menunjukkan hasil yang negatif atau berlawanan arah antara variabel sistem pengendalian internal dengan korupsi, yang artinya apabila variabel sistem pengendalian internal mengalami kenaikan 1%

maka sebaliknya, variabel korupsi akan mengalami penurunan sebesar -0,195.

d. Nilai koefisien regresi untuk variabel Budaya etis manajemen (X3) memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,227. Hal ini

menunjukkan bahwa jika budaya etis manajemen mengalami kenaikan sebesar 1% maka korupsi akan meningkat sebesar 0,227. Dimana terdapat tanda positif yang artinya menunjukkan tanda searah antara variabel independen dengan variabel dependen.

4. Hasil Pengujian Hipotesis a. Uji parsial (Uji T )

Uji parsial digunakan dengan menguji koefisien regresi untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel dependen dan independen dengan melihat nilai t tabel pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan tabel 4.11, dapat dijelaskan sebagai berikut;

1) Variabel kesesuaian kompensasi (X1) menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,201 > 0,05 dan nilai t hitung yaitu -1,312

< t tabel 2,056, yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel X1 terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak atau dengan penjelasan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif maupun positif atau tidak berpengaruh signifikan antara variabel Kesesuaian kompensasi (X1) terhadap tindakan korupsi (Y).

2) Variabel Sistem pengendalian internal (X2) menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,265 > dari 0,05 dan nilai t hitung yaitu - 1,139 < t tabel 2,056 yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel X2 terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak atau dengan penjelasan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif atau tidak

55

berpengaruh signifikan antara variabel sistem pengendalian internal (X2) terhadap tindakan korupsi (Y).

3) Variabel budaya etis manajemen (X3) menunjukkan bahwa hasil nilai signifikansi adalah 0,510 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung yaitu 668 < t tabel 2,065 yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel X3 terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak atau dengan penjelasan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif maupun positif atau tidak berpengaruh signifikan antara variabel sistem pengendalian internal (X3) terhadap tindakan korupsi (Y).

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan seberapa besar pengaruh atau kekuatan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang dapat diindikasikan oleh nilai adjusted R – Squared.

Nilai koefisien determinasi yang kecil yang berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sebaliknya jika nilai 1 (satu) dan menjauhi 0 (nol) yang berarti bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen. Berikut adalah hasil uji determinasi (R2);

Tabel 4.12

Hasil Uji koefisien Determinasi (R2) Model summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,408a 0,167 0,071 3,845

Predictors: Kesesuaian kompensasi (X1), Sistem pengendalian internal (X2), Budaya etis manajemen (X3).

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,071 (7,1%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen memiliki tingkat hubungan terhadap variabel dependen yaitu korupsi sebesar 7,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.

C. Pembahasan

1. Pengaruh kesesuaian kompensasi terhadap tindakan korupsi

Dari hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.11 bahwa variabel kesesuaian kompensasi menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari nilai probabilitas dan nilai thitung yang diperoleh adalah lebih kecil dari t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel kesesuaian kompensasi dengan tindakan korupsi, yang artinya ada atau tidak adanya kompensasi atau imbalan dari hasil kinerja kerjanya akan tetap adanya kemungkinan bagi individu untuk tetap melakukan korupsi.

Namun jika dilihat dari hasil nilai variabel kesesuaian kompensasi yaitu -1,312 maka dapat dilihat bahwa secara sign atau tanda yaitu bernilai negatif atau berlawanan arah yang artinya jika semakin baik

Dalam dokumen analisis faktor-faktor yang mempengaruhi (Halaman 51-55)

Dokumen terkait