• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis faktor-faktor yang mempengaruhi"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selama hampir satu dekade terakhir, kasus-kasus penipuan di sektor keuangan menjadi sorotan masyarakat dan media massa di Indonesia, terutama tindakan penipuan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah. Faktanya, seiring berjalannya waktu, tindakan penipuan semakin banyak terungkap dan pelakunya pun semakin kompleks (Anthonius dan Wijaya, 2020). Penelitian (Ardwiwandini, 2019) juga menyebutkan bahwa korupsi merupakan salah satu jenis penipuan yang sering dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan atau wewenang yang tinggi.

Rumusan Masalah

Hal inilah yang menjadi alasan penulis mengambil judul penelitian terkait tindak pidana korupsi dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi individu melakukan tindakan korupsi berdasarkan teori segitiga penipuan dengan menggunakan persepsi pegawai Dewan Rakyat Daerah. (DPRD) Kantor.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

  • Fraud Triangle Theory
  • Faktor pemicu terjadinya tindakan korupsi

Peluang adalah suatu keadaan yang membuka peluang untuk memungkinkan terjadinya kecurangan dimana peluang tersebut ditargetkan pada sistem pengendalian internal, karena pengendalian yang lemah atau tidak efektif serta penyalahgunaan wewenang sehingga mengakibatkan terjadinya kecurangan. Dalam hal ini rasionalisasi bertujuan pada budaya etis manajemen, dimana sikap dan perilaku individu bergantung pada atasannya, sehingga membuat seseorang atau sekelompok orang mengkonstruksi pembenaran atas kecurangan yang dilakukannya. Penelitian ini merupakan variabel independen berdasarkan teori segitiga kecurangan, dimana tekanan didekati dengan pengaruh kecukupan kompensasi.

Pengertian

  • Korupsi
  • Budaya Etis Manajemen
  • Kesesuaian Kompensasi
  • Sistem Pengendalian Internal

Menurut (Arsad, 2018), penelitiannya menyatakan bahwa kompensasi merupakan salah satu hal penting bagi setiap karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. Pengendalian internal juga bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pegawai terhadap peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, suatu organisasi harus membangun sistem pengendalian yang baik untuk meminimalisir kecurangan atau korupsi.

Tinjauan Empiris

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pengendalian internal tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap kecurangan akuntansi pada Pemerintah Kota Jayapura, sedangkan budaya organisasi, kecukupan kompensasi, penegakan peraturan, keadilan distributif, keadilan prosedural dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan. dampak positif terhadap penipuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial SPIP, penegakan peraturan tidak berpengaruh terhadap kecurangan dan kecukupan kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengendalian internal dan perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecurangan, sedangkan asimetri informasi dan kepatuhan terhadap aturan akuntansi tidak berpengaruh terhadap kecurangan.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal, asimetri informasi dan kecukupan kompensasi tidak berpengaruh terhadap tindakan kecurangan, sedangkan budaya etika berpengaruh terhadap tindakan kecurangan. Kecukupan kompensasi tidak berpengaruh terhadap tindakan kecurangan, namun budaya etika berpengaruh terhadap tindakan kecurangan dalam Kinerja 2 Arsad (2018). Asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan, penuntutan pidana dan kecukupan kompensasi tidak berpengaruh, sedangkan moralitas individu berpengaruh negatif signifikan.

Kecukupan kompensasi berpengaruh negatif, gaya kepemimpinan berpengaruh negatif, sistem pengendalian internal berpengaruh negatif, dan penegakan peraturan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan pada instansi pemerintah, sedangkan manajemen tidak memiliki budaya etis. Kepatuhan akuntansi, asimetri informasi, dan budaya etika organisasi berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, sedangkan kecukupan imbalan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Aspek perilaku individu tidak berpengaruh terhadap kecenderungan berbuat curang, dan pengaruh aspek pengendalian internal juga tidak berpengaruh signifikan, namun aspek budaya etis organisasi berpengaruh.

Asimetri informasi berpengaruh positif/signifikan, religiusitas, kompetensi aparatur dan penegakan peraturan pengendalian internal tidak berpengaruh.

Kerangka Konsep

Hipotesis

Berdasarkan penelitian (Maulana, 2020) disebutkan bahwa perilaku individu secara umum dapat berupa perilaku etis atau perilaku tidak etis tergantung pada apakah budaya organisasi normal untuk melakukan tindakan etis atau perilaku tidak etis tergantung pada kepemimpinan dalam organisasi. . Berdasarkan teori segitiga penipuan, salah satu faktor terjadinya tindakan korupsi adalah rasionalisasi/pembenaran terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan oleh individu dalam instansi. Budaya manajemen yang beretika buruk akan mendorong seseorang melakukan tindakan curang dengan membenarkan tindakannya.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi Dan Waktu Penelitian
  • Definisi Operasional dan Pengukuran
    • Variabel Dependen
    • Variabel Independen
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
    • Demografi Responden
    • Uji Kualitas Data
    • Analisis Regresi Linier Berganda
    • Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Korupsi berdasarkan persepsi pegawai pada instansi pemerintah. Sistem pengendalian internal pemerintah SS S CS TS STS 7 Di instansi tempat saya bekerja sudah ada. 8 Di instansi tempat saya bekerja terdapat dewan komisaris atau komite audit atau yang setara dengan dewan komisaris atau komite audit.

10 Di instansi tempat saya bekerja, terdapat upaya untuk mengidentifikasi, menilai, menganalisis dan mengendalikan risiko internal dan eksternal. 12 Di instansi tempat saya bekerja, pembagian tugas terlaksana dengan baik.13 Di instansi tempat saya bekerja selama ini. 15 Di instansi tempat saya bekerja, peraturan pemantauan dan evaluasi kegiatan operasional diterapkan untuk menilai pelaksanaan pengendalian internal (misalnya tingkat keamanan inventaris, dll).

17 Di perusahaan tempat saya bekerja, perilaku manajer dijadikan teladan bagi para karyawannya. 18 Di perusahaan tempat saya bekerja, lingkungan. 22 Di instansi tempat saya bekerja, wajar jika pegawai yang menangani anggaran mengambil sebagian biaya untuk keuntungannya sendiri. 23 Merupakan hal yang lumrah di instansi tempat saya bekerja jika sisa anggaran diberikan kepada pegawai sebagai bonus. 24 Merupakan hal yang lumrah di instansi tempat saya bekerja.

29 Merupakan hal yang lumrah di instansi tempat saya bekerja apabila ditemukan adanya pengeluaran tanpa disertai dokumen pendukung. 30 Merupakan hal yang lumrah di instansi tempat saya bekerja.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

  • Nama dan Sejarah Singkat Instansi
  • Visi dan Misi Organisasi
  • Stuktur dan Job Description Organisasi

Lebih memilukan lagi bila DPRD hanya diposisikan sebagai lembaga penerima informasi akuntabilitas pemerintah daerah. Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah dari UU No. 5 Tahun 1974 hingga UU No. 22 Tahun 1999, dan dilanjutkan dengan diterbitkannya UU No. 32 Tahun 2005 tentang pemerintahan daerah. Hubungan antara pemerintah daerah dan DPOD merupakan suatu hubungan kerja yang mempunyai kedudukan yang sederajat dan bersifat kemitraan.Sederajat kedudukan maksudnya adalah pemerintah-pemerintah daerah mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat, artinya tidak saling subordinasi.

Uraian tugas ini merupakan catatan sistematis mengenai tugas dan tanggung jawab setiap pekerjaan dimana setiap pekerjaan harus dilakukan. a) Sekretariat DPRD. Bagian umum terdiri dari tiga sub bagian diantaranya; Sudin Tata Usaha, Sudin Humas, dan Sudin Protokol. Bagian Permusyawaratan mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan rapat, menyiapkan bahan dan risalah rapat, serta memfasilitasi pemeriksaan/. Kunjungan kerja ke DPRD dan dokumentasi produk hukum serta pengembangan perpustakaan Sekretariat DPRD.

Bidang Keuangan mempunyai tugas melaksanakan dan menyusun rencana anggaran serta mengkoordinasikan administrasi dan laporan keuangan DZHRB dan Sekretariat DZHRB. Bagian keuangan terdiri dari tiga subbagian diantaranya; subbagian anggaran, subbagian perbendaharaan, dan subbagian audit dan akuntansi. e) Bagian perlengkapan. Seksi Perlengkapan mempunyai tugas melakukan pengadaan peralatan yang diperlukan oleh DZHRB dan sekretariat DPRD serta pemeliharaan/pengawasan gedung/kantor, tempat tinggal pengurus DPRD, kendaraan dinas dan barang inventaris lainnya.

Departemen peralatan terdiri dari tiga sub-departemen, antara lain: sub-departemen perencanaan dan analisis kebutuhan, sub-departemen pengadaan dan penyimpanan, sub-departemen inventaris dan pemeliharaan.

Hasil Penelitian

  • Hasil Uji Kualitas data

Berdasarkan uraian pada Tabel 4.1 diatas terlihat tabel tersebut menunjukkan jumlah karyawan atau responden sebanyak 30 orang. Hasil penyebaran kuesioner menunjukkan karakteristik responden berdasarkan gender disajikan pada tabel berikut; Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang disurvei, responden terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 18 orang atau 63,3%.

Dari hasil penyebaran kuesioner kepada pegawai tetap DPRD Kota Makassar, karakteristik responden berdasarkan jabatan ditunjukkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut; Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai tetap atau responden menduduki suatu jabatan. Berdasarkan hasil tabel 4.4 diatas terlihat bahwa dari total 30 responden, sebagian besar responden sudah bekerja atau memiliki senioritas yaitu antara 1 sampai 10 tahun dengan jumlah 12 responden atau 40,0%, disusul senioritas. responden berusia antara 11 dan 20 tahun. Tahun sebanyak 11 responden atau 36,7%, dan senioritas antara 21 tahun hingga 30 tahun sebanyak 6 responden atau 20,0%, dan masa kerja lebih dari 30 tahun sebanyak 1 responden atau 3,3%.

Dari hasil pengiriman kuesioner terlihat karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut; Dari tabel 4.5 terlihat bahwa dari total 30 responden, jumlah responden yang diukur pada jenjang pendidikan menengah atas/menengah sebanyak 5 responden atau 16,7%, dan pendidikan sarjana/sarjana sebanyak 17 responden atau 56,7%. sedangkan yang berpendidikan S2/Master sebanyak 8 responden atau 26,7%. Hasil pengujian sekaligus output dari program yang digunakan yaitu SPSS IBM 25 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut;

Rangkuman hasil uji reliabilitas serta output dari program yang digunakan yaitu SPSS IBM 25 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut;

Pembahasan

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori segitiga penipuan, namun sesuai dengan penelitian (Maulana, 2020) dan juga penelitian (Arsyad, 2018) yang menyatakan bahwa sistem pengendalian internal tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan korupsi. . . Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tren Kecurangan di Sektor Pemerintahan: Persepsi Pegawai Pemerintah (Studi SKPD di Kabupaten Jember). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Pegawai Melakukan Fraud Pada Sektor Pemerintahan Desa Di Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraud: Kajian Pemerintahan Desa di Kabupaten Bantul Jurnal Bisnis dan Sistem Informasi, Vol. 4 Pekerjaan saya di instansi ini merupakan tugas menantang yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.

5 Promosi jabatan pada instansi ini berlangsung sesuai dengan prestasi kerja yang dicapai pegawai. 21 Di instansi tempat saya bekerja telah diterapkan kode etik yang memuat nilai-nilai organisasi dan berbagai aturan etika yang dipatuhi oleh karyawan. 25 Di instansi tempat saya bekerja, saya menerima hadiah berupa barang atau uang sehubungan dengan jabatan yang saya jabat adalah hal yang lumrah. 26 Di instansi tempat saya bekerja, hal tersebut merupakan hal yang lumrah.

28 Merupakan hal yang lumrah di instansi tempat saya bekerja, jika pihak yang berwenang mengangkat atau menaikkan jabatan seseorang karena dia adalah anggota keluarga atau orang terdekatnya, bukan karena kompetensi yang dimilikinya.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kecukupan remunerasi, sistem pengendalian internal dan budaya etika manajemen tidak berpengaruh terhadap tindakan korupsi, hal ini terlihat dari nilai signifikansi masing-masing variabel. lebih besar dari nilai probabilitas, namun mengingat tanda atau nilai yang dicapai, kecukupan imbalan dan sistem pengendalian internal mungkin berdampak negatif dan budaya etis manajemen mungkin berdampak positif.

Keterbatasan Penelitian

Saran

Analisis pengaruh sistem pengendalian internal, asimetri informasi, perilaku tidak etis dan kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada pemerintah daerah Kabupaten Lombok Timur.

Referensi

Dokumen terkait

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan padaBab- bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa