• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun)

Judul dan Nama Jurnal

Desain

Penelitian Sampel Temuan

1 Srikun

(2021) Pengaruh Kualitas Pelayanan Farmasi Terhadap Kepuasan Pasien Rawat

Jalan Di

Instalasi

Farmasi Rsud Engku Haji Daud

Cross

Sectional 100 orang Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan farmasi yang berpengaruh pada kepuasan pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD Engku H Daud adalah dimensi responsiveness (p value

= 0,004), sedangkan dimensi yang tidak berpengaruh ada pada:

tangibles (p value = 0,183), reliability (p value = 0,151), assurance (p value = 0,086), empathy (p value = 0,311) (11)

2 Maya

(2021)

Analisis Faktor yang

Mempengaruhi Kepuasan Pasien di Apotek Rumah Sakit Swasta Karawang

Metode pada penelitian ini menggunaka n metode survei dengan pendekatan cross sectional.

65 pasien Hasil penelitian menunjukkan pada dimensi reliability sebagian besar pasien merasa puas (49,2%), pada dimensi assurance sebagian besar pasien merasa tidak puas (40,1%), pada dimensi tangible sebagian besar pasien merasa puas (53,8%), pada dimensi Empathy sebagian besar pasien merasa puas (43,1%), dan pada dimensi responsiveness sebagian besar pasien merasa puas (41,6%).

Analisis hubungan

12

tingkat kepuasan pasien terhadap 5 dimensi service quality didapatkan p-value 0,01 (reliability); 0,095 (assurance); 0,02 (tangible); 0,08 (empathy); dan 0,026 (responsiveness) (12)

3 Nataza

(2021)

Analisis

Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Informasi Obat Di Puskesmas

KE CA MA TA N DE PO K, SLE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan rancangan cross- sectional

103 orang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total responden di Puskesmas Depok didominasi responden perempuan (51,5%), responden berusia 46-55 tahun (29,1%), dan responden dengan total jumlah kunjungan 2-5 kali (63,1%). Kepuasan dalam penelitian ini dinilai berdasarkan dimensi RATER dengan cara analisis gap. Analisis gap secara keseluruhan termasuk pada gap negatif yang berarti pasien merasa bahwa pelayanan tidak memuaskan. Hambatan yang dialami apoteker yaitu terkait kurangnya ketersediaan tenaga kerja, beban kerja, alur pelayanan di Puskesmas, pasien lansia, pandemi Covid-19, dan sarana prasarana kurang mendukung (13).

4 Ferenanda (2021)

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Sehati Surakarta Selama Masa Pandemi Covid- 19

Dengan metode deskriptif non

eksperiment al

105 responden

Hasil penelitian

menunjukkan tingkat kepuasan pasien terhadap dimensi kehandalan yaitu 80%,

dimensi ketanggapan 84%, dimensi jaminan 83%, dimensi empati 84%

dan dimensi bukti nyata 82%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek Sehati Surakarta selama masa pandemi Covid-19 menunjukkan rata-rata

persentase sebesar 83%

dengan kriteria sangat puas (14).

5 Sri Lestari (2021)

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelayanan Pasien diinstalasi Farmasi RSUD Rantau prapat

Kuantitatif dengan metode survei analitik dengan pendekatanc ross

sectional.

35 pasien hasil penelian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh, informasi (p=0,009)dan sarana prasarana (p=0,038) dengan kepuasan pasien, sedangkan waktu tunggu (p=0,415) dan sumber daya manusia (p=0,217) dak memiliki pengaruh dengan kepuasan pasien, serta variabel yang paling dominan dalam penelian ini adalah variabel X4 yaitu peran informa (15).

6 Cristinawati

(2021) Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Instalasi

Farmasi Rs Tni Au Dr. M.

Salamun

Jenis

penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

75

responden

Hasil penelitian persepsi tingkat kepuasan terbesar ada pada dimensi penampilan (tangible) 72% dengan parameter kepuasaan tertinggi pada penampilan dan fasilitas apotek rumah sakit diluar maupun di dalam, dimensi jaminan (assurance) 70%, dimensi ketanggapan (responsiveness) 67%, dimensi empati (emphaty)

66%, sedangkan

parameter kepuasaan terendah ada pada dimensi keandalan (reliability) 65% pada prosedur pelayanan tidak berbelit- belit dan mudah dimengerti (16)

7 Nita

Prihatini (2021)

Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dan Puskesmas di 11 Provinsi di Indonesia

Kuantitatif dengan metode survei analitik dengan pendekatanc ross

sectional.

11 RS Hasil penelitian

menunjukkan kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan kefarmasian di RS 90,9%

dan di puskesmas 96,6%.

Persentase terbesar pasien rawat jalan di RS dan puskesmas adalah pada kelompok umur 40-59 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan lanjutan, dan tidak bekerja/ibu rumah tangga.

Ada perbedaan yang

bermakna pada kelompok umur, jenis kelamin, dan pendidikan pasien rawat jalan antara RS dan puskesmas. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) pasien rawat jalan dengan kepuasan pelayanan kefarmasian di RS maupun puskesmas (17)

8 Meyse

(2021)

Evaluasi Kepuasan Pelayanan Kefarmasian Di Instalasi

Farmasi RSJ.

Prof. DR. V.L Ratumbuysang

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif

95

responden

Hasil penelitian evaluasi kepuasan pada pelayanan kefarmasian di RSJ Prof.

Dr. V.L. Ratumbuysang secara keseluruhan adalah 70% berada dalam kategori puas, artinya pelayanan kefarmasian di RSJ Prof. Dr. V.L.

Ratumbuysang dari hasil

evaluasi sudah

memberikan kepuasan kepada pasien. Hal ini dapat dilihat pada capaian nilai kepuasan pasien berdasarkan 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu : Dimensi Kehandalan nilai kepuasan pasien sebesar 67,37%, Dimensi Ketanggapan 69,74%, Dimensi Jaminan 70,16%, Dimensi Empati 70,53%

dan dimensi Penampilan 72,21% (18)

9 Paulina (2021)

Kepuasan Pasien Poli Ibu Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Instalasi

Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang

Kuantitatif dengan metode survei analitik dengan pendekatanc ross

sectional

77 pasien Hasil menunjukkan bahwa usia pasien paling banyak adalah 26 – 35 tahun (57%) dengan tingkat pendidikan terakhir pendidikan tinggi (63.3%).

Kepuasan pasien menunjukkan hasil berurutan sebagai berikut:

dimensi wujud nyata 94%, perhatian 90,7%, jaminan kepastian 99,5%, kehandalan 100%, dan ketanggapan 99% (19) 10 Haryanto

(2021)

Analisis Hubungan Antara Kualitas

kuantitatif 100 responden

Hasil penelitian statistik menunjukkan bahwa secara uji simultan, uji

Pelayanan Dan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Universitas Muhammadiyah Malang

parsial maupun koefisien determinasi (R2) kelima dimensi mutu kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien, dimana hasil dari uji simultan adalah 18,843 (0,000). Hasil dari uji

parsial pada

dimensi tangibles adalah 2,451 (0,016), pada dimensi reliability adalah 4,349 (0,000), pada dimensi responsiveness adalah 2,105 (0,038), pada dimensi assurance adalah 2,241 (0,027) dan pada dimensi empathy adalah 2,177 (0,032) (20)

2.2 Telaah Teori

Dokumen terkait