• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Data Awal

Dalam dokumen GENTUNGANG KECAMATAN BAJENG BARAT (Halaman 73-88)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBANHASAN

D. Uji Data Awal

Tingkat Kesehatan

11. Pernyataan 11 18 23 7 2 50

12. Pernyataan 12 24 22 2 2 50

13. Pernyataan 13 28 19 2 1 50

14. Pernyataan 14 32 12 6 0 50

15 Pernyataan 15 10 32 8 0 50

Total 325 361 56 7 750

Persentase 43.33% 48,13% 7,46% 0,93% 100%

Sumber data: kuesioner yang diolah

Pada tabel 4.9 diketahui bahwa yang mengatakan sangat setuju sebanyak 43,33

% dengan jumlah total 325. Yang mengatakan setuju total sebanyak 361 dengan persentase 48,13%. Yang mengatakan kurang setuju sebanyak total 56 dengan persentase 7,46%, dan yang mengatakan tidak setuju sebanyak 0,93% dengan jumlah total sebanyak 7. Maka dapat disimpulkan bahwa pada keberhasilan pembangunan sudah baik dengan yang mengatakan setuju sebanyak total 361 dengan persentase 48,13%.

D. Uji Data Awal

baik memiliki distribusi yang baik atau normal. Tujua dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui suatu variabel apakah normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan untuk uji normalitas adalah uji statistik non-prametrik Kolmogrov-smirnof.

Pengujian variabel ini menggunakan program SPSS 24,0. Maka dalam penelitian ini kita lihat sebagai berikut.

Tabel 4.10 Tabel Uji Normalitas

Berdasarkan Tabel 4.10 Hasil pengujian statistik normalitas menunjukan bahwa uji normalitas dengan Kolmogrov smirnov dengan nilai Asyamp. Sig (2-tailed) sebesar 0,200 yang lebih besar dari pada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa uji nomalitas ini berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std.

Deviation 3.30908714

Most Extreme Differences Absolute .086

Positive .069

Negative -.086

Test Statistic .086

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

b. Uji Linearitas

uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui apaka hubungan antar variabel Kemampuan manajerial dan skor variabel keberhasilan pembangunan. Dalam pengujian ini menggunakan bantuan SPSS versi 24. Kriteria pengujian linearitas yaitu apabila memiliki harga signifikansilebih besar dari 0,05 maka kedua variabel mempunyai hubungan yang linear. Sebaliknya apabila harga signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka kedua variabel tersebut tidak linear Sugiyono, 2015. Beriku hasi uji linearitas sebagai berikut.

Tabel 4.11 Uji Linearitas

Pada tabel 4.11 Berdasarkan hasil uji linearitas hubungan diperoleh nilai deviation from linearity sig. adalah 0,191 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara kemampuan manajerial X dengan keberhasilan pembangunan Y. berdasrkan uji yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa linearitas dalam penelitian ini terpenuhi

ANOVA Table Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Manajer ial * Pemban gunan

Between Groups

(Combined) 622.463 16 38.904 3.948 .000 Linearity

411.127 1 411.127 41.71

7 .000 Deviation

from Linearity

211.336 15 14.089 1.430 .191 Within Groups 325.217 33 9.855

Total 947.680 50

sehingga selanjutnya bisa dilakukan pengujian hipotesisi dan uji regresi.

c. Uji Parsial

Uji parsial dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar kemampuan manajerial yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan. Hubungan keberhasilan pembangunan di Desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat.

Analisis yang dilakukan dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment deengan bantuan SPSS versi 24. berikut ini uji korelasi sederhana antara variabel kemampuan manajerial yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, dengan variabel keberhasilan pembangunan.

a. Hasil Uji Korelasi Indikator Perencncanaan (Xₗ) Dengan Variabel Keberhasilan Pembangunan (Y)

Tabel 4.12

Hasil Uji Korelasi Indikator Perencanaan (X ₁) Dengan Keberhasilan Pembangunan (Y)

Correlations

Perencanaaan Keberhasilan Pembangunan

Perencanaaan Pearson Correlation 1 .474**

Sig. (2-tailed) .001

N 50 50

Keberhasilan Pembangunan

Pearson Correlation .474** 1

Sig. (2-tailed) .001

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.12 hasil uji korelasi product moment pada pada perhitungan nilai koefisie korelasi anatra variabel hubungan Perencanaan X₁ dengan Keberhasilan Pembangunan Y sebesar 0,474 dengan nilai sig (2-tailed sebesar 0,001.dikarenakan nilai signifikansiya sebesar 0,001 < 0,05 dan dari nilai r hitungnya 0,474 > dari r tabel 0,279. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel perencanaan dengan keberhasilan pembangunan. Dengan keeratan hubungan yaitu 47,4%.

Berdasrkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa kemapuan perencanaan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan desa sudah cukup baik karena kepala desa selalu melihat apa saja kekurangan yang ada di desa yang dimana kepala desa juga selalu melibatkan masyarakat desa untuk pembangunan desa yang terkait pada pendapat masyaraka terhadap keadaan di desa secara terbuka, sehingga disusun untuk pembuatan kebijakan dengan mengumpulkan semua informasi, proses perencanana ini yang dilakukan kepala desa untuk mengidentifikasih masalah yang ada di desa ini agar terselesaikan sehingga keberhasilan pembanguna desa bisa dicapai dengan baik. Namun dalam perencanaan yang mencakup pendapat masyarakat saat ini belum optimal karena masih ada keluhan atau masukan masyarakat yang belum juga terealisasikan sampai saat ini yaitu pada perbaikan irigasi yang mengalami kerusakan sehingga masyarakat yang berprofesi sebagai petani sering kesulitan untuk mendapatkan air untuk sawahnya.

b. Hasil Uji Korelasi Pengorganisasian (X₂) Dengan Keberhasilan Pembangunan (Y)

Tabel 4.13

Hasil Uji Korelasi Indikator Pengorganisasian (X ₂) Dengan Keberhasilan Pembangunan (Y)

Correlations

Pengorganisasian

Keberhasilan pembangunan Pengorgan

isasian

Pearson

Correlation 1 .661**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

Keberhasil an

pembangu nan

Pearson

Correlation .661** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil penelitian dari perhitungan diatas, nilai koefisien antara pengorganisasian X ₂ dengan Keberhasilan Pembangunan Y sebesar 0,661 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000. Dikarenakan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 dan r hitungnya 0,661 > dari r tabel 0,279. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yangkuat anatara variabel pengorganisasian X ₂ dengan kerberhasilan pembangunan.

Keertan hubungan disetiap variabel sebesar 61,1%.

Berdasarkan hasil penelitiian yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa pengorganisasian/pembagian tugas yang dilakukan oleh kepala desa untuk mencapai keberhasilan pembangunan di desa ini sudah cukup baik. Yang dimana Kepala desa gentungang terlebih dahulu melakukan penentuan sumber daya manusianya untuk menunjang pekerjaan mereka agar pekerjaan yang di berikan kepada

perangkat desa menjadi cepat selesai. Penentuan sumber daya dilakukan kepala desa ini supaya kepala desa tidak salah memberikan tugas kepada perangkatnya, yang dimana aparat dan staf desa ini harus mampu melaksanakan tugas pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Pembangian tugas kerja di desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat sudah melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya namun di lapangan dalam masih ada aparat desa yang belum maksimal dalam malaksanakan pekerjaanya masih adanya perangkat desa yang menunda penyelesaian pekerjaanya.

c. Hasil Uji Korelasi Pengarahan (X ₃) Dengan Keberhasilan Pembangunan (Y)

Tabel 4.14

Hasil Uji Korelasi Pengarahan (X ₃) Dengan Keberhasilan Pembangunan (Y)

Correlations

Pengarahan

Keberhasilan pembangunan

Pengarahan Pearson Correlation 1 .584**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

Keberhasilan pembangunan

Pearson Correlation .584** 1

Sig. (2-tailed) .000 N

50 50

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan data diatas, nilai koefisien korelasi antara variabel pengarahan X ₃ Dengan Keberhasilan Pembangunan Y sebesar 0,584dengan nilai sig

(2-tailed) sebesar 0,000. Dikarenakan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05dan r hitungnya 0,584 > r tabel 0,279 maka dapat disimpulakan bahwa ada hubungan yang kuat variabel pengarahan X ₃ Dengan Keberhasilan Pembangunan. Dan keertan hubunganya sebesar 58,4%.

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di kantor desa Gentungang ini bahwa kemampuan pengarahan kepala desa ini sudah baik karena kepala desa selalu melakukan pengarahan secara langsung kepada perangkat desanya di dalam melakukan pekerjaan dalam menunjang untuk mencapai keberhasilan pembangunan desa. Di dalam melakukan pengawasan kepala desa tidak akan selamanya berjalan dengan sesuai keinginan yang dimana masih minimnya kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk dapat melaksankan tugas dan fungsinya.

d. Uji Korelasi Pengawasan (X ₄) Dengan Keberhasilan Pembangunan (Y) Tabel 4.15

Hasil Uji Korelasi Pengawasan (X ₄) Dengan Keberhasilan Pembangunan (Y)

Correlations

Pengawasan

Keberhasilan Pembangunan

Pengawasan Pearson Correlation 1 .568**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

Keberhasilan pembangunan

Pearson Correlation .568* 1

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15 bahwa nilai koefisien korelasi variabel pengawasan X ₄ Dengan Keberhasilan Pembangunan Y yaitu 0,568 dan nilai pada sig (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 dan r hitungnya 0,568 > dari r tabel 0,279 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel pengawasan X₄ Dengan Keberhasilan Pembangunan. Dengan keeratan hubunganya sebesar 56,8%.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat bahwa kemampuan pengawasan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan di desa gentunagang dapat dilihat bahwa kepala desa selalu melakukan pengawasan secara langsung kepada perangkap desa dan bawahanya didalam melakukan pekerjaan.

Dan apabila ada perangkap desa yang melakukan kesalahan yang tidak di sengaja dalam bekerja baik didalam kantor maupun di dilingkungan desa, kepala desa tidak segan-segan menegur secara langsung. Tindakan pengawasaan yang di diberikan kepala desa ini dapat menjadi pengontrol kepada aparat desa serta anggotanya yang kurang bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Namun dalam pengawasan yang di lakukan kepala desa masih ada perangkap yang dimana yang terlihat masih adanya anggota yang kurang aktif dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai penyelenggara pemerintahan desa di karenakan terkendala oleh kesibukan masing- masing anggota untuk kepentingan pribadinya

d. Uji Korelasi Product Moment

a. Hubungan Kemampuan Manajerial Kepala Desa Dengan Keberhasilan Pembangunan

korelasi product moment merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipoteses asosiatif (uji hubgungan) dua variabel bila datanya berkala interval atau rasio. Person r correlation biasa digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua variabel yaitu korelasi kemampuan manajerial X dengan Keberhasilan pembangunan.

Dalam pengujian korelasi product moment menggunakan SPSS versi 24.00.

Tabel 4.16

Uji Korelasi Product Moment

Pada tabel correlatins di peroleh harga koefisien korelasi product sebesar 0,659 dengan signifikansi 0,000. Hᶦ diterima karena sgnifikansi > 0,05. Jadi terdapat hubungan yang signifikansi antara variabel kemampuan manajerial kepala desa dengan keberhasilan pembangunan di desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat.

Correlations Kemampuan

manajerial

keberhasilan pembangunan Kemampuan

manajerial

Pearson Correlation 1 .659**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

keberhasilan pembanguna n

Pearson Correlation .659** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara variabel X kemampuan manajerial dengan Y keberhasilan pembangunan adalah sebesar 0,659 atau 65,9%

artinya hubungan yang terjadi antara variabel X dan Y adalah hubungan yang positif dengan keeratan yang tinggi.

Dari hasil penelitian yang telah di lakukan sebelumnya dengan teruji dan terbuktinya kebenaran hipotesis penelitian ini secara signifikansi dan menyakinkan bahwa kemampuan manajerial kepala desa seperti kemampuan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan memiliki hubungan yang tinggi dengan keberhasilan pembangunan desa, yaitu pada sarana perekonomian, pendidikan, dan tingkat kesehatan. dilihat keadaan di desa pada sarana perekonomian di desa seperti program pembangunan, pengembangan, serta pemeliharaan sarana dan prasarana yang menyangkut lingkungan sekitar seperti jalan desa, saluran irigasi, dan dranaise serta pada pelayanan kesehatan untuk posyandu dengan dilihat dalam penyedian sarana dan prasarana ini cukup memadai dengan sudah di bangunya tempat pelayanan posyadu di beberapa dusun. Serta pada program penyedian jalan desa ini juga sudah cukup baik dilihat pada beberapa tahun belakangan ini semua jalan desa serta penghubung jalan antar desa juga sudah diperbaiki. Namun dalam program pembangunan desa yang belum terealisasikan sampai saat ini yaitu pada saluran air yang dimana masih ada beberapat tempat yang belum memiliki saluran air sehingga pada musim hujan air di sekitaran rumah masyarakat sering tinggal genangan air hujan dan juga masih ada saluran air yang tidak dibangun secara maksimal sehingga belum

dapat di fungsikan dengan baik. Pada tingkat pendidikan saat ini juga sudah cukup baik dengan dilihat adanya beberapa sekolah yang sudah dibangun mulai dari Taman kanak-kanak TK, sekolah dasar SD, dan sekolah menengah atas SMA yang merupakan tingkat pendidikan formal indonesia dengan fasilitas yang cukup memadai yang dimana juga masyarakat yang memiliki anak-anak tidak perlu lagi keluar jauh dari desa untuk mencari sekolah karena di desa sudah ada sekolah yang dibangun dibeberapa tempat yang ada di desa gentungang. Dan pada tingkat kesehatan juga saat ini juga sudah cukup baik dengan adanya puskesmas yang terletak di desa gentungang dengan fasilitas sudah cukup baik, serta masyarak muda megakses puskesmas dengan jarak tempuh yang begitu dekat, oleh karena itu kemampuan manajerial kepala desa memiliki hubungan dengan keberhasilan pembangunan desa yang dimana keberhasilan pembangunan desa tidak bisa di capai jika kemampuan manajerial yang dimiliki oleh kepala desa belum baik atau maksimal.

Berdasarkan hasil perhitungan penelitian menggunakan SPSS maka dapat dilihat bahwa koefisien korelasi hubungan antara kemampuan manajerial kepala desa dengan keberhasilan pembangunan di desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat memiliki hubungan senilai 0,659. Untuk lebih jelasnya lagi kita melakukan perhitungan secara manual untuk melihat koefisien korelasi variabel kemampuan manajerial kepala desa dengan keberhasilan pembangunan di Desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat.

Tabel 4.17

Koefisien Korelasi Variabel X Dengan Variabel Y Secara Manual respond

en

Kemampua n manajerial

(X)

Keberhasilan pembanguan

(Y)

Kemampu an Manajerial

(X)2

Keberhasi lan Pembangu

nan (Y)2

XY

1 67 45 4489 2025 3015

2 79 56 6241 3136 4424

3 66 52 4356 2704 3432

4 69 53 4761 2809 3657

5 77 52 5929 2704 4004

6 63 52 3969 2704 3276

7 62 50 3844 2500 3100

8 67 53 4489 2809 3551

9 66 55 4356 3025 3630

10 65 49 4225 2401 3185

11 78 57 6084 3249 4446

12 72 50 5184 2500 3600

13 79 58 6241 3364 4582

14 64 47 4096 2209 3008

15 64 50 4096 2500 3200

16 65 46 4225 2116 2990

17 64 54 4096 2916 3456

18 65 46 4225 2116 2990

19 62 44 3844 1936 2728

20 66 50 4356 2500 3300

21 76 54 5776 2916 4104

22 77 51 5929 2601 3927

23 64 45 4096 2025 2880

24 63 46 3969 2116 2898

25 79 50 6241 2500 3950

26 69 54 4761 2916 3726

27 77 55 5929 3025 4235

28 70 54 4900 2916 3780

29 66 52 4356 2704 3432

30 68 50 4624 2500 3400

31 62 45 3844 2025 2790

32 70 47 4900 2209 3290

33 76 50 5776 2500 3800

34 62 43 3844 1849 2666

35 64 49 4096 2401 3136

36 70 46 4900 2116 3220

37 73 56 5329 3136 4088

38 63 46 3969 2116 2898

39 64 50 4096 2500 3200

40 72 53 5184 2809 3816

41 62 40 3844 1600 2480

42 77 57 5929 3249 4389

43 64 48 4096 2304 3072

44 73 52 5329 2704 3796

45 75 55 5625 3025 4125

46 77 51 5929 2601 3927

47 66 52 4356 2704 3432

48 67 51 4489 2601 3417

49 60 39 3600 1521 2340

50 67 44 4489 1936 2948

N=50 3433 2504 237311 126348 172736

Hal yang bisa diketahui berdasarkan pada tabel diatas adalah : N = 50

X = 3433 X2 = 237311 Y = 2504 Y2 =126348 XY = 172736

Sehingga korelasi product momen dapat ditulis sebagai berikut.

= (50𝑥172736) − (3433𝑥2504)

√(50𝑥237311) − (3433)2 (50𝑥126348) − (2504)2

= 40568 61592

= 0,659

Berdasarkan tabel diatas pada perhitungan secara manual dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel kemampuan manajerial X dangan keberhasilan pembangunan Y adalah sebesar 0,65,9 atau 65,9%, artinya bahwa hubbungan yang terjadi pada variabel kemampuan manajerial X dengan keberhasilan pembangunan Y adalah positif dengan tingkat keeratan yang tinggi.

Tabel 4.18

Hasil Uji Koefisien Determinansi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .659a .434 .422 3.343

a. Predictors: (Constant), Manajerial b. Dependent Variable: Pembangunan

Berdasarkan pada tabel diatas menjelaskan bahwa besarnya nilai korelasi atau hubungan R sebesar 0,659 atau 65,9% dari hubungan variabel independent kemampuan

manajerial X dengan variabel dependent keberhasilan pembangunan Y yang juga diperkuat dengan nilai koefisien Deteminasi R2 /R Square atau koefisien penentuan sebesar 0,434 atau 43,4% jadi hubungan antar variabel independen kemampuan manajerial kepala desa X dengan Keberhasilan pembangunan Y memiliki nilai sebesar 43,4 sisanya dipengaruhi oleh faktor lainya.

Dalam dokumen GENTUNGANG KECAMATAN BAJENG BARAT (Halaman 73-88)

Dokumen terkait