• Tidak ada hasil yang ditemukan

panca kesadaran santri. Panca kesadaran bukan hanya berbicara persoalan pengembangan pengetahuan agama saja sebagai dasar kesadaran agama. Namun juga ada kesadaran al’ilm, namun juga ada kesadaran al-Wa’yu al-Nidhomi, al-Wa’yu al-Ijtima’i dan al-Wa’yu al-

232 Dokumentasi, profil pesantren Kyai Syarifuddin Tahun 2020

MISI

Penanaman keimanan, ketaqwaan

kepada Allah dan pembinaan akhlakul

karimah

Pendidikan keilmuan dan pengembangan

wawasan

Pengembangan bakat dan minat

Pembinaan keterampilan dan

keahlian

Pengembangan kewirausahawan dan

kemandirian

Penanaman kesadaran hidup sehat dan kepedulian

kepada lingkungan

Penanaman tanggung jawab masyarakat

dan kebangsaan

VISI

Terbentuknya manuasian yang beriman, Bertakwa, Berakhalakul karimah, berilmu, berwawasan luas, berpendangan ke depan, cakap, terampil, mandiri, kreatif, memiliki etos kerja, toleran, bertanggung

jawab kemasyarakatan serta berguna bagi agama, bangsa dan Negara

Hukumi wa al-Syu’bi. Dengan kata lain ada kesadaran epistimologis dan kesadaran sosiologis. Jadi bukan hanya berorientasi meningkatakkan keimanan an sich. Akan tetapi juga penting mengembangkan kesadaran akan ilmu, masyarakat, organisasi dan berbangsa dan bernegara. Di point inilah, KH Najibburrahman Wahid menekankan bahwa ada tiga hal yang penting untuk menjadi prioritas integrasi kurikulum pesantren. Pasca kesadaran ingin mencetak santri yang bukan hanya paham pada kewajiban sebagai hamba dan keawajiban untuk menjauhi dosa-dosa besar. Namun juga diharapkan mempu berprilaku bijak, baik sebagainya hambanya Allah SWT atau sebagai agen sosiologis di kehidupan sosialnya.233

KH Hamid menambahi komentar Kyai Nadjib ini dengan mengatakan bahwa integerasi kurikulum dilakukan guna memadukan seluruh orientasi kesadaran itu. Lengkapnya ia mengatakan bahwa integrasi kurikulum bertujuan mencapai orientasi secara beriringan.

Lengkapnya ia mengatakan,

“Visi tersebut memang sejak dulu telah disusun. Begitupun panca kesadaran telah sedari dulu juga menjadi orientasi pendidikan pesantren Nurul jadid. Berdasarkan pengalaman dari purna berkarir di dunia politik, saya merasa bahwa hal yang masih lemah dari pesantren ini adalah keberiringan antara orientasi kesadaran dalam praksis sebagai dengan sebagai makhluk sosial.

Itu kiranya yang membuat kami menginisiasi agar pendidikan yang sebenaranya satu irama di pesentren dikembangkan secara terapadu. Termasuk di dalamnya adalah proses penyusunan kurikulumnya. Apalagi memang saat ini, madrasah yang sebagaian besar memiliki tujuan pengembangan pengetahuan

233 Wawancara, KH Nadjiburrahman Wahid (Sekretaris Yayasan Pesantren Nurul Jadid Probolinggo) Tanggal; 07/10/2019

agama, kian hari, kian tersisihkan. Kalah pada pendidikan formal.

Sudah saatnya madrasah ditekankan agar para santri bahwa madrasah sama pentingnya dengan satuan pendidikan formal.”234 Berdasar pada orientasi kesadaran akan pemaduan orienatasi dan penguatan madrasah ini, beberapa langkah perencanaan pesantren dilakukan. Selain berusahan memadukan kesadaran akan pengtingnya integrasi orientasi pendidikan. Beberapa pihak yayasan dalam pengembangan integrasi kurikulum juga menganalisa kesiapan SDMnya.

SDM yang dimaksud tentu pihak-pihak yang dapat merumuskan dengan baik, dan pendidik yang akan melaksanakanya. Tentunya, dalam proses pengembangan integrasi madrasah pada pendidikan formal Pesantren Nurul Jadid. Dalam hal pengembangan perencanaan SDM pengembangan SDM perumus tentu ditujukan untuk menyiapkan organisasi kurikulum integarasi madrasah dalam penddikan formal.

Sedangkan analisis SDM ditujukan untuk mengatur pelaksana madrasah dalam pembelajaran madrasah di satuan pendidikan formalnya.

Pada aspek pengembangan SDM organisasi integrasi kurikulum, peroses dilakukan dengan menganalisasi klasifikasi kerja organisasi dan SDM yang tersedia. Dalam hal ini Mifathul Arifin menyampaikan bahwa ada beberapa varian kerja yang penting dan mesti ada dalam proses pengembangan integrasi kurikulum. Jenis pekerjaan ini tentu

234 Wawancara, KH Hamid Wahid (Pembina Yayasan Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolingo) tanggal 03/02/2021

didasarkan pada kondisi lembaga pendidikan formal dan pendidikan madrasah yang berkembangan di Nurul Jadid. Menurutnya, madrasah pada awalnya dikembangkan berbasis asrama dan kemudian ditransformasikan menjadi terpadu pada pendidikan formal. Proses transformasinya tentu dapat dilakukan dengan memperinci sistem pendidikan madrasah yang dijalankan di awal.235

Adapun yang dimaksud varian kerja yang dijelaskan hasil rapat awal perencanaannya yang musyawarahkan bersama yayasan yakni didasarkan pada kebutuhan kerjanya. Mulai dari ketua hingga adimin sistem pelaksanaanya, nampak dirumuskan jauh-juah sebelum perumusan kurikulum dilakukan. Sebagaimana data catatan rapat yang berhasil didokumentasikan penulisi berikut ini;

Tabel 4.5 Sub Kerja dan Tupoksi Perencanaan Organisasi Integrasi Kurikulum Madrasah.236

Sub Kerja Organisasi Kurikulum Tupoksi

Kordinator/Kepala Kerja Mengkordinasi Seluruh Proses Integrasi Kurikulum di Masing- masing Sub Lembaga

Waka Kurikulum Kordinator pelaksanan kurikulum di masing-masing lembaga

Waka Keputrian Penguatan perencanaan dan pelasksanaan kurikulum bagi putri

Waka Kesiswaan Penguatan perencanaan dan pelasksanaan kurikulum bagi seluruh Peserta didik

Bendahara Mengatur keluar masuknya kas keuangan pembelajaran

madrasah

235 Wawancara, Miftahul Arifin (Kepala Madrasah Yayasan Pesantren Nurul Jadid Probolinggo) Tanggal; 07/10/2020

236 Dokumetasi, Catatan Rapat Yayasan K Mifahul Arifin Bulan Maret Tahun 2019

Admin Kurikulum Kepala sistem Pencatatan Integrasi kurikulum

Admin Bendahara Kepala sistem Pencatatan keluar masuk kas

Admin Kurikulum Lembaga Formal

Membantu Admin Kurikulum Pusat dari masing-masing lembaga formal

Admin Kesiswaan Lembaga Formal

Pencatatan perkemabangan Peserta didik masing-masing lemabaga formal

Kordinator Pelaksaan di Lembaga Formal

Memimpin pelaksanaan formal di masing-masing lembaga formal

Catatan ini tentu mengindikasikan adanya dasar konkrit analisa SDM dilakukan. Dengan ragam varian kerja ini, tentu akan mempermudah pengurusan Yayasan Pesantren untuk membentuk pelaksana organisasi integrasi kurikulum madrasah di satuan pendidikan formal. Sebagaimana yang umum dipahami, bahwa untuk mengukur sejauh mana SDM organsasi SDM disiapkan adalah dengan cara mengukur seberapa kerja yang dibutuhkan. Pendapat ini yang juga disampaikan oleh Misbahul Munir, sebagai divisi Tarabiyah wa ta’lim.

Ia mengatakan,

“Ya tentu yang dirumuskan oleh pengurus yayasan adalah apa yang dibutuhkan terlebih dahulu. Salah satunya misal, pelaksana integrasi kurikulum ini kan perlu ada kepalanya. Dalam hal ini, seluruh bersepakat untuk memilih Kyai Miftahul Arifin. Selain ia sudah lama mengabdi pada madrasah diniyah atau diniyah di pesantren, tentu juga sudah memiliki banyak pengalaman, ia juga merupakan sarajana pendidikan agama. Jadi tentu paham benar pada pegembangan kurikulum di lembaga pendidikan, utamanya pendidikan agama.”237

237 Wawancara, Misbahul Munir (Kepala Divisi Tarbiyah wa Ta’lim Yayasan Pesantren Nurul Jadid Probolinggo) Tanggal; 07/12/2019

Selain dipaparkan oleh Misbahul Munir, Nyai Hanunah Nafi’ah juga menambahkan bahwa SDM juga dianalisis dengan memakai dasar kebutuhan geografis pendidikan pesantren. Utamanya dalam tupoksi pelaksana pengembangan integrasi kurikulum di masing-masing lembaga formal. Menurutnya, beberapa yang dipertimbangkan juga pelaksanaan transformasi pendidikan madrasah di tingkat asrama, hingga di masing-masing lembaga pendidikan. Ia menceritakan bahwa pada awalnya, pembelajaran pendidikan madrasah dilakukan oleh masing-masing asrama. Dalam proses integrasinya kemudian pelaksanaan didasarkan atau dibasiskan pada lembaga pendidikan formal. Untuk itu, hal yang diperlukan dalam tranfromasi pengintegrasian ini, perlu ada sistem yang dapat memadukan antara kegiatan asrama dan pendidikan formal. Sehingga, selain butuh sub kerja waka yang mengatur siswa dan kurikulum ditingkat pusat, juga perlu SDM-SDM yang dapat membagun sistem pembelajaran yang dulunya ada dua tempat menjadi terintegrasi. “Ini dasar kenapa masih perlu admin sistem masing-masing lembaga formal dan asrama pesantren”, tuturnya.238

Begitupun dalam pelaksanaanya, sebab pelaksanaan integrasi madrasah ini pada satuan pendidikan formal, maka kerja organisasi pelaksanaanya di lembaga itu mesti ada penanggung jawabnya. Dalam hal ini, penulis temukan dalam proses observasi yang dilakukan.

238 Wawancara, Ny. H. Hanunah Nafi’iyah (Wakil II Kepala Yayasan Pesantren Nurul Jadid Probolinggo) Tanggal; 05/12/2020

Sepanjang penelusuran yang dilakukan dalam rapat dan musyarakat kurikulum di masing-masing proses pengembangan pembelajaran madrasah pada pendidikan formal, menemukan adanya kepala yang bertugas atau bertanggung jawab. Artinya, ada ketua-ketua yang mengomandani manajemen pelaksanaan pembelajaran madrasah di masing-masing pendidikan formal. Dari hasil beberapa obseravasi yang dilakukan, penulis menyusun beberapa orang yang bertanggung jawab di masing-masing satuan lembaga formal adalah sebagai berikut;

Tabel 4.5 Sub Kerja dan Tupoksi Perncanaan Organisasi Integrasi Kurikulum Madrasah.239

Lembaga Formal Nama Kepala Alamat SMPNJ Muhammad Baqir, M.Pd Probolinggo

MTSNJ Khoirul Anam Probolinggo

SMK NJ Fathurrosi, M.Pd.I Probolinggo MANJ Abdul Aziz S,Sos.I Probolinggo SMANJ Suhaili Marom Problinggo Adanya beberapa kepala organisasi pengembangan integrasi kurikulum ini, mempermudah proses pemetaan kelas dan pembelajaran madrasash pada masing-masing lembaga pendidikan. Mereka nantinya dibantu beberapa waka kurikulum dan beberapa admin madrasah di masing-masing lembaga tempat mereka bertugas.

Adapun dalam hal analisis SDM pendidik, sebenarnya dilakukan guna menjamin integarasi SDM dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Standar analisis dalam tahap ini adalah dengan merumuskan terlebih dahulu materi penting pembelajaran

239 Observasi, Pelaksanaan Perencanaan Kurikulum di tinggkat Lembaga Pnedidikan formal Pesantren Nurul Jadid Bulan Maret-Juni Tahun 2020

Madrasah Diniyah Takmiliyah akan dilakukan di masing-masing lembaga formal. Untuk itu, analisis SDM pendidik dalam proses perencanaan dilakukan dengan merumuskan terlebih dahulu materi pembelajaran beserta strata pendidikan yang akan dilaksanakan tersebut. Dengan demikian, dalam menjelaskan hal ini penting terlebih dahulu membicarakan perencanaan materi pembelajaran dalam integrasi kurikulum yang dilakukan di masing-masing lembaga.

Sehingga dalam membahas analisisi SDM yang dilakukan, nantinya dapat dijelaskan secara lebih rinci.

Penyusuan meteri pembelajaran dalam integrasi kurikulum madrasah pada satuan pendidikan formal pesantren Nurul Jadid nampak diseragamkan. Hal ini sebagaimana ditemukan dalam dokumentasi beberapa materi yang diajarkan selama satu mingu di masing-masing pembelajaran semua tingkatan. Dari dokumentasi data mata pelajaran didasarkan pada dua jenjang, yakni Wustho dan Awwaliyah.

Kenapa tidak hanya dua? Tentu ada perbedaan dengan situs pertama, yang menstratakan pembelajaran madrasah menjadi tiga kelas besar, yakni ada kelas ulya, yang merupakan kelas tertinggi dari pendidikan madrasah. Dalam situs II, nampak berbeda. Kelas Ulya dalam pandangan seluruh pengurus yayasan dianggap sebagai kelas khusus dan mendalam. Sebagaimana dikatakan oleh KH. Hamid sendiri. Ia mengungkapkan,

“Untuk strata madrasah diniyah, atau kita kenal sebagai madrasah diniyah ini tentu berbeda dengan pesantren lain. Kita hanya

Dalam dokumen manajemen integrasi kurikulum madrasah diniyah (Halaman 192-200)