Ketiga keprihatinan tersebut dikaji secara serius untuk menemukan konstruksi model manajemen integrasi kurikulum Madrasah Diniyah Taklimiyah ke dalam satuan pendidikan formal pondok pesantren. Temuan penelitian ini memberikan penjelasan bahwa pengelolaan integrasi kurikulum madrasah diniyah nonformal ke satuan pendidikan formal dilakukan dengan mengembangkan model integrasi sebelumnya.
KONTEK PENELITIAN
Artinya pesantren dengan model ini mengadopsi pendidikan formal dan tetap menyelenggarakan pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah. Pengelolaan Integrasi Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah Pada Satuan Pendidikan Formal Pondok Pesantren (Pondok Multisite Kyai Syarifuddin Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo)”.
FOKUS PENELITIAN
Bagaimana pola implementasi integrasi kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah ke dalam satuan pendidikan formal di Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Probolinggo. Bagaimana model evaluasi integrasi kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah ke dalam satuan pendidikan formal di Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Probolinggo.
TUJUAN PENELITIAN
Bagaimana konsep perencanaan integrasi kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah ke dalam satuan pendidikan formal di Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Probolinggo. Untuk menganalisis dan menemukan model evaluasi integrasi kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah ke dalam satuan pendidikan formal di Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis
Menganalisis dan menemukan pola implementasi integrasi Madrasah Diniyah Takmiliyah taklimiyah pada satuan pendidikan formal di Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Lumajang Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo.
Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
DIFINISI ISTILAH
UU apa no. 18 tentang tempat tinggal Islam, pasal 16-20, pendidikan formal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan tempat tinggal Islam pada jalur pendidikan formal yang dilaksanakan sesuai dengan ciri-ciri tempat tinggal Islam. Oleh karena itu, tema besar yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah pengelolaan integrasi kurikulum pendidikan residensial Islam Diniyah dan pendidikan formal.
SISTEMATIKA PENULISAN
Salah satu jenis pendidikan adalah pendidikan mu’ilah atau pendidikan formal lainnya yang harus disesuaikan dengan peraturan Menteri Pendidikan RI. Aspek tersebut akan fokus pada kurikulum pendidikan madrasah yang sejak awal diperkenalkan pada pondok pesantren pada pendidikan formal yang saat ini sedang dikembangkan.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Hefniy dengan judul “Pergeseran Kepemimpinan Kyai dalam Pengembangan Kebudayaan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Tahun 2016. Pergeseran Kepemimpinan Kyai dalam Pengembangan Kebudayaan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo” pada tahun 2016.
Kajian Teori
- Kajian Manajemen Integrasi Kurikulum Lembaga Pendidikan Pesantren
Misalnya saja Coleman, Graham-Jolly dan Middlewood, mereka meneliti sekolah-sekolah di Afrika dan membagi perkembangan manajemen kurikulum menjadi dua bagian yaitu sebelum tahun 1994 dan setelah tahun 1994.57. Coleman, Graham-Jolly dan Middlewood berpendapat bahwa pada era awal, sebagian besar sekolah hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pemahaman tentang manajemen kurikulum. Pengelolaan kurikulum di sekolah sebelum tahun 1994 mengandung otoritarianisme, birokrasi dan praktik hierarki serta menekankan segregasi atas dasar ras.58.
Pengembangan manajemen kurikulum ini merupakan cikal bakal pengembangan konseptual manajemen kurikulum Tim Manajemen Sekolah (SMT). Beberapa tokoh yang fokus menciptakan konsep pengembangan manajemen kurikulum di atas menawarkan konsep kurikulum terpadu.
Multidisciplinary Curriculum Integration
Dalam hal ini, kurikulum dibuat dengan memadukan aspek-aspek disiplin ilmu ke dalam satu tema pendidikan. Mereka berbagi pembelajaran kolaboratif yang tertanam di seluruh disiplin ilmu untuk menekankan keterampilan dan konsep interdisipliner.
Integration
Transdisciplinary Curriculum Integration
Konsepsi Perubahan dan Integrasi Pendidikan Nonformal vis a vis Satuan Pendidikan Formal Pesantren
Secara historis, madrasah diniyah yang merupakan lembaga pendidikan Islam terpaksa menjadi formal agar sesuai dengan orientasi pendidikan nasional. Madrasah yang didirikan oleh sebagian orang yang tidak mengenyam pendidikan umum kemudian disebut dengan Madrasah Islam. Hal ini dikarenakan masyarakat masih beranggapan bahwa pesantren informal Pesantren merupakan satu-satunya tempat yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman agama Islam.
Peran madrasah dinijah informal dan pendidikan formal merupakan dua entitas yang berbeda di hati komunitas pesantren. Sedangkan Madrasah Diniyah dinilai sebagai lembaga pendidikan yang mampu meningkatkan peserta didiknya dari segi moralitas agama (spiritual).
Kerangka Konseptual
Pertama, secara historis madrasah nonformal dalam hal ini Madrasah Diniyah telah mengalami aktivasi sejarah sosio-politik yang cukup besar mengenai peran dan eksistensinya sebagai lembaga pesantren yang asli. Hal ini sebagaimana diungkapkan Azra bahwa pesantren ibarat perusahaan besar yang mempunyai suborganisasi pendidikan. Kedua pesantren sebagai holding school ini mengupayakan integrasi kelembagaan Madrasah Diniyah ke dalam pendidikan formal sebagai cara untuk meningkatkan perannya.
Jelas terlihat bahwa integrasi madrasah diniyah nonformal dan pendidikan formal mempunyai perbedaan dari segi sejarah, organisasi, dan proses kerja pendidikan. Ketiganya didasarkan pada konsep manajemen strategis yang terkenal (dalam hal ini penulis menggunakan kerangka teori “manajemen strategis” oleh R David), yaitu perumusan, pelaksanaan dan pelaksanaan perencanaan strategis.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Kedua hal tersebut yang pertama, kajian dalam penelitian ini akan mendeskripsikan makna dari suatu tindakan atau apa yang melatarbelakangi tindakan atau peristiwa yang dilakukan seseorang. Lihat Sanapiah Ismail, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi, (Malang: YA John W. Creswell, Penelitian Pendidikan..., 31. pendekatan kualitatif. Penelitian ini diharapkan mampu menemukan dan mendeskripsikan data penelitian secara komprehensif dan utuh. fokus.
Pendekatan kualitatif dipilih karena pendekatan kualitatif mampu mendeskripsikan dan memahami makna yang mendasari perilaku partisipan, mendeskripsikan setting dan interaksi yang kompleks, mengeksplorasi untuk mengidentifikasi jenis-jenis informasi, dan mendeskripsikan fenomena.161 Hal ini dikutip oleh Moleong yang menyatakan , bahwa penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :. Digunakannya beberapa lokasi karena penelitian ini menggunakan metode tersebut karena merupakan penyelidikan empiris yang menyelidiki fenomena-fenomena sementara dalam konteks kehidupan nyata ketika batas-batas antara fenomena dan konteks tidak terlihat jelas; dan sumber fakta ganda yang digunakan 164 Fakta ganda yang dimaksud adalah dua lokasi di Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin Kabupaten Lumajang.
Lokasi Penelitian
Untuk mewadahi segala aktivitas pesantren dan lembaga pendidikan di lingkungan pesantren, maka didirikanlah sebuah yayasan bernama Yayasan Kyai Syarifuddin yang bertujuan untuk mempermudah kelancaran pengawasan terhadap program dan kegiatan lembaga pendidikan di lingkungan pesantren, antara lain Yayasan Kyai Syarifuddin yang dipimpin oleh KH. Dengan hadirnya yayasan tersebut, saat ini Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin merasa lebih efektif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, hal ini tidak hanya dirasakan oleh pondok pesantren saja namun juga oleh lembaga pendidikan formal dan nonformal. Yayasan Kyai Syarifuddin sebagai induk dari seluruh lembaga pendidikan mempunyai program khusus yang diadakan setiap tahunnya yaitu Haflatul Imtihan, acara wisuda di masa pensiun dan temu orang tua/santri serta alumni Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin, dengan tujuan memadukan visi dan misi pesantren dengan konsep pesantren.
Dari sekian banyak lembaga yang ada, peneliti hanya fokus pada madrasah nonformal yaitu madrasah taklimiyah dan pondok pesantren formal yaitu MTs dan MA saja. Dari sekian banyak lembaga yang ada, peneliti hanya fokus pada lembaga Madrasah taklimiyah dan sekolah formal hanya sekolah MTs dan MA serta sekolah kejuruan.
Kehadiran Peneliti
Sedangkan dari sekolah formal adalah TP Anak Sholeh, TK Bina Anaprasa, MI Nurul Munim, MI Azzainiyah II Grinting, MI Azzainiyah III Randumerak, SMP Nurul Jadid, MTs Nurul Jadid, MTsN Puteri Paiton, MTs Azzainiyah I Randumerak, MTs Azzainiyah II Grinting , SMA Nurul Jadid, MA Nurul Jadid, SMK Nurul Jadid, MAN Puteri Paiton UNUJA. Dalam situs ini realita yang ada adalah proses manajemen tepadu yang mengintegrasikan madrasah taklimiyah pesantren dengan sekolah formal di lingkungan pesantren, sebuah lembaga yang bertujuan untuk mengintegrasikan madrasah Dinyah ke dalam sekolah formal yang dijalankannya.
Subjek Penelitian
Sumber Data
Data Penelitian
Data-data tersebut berupa sejarah berdirinya madrasah yang diteliti, lembaga dan organisasi madrasah, serta sarana dan prasarana, dan lain sebagainya.
Tehnik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data ini akan digunakan secara bersamaan, dalam artian digunakan untuk melengkapi data yang satu dengan data yang lain. Penelitian ini membahas permasalahan yang berkaitan dengan kurikulum, tenaga pengajar dan kemahasiswaan. Teknik observasi digunakan untuk melengkapi dan menguji hasil wawancara yang diberikan informan, yang mungkin belum menggambarkan keadaan yang diinginkan atau bahkan menyimpang.
Observasi yang akan dilakukan yaitu peneliti memulai dengan melakukan observasi deskriptif dan observasi terfokus dan observasi selektif dan seterusnya sampai diperoleh data. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, grafik, dll.170 Dokumen dalam penelitian ini mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan dokumen penyusunan kurikulum, data guru, dokumen siswa dan lain sebagainya.
Analisis Data
- Keabsahan Data
Orientasinya adalah untuk mendapatkan gambaran detail terkait beberapa hal yang melatarbelakangi fenomena integrasi kurikulum madrasah diniyah dalam pendidikan formal yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin di Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Probolinggo. Ada dua proses dasar yang dilakukan pada fase ini, pertama, peneliti menyajikan data dalam bentuk narasi mengenai perencanaan pelaksanaan dan model interline kurikulum madarasah pada pendidikan formal Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo. Analisis data lintas situs ini dimaksudkan sebagai proses untuk membandingkan hasil yang diperoleh dari situs Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, serta sebagai proses penggabungan kedua situs tersebut.
Sebagaimana Mulyadi mengartikan analisis data lintas situs sebagai proses membandingkan temuan yang diperoleh dari masing-masing situs, serta proses pengelompokan antar situs. Berdasarkan penjelasan di atas, analisis data lintas situs ini merupakan proses membandingkan temuan yang diperoleh dari Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin Lumajang dan Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, serta proses clustering lintas situs.
Tahap-Tahap Penelitian
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan alur pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara. Setelah mendapat izin untuk melakukan penelitian, peneliti mulai mencari data yang akan membantu dalam analisis selanjutnya. Peneliti memulai mengumpulkan data yang telah dikumpulkan kemudian menganalisisnya daun demi daun untuk mencapai fokus berupa hasil penelitian.
Baik proses wawancara maupun dokumentasinya akan diuraikan dan dianalisis sebagai bagian dari penyusunan hasil penelitian, yang tentunya akan dibahas pada bab selanjutnya. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menyusunnya menjadi dua tema utama, yang selanjutnya dapat dijadikan bahan fokus akhir penelitian ini.
Paparan Data
- Konsep perencanaan integrasi kurikulum madrasah Taklimiyah pada satuan pendidikan satuan formal Pesantren
- Sambutan Ketua Yayasan Disampaikan masalah yang menjadi dasar perlu dirumuskan pemaduan
- Perumusan Tujuan Bersama
- Pemilihan Tim Perumus Kurikulum
Topik besar yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah integrasi manajemen kurikulum madrasah pada satuan pendidikan formal yang mereka miliki. Lembaga pendidikan formal yang ada hendaknya diyakini sebagai komponen yang menunjang mutu pendidikan pesantren secara holistik. Ketiga elemen pembentuk visi yayasan tersebut nampaknya terus mendukung proses integrasi visinya ke dalam lembaga pendidikan formal.
Dalam aspek ini, orientasi terhadap pengembangan mutu pendidikan formal di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren harus diintegrasikan. Kedua unsur inilah yang juga menjadi fokus awal dalam perencanaan integrasi kurikulum Madrasah Diniyah ke dalam satuan pendidikan formal pesantren holistik. Jadi semua guru yang terdaftar pada pendidikan formal dan madrasah sama-sama terdaftar sebagai pendidik pada lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan yayasan.213.
Dasar ini kemudian memunculkan permintaan pengembangan manajemen terpadu kurikulum madrasah pada satuan pendidikan formal.
MISI
Artinya, ada langkah-langkah untuk memperkuat kesadaran obyektif para pimpinan lembaga pesantren, baik dalam pendidikan formal maupun lainnya.
VISI
Menurut dia, salah satu pertimbangannya juga adalah pelaksanaan transformasi pendidikan madrasah di tingkat asrama, hingga setiap lembaga pendidikan. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa sistem administrator masih diperlukan pada setiap lembaga formal dan pesantren, ujarnya. 238. Artinya ada kepala yang memimpin pengelolaan penyelenggaraan pengajaran madrasah di setiap pendidikan formal.
Mereka nantinya akan dibantu oleh beberapa kepala kurikulum dan beberapa pengelola madrasah di masing-masing lembaga tempat mereka bekerja. Oleh karena itu, dalam menjelaskan hal tersebut, penting untuk membahas terlebih dahulu perencanaan alat peraga dalam integrasi kurikulum yang dilakukan pada masing-masing institusi.