BAB IV ANALISIS AYAT TERHADAP QS AL-QAS}AS}/28: 73 ........ 64-85
B. Wujud Manajemen Waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73
Berbicara mengenai wujud manajemen waktu sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat yang diangkat, maka Allah swt. menerangkan bahwasanya, ِهيِف ْ
اوُنُ كۡسَتِل ۦ ِهِلۡضَ
ف ن ِم ْ
او ُغَتۡبَتِل َو
, ‘
agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencarisebagian karunia-Nya (pada siang hari)’ maka yang patut dilakukan demi mencapai manajemen yang sesuai dengan apa yang diarahkan Allah swt. dalam firman-Nya tersebut, tentu dengan memanfaatkan dua waktu ini (siang dan malam) sebagaimana mestinya.
Malam dan siang mengalami pergantian dalam kurun waktu 24 jam. Masing- masing dari kedua waktu tersebut memiliki fungsinya berdasarkan kodrat alami yang Allah swt. ciptakan sebagai suatu bentuk kenikmatan dan kasih sayang-Nya.
Kedatangan malam memberi nikmat agar manusia dapat mengistirahatkan jiwa dan raga. Ketika telah memasuki waktu malam, manusia akan lelah dan mengantuk setelah melakukan berbagai aktivitas dan menjemput rezeki pada siang harinya. Badan yang letih membutuhkan istirahat agar kondisi menjadi pulih sehingga dapat kembali beraktivitas pada keesokan harinya dengan baik.10 Allah swt. telah berfirman dalam QS al-Qas}as}/28: 73.
ُمُ كَ
ل َ
ل َع َج ۦِهِت َمۡح َّر ن ِم َو
َ ٱ لۡيَّ
ل َو َرا َهَّنلٱ
ْ اوُنُ
كۡسَتِل ِهيِف
ْ او ُغَتۡبَتِل َو ن ِم
ۦ ِهِلۡضفَ
ۡمُ كَّ
ل َعَ ل َو َنو ُرُ
كۡشَ ت
٧٣ Terjemahnya:
Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari, dan agar kamu mencari sebagian karunia- Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.11
10Syafaat R. Slamet, Dahsyatnya al-‘Ashr: Motivasi dan Inspirasi Kesuksesan Dunia Akhirat (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h. 8.
11Kementerian Agama RI, Ar-Rahman: Al-Qur’an Terjemah Per Kata Latin dan Kode Tajwid Latin, h. 394.
Di dalam tafsir al-T}abari> menuturkan bahwa, Allah menjadikan malam dan siang kepada manusia sebagai bentuk rahmat atau kasih sayang-Nya. Allah swt.
menjadikan malam itu gelap supaya manusia dapat beristirahat pada malam itu, agar manusia merasa tenang dan agar tubuh beristirahat dari lelah karena bekerja pada waktu siang. Kemudian Allah swt. menjadikan siang itu terang agar manusia bisa melihat pada waktu siang. Manusia bisa menggunakan penglihatan pada waktu siang untuk menjalani kehidupan dan mencari rezeki yang dibagi-bagikan Allah di antara manusia dengan karunia-Nya.12
Perlu diketahui, walaupun memungkinkan beristirahat pada siang hari dan mencari penghidupan pada malam hari, yakni saat terangnya bulan atau dengan menggunakan sesuatu yang bisa menerangi seperti pelita atau lampu dan yang semisal dengannya, namun hal tersebut sangat jarang dan bertolak belakang dengan naluri para hamba, sehingga hal tersebut tidak dianggap.13
Allah swt. juga telah berfirman di dalam QS al-Naba>’/78: 9-11 mengenai fungsi dari malam sebagai waktu untuk beristirahat, dan siang sebagai waktu untuk mencari penghidupan.
اًتاَب ُس ۡمُ
ك َمۡوَن اَنۡل َع َج َو ٩
اَنۡل َع َج َو
ۡيَّٱ ا ًساَبِل َ ل
ل ١٠
اَنۡل َع َج َو َرا َهَّنلٱ
ًشا َع َم ا ١١ Terjemahnya:
12Abu> Ja’fa>r Muh}ammad bin Jari>r al-T}abari>, Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l a>y al-Qur’a>n, terj.
Ahsan Askan, Tafsir al-T}abari>, Jilid XX (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 329-330.
13Muh}ammad ibn Ali> ibn Muh}ammad al-Syauka>ni>, al-Ja>mi’ Baina Fanni> al-Riwa>yah wa al- Dira>yah min ‘Ilmi al-Tafsi>r, terj. Amir Hamzah Fachruddin, Tafsir Fathul Qadir, Jilid VIII (Cet. I;
Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), h. 521-522.
(1) Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat; (2) dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian; (3) dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan.14
Al-Munir di dalam tafsirnya menjelaskan mengenai ayat di atas bahwa, Allah telah menjadikan tidur bagi manusia sebagai istirahat untuk badan sekaligus pemutus aktivitas dan pekerjaan-pekerjaan yang melelahkan di siang hari. Dengan tidur, kekuatan menjadi pulih kembali, pikiran serta badan akan kembali bergairah.
Kemudian Allah swt. telah menjadikan malam sebagai tempat istirahat dan menjadikannya seperti pakaian yang gelapnya dapat menutupi berbagai hal dan badan.
Sebagaimana halnya pakaian yang menutupi badan, menjaganya dari panas dan dingin serta menutupi aurat, demikian juga malam yang dibuat untuk menutupi orang yang hendak bersembunyi untuk menunaikan dan mewujudkan sesuatu yang tidak mudah dilakukan di siang hari, seperti bersembunyi dari musuh dan mengerjakan sebagian hajat (kebutuhan). Selanjutnya Allah menjadikan waktu siang itu terang-benderang agar manusia dapat bekerja, berdagang, bercocok tanam, memproduksi hal-hal yang dapat mendatangkan rezeki lainnya.15
Dijadikannya malam sebagai waktu untuk beristirahat atau tidur tentu saja terdapat manfaat di dalamnya. Tidur adalah proses yang berhubungan dengan mata tertutup selama beberapa periode yang memberikan istirahat total bagi mental dan aktivitas fisik manusia, kecuali fungsi beberapa organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, sirkulasi darah dan organ dalam lainnya. Sama seperti halnya mesin yang beroperasi secara terus-menerus dalam waktu yang lama dan perlu dimatikan untuk
14Kementerian Agama RI, Ar-Rahman: Al-Qur’an Terjemah Per Kata Latin dan Kode Tajwid Latin, h. 582.
15Wahbah al-Zuhaili>, al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>’ah wa al-Manhaj, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk., Tafsir al-Munir: Akidah, Syari’ah dan Manhaj, Jilid XV, h. 332-333.
mencegah panas berlebih yang dapat menyebabkan kebakaran, maka tubuh kita juga perlu beristirahat total setelah seharian bekerja keras atau melakukan berbagai aktivitas.16
Kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang dapat menguras tenaga dan pikiran menyebabkan tubuh menjadi lelah, sehingga salah satu cara untuk mengoptimalkan kembali kerja tubuh adalah dengan istirahat atau tidur yang cukup. Salah satu aspek medis menyebutkan bahwa tidur berpengaruh pada kesehatan dan kualitas hidup yaitu proses pelepasan zat-zat beracun saat tidur yang merupakan salah satu kegiatan utama dalam kehidupan tidur yang sangat bermanfaat. Di dalam ilmu medis, pembuangan atau pelepasan zat-zat beracun dari dalam tubuh disebut sebagai proses detoksifikasi.
Sehingga saat seseorang terbangun dari tidurnya, seharusnya dalam kondisi segar karena bisa mengistirahatkan jasmani serta terjadi detoksifikasi yang intensif. Selain itu, tidur juga dapat meregenerasi sel-sel tubuh yang telah mati. Sehingga ada waktu yang disarankan oleh pakar kesehatan untuk tidur, yakni pada malam hari karena kondisi dan suasana malam relevan dalam mengoptimalkan proses regenerasi sel-sel tubuh.17
Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda, ada yang membutuhkan 16-18 jam per hari hingga 4-6 jam per hari saja berdasarkan rentang usia. Maka dari itu, kecukupan tidur seseorang tidak selalu ditentukan pada durasi atau lamanya tidur, akan tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan fisik dan emosional serta fisiologis
16Rezita Rahma Reza, dkk., “Fungsi Tidur dalam Manajemen Kesehatan”, Majority, Vol. 8,
No. 2 (Desember 2019), h. 247.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2479 (Diakses 24 Juni 2021).
17Syamsinar, “Pola Tidur dalam Al-Qur’an (Kajian Tah}li>li> terhadap QS al-Furqa>n/25: 47)”, Skripsi (Makassar: Fak. Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, 2016), h. 1-3.
kebutuhan tidur sesuai usia orang tersebut.18 Sehingga dengan mendapatkan tidur yang baik dilihat dari segi kualitas dan di waktu yang tepat yakni pada malam hari, manusia dapat kembali menjalankan aktivitas pada keesokan harinya dengan baik.
Peran waktu malam sebagai litaskunu>
(
اوُنْ كۡسَتِلُ)
atau untuk beristirahat dan memperoleh ketenangan, tidak hanya untuk jasmani, namun juga untuk rohani. Waktu isya menyimpan rahasia ketenteraman dan kedamaian yang mana frekuensinya sama dengan sistem kontrol otak. Kerugian bagi yang melewatkan shalat isya adalah akan merasakan kegelisahan. Maka sebaiknya setelah shalat isya dan alam mulai diselimuti kegelapan hendaknya mengistirahatkan tubuh untuk tidur19 sehingga memungkinkan untuk terbangun di akhir malam. Sebab di sepertiga malam terakhir terdapat keutamaan untuk melaksanakan shalat sunnah tahajud yang dapat membangun kedekakatan spiritual kepada Allah swt. sehingga memberikan ketenangan jiwa yang khas. Di akhirat kelak dapat menjadi amal yang menolong manusia. Selain itu, dengan shalat tahajud dapat menghapuskan dosa dan meraih kemuliaan.20 Allah swt.berfirman dalam QS al-Isra>’/17: 79.
َن ِم َو ِلۡيَّٱ
ل
ۡد َّج َهَتَ ف ۦِهِب ًةَ
ل ِفاَن اًدو ُمۡح َّ
م ا ًماَق َم َكُّب َر َكَث َعۡبَي نَ
أ ٰٓى َس َع َكَّ
ل ٧٩
Terjemahnya:
Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.21
18Prayudo Prio A, “Durasi Tidur Singkat dan Obesitas”, Majority, Vol. 4 No. 6 (Maret 2015), h. 6. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1390/1231 (Diakses 6 Juni 2021).
19Syafaat R. Slamet, Dahsyatnya al-‘Ashr: Motivasi dan Inspirasi Kesuksesan Dunia Akhirat, h. 95.
20Hendra Zainuddin, Hebatnya Shalat Tahajud (Cet. I; Jakarta: AMP Press, 2016), h. 5.
21Kementerian Agama RI, Ar-Rahman: Al-Qur’an Terjemah Per Kata Latin dan Kode Tajwid Latin, h. 290.
Shalat tahajud juga diyakini dapat meningkatkan produktivitas kerja yang berbasis spiritualitas. Sebab salah satu program untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang handal secara intelektual, emosional dan spiritual yaitu dengan membiasakan shalat tahajud setiap malam, karena doa yang mengiringi shalat tahajud lebih mudah dikabulkan oleh Yang Maha Mengabulkan. Kemudian tidak lupa disertai dengan usaha yang maksimal sehingga mempercepat tercapainya cita-cita dan rasa aman, di mana rasa aman akan mengantarkan pada ketenangan jiwa.22
Melaksanakan shalat tahajud dengan tekun dan konsisten akan mendekatkan seorang hamba pada Sang Ilahi. Kedekatan ini niscaya membuat hati dan batin semakin tenang dalam menghadapi kehidupan yang penuh dinamika. Ketenangan hati, ketenteraman pikiran dan kejernihan nurani secara perlahan akan mengendap dalam segenap raga yang pada gilirannya akan memberikan bahan dasar yang penting untuk merajut kebahagiaan hidup yang sejati.23 Dari kebahagiaan dan ketenangan yang diperoleh ini akan mempermudah seseorang untuk melakukan berbagai kegiatannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kebahagiaan dan ketenangan memiliki dampak yang begitu besar terhadap produktivitas dan kinerja seseorang, karena terbukti lebih produktiv, lebih mampu berpikir kreatif, dan lebih ulet dalam menghadapi beragam tantangan kehidupan, baik dalam arena personal maupun tantangan profesional pekerjaannya.24 Selanjutnya, untuk memudahkan manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas hariannya, maka diperlukan juga manajemen waktu yang baik agar setiap kegiatan dapat terlaksana dengan baik pula. Dengan menerapkan manajemen waktu dapat diketahui kegiatan
22Hendra Zainuddin, Hebatnya Shalat Tahajud, h. 5-6.
23Hendra Zainuddin, Hebatnya Shalat Tahajud, h. 94.
24Hendra Zainuddin, Hebatnya Shalat Tahajud, h. 95.
mana yang harus didahulukan dan yang bisa dikerjakan di lain waktu. Selain itu, fungsi dari waktu malam dan siang dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya, sebab Allah swt. mengatur semua itu tentu saja terdapat hikmah yang luar biasa bagi hamba- hamba-Nya. Dengan demikian seluruh waktu yang ada dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan tidak ada yang sia-sia.
Tidak dapat dipungkiri, semua orang ingin hidup sukses, beruntung, kaya, dan bahagia tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Maka untuk meraih semua itu, harus diawali dengan rencana manajemen waktu. Di dalam al-Qur’an, setidaknya waktu 24 jam sehari semalam harus diprogramkan untuk tujuh kegiatan utama, yaitu untuk beribadah, bekerja, menuntut ilmu, waktu untuk keluarga, bermasyarakat, berdakwah dan untuk ber-olahraga, istirahat serta tidur.25
Dalam mencari penghidupan (nafkah), manusia tentu mengharapkan kelebihan dari apa yang dibutuhkannya. Setelah kebutuhan primer berupa sandang, pangan, dan papan terpenuhi, manusia juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan sekundernya, seperti kendaraan untuk memudahkan bepergian, pendidikan, dan lain sebagainya.
Selanjutnya bekerja lebih lagi untuk memenuhi kebutuhan tersier, seperti liburan, perhiasan, dan lain-lain. Allah swt. berfirman di dalam QS al-Qas}as}/28: 77.
َو ِغَتۡبٱ
ٓاَميِف َكٰىَتاَء َُّٱ للّ
َرا َّدلٱ َةَر ِخٓأۡلٱ اَ
ل َو َسنَت َكَبي ِصَن َن ِم
اَيۡن ُّدلٱ ن ِسۡحَ
أ َو
ٓاَمَ ك َن َسۡحَ
أ َُّٱ للّ
َكۡيَ
لِإ اَ
ل َو ِغۡبَت
َدا َس َفۡلٱ يِف ِ ٱ ضۡرَ
أۡل َّنِإ ََّٱ للّ
اَ
ل ُّبِح ُ
ي َني ِد ِسۡف ُمۡلٱ
٧٧ Terjemahnya:
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
25H. Abdullah, The Power of Muhasabah: Manajemen Hidup Bahagia Dunia Akhirat (Cet. I;
Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 36.
dan janganlah berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.26
Ayat di atas dijadikan landasan agar manusia berusaha sekuat tenaga dan pikiran namun tetap dalam batas yang dibenarkan Allah untuk memperoleh harta dan hiasan duniawi melalui apa yang dianugerahkan Allah dalam kehidupan dunia ini.
Allah tidak mengecam jika mengambil bagian dari kenikmatan duniawi selama bagian itu tidak beresiko kehilangan bagian kenikmatan ukhrawi.27 Allah swt. menciptakan kenikmatan dunia ini untuk dinikmati oleh manusia, sehingga kehidupan semakin tumbuh dan berkembang serta terwujud kekhalifahan manusia di muka bumi ini, dengan catatan bahwa arah dalam menggunakan kenikmatan ini adalah akhirat. Jadi manusia tidak hanya menyibukkan diri dengan kenikmatan dunia saja, sementara melupakan tugas-tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dalam kondisi seperti ini, menikmati kenikmatan dunia menjadi suatu bentuk kesyukuran kepada Allah swt.
sebab menerima anugerah-anugerah-Nya dan menggunakan nikmat itu. Hal ini juga sebagai suatu bentuk ketaatan sehingga akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah swt.28
Dengan memperoleh kenikmatan duniawi melalui cara-cara yang dibenarkan oleh Allah, maka tentu akan menambah sakinah atau ketenangan dalam diri. Dengan demikian, sakinah atau ketenangan bukan hanya berarti didapatkan di malam hari ketika sedang beristirahat, melainkan ketenangan itu juga diperoleh dari terpenuhinya segala kebutuhan hidup di dunia yang dapat dijadikan sarana atau jalan untuk
26Kementerian Agama RI, Ar-Rahman: Al-Qur’an Terjemah Per Kata Latin dan Kode Tajwid Latin, h. 394.
27M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Jilid X, h.
405-406.
28Sayyid Qut}b, Tafsir Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, terj. As’ad Yasin, dkk., Juz XX, Jilid IX, h. 72.
mendapatkan kenikmatan ukhrawi kelak. Maka ketenangan yang diperoleh di malam hari karena tidur dan melalui pendekatan kepada Allah, juga akan membuat seseorang tenang atau lebih siap dalam menyelesaikan segala urusan yang akan dihadapi di siang hari. Kemudian segala urusan yang telah diselesaikan pada siang hari juga akan membawa ketenangan di malam hari, sebab tidak perlu memikirkan pekerjaan yang tertunda karena belum sempat diselesaikan atau khawatir terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan namun ditempuh dengan cara yang salah.