• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Waktu dalam Al-Qur’an (Kajian Tahlili QS al-Qasas/28:73)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen Waktu dalam Al-Qur’an (Kajian Tahlili QS al-Qasas/28:73)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Agama Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Oleh:

NUR HIDAYATI NASIR NIM: 30300117023

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Hidayati Nasir NIM : 30300117023

Tempat/Tgl. Lahir : Sungguminasa, 22 Agustus 1999 Jur/Prodi/Konsentrasi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas/Program : Ushuluddin dan Filsafat

Alamat : Jl. Manggarupi lorong 4 Paccinongang

Judul : Manajemen Waktu dalam al-Qur’an (Kajian Tah}li>li> QS al- Qas}as}/28: 73)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 25 Februari 2022 Penyusun,

Nur Hidayati Nasir NIM: 30300117023

(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR ِمي ِح هرلا ِن َمْح هرلا ِ هللَّا ِم ْسِب

هباحصأو هلآ ىلعو مانألا ريخ ىلع مالسلاو ةالصلاو , ملعي ملام ناسنإلا ملع ملقلاب ملع يذلا للَّ دمحلا "دعب اما" ماركلا ىلوا

Puji syukur kehadirat Allah atas berkat, rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Manajemen Waktu dalam al-Qur’a>n (Kajian Tah}li>li> QS al-Qas}as}/28: 73).

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah diberikan wahyu dan mukjizat oleh Allah berupa al-Qur’an yang akan tetap terjaga sampai akhir zaman. Dialah teladan bagi seluruh umatnya serta pembawa risalah kebenaran dalam menuntun umatnya pada jalan keselamatan.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah ikut berpartisipasi secara aktif maupun pasif dalam membantu proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis merasa sangat perlu menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu, baik yang telah membimbing, mengarahkan, memberikan petunjuk maupun yang senantiasa memotivasi.

1. Terima kasih kepada Prof. H. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag.

selaku Wakil Rek tor I, Prof. Wahyuddin, M.Hum. selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam, M.Ag. selaku Wakil Rektor III, serta Dr. H. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag. selaku Wakil Rektor IV di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah menjadi tempat bagi penulis memperoleh ilmu.

(5)

v

2. Terima kasih kepada Dr. Muhsin, S.Ag., M.Th.I. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, serta Wakil Dekan I, Dr. Hj. Rahmi Damis, M.Ag., Wakil Dekan II, Dr. Hj. Darmawati H, M.HI., dan Wakil Dekan III, Dr.

Abdullah, M.Ag. pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang senantiasa membimbing penulis selama menempuh perkuliahan.

3. Terima kasih kepada Dr. Hj. Aisyah Arsyad, S.Ag., MA. selaku Ketua Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, juga kepada Yusran, S.Th.I., M.Hum. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir atas segala ilmu, bimbingan dan arahannya selama penulis menempuh perkuliahan pada Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

4. Terima kasih kepada Prof. Dr. H. M. Galib M. MA. dan Dr. Hj. Aisyah Arsyad, S.Ag., MA. selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sejak awal hingga akhir.

5. Terima kasih juga kepada Dr. Muhsin, S.Ag., M.Th.I., dan Dr. H. Muhammad Irham, M.Th.I. selaku penguji I dan penguji II dalam munaqasyah skripsi atas saran dan arahannya dalam menyelesaikan studi ini.

6. Terima kasih kepada seluruh dosen di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar yang telah berjasa mengajar dan mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di UIN Alauddin Makassar serta staf akademik yang dengan sabarnya melayani penulis dalam menyelesaikan prosedur akademik yang harus dijalani hingga ke tahap penyelesaian.

(6)

vi

7. Terima kasih kepada bapak dan ibu kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar beserta segenap stafnya yang telah menyediakan referensi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda almarhum Muh. Nasir Pakaya dan ibunda Hj. Muliati Adam, terima kasih atas segala do’a dan ridhonya, juga telah mengasuh dan mendidik penulis dengan sabar dan penuh pengorbanan baik lahir maupun batin sampai sekarang ini. Penulis menyadari bahwa tidak akan pernah mampu membalas seluruh kebaikan-kebaikan yang telah diberikan selama ini, sehingga hanya mampu mendo’akan semoga Allah swt. membalas seluruh kebaikan mereka dengan diberikan kebahagian dan keselamatan di dunia terlebih di akhirat kelak. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada kakak penulis yaitu Abd. Karim Nasir dan adik penulis Nur Hamidah Nasir atas bantuannya saat penulis mengalami kesulitan hingga pada akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Terima kasih juga terkhusus kepada kakanda Riskawati J, S.Ag. yang banyak membantu, memberikan semangat, motivasi dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Begitu pun ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Reguler I angkatan 2017 yang tidak sempat disebutkan satu per satu namanya yang juga banyak membantu dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terakhir penulis harus sampaikan penghargaan kepada mereka yang membaca dan berkenan memberikan saran, kritik atau bahkan koreksi terhadap kekurangan dan kesalahan yang pasti masih terdapat dalam skripsi ini. Semoga

(7)

vii

dengan saran dan kritik tersebut, skripsi ini dapat diterima di kalangan pembaca yang lebih luas lagi di masa yang akan datang. Semoga karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Samata, 25 Februari 2022 Penulis,

Nur Hidayati Nasir NIM: 30300117023

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... x

ABSTRAK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1-16 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pengertian Judul ... 6

D. Kajian Pustaka ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 11

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN WAKTU ... 17-33 A. Pengertian Manajemen Waktu ... 17

B. Efektifitas dan Efisiensi dalam Pengelolaan Waktu ... 20

C. Term-term tentang Waktu dalam al-Qur’an ... 29

BAB III ANALISIS TAFSIR QS AL-QAS}AS}/28: 73 ... 34-63 A. Kajian Surah al-Qas}as} ... 34

1. Nama Surah ... 34

2. Kandungan QS al-Qas}as ... 35

(9)

ix

B. Kajian Ayat ... 37

1. Teks Ayat dan Terjemahnya ... 37

2. Kajian Mufradat ... 37

3. Muna>sabah Ayat ... 53

4. Penafsiran Ayat ... 57

BAB IV ANALISIS AYAT TERHADAP QS AL-QAS}AS}/28: 73 ... 64-85 A. Hakikat Manajemen Waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73 .... 64

B. Wujud Manajemen Waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73 ... 68

C. Urgensi Manajemen Waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73 .... 76

BAB V PENUTUP ... 86-87 A. Kesimpulan ... 86

B. Implikasi Penelitian ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 92

(10)

x

PEDOMAN TRANSLITERASI A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب ba b be

ت ta t te

ث s\a s\ es (dengan titik di atas)

ج jim j je

ح h}a h} ha (dengan titik di bawah)

خ kha kh ka dan ha

د dal d de

ذ z\al z\ zet (dengan titik di atas)

ر ra r er

ز zai z zet

س sin s es

ش syin sy es dan ye

ص s}ad s} es (dengan titik di bawah)

(11)

xi

ض d}ad d} de (dengan titik di bawah)

ط t}a t} te (dengan titik di bawah)

ظ z}a z} zet (dengan titik di bawah)

ع ‘ain ‘ apostrof terbalik

غ gain g}}}}}}}}}}}}}}}}}}}}} ge (dengan titik di bawah)

ف fa f ef

ق qaf q qi

ك kaf k ka

ل lam l el

م mim m em

ن nun n en

و wau w we

ه ha h h

ء hamzah ’ apostrof

ي ya y ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

(12)

xii

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َ

ا fath}ah a a

َ ا kasrah i i

َ

ا d}ammah u u

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َ ى ى fath}ah dan ya>’ ai a dan i

َ و ى kasrah dan wau au a dan u

Contoh:

َ

ف يك

:

kaifa

َ

ل و ه : haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

(13)

xiii Harakat dan

Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama

َىَ ...َاَ ... fath}ah dan alif atau ya>’ a> a dan garis di atas

َ ى ى kasrah dan ya>’ i> i dan garis di atas

َو ى d}ammah dan wau u> u dan garis di atas

Contoh:

َ تا م : ma>ta ى م ر : rama>

َل ي ق : qi>la

َ ت و م ي : yamu>tu 4. Ta>’ marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t].

Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’

marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

َ ة ض و ر

َ لاف طألا : raud}ah al-at}fa>l

َ لا

َ ة ن ي د م

َ

ةل ضافلا : al-madi>nah al-fa>d}ilah

َ ة مك حلا : al-h}ikmah

5. Syaddah (Tasydi>d)

(14)

xiv

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d (

ّ ـ

), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

َ

انَّب ر : rabbana>

َ

ان ي َّجن : najjaina>

َ ق حلا : al-h}aqq

َ م ع ن : nu“ima

َ و د ع : ‘aduwwun

Jika huruf ىber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (َ ـ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.

Contoh:

َ ى ل ع : ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

َ ىب ر ع : ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby) 6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf َلا(alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis men- datar (-).

Contoh:

َ س م َّشلا : al-syamsu (tidak ditulis asy-syamsu) ةل زل َّزلا : al-zalzalah (tidak ditulis az-zalzalah)

(15)

xv ةف سلفلا : al-falsafah

َ دالبلا : al-bila>du 7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

َ

ن و ر مأ ت : ta’muru>na

َ ع وَّنلا : al-nau‘

َ ء يش : syai’un

َ ت ر مأ : umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata- kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransli- terasi secara utuh. Contoh:

T{abaqa>t al-Fuqaha>’

Wafaya>h al-A‘ya>n 9. Lafz} al-Jala>lah (للها)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau

(16)

xvi

berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Contoh:

َ ن ي د

َ للها di>nulla>h َ للها ب billa>h

Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

َ م ه

َ ي ف

َ ة م ح ر

َ للها hum fi> rah}matilla>h 10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-).

Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n

Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si>

Abu>> Nas}r al-Fara>bi>

Al-Gaza>li>

(17)

xvii Al-Munqiz\ min al-D}ala>l

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu>

(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>

saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam

as. = ‘alaihi al-sala>m

Cet. = Cetakan

t.p. = Tanpa penerbit

t.t. = Tanpa tempat

t.th. = Tanpa tahun

t.d = Tanpa data

H = Hijriah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<li ‘Imra>n/3: 4

h. = Halaman

‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni> Abu> Al-H{asan, ditulis menjadi: Abu> Al-H{asan,

‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni>. (bukan: Al-H{asan, ‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni> Abu>)

Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)

(18)

xviii ABSTRAK Nama : Nur Hidayati Nasir

Nim : 30300117023

Judul : Manajemen Waktu dalam Al-Qur’an (Kajian Tah}li>li> QS al-Qas}as}/28:

73)

Skripsi ini membahas tentang waktu dalam al-Qur’an dengan mengkaji QS al- Qas}as}/28: 73 secara tah}li>li>. Latar belakang skripsi ini adalah bagaimana manajemen waktu malam dan siang beserta fungsinya sebagai rahmat Allah swt. yang patut disyukuri karena banyaknya hikmah yang terkandung di dalamnya. Pokok permasalahan penelitian ini adalah tentang hakikat manajemen waktu dalam QS al- Qas}as}/28: 73, wujud manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73, serta urgensi manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan pendekatan tafsir tah}li>li>, dan pendekatan saintifik dilihat dari segi ilmu kesehatan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah library research, di mana data primer diperoleh melalui al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir, sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku-buku, jurnal-jurnal, dan laporan ilmiah yang berkaitan dengan tema penelitian. Teknik pengolahan data menggunakan metode tah}li>li> dengan menelusuri makna mufradat, muna>sabah, dan penafsiran ayat dari para mufasir. Kemudian untuk analisis data menggunakan interpretasi tekstual dan linguistik.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, hakikat manajemen waktu pada QS al-Qas}as}/28: 73 adalah rahmat Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya yang meliputi tentang term-term waktu di dalam al-Qur’an, yaitu dahr, ajal, waqt, dan

‘as}r. Kedua, wujud manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73 adalah adanya waktu malam agar manusia dapat merasakan ketenangan dari lelahnya aktivitas pada siang hari melalui istirahat atau tidur, serta ketenangan jiwa dengan melaksanakan shalat tahajud. Kemudian adanya waktu siang agar manusia dapat mencari sebagian karunia Allah swt. demi kelangsungan hidupnya. Ketiga, urgensi dari manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73 adalah agar manusia mendapatkan ketenangan, untuk mencari penghidupan demi kelangsungan hidupnya, dan agar manusia bersyukur sehingga mendapatkan rahmat dari Allah swt.

Implikasi dari penelitian ini yaitu diharapkan agar manusia dapat memanajemen waktu lebih baik sesuai kodratnya, mengingat adanya hikmah yang sangat besar dari pengaturan waktu yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Sebab penelitian ini hanya sebagai suatu langkah yang kecil untuk mengetahui dan memahami makna di balik pengaturan waktu malam dan siang, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya mengenai manajemen waktu dapat dilakukan dengan melihat sisi-sisi yang berbeda.

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu ciptaan Allah yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia adalah waktu. Perhatian dari al-Qur’an dan sunnah terhadap waktu dari berbagai aspek dan dengan bentuk-bentuk yang beragam menunjukkan betapa pentingnya waktu serta besarnya nikmat Allah di dalamnya. Dalam menjelaskan aspek pentingnya waktu, Allah swt. telah bersumpah pada permulaan berbagai surah dalam al-Qur’an dengan berbagai macam bagian dari waktu. Di antaranya Allah bersumpah: demi masa, demi waktu malam, demi waktu siang.1 Sebagaimana yang tampak dalam QS al-‘As}r/103: 1-2.

َ و

َ رۡص عۡلٱ

ََ

١

ََ

َ َّ

ن إ

َ ن َٰ سن إۡلٱ ي فلَ

َ رۡس ُخَ

ََ

٢

َ Terjemahnya:

(1) Demi masa; (2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian.2 Kemudian dalam QS al-Lail/92: 1-2.

َ و

َ لۡيَّٱ ل ا ذ إَ

ََٰى شۡغ يَ

َََ

١

ََ و

َ را هَّنلٱ ا ذ إََ

َ

ََٰىَّ

ل جت

ََ

٢

َ

Terjemahnya:

(1) Demi malam apabila menutupi (cahaya siang); (2) demi siang apabila terang benderang.3

1Yu>suf al-Qard}a>wi>, Al-Waqt fi> Haya>t al-Muslim, terj. Abu Ulya, Demi Masa: Mendedah Komitmen dan Kiat Manajemen Waktu Menurut Islam (Cet. I; Yogyakarta: Qudsi Media, 2014), h. 1- 2.

2Kementerian Agama RI, Ar-Rahman: Al-Qur’an Terjemah Per Kata Latin dan Kode Tajwid Latin (Jakarta: Maktabah al-Fatih, 2018),h. 601.

(20)

Menurut pengertian populer di kalangan para mufasir, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya, maka hal itu mengandung makna agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya serta agar hal tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impresinya.4

Waktu merupakan suatu nikmat tertinggi yang diberikan Allah swt. kepada manusia, sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai hamba dan khalifah di muka bumi ini, sudah sepatutnya untuk memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin.5 Manusia hendaklah bersemangat memanfaatkan seluruh waktunya dalam berbagai aspek yang memberikan faedah dalam agamanya, duniawinya, pengabdiannya kepada umat dengan baik dan menguntungkan, serta dalam peningkatan spiritual maupun material.

Secara sederhana, pembagian waktu dalam satu hari dibedakan antara siang dan malam. Siang dimulai dari matahari terbit hingga terbenamnya matahari, sedangkan malam dimulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya matahari.6 Fenomena keseharian ini mungkin dianggap hal yang biasa dan wajar. Namun segelintir orang tertentu tertarik dan mencurahkan perhatian serta mengorbankan hidupnya untuk menyingkap rahasia malam dan siang, di antaranya adalah para

3Kementerian Agama RI, Ar-Rahman: Al-Qur’an Terjemah Per Kata Latin dan Kode Tajwid Latin, h. 595.

4Yu>suf al-Qard}a>wi>, Al-Waqt fi> Haya>t al-Muslim, terj. Abu Ulya, Demi Masa: Mendedah Komitmen dan Kiat Manajemen Waktu Menurut Islam, h. 3.

5Murniyetti, “Waktu dalam Perspektif Al-Qur’an”, Jurnal Ulunnuha, Vol. 6 No. 1 (Juni 2016), h. 93. https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/ulunnuha/article/download/559/473&usg (Diakses 5 Januari 2021).

6Abdul Affandi, Waktu, https://abdulaffandi.wordpress.com/2011/09/27/waktu/ (2 September 2020).

(21)

astronom, astrofisikawan atau kosmolog.7 Hal ini senada dengan firman Allah swt.

dalam QS al-Furqa>n/25: 62.

َ و ُه و ي ذَّٱ

ل

َ

َ ل ع ج

َ

َ ٱ لۡيَّ

ل

ََ و

َ را هَّنلٱ

ََ

ةفۡل خ

َُ

ََا ًروُ

ك ُشَ دا رأَۡوأَ رَّ

كَّ

ذ يَنأَ دا رأَۡن م ل ٦٢

َ Terjemahnya:

Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur.8

Dengan dijadikannya malam dan siang yang silih berganti dapat menjadi pelajaran bagi siapa yang ingin mengingat apa yang menjadi kewajiban baginya dan merenungi kekuasaan dan kewajiban ciptaan Allah swt. serta mensyukuri nikmat Allah yang amat banyak dan tidak dapat dihitung.9 Selain itu apabila orang mau berpikir lebih teliti, maka ia akan dapat memahami bahwa pergantian malam dan siang mengungkapkan aspek sangat mendasar tentang alam semesta dan hubungannya dengan kehidupan.10

Pergantian malam dan siang disebabkan oleh rotasi bumi yang mengakibatkan sebagian dari wilayah bumi akan menghadap matahari sehingga terkena sinar yang dipancarkannya. Bagian ini pun menjadi terang dan inilah yang disebut siang. Sebaliknya, bagian yang membelakangi matahari tidak terkena

7Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta: Sisi-sisi Al-Qur’an yang Terlupakan, Edisi Terbaru (Bandung: Mizan, 2015), h. 222.

8Kementerian Agama RI, Ar-Rahman: Al-Qur’an Terjemah Per Kata Latin dan Kode Tajwid Latin, h. 365.

9Wahbah al-Zuhaili>, al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>’ah wa al-Manhaj, terj.

Abdul Hayyie al-Kattani, dkk., Tafsir al-Munir: Akidah, Syari’ah dan Manhaj, Jilid X (Cet. I; Jakarta:

Gema Insani, 2013), h. 108.

10Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta: Sisi-sisi Al-Qur’an yang Terlupakan, Edisi Terbaru, h.

223.

(22)

sinarnya, sehingga wilayah ini menjadi gelap yang disebut dengan malam.11 Hal sederhana yang dapat disaksikan dan rasakan adalah bahwa pada saat siang hari dengan keadaan bumi yang terang, membuat segala objek yang terkena cahaya matahari akan tampak kelihatan dengan jelas baik warna dan bentuknya. Hal ini akan membantu mempermudah segala aktivitas manusia untuk pemenuhan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Kemudian setelah manusia beraktivitas di siang hari yang dapat menguras tenaga dan pikiran sehingga membuat tubuh menjadi lelah, maka ketika malam telah menutupi siang atau keadaan menjadi gelap, sunyi dan hening, maka waktu ini digunakan untuk mengoptimalkan kembali kerja tubuh dengan beristirahat atau tidur. Proses pembuangan racun dari dalam tubuh biasanya terjadi secara sempurna saat seseorang tidur, khususnya di malam hari dan tidak dapat berjalan baik saat seseorang tidur di sore atau senja hari.12

Namun fakta yang ada sekarang, kaum muslimin cenderung lebih senang membuang-buang waktu untuk hal yang tidak bermanfaat. Hal ini banyak terjadi di lingkungan sekitar terlebih pada kehidupan anak-anak atau remaja bahkan dewasa yang sangat terpengaruh dengan kemajuan teknologi terutama pada penggunaan smartphone. Hal ini berdasarkan data yang dipublikasikan oleh eMarketer, di mana jumlah pertumbuhan pengguna smartphone di Indonesia mengalami peningkatan hingga 37,1% dari tahun 2016-2019. Pengguna internet terbanyak (dengan mengakses gadget) di Indonesia merupakan masyarakat dalam kelompok usia 15-19 tahun. Sementara pengguna terbanyak kedua merupakan kelompok usia 20-24 tahun,

11Derhana Bulan Dalimunthe, “Manfaat Matahari Menurut Al-Qur’an dan Kaitannya dengan Sains”, Skripsi (Pekanbaru: Fak. Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2017), h. 18.

12Syamsinar, “Pola Tidur dalam Al-Qur’an (Kajian Tah}li>li> QS al-Furqan/25: 47)”, Skripsi (Makassar: Fak. Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, 2016), h. 3.

(23)

kemudian anak-anak dengan kelompok usia 5-9 tahun. Sehingga dari data tersebut diperoleh 171,17 juta pengguna internet dan menunjukkan bahwa kalangan remaja atau generasi muda yang paling banyak menggunakan internet.13

Tingginya penggunaan smartphone pada era modern ini tentunya menjadi masalah karena penggunanya tidak dibatasi dalam batas waktu14 sehingga ada juga yang menggunakan smartphone hingga larut malam hanya sekedar untuk mengikuti berita yang ada di internet, bermain game, atau menonton film. Kemudian barulah di sepanjang waktu pagi bahkan sampai siang digunakan untuk beristirahat (tidur).

Kebiasaan terjaga sampai larut malam (begadang) seperti ini memiliki banyak dampak buruk yang berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari, seperti menurunkan daya tahan tubuh, menurunkan produktivitas, kurangnya konsentrasi, serta emosi yang tidak stabil.15 Di sisi lain, begadang juga dapat membuat seseorang menjadi lalai mengingat Allah, lupa mengerjakan shalat subuh, dan lengah terhadap kewajiban-kewajiban dunia maupun agama.16

Dengan demikian, sudah sepatutnya manusia mengatur dan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah

13Irfan, dkk, “Hubungan Smartphone dengan Kualitas Tidur Remaja di SMA Negeri 2 Majene”, Journal of Islamic Nursing, Vol. 5 No. 2 (Desember 2020), h. 96. http://journal.uin- alauddin.ac.id/index.php/join/article/download/15828/9995 (Diakses 24 Juni 2021).

14Ramaita, dkk, “Hubungan Ketergantungan Smartphone dengan Kecemasan (Nomophobia)”, Jurnal Kesehatan, Vol. 10 No. 2 (Agustus 2019), h. 90.

https://media.neliti.com/media/publications/289846-hubungan-ketergantungan-smartphone-denga- e4f5cacf.pdf (Diakses 24 Juni 2021).

15Nugraha Yogis Pratama Putra, dkk, ”Perancangan Infografis tentang Dampak Kebiasaan Begadang terhadap Pola Tidur Sehat bagi Remaja”, Jurnal Sketsa, Vol. 4 No. 2 (September, 2017), h.

54. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/sketsa/article/download/3393/2139 (Diakses 23 Mei 2021).

16Barokatus Sholikhah, “Waktu dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Penafsiran Quraish Shihab terhadap Term Waktu dalam Tafsir Al-Mishbah)”, Skripsi (Semarang: Fak. Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, 2018), h. 33.

(24)

di bumi ini agar tidak sia-sia dan berlalu begitu saja tanpa membawa manfaat yang berarti, baik bagi diri sendiri maupun orang lain dalam mensejahterakan dunia sebagaimana mestinya dan berbuat untuk akhirat sebagaimana harusnya.17 Maka dengan inilah timbul inisiatif untuk mengangkat masalah tersebut sebagai suatu bentuk penelitian ilmiah dengan judul “Manajemen Waktu dalam Al-Qur’an”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka masalah pokok yang menjadi pembahasan untuk dikaji lebih mendalam ialah, “Manajemen Waktu dalam Al-Qur’an (Kajian Tah}li>li> QS al-Qas}as}/28: 73)”. Agar pembahasan dalam skripsi menjadi terarah, maka masalah pokok tersebut dibuat dalam bentuk sub-sub masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana hakikat manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73?

2. Bagaimana wujud manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73?

3. Bagaimana urgensi manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73?

C. Pengertian Judul

Adapun judul skripsi ini adalah “Manajemen Waktu dalam Al-Qur’an (Kajian Tah}li>li> QS al-Qas}as}/28: 73)”. Sehingga untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman pembaca terhadap kata-kata atau istilah yang digunakan pada judul skripsi ini, maka peneliti terlebih dahulu menjelaskan beberapa variabel penting yang terdapat dalam judul.

1. Manajemen Waktu

17Hasnun Jauhari Litonga, “Manajemen Waktu dalam Islam”, Al-Ida>rah, Vol. 5 No. 6 (2018), h. 53. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/article/download/4831/2220&usg (Diakses 5 Januari 2021).

(25)

Secara terminologis, para ahli menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu seni dalam mengelola, melaksanakan, membimbing, mengarahkan dan mengendalikan18, yang berarti secara sederhana manajemen dapat diartikan sebagai pengaturan. Sedangkan waktu berarti seluruh rangkaian saat, yang telah berlalu, sekarang, dan yang akan datang. Sehingga manajemen waktu dapat diartikan sebagai pengaturan waktu. Manajemen waktu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana Allah mengatur ketentuan penggunaan waktu, khususnya terkait waktu malam sebagai waktu untuk mendapatkan ketenangan dan siang sebagai waktu beraktivitas. Selanjutnya bagaimana manusia dalam mengatur serta memanfaatkan kedua waktu tersebut sebagaimana dengan fungsinya.

2. QS al-Qas}as}/28: 73

Pembahasan terkait manajemen waktu dalam al-Qur’an akan difokuskan pada QS al-Qas}as}/28: 73 dengan menggunakan metode penafsiran tah}li>li>. Adapun ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut.

َُمُ

كلَل ع جَۦ ه ت مۡح َّرَن م و

َ ٱ لۡيَّ

ل

ََ و

َ را هَّنلٱ

َ

َ اوُنُ

كۡست ل

َ هي فَ

َ

َ او ُغ تۡبت ل و ن مَ

ۦ ه لۡضفَ

َ

ۡمُ كَّ

ل عل و

َ

َ نو ُرُ

كۡشت

ََ

٧٣

َ Terjemahnya:

Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari, dan agar kamu mencari sebagian karunia- Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.19

Dari ayat tersebut peneliti akan berusaha untuk mengungkap makna dibalik pengaturan waktu yang telah Allah ciptakan, yaitu waktu malam sebagai waktu

18Muh. Wayong, Manajemen Kontemporer: Sebuah Pendekatan Global (Cet. I; Makassar:

Alauddin University Press, 2013), h. 5.

19Kementerian Agama RI, Ar-Rahman: Al-Qur’an Terjemah Per Kata Latin dan Kode Tajwid Latin, h. 394.

(26)

untuk mendapatkan ketenangan dan siang sebagai waktu beraktivitas. Selanjutnya bagaimana manusia dalam mengatur serta memanfaatkan kedua waktu yang telah ditentukan tersebut sebagaimana fungsinya, sehingga tercipta keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

3. Tah}li>li>

Tah}li>li> merupakan salah satu metode tafsir yang lebih berorientasi pada penganalisaan teks dari berbagai sisi yang disesuaikan dengan urutan ayat sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an. Penafsiran ini cenderung melihat al- Qur’an dari berbagai sudut, mulai dari analisis kosa kata, kalimat, makna-makna dari ungkapan, korelasi ayat atau surah, dan tafsirannya dari beberapa kitab tafsir sehingga informasi yang didapatkan lebih komplit.20

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah suatu kajian terhadap QS al- Qas}as}/28: 73 dengan menggunakan metode penafsiran tah}li>li> mengenai pengaturan waktu, khususnya terhadap waktu malam dan siang sebagai batasan dan cakupan penelitian ini.

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka diperlukan sebagai indikator dalam membedakan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan penelitian yang hendak dilakukan agar tidak terjadi pengulangan penelitian. Maka dari itu, penulis melakukan penelusuran terhadap berbagai karya ilmiah yang berkaitan dengan pembahasan penelitian seperti buku, dan artikel. Adapun literatur yang berkaitan dengan judul skripsi ini adalah sebagai berikut:

20Munawir Husni, Studi Keilmuan Al-Qur’an, (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Diniyah, 2016), h. 164.

(27)

Pertama, buku yang berjudul Waktu dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, tahun 2013. Secara umum buku ini membahas makna ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta dan memelihara keserasiannya melalui penemuan- penemuan ilmiah secara empiris dan objektif. Buku ini menjelaskan mengenai waktu dari sudut pandang al-Qur’an dan sains. Di mana terdapat banyak istilah yang menunjukkan waktu, seperti waktu sesaat, waktu dalam bilangan hari yang secara sederhana dibagi atas malam dan siang, waktu dalam bilangan bulan, tahun dan untuk saat dan bilangan tak tentu. Dengan demikian, buku ini memiliki keterkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini terutama mengenai waktu malam dan siang.

Namun dalam skripsi ini akan dibahas juga mengenai fungsi waktu malam dan siang yang berorientasi pada QS al-Qas}as}/28: 73.

Kedua, buku karya Yu>suf al-Qard}a>wi> dengan judul Demi Masa: Mendedah Komitmen dan Kiat Manajemen Waktu dalam Islam, terjemahan dari kitab al-Waqt fi> Haya>t al-Muslim, tahun 2015. Di dalam buku ini dijelaskan mengenai waktu secara umum. Buku ini mengungkapkan bagaimana kiat-kiat manajemen waktu sehari-hari dan resep panjang yang diberkahi menurut Islam. Menurut buku tersebut, di antara tata cara mengatur waktu ialah hendaknya ada sebagian waktu untuk beristirahat dan bersenang-senang, sebab nafsu manusia akan merasa jemu lantaran amal perbuatan yang berat dan cukup lama, sementara hatinya juga merasa bosan sebagaimana badan. Selagi cara menghibur atau menyenangkan nafsu dengan sesuatu yang halal dan baik, serta tidak berpotensi keburukan terhadap keseimbangan antara urusan duniawi maupun ukhrawi, maka Islam tidak menganggap hal tersebut sebagai bahaya atau dosa.

(28)

Dengan demikian buku ini dapat dijadikan sebagai salah satu kajian pustaka dan memiliki keterkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Hanya saja dalam skripsi ini akan dibahas mengenai pengaturan fungsi waktu malam dan siang yang berorientasi pada QS al-Qas}as}/28: 73.

Ketiga, skripsi oleh Risnasari dengan judul Manajemen Waktu Menurut Al- Qur’an (Kajian Tah}li>li> QS al-H{asyr/59: 18), tahun 2015. Dalam skripsi tersebut disebutkan bahwa manajemen waktu adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerak, dan pengawasan produktivitas waktu. Lebih lanjut, dijelaskan juga teori manajemen mengenai proses manajemen yang tidak dapat terlepas dari istilah POACE (planning, organizing, actuating, controlling, evaluating). Sehingga skripsi ini memiliki keterkaitan dengan pembahasan dalam skripsi yang akan dibahas.

Namun pembahasan dalam skripsi ini akan mengarah pada bagaimana manusia dalam mengatur dan memanfaatkan waktu malam dan siang sebagaimana dengan fungsi yang telah Allah tentukan, serta orientasi pembahasan dalam skripsi akan difokuskan pada QS al-Qas}as}/28: 73.

Keempat, jurnal oleh Muhammad Dida Wildan Purnama yang berjudul Negative Impact of Staying Up Late for Health, Jurnal Studi Keperawatan: Vol. 2 No. 1, 2021, h. 1-3. Dalam jurnal tersebut dipaparkan mengenai dampak begadang yang sudah menjadi suatu kebiasaan umum bagi masyarakat. Lebih lanjut, sebagian responden pernah begadang karena berbagai macam alasan di antaranya adalah karena mengerjakan tugas kuliah, bermain game online, dan menonton film atau youtube. Padahal kebiasaan begadang atau berjaga hingga larut malam dapat membuat jam tidur berantakan, sehingga berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.

Selain itu begadang juga menyalahi fitrah penggunaan waktu malam yang

(29)

seharusnya digunakan sebagai waktu untuk mendapatkan ketenangan. Dengan demikian, jurnal ini memiliki keterkaitan dengan skripsi yang akan dibahas peneliti, sehingga akan sangat membantu peneliti dalam proses penyusunan skripsi. Hanya saja pembahasan dalam skripsi akan difokuskan pada QS al-Qas}as}/28: 73.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan. Sehingga untuk menganalisis objek penelitian yang bersentuhan langsung dengan tafsir maka penulis akan memberikan ulasan tentang metodologi yang digunakan dalam tahapan penelitian skripsi ini yang meliputi jenis penelitian, metode pendekatan, metode pengumpulan data, serta metode pengolahan dan analisis data.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu penelitian kualitatif yang berarti penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu fenomena dengan teknik analisis mendalam sehingga memberikan pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.21 Sehingga pembahasan dalam skripsi ini, penulis berusaha untuk memberikan pemahaman lebih mendalam terkait dengan pengaturan waktu yang terdapat pada QS al-Qas}as}/28: 73.

2. Pendekatan

21Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Cet. I;

Yogyakarta: Calpulis, 2015), h. 10.

(30)

Pendekatan merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh dalam mendekati atau menghubungkan suatu objek. Adapun pendekatan yang digunakan penulis dalam skripsi ini di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Pendekatan tafsir, mengingat sumber data utama dalam penelitian ini adalah ayat-ayat al-Qur’an, sehingga penafsiran dibutuhkan guna memberikan pemahaman makna yang terkandung di dalamnya. Adapun ayat yang menjadi fokus kajian penulis adalah QS al-Qas}as}/28: 73 dengan menggunakan metode tafsir tah}li>li>, yaitu penafsiran yang cenderung melihat al-Qur’an dari segala sisi, mulai dari analisis kosa kata, kalimat, makna-makna dari ungkapan, korelasi ayat atau surah, dan tafsirannya dari beberapa kitab tafsir sehingga informasi yang didapatkan lebih komplit.

b. Pendekatan saintifik, yaitu suatu pendekatan yang bersifat ilmiah atau berdasarkan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini digunakan dalam menjelaskan alasan secara ilmiah dilihat dari segi ilmu kesehatan mengapa malam hari dijadikan sebagai waktu untuk memperoleh ketenangan.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan atau menghimpun kenyataan atau informasi sebagai bahan sumber untuk menyusun pendapat.

Metode pengumpulan data dalam sebuah penelitian berkaitan dengan sumber dan jenis data yang diperlukan.

Sebagai skripsi yang tergolong dalam kajian pustaka, maka sumber kajian berasal dari berbagai macam bacaan. Sehingga penelitian ini disebut juga sebagai penelitian kepustakaan (library research) yang merupakan penelitian yang hampir

(31)

semua aktivitasnya dilakukan di perpustakaan, sebab berhubungan dengan studi pustaka yang memerlukan banyak informasi dari penelitian terdahulu.22

Adapun sumber data utamanya adalah al-Qur’an karena studi ini berkaitan langsung dengan al-Qur’an, yaitu QS al-Qas}as}/28: 73 dan ayat-ayat lainnya yang terkait dengan penggunaan waktu. Penulisan al-Qur’an merujuk pada Al-Qur’an dan Terjemahnya yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI (tahun 2018).

Selanjutnya peneliti menyediakan berbagai sumber tertulis sebagai data primer dan data sekunder. Untuk data primer berupa kitab-kitab tafsir , yaitu kitab Tafsi>r fi> Z}ila>li al-Qur’a>n, karya Sayyid Qut}b; kitab al-Tafsi>r al-Muni>r, karya Prof. Dr.

Wahbah al-Zuhaili; Tafsi>r Al-Misbah, karya M. Quraish Shihab guna memperoleh penafsiran atau pendapat dari para mufasir terkait dengan ayat yang dibahas.

Selain itu, untuk menjelaskan makna kosa kata dalam ayat digunakan Mu’jam Maqa>yis al-Lug}ah, karya Ah}mad bin Fa>ris bin Zakariyya; Al-Mufrada>t fi> G}ari>b al-Qur’a>n, karya Al-Ra>g}ib Al-As}faha>ni>>; dan Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosakata, karya Prof. M. Quraish Shihab. Sedangkan untuk data sekundernya adalah literatur-literatur yang terkait dengan manajemen waktu malam dan siang, seperti buku, jurnal, dan laporan penelitian.

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan metode pengolahan dan analisis data yang bersifat kualitatif, karena data penelitian yang bersifat kualitatif. Hal ini bertujuan untuk menganalisis makna-makna yang terkandung dalam al-Qur’an dengan menggunakan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini.

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut.

22Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian: Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 52.

(32)

a. Metode Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode tafsir tah}li>li> sebagai langkah yang ditempuh dalam proses pengolahan data. Berikut uraian terkait dengan metode tafsir tah}li>li>.

1. Menyebutkan ayat yang dibahas sebagai pokok pembahasan dengan memperhatikan urutan ayat dalam mushaf. Adapun ayat yang dimaksud adalah QS al-Qas}as}/28: 73.

2. Menganalisis makna kosa kata yang terdapat dalam QS al-Qas}as}/28: 73.

Adapun kosa kata yang dimaksud, yaitu:

a. َۦَ ه ت مۡح َّرَن م و b. َل ع ج c. َلۡيَّٱ

ل d. َ را هَّنلٱ e. َاوُنُ

كۡست ل f. َاو ُغ تۡبت ل g. َ ه لۡضفَن م h. َنو ُرُ

كۡشت

3. Menjelaskan keterkaitan (muna>sabah) ayat, baik antara ayat maupun antar surah. Dalam hal ini, peneliti mengaitkannya dengan ayat sebelumnya, yaitu QS al-Qas}as}/28: 71-72, serta pada QS al-Naba>’/78: 9-11.

4. Menampakkan garis besar maksud dari ayat QS al-Qas}as}/28: 73, sehingga diperoleh gambaran umum dari ayat tersebut.

(33)

5. Memperhatikan keterangan-keterangan yang terkait dengan QS al-Qas}as}/28:

73 yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti Nabi Muhammad saw., sahabat, tabi’in dan mufasir.

6. Memberikan penjelasan tentang maksud ayat QS al-Qas}as}/28: 73 dari berbagai aspeknya pada penjelasan yang telah diperoleh.

b. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu objek-objek yang dapat diinterpretasikan pada tema penelitian, seperti; kosa kata (termasuk partikel- partikel huruf), frasa, klausa, dan ayat dalam al-Qur’an dengan mengkategorisasikan hal-hal yang menjadi objek penelitian secara sistematis.23 Adapun teknik-teknik interpretasi yang digunakan, yaitu:

1. Interpretasi tekstual, yaitu menafsirkan dengan menggunakan teks-teks al- Qur’an ataupun hadis Nabi saw. Dasar penggunaan teknik ini adalah penegasan al-Qur’an bahwa ia berfungsi sebagai penjelas terhadap dirinya sendiri dan tugas Rasulullah saw. sebagai mubayyin terhadap al-Qur’an.24 2. Interpretasi linguistik, yaitu menafsirkan ayat al-Qur’an dengan menggunakan

kaidah kebahasaan, teknik ini mencakup interpretasi dalam bidang-bidang:

semantik etimologis, semantik morfologis, semantik leksikal, semantik retorika. Penggunaan tafsir semantik dilakukan karena pada hakikatnya tafsir adalah usaha penggalian makna yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan bahasa al-Qur’an.25

23Mardan, Wawasan al-Qur’an tentang Keadilan, Analisis al-Tafsi>r al-Maudhu>’i>, (Cet. I;

Makassar: Alauddin University, 2013), h. 31.

24Mardan, Wawasan al-Qur’an tentang Keadilan, Analisis al-Tafsi>r al-Maudhu>’i>, h. 33.

25Mardan, Wawasan al-Qur’an tentang Keadilan, Analisis al-Tafsi>r al-Maudhu>’i>, h. 34.

(34)

F. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut.

a. Untuk menjelaskan hakikat manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73.

b. Untuk menjelaskan wujud manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73.

c. Untuk menjelaskan urgensi manajemen waktu dalam QS al-Qas}as}/28: 73.

2. Kegunaan Penelitian

Setelah dilakukan pengkajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengaturan waktu yang berfokus pada QS al-Qas}as}/28: 73, diharapkan agar mampu menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan dalam kajian tafsir serta memberikan kontribusi pemikiran bagi pembaca di masa kini dan masa yang akan datang.

Dengan mengetahui secara mendalam terkait manajemen waktu, diharapkan agar segala rutinitas dapat terprogram, terencana serta dapat tercapai dengan baik, sehingga mampu menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Selain itu diharapkan pula agar mampu mencapai derajat tertinggi di hadapan Allah swt. yaitu taqwa dan mampu memberi manfaat kepada sesama makhluk di muka bumi ini.

(35)

17 BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN WAKTU A. Pengertian Manajemen Waktu

Secara sederhana, manajemen berarti pengaturan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa, manajemen adalah proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang ditentukan atau penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.1 Namun dalam sejarahnya, akar kata manajemen kemungkinan berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

“mengendalikan”.2 Sebagian pakar manajemen juga merujuk istilah manajemen ini dari bahasa Perancis kuno, yaitu ménagement, yang mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur. Namun sebagian yang lain menganggap bahwa bahasa Perancis tentang manajemen tersebut diadopsi dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur yang diambil dari bahasa Italia. Maka dari sinilah istilah manajemen kemudian diacukan pada kata “to manage”

dalam bahasa Inggris yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola.3 Sementara jika dilihat di dalam bahasa Arab, manajemen diwakili oleh kata naz}ama (

مظن

) yang

berarti menyusun, mengatur, merangkai.4

1Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 909-910.

2Setyabudi Indartono, Pengantar Manajemen: Character Inside, (Yogyakarta: Fak. Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, t. th), h. 1.

3Lilis Sulastri, Manajemen Sebuah Pengantar: Sejarah, Tokoh, Teori dan Praktik, (Bandung:

La Goods Publishing, 2012), h. 10.

4Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Cet. XIV; Surabaya:

Pustaka Progresif, 1997), h. 1435.

(36)

Adapun beberapa definisi terkait dengan manajemen dari para ahli yang bisa dirujuk seperti pendapat dari Mary Parker Follet yang mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam mencapai tujuan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer harus bisa melakukan segenap upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain. Lalu pendapat dari Luther Gulick yang menyebutkan bahwa manajemen menjadi suatu bidang pengetahuan (ilmu) yang secara sistematik berusaha mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.5 Kemudian pendapat yang dikemukakan oleh Griffin (2006) yang mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.6

Dari beberapa definisi manajemen yang disebutkan di atas mencerminkan keluasan definisi dari manajemen itu sendiri. Tidak terdapat definisi baku yang disetujui secara umum oleh para pakar tentang manajemen. Misalnya Griffin yang menyebutkan manajemen sebagai proses, sementara Follet yang menyebutkan manajemen sebagai seni (kiat), dan Gulick yang memandang manajemen sebagai ilmu.

Sehingga manajemen bisa saja dinilai sebagai bidang yang cukup luas ataupun sempit tergantung pada definisi mana yang akan kita gunakan.7 Namun inti dari pendapat-

5Lilis Sulastri, Manajemen Sebuah Pengantar: Sejarah, Tokoh, Teori dan Praktik, h. 10-11.

6Setyabudi Indartono, Pengantar Manajemen: Character Inside, h. 1.

7Lilis Sulastri, Manajemen Sebuah Pengantar: Sejarah, Tokoh, Teori dan Praktik, h, 11-12.

(37)

pendapat tersebut adalah bahwa manajemen berarti adanya sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, setidaknya terdapat empat arti dari kata waktu, yaitu: 1. Seluruh rangkaian saat ketika proses; perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung; 2. Saat tertentu untuk melakukan sesuatu; 3. Kesempatan, tempo, peluang; 4. Ketika atau saat.8 Sementara istilah-istilah waktu dalam bahasa Indonesia di antaranya adalah kemarin, besok, lusa, tahun depan, nanti, dan lain sebagainya.9

Pembagian waktu dalam sehari semalam dibagi menjadi siang dan malam.

Siang dimulai dari matahari terbit hingga terbenamnya matahari, sedangkan malam dimulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.10 Adanya malam dan siang disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya dan perjalanan matahari pada orbitnya. Akibat dari rotasi ini, sebagian dari wilayah bumi akan menghadap matahari sehingga terkena sinar yang dipancarkannya. Bagian ini pun menjadi terang dan inilah yang disebut dengan siang. Sebaliknya, bagian yang membelakangi matahari tidak terkena sinarnya, sehingga wilayah ini menjadi gelap yang disebut dengan malam.11

Seseorang yang dapat meraih kesuksesan, keberuntungan, kekayaan serta kebahagian di dalam hidupnya tentu mengawali dirinya dengan rencana manajemen waktu yang baik. Setiap orang setidaknya memiliki waktu 24 jam sehari semalam

8Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, h. 1614.

9Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Waktu dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains (Cet. I;

Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2013), h. 9.

10Abdul Affandi, Waktu, https://abdulaffandi.wordpress.com/2011/09/27/waktu/ (2 September 2020).

11Derhana Bulan Dalimunthe, “Manfaat Matahari Menurut Al-Qur’an dan Kaitannya dengan Sains”, Skripsi (Pekanbaru: Fak. Ushuluddin UIN Syarif Kasim Riau, 2017), h. 18.

(38)

yang harus diprogramkan untuk tujuh kegiatan utama, yaitu beribadah, bekerja, menuntut ilmu, waktu untuk keluarga, bermasyarakat, berdakwah dan untuk berolahraga, istirahat serta tidur.12 Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu adalah pengaturan atau pengolahan serta pemanfaatan seluruh rangkaian saat untuk melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.

Manajemen merupakan bagian dari beberapa rangkaian usaha yang tersusun dan terprogram rapi untuk merealisasikan suatu keinginan atau tujuan yang hendak dicapai, di mana hal tersebut memerlukan waktu. Sementara waktu sangat berkaitan dengan usaha yang tersusun dan terprogram tersebut. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor penunjang keberhasilan seseorang mencapai tujuannya adalah karena keberhasilan dirinya dalam mengatur dan memanfaatkan waktu yang ada.13 B. Efektifitas dan Efisiensi dalam Pengelolaan Waktu

Secara umum manajemen bertujuan untuk memudahkan seseorang dalam mencapai apa yang telah direncanakan sebelumnya. Sehingga untuk mencapai apa yang direncanakan tentu melalui tahap-tahap atau proses yang harus dilakukan seseorang. Sebagaimana yang diungkapkan George R. Terry yang menggunakan akronim POAC, maka diperlukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). 14

12H. Abdullah, The Power of Muhasabah: Manajemen Hidup Bahagia Dunia Akhirat (Cet. I;

Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 36.

13Ismail Jalili dan Fadillah Ulfa, Wal ‘Ashr (Demi Masa) (Cet. I; Yogyakarta: Mutiara Media, 2011), h. 111.

14Abd Rohman, Dasar-dasar Manajemen, (Cet. I; Malang: Intelegensia Media, 2017), h. 20.

(39)

Perencanaan (planning) berarti proses menentukan atau memikirkan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan.15 Pengorganisasian (organizing) merupakan pengelompokan atau penentuan berbagai aktivitas penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau suatu usaha untuk mengatur sebuah rencana dengan membuat jadwal-jadwal yang cukup jelas.16 Pelaksanaan (actuating) berarti penerapan atau implementasi dari rencana yang telah ditentukan dengan melibatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan awal.17 Pengawasan (controlling) merupakan proses pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan berdasarkan rencana atau planning yang telah ditentukan sebelumnya.18

Dari keempat tahap di atas, tentunya akan saling berhubungan dan saling berkaitan. Sehingga jika salah satu di antaranya tidak digunakan maka hasil yang akan dicapai kurang maksimal.

Waktu sebagai modal utama manusia untuk menjalani kehidupan di dunia demi menanam kebaikan yang akan dituai hasilnya di kemudian hari. Dengan menyadari betapa pentingnya waktu serta keagungan nilainya, maka penting bagi setiap individu untuk dapat memelihara waktunya sehingga harus memahami

15Candra Wijaya dan Muhammad Rifa’i, Dasar-dasar Manajemen: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi secara Efektif dan Efisien (Cet. I; Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 27.

16Risnasari, “Manajemen Waktu Menurut Al-Qur’an (Kajian Tah}li>li> QS al-Hasyr/59: 18)”, Skripsi (Makassar: Fak. Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, 2015), h. 29.

17Abd Rohman, Dasar-dasar Manajemen, h. 29.

18Candra Wijaya dan Muhammad Rifa’i, Dasar-dasar Manajemen: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi secara Efektif dan Efisien, h. 45.

(40)

bagaimana cara memanfaatkan waktu tersebut dan untuk apa memanfaatkannya.19 Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin yaitu dengan melakukan manajemen waktu di dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, manajemen waktu berarti pengaturan waktu atau dalam arti lain merupakan keterampilan untuk merealisasikan rencana-rencana secara efisien.20 Manajemen waktu membantu menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Konsentrasi pada hasil yang hendak dicapai dan tidak hanya sekedar menyibukkan diri, sehingga manajemen waktu lebih cenderung pada bagaimana memanfaatkan waktu. Seseorang yang mampu mengelola waktu akan menentukan prioritas dan bermacam tugas yang dihadapi, fokus terhadap waktu dan energi pada tugas yang terpenting terlebih dahulu.21 Dengan manajemen waktu dapat membantu mewujudkan mimpi menjadi kenyataan atau tujuan yang ditetapkan tercapai. Sementara manajemen waktu yang buruk akan menimbulkan stres. Stres dapat memicu orang untuk mengambil jalan pintas, bahkan manajemen waktu yang buruk dapat mengakibatkan orang kehilangan akal sehatnya.22 Sehingga dengan melakukan pengelolaan dan pemanfaatan waktu, seseorang mampu menghindarkan diri pada aktivitas yang tidak berarti yang sering kali justru banyak memakan waktu.

19Ismail Jalili dan Fadillah Ulfa, Wal ‘Ashr (Demi Masa), h. 7.

20Tim Wesfix, Time Management itu “Dipraktekin”, (Cet. I; Jakarta: PT. Grasindo, 2016), h.

9.

21Kusnul Ika Sandra dan M. As’ad Djalali, “Manajemen Waktu, Efikasi-Diri dan Prokrastinasi”, Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 2 No. 3 (September 2013), h. 219.

https://www.google.com/url?q=https://core.ac.uk/download/pdf/291850123.pdf&usg=AFQjCNGaA_

Lrh1jSFeMR67kN6oTpY7Cb3Q (Diakses 5 Januari 2021).

22A. B. Susanto dan R. Masri Sareb Putra, 60 Management Gems: Applying Management Wisdom in Life, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 80.

(41)

Dengan demikian setidaknya ada beberapa tujuan dari manajemen waktu, antara lain adalah sebagai berikut.23

1. Untuk menyelesaikan sesuatu yang penting dan melakukan pekerjaan yang urgent (mendesak) dengan tenaga dan waktu yang seefisien mungkin. Sehingga untuk sisa waktu yang ada dapat dipergunakan untuk hal lainnya, atau untuk beristirahat mengumpulkan kembali energi dan pikiran.

2. Untuk membatasi skala prioritas dan menyelesaikan tugas-tugas terpenting di dalam kehidupan.

3. Memanfaatkan dan menghargai waktu luang dengan sebaik-baiknya.

4. Untuk menghindari kebiasaan over reactive seperti ‘terlalu keras’ atau terlalu santai yang dapat menurunkan efektivitas kerja.

Dengan mengetahui tujuan dari manajemen waktu, maka pembagian waktu dalam sehari semalam yang secara sederhana dibagi atas malam dan siang sedapat mungkin untuk dipergunakan sebagaimana fungsinya, di mana malam sebagai waktu untuk beristirahat dan siang sebagai waktu untuk melakukan berbagai aktivitas dalam upaya menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Adanya pengaturan waktu malam dan siang beserta fungsinya tersebut menunjukkan adanya keserasian dan keteraturan serta pembuktian terhadap keagungan ciptaan Allah swt.

Sebagaimana yang dipaparkan sebelumnya di atas, bahwa salah satu tujuan dari manajemen waktu yakni untuk menyelesaikan sesuatu yang penting dan melakukan pekerjaan yang urgent (mendesak) dengan tenaga dan waktu yang seefisien

23Muhammad Akram al-Adluny, Fann Ida>rah al-Waqt, terj. Taufik Ar, Time Habit: Kebiasaan Efektif Mengelola Waktu (Cet. I; Jakarta: Pustaka Marwa, 2010), h. 14-17.

(42)

mungkin. Oleh karena itu, tentu saja diperlukan kiat-kiat dalam melakukan manajemen waktu itu sendiri.

Pengalaman menunjukkan bahwa manajemen waktu atau pengaturan waktu yang baik dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan waktu di antaranya adalah sebagai berikut.24

1. Mengesampingkan bagian pekerjaan yang tidak begitu penting, karena hal tersebut dapat menyita perhatian dan waktu yang berlebih.

2. Senantiasa memperbaiki dan memperbaharui proses dan prosedur pelaksanaan pekerjaan yang satu dengan yang lainnya, sehingga tahap-tahap yang tidak perlu dapat dihindarkan agar bisa tetap fokus pada pekerjaan yang dilakukan.

3. Sebisa mungkin memanfaatkan peralatan atau sarana pendukung dan itu diatur sebelum membuat perencanaan kerja sehingga dapat mengefisienkan waktu yang ada.

Terdapat empat kategori kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari dalam memanajemen waktu-waktu produktif sehingga lebih mempermudah dalam menentukan prioritas terhadap waktu yang akan digunakan.25

1. Hal-hal penting dan mendesak. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah hal- hal yang paling berpengaruh bagi kebahagiaan maupun kesuksesan dan mesti dilakukan saat itu juga. Membuat jadwal kerja dan manajemen waktu pada akhir hari sebelum tidur merupakan salah satu hal penting dan mendesak sebab jadwal tersebut akan digunakan untuk keesokan harinya. Jadi semua hal yang

24Ismail Jalili dan Fadillah Ulfa, Wal ‘Ashr (Demi Masa), h. 112.

25Adrian Kusnadi, Management for a Great Life: Rahasia Sukses Kelola Diri, (Jakarta: PT.

Alex Media Komputindo, 2009), h. 122-131.

(43)

berkaitan dengan kebahagiaan dan kesuksesan dengan batas waktu pelaksanaannya tidak lebih dari satu hari maka termasuk kategori penting dan mendesak sehingga sesegera mungkin untuk dilakukan dan jangan pernah menundanya agar tujuan semakin cepat terealisasikan.

2. Hal-hal penting tetapi tidak mendesak. Adapun yang termasuk ke dalam kategori ini adalah hal-hal yang penting bagi kebahagiaan dan kesuksesan, namun tidak harus dilakukan dalam kurun waktu 24 jam. Sebagai contoh, yaitu mengikuti seminar, membaca buku pengetahuan, dan juga membuat rencana untuk kemajuan pada tahun depan. Hal-hal tersebut penting untuk dilakukan tetapi dapat dikerjakan lebih dari sehari, sebab jangan sampai waktu yang digunakan untuk kategori ini menghambat dalam melakukan hal-hal penting dan mendesak. Penundaan menjadi tantangan untuk melakukan kategori ini, karena sering kali kategori ini sebenarnya sudah dapat diselesaikan dalam satu hari, tetapi karena tidak mendesak maka akhirnya ditunda. Padahal ketika hal-hal penting dan mendesak telah diselesaikan, maka tugas berikutnya adalah secara cepat menyelesaikan sesuatu yang penting dan kurang mendesak. Namun yang dilakukan dengan waktu yang seharusnya digunakan untuk hal-hal penting dan kurang mendesak ini, justru bermalas-malasan di rumah, berjalan-jalan di mal tanpa tujuan, dan melakukan aktivitas yang sama sekali tidak penting. Jika hal- hal tersebut sering dilakukan, maka itu termasuk kegiatan membuang-buang waktu yang berharga.

3. Hal-hal yang tidak penting tetapi mendesak. Pada kategori ini seseorang mempunyai pilihan untuk tidak melakukannya, sebab dapat diwakilkan kepada orang lain, sehingga bisa menggunakan waktu tersebut kepada hal-hal yang

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga, proses tranformasi yang terjadi dalam fenomena tersebut dapat dilihat dengan adanya resepsi yang berbeda-beda oleh masing-masing penulis kitab dari waktu ke

Diterangkan juga waktu untuk melaksanakan kejahatan adalah di waktu malam hari (ghasiq idza waqab). Quraish Shihab adalah bahwa dalam Surat an-Naas Allah menyebutkan tiga

Bentuk ini digunakan untuk memerintah mitra tutur agar melakukan sesuatu yang diperintahkan baik langsung (saat perintah itu disampaikan) maupun tidak langsung (di waktu yang

Humans are creatures created by Allah SWT who are concrete and most perfect in reason and reasoning, so it is impossible for other creatures who do not have good reasoning

Ringkasnya ujar al-Mara&gt;g}i&gt; bahwa Allah telah menjadikan kematian dengan tidur di waktu malam, dan menjadikan kebangkitan manusia yakni dari tidur yang

maqa&gt;mah dalam QS Fa&gt;t}ir/35: 35 dalah, pertama: panda kandungan makna ayat ini menjadi dalil penguat terhadap landasan hukum tingkatan maqa&gt;mah yang telah

al- Ma’arij (70) ayat 19-35 adalah sebagai berikut: mengerjakan shalat pada setiap waktu yang ditetapkan, menunaikan zakat dan mengeluarkan sedekah, beriman kepada adanya

mencari sudut waktu mempertimbangkan panjangnya busur siang 4 (niṡfunnahār) dan busur malam 5 (niṡfullail), sehingga dalam rumus- rumus yang dipakai pada waktu