BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif.
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif tanaman seperti batang yang mempunyai tunas samping dan mata tunas dari induk yang terpilih. Induk terpilih misal mempunyai warna dan corak bunga yang indah dan belum pernah ada, warna daun bervariasi. K emudian teknik memperbanyak tanaman tersebut dengan cara stek batang, cangkok, sambung (grafting) dan okulasi. Hasil akhir dari perbanyakan vegetatif ini adalah bibit atau tanaman yang sama dengan induk yang terpilih.
Perbanyakan vegetatif diperlukan untuk tanaman dan kultivar yang tidak menghasilkan biji secara teratur atau tidak bisa menghasilkan biji. Secara umum, bibit dari perbanyakan vegetatif dapat dikatakan paling diminati karena merupakan perpaduan dua sifat unggul tetuanya. Batang bawah bibit tidak berasal dari sembarang jenis tanaman.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Teknik menyambung atau grafting.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari menyambung atau grafting.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah menyambung atau grafting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Grafting
Penyambungan ada dua macam yaitu Grafting dan Budding. Grafting adalah penyatuan antara batang dengan batang yang terpisah atau dengan bagian pangkal akar yang terpisah untuk tumbuh bersama-sama membentuk satu individu baru. Sedangkan budding adalah bentuk grafting yang khas (okulasi) karena hanya satu tunas digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari batang bawah.
Penyambungan atau grafting banyak dilakukan orang untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif, artinya perbanyakan yang tidak melalui biji. Ini banyak dilakukan pada jenis tanaman keras atau perkebunan seperti durian, mangga, jeruk, jambu dan juga banyak dilakukan pada berbagai jenis tanaman hias. Kelihatannya tujuan utama dari perbanyakan melalui penyambungan adalah untuk memperoleh bibit dengan kualitas serta sifat-sifat yang sama dengan tanaman induknya.
Pada teknik perbanyakan secara Grafting perlu disediakan bagian tanaman sebagai calon batang atas dan bagian tanaman sebagai calon batang bawah (dari tanaman sejenis). Umumnya calon batang atas adlh tanaman yg produksinya diutamakan sedangkan batang bawah adalah batang yg memiliki ketahanan terhadap faktor lingkungan seperti kekeringan dan lain sebagainya.
Menurut Ariyantoro (2006) penyambungan adalah menyatukan suatu pucuk atau batang (lebih dari satu mata tunas) yang telah dipisahkan atau dipotong dari tanaman induk dengan tanaman lain yang masih mempunyai perakaran. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa menyambung adalah menggabungkan dua macam tanaman yang memiliki kekerabatan yang dekat (Forum Tentor, 2009).
Faktor teknis yang harus diperhatikan pada saat penyambungan tanaman diantaranya adalah, cara penyambungan antara batang atas dan bawah harus tepat, penggunaan pisau okulasi harus benar dan steril agar tidak ada bakteri yang masuk pada saat melakukan pembelahan batang ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan akibat bakteri parasit tanaman, menutupi sambungan harus benar-benar baik agar air dan bakteri tidak dapat masuk, dan suhu karena suhu yang tidak menentu dapat menjadi kegagalan penyambungan. Selain itu penyambungan juga dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia, lingkungan, temperature, kelembapan, dan cahaya. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada penyambungan (grafting) tanaman adenium mengalami kegagalan
penyambungan sehingga tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor. Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan penyambungan dapat dikarenakan alat yang di gunakan untuk pemotongan tidak steril.