VARIASI WAKTU PENYAMBUNGAN DAN PRODUKTIVITAS BUAH TOMAT HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TERUNG SEBAGAI
BATANG BAWAH DAN TOMAT SEBAGAI BATANG ATAS
SKRIPSI
ARDI YUSMAN
060802025
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
VARIASI WAKTU PENYAMBUNGAN DAN PRODUKTIVITAS BUAH TOMAT HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TERUNG SEBAGAI
BATANG BAWAH DAN TOMAT SEBAGAI BATANG ATAS
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
ARDI YUSMAN 060802025
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : VARIASI WAKTU PENYAMBUNGAN DAN
PRODUKTIVITAS BUAH TOMAT HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TERUNG SEBAGAI BATANG BAWAH DAN TOMAT SEBAGAI BATANG ATAS
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di
Medan , Mei 2010
Komisi Pembimbing :
Pembimbing II Pembimbing I
Karten Tarigan, SP Dr. Ribu Surbakti, MS
NIP : 195608281979021001 NIP : 194507061980031001
Diketahui / Disetujui oleh Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
Dr. Rumondang Bulan, MS
PERNYATAAN
VARIASI WAKTU PENYAMBUNGAN DAN PRODUKTIVITAS BUAH TOMAT HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TERUNG SEBAGAI
BATANG BAWAH DAN TOMAT SEBAGAI BATANG ATAS
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2010
PENGHARGAAN
Alhamdulillah, puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam hal ini ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua, Ayahanda Arlis dan Ibunda Yusmiwati yang dengan cinta dan kasihnya selalu memberikan motivasi yang tinggi terhadap anaknya dan yang selalu mendoakan anaknya agar menjadi manusia berguna bagi bangsa dan agama serta bermanfaat bagi orang lain
2. Kedua saudara, Ardiles dan Ardiansyah, ST yang selalu memberikan semangat dan bantuan moril dan materil sehingga penulisan Skripsi ini dapat disiapkan
3. Bapak Dr. Ribu Surbakti, MS, sebagai dosen pembimbing I yang selalu memberikan semangat dan motivasi , arahan, bimbingan dan pemikiran-pemikiran yang logis dan ilmiah sehingga Skripsi ini dapat disiapkan.
4. Bapak Karten Tarigan, SP sebagai dosen pembimbing II dan keluarga, dengan arahan dan bimbingan beliau penelitian ini dapat disiapkan, tak lupa untuk Bang Johannes dan keluarga
5. Bapak Dekan FMIPA USU beserta jajarannya
6. Ketua Departemen Kimia FMIPA USU, Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS beserta Bapak dan Ibu jajarannya.
7. Bapak dan Ibu Dosen di Departemen Kimia FMIPA USU, yang mengajarkan arti keikhlaksan dalam memberikan ilmu pengetahuan
8. Teman seperjuangan di Departemen Kimia FMIPA USU khususnya angkatan 2006 dan saudara-saudara saya yang selalu memberikan semangat dan perhatiannya di Laboratorium Biokimia / KBM FMIPA USU sehingga skripsi ini dapat disiapkan. Terima kasih juga untuk Kak Fika, Kak Via dan Bang Edi.
9. Abang, adik, dan rekan-rekan di HmI Komisariat FMIPA, khususnya Pengurus periode 2008-2009 yang telah mengajarkan arti kerjasama dan indahnya persaudaraan, Jayalah HmI
10.Semua pihak yang telah membantu, sehingga saya menjadi seorang sarjana kimia FMIPA USU. Semoga Allah SWT akan membalasnya, Amiin.
ABSTRAK
THE VARIATION TIME ON THE GRAFT AND YIELD OF TOMATOES THAT PRODUCT OF GRAFT UNION BETWEEN EGGPLANT AS A
ROOTSTOCK AND TOMATOES PLANT AS A SCION
ABSTRACT
DAFTAR ISI
1.6.Metodologi Penelitian 5
1.7.Lokasi Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1.Tomat 6
2.1.1.Sistematika Tanaman Tomat 7
2.1.2.Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Tomat 8
2.1.3. Pertumbuhan,Pemeliharaan,dan Panen Tanaman Tomat 9
2.2.Terung 12
2.2.1. Sistematika Tanaman Terung 13
2.2.2. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Terung 13
2.2.3. Pertumbuhan,Pemeliharaan,dan Panen Tanaman Terung 14
2.2.4. Manfaat Tanaman Terung 16
2.3.Pemangkasan Tanaman 17
2.4.Perpaduan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung 18
2.4.1.Metode Penyambungan 19
2.4.1.1.Sambung Pucuk 20
Tanaman Tomat Dengan Terung 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30
3.1.Alat 30
3.1.Bahan 30
3.3.Prosedur Penelitian 31
3.3.1.Pemilihan Benih Tomat 31
3.3.2.Penyiapan Media Tanaman Tomat 31
3.3.3.Penanaman Tomat 31
3.3.4.Pemilihan Bibit Terung 31
3.3.5.Penanaman Terung 31
3.3.6.Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung 32
3.3.7.Penyiraman Tanaman Hasil Penyambungan 33
3.3.9.Pemasangan Tiang Lanjaran 33
3.3.10.Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman
Hasil Penyambungan 33
3.3.11.Pemangkasan Tanaman Hasil Penyambungan 33
3.4.Bagan Penelitian 34
3.4.1.Penyiapan Media Pertumbuhan Tanaman Tomat 34
3.4.2.Penanaman Tomat 34
3.4.3.Penanaman Terung 34
3.4.4.Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Terung 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36
4.1.Hasil Penelitian 36
4.2.Perhitungan Persentase Keberhasilan Penyambungan 36
4.3.Pembahasan 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 42
5.1.Kesimpulan 42
5.2.Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Tomat 8
Tabel 2.2. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Terung 14
Tabel 4.1.Data Sambung Pucuk Antara Tanaman Tomat Sebagai Batang Atas dan Tanaman Terung Sebagai Batang Bawah 36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Solasodin yang terdapat pada buah Terung 17
Gambar 2.2.Sambung Pucuk Antara Tomat Dengan Terung 21
Gambar 2.3.Membran Sel Tumbuhan Model Fluida Mosaik 26
Gambar 2.4.Membran Sel Tumbuhan Lapis Ganda ( Tampak Atas ) 26
Gambar 2.5.Skematis Perpaduan Membran Sel 28
Gambar 2.6.Pola Perpaduan Membran Sel Batang Tomat Dengan Terung 28
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Gambar L.1. Grafik Perbandingan Jumlah Buah Tomat 47
Gambar L. 2. Grafik Perbandingan Berat Buah Tomat 47
Gambar L.3. Pemotongan Batang Tanaman Terung Sebagai Batang Bawah 48
Gambar L.4.Potongan Batang Tanaman Tomat Sebagai Batang Atas 48
Gambar L.5. Pengikatan Lokasi Penyambungan 49
Gambar L.6. Tanaman Hasil Perpaduan dan Siap Untuk Dipindahkan ke lahan 49
Gambar L.7. Tanaman Telah Dipindahkan ke Lahan 50
Gambar L.8. Buah Tanaman Tomat Tanpa Perlakuan 51
Gambar L.9. Buah Tanaman Tomat Hasil Perpaduan 52
ABSTRAK
THE VARIATION TIME ON THE GRAFT AND YIELD OF TOMATOES THAT PRODUCT OF GRAFT UNION BETWEEN EGGPLANT AS A
ROOTSTOCK AND TOMATOES PLANT AS A SCION
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Aplikasi bioteknologi diharapkan dapat mengatasi berbagai kendala dalam produksi
bahan-bahan pangan yang tidak dapat diatasi secara konvensional. Tujuan
pemanfaatan bioteknologi adalah sangat nyata yaitu ; memperbaiki sifat-sifat genetika
tanaman, mempercepat waktu panen, ketahanan tanaman terhadap penyakit,
memperpanjang masa produksi, memperbaiki nilai gizi, dan lain sebagainya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara modern melalui Fusi Protoplasma
dan Rekombinasi DNA, dan secara konvensional dengan cara penyambungan tanaman
atau Grafting.( Husni, 2004 )
Rekombinasi DNA diartikan sebagai pertukaran kromosom yang homolog
antara dua molekul DNA ( Voet, 2004 ) atau penggabungan dua lokus ( segmen )
DNA dari sumber kromosom yang berbeda, kedalam kromosom yang sama. Dengan
menyilangkan spesies yang berbeda atau sejenis dengan sifat dan genetika yang
berbeda maka akan menghasilkan sifat-sifat baru yang dapat diamati secara fenotipe
dan genotipenya. Sifat-sifat baru ini timbul karena terbentuknya DNA baru akibat
pencampuran segmen-segmen DNA dari sumber yang berbeda.( Stansfield, 2006 )
Fusi Protoplasma dilakukan dengan menggabungkan total genom dari varietas
yang berbeda spesies atau genusnya menjadi varietas baru. Penggabungan dua
Protoplasma membentuk Protoplasma gabungan yang terbentuk melalui proses fusi
sehingga dihasilkan produk fusi berupa sel hibrida somatik ( Waren, 1991 ). Proses
ini biasanya ditambahkan fusogent, biasanya berupa Poli Etilen Glikol ( PEG ),
NaNO3, dan Ion Ca+2.( Evan, 2000 )
Keberhasilan metode Rekombinasi DNA dan Fusi Protoplasma sangatlah sulit
karena membutuhkan tahapan pengerjaan yang panjang yang disertai dengan tingkat
Ketersediaan laboratorium lengkap dan modern merupakan syarat mutlak
untuk melakukan kedua teknik diatas. Maka, dikembangkanlah cara konvensional
untuk memadukan dua tanaman dengan cara penyambungan dengan tujuan untuk
menghasilkan tanaman baru yang hibrida dan fertil.
Menurut penelitian Manjerang, M.M. ( 1992 ), yang berhasil melakukan
sambung pucuk antara tanaman Tomat dengan tanaman Kentang dengan tingkat
keberhasilan 4 %. Metode yang sama dilakukan oleh Surbakti, R ( 2002 ) pada
pembuatan hibrida antara tanaman Ubi kayu dengan Ubi kayu racun dengan tingkat
keberhasilan 93 % dan tingkat produksi Ubi kayu yang dihasilkan mencapai 3 kali
lipat, dan kadar Karbohidratnya juga naik menjadi 60,8 %, karena terjadi pertambahan
umur sehingga proses fotosintesis semakin sempurna.
Inovasi dan ilmu penunjang dalam bioteknologi terus berkembang. Penelitian
Heryanti, R. Surbakti, dan K. Tarigan ( 2009 ) dengan melakukan sambung lidah
antara tanaman Tomat dengan tanaman Kentang, diperoleh tingkat keberhasilan 13,3
%. Namun, jika dilihat dari aspek sosio-ekonominya belum terpenuhi karena terjadi
pengurangan umur tanaman, sehingga siklus panen makin singkat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Peneliti mengangkat metode sambung
pucuk antara tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang
bawah ( pokok tanaman ). Pemilihan tanaman Terung sebagai batang bawah yang
disambung pucuk dengan tanaman Tomat sebagai batang atas, menjadikan penelitian
ini lebih efektif dan efisien serta lebih memenuhi aspek sosio-ekonomi sebagaimana
I. 2. Perumusan Masalah
1. Apakah tanaman Tomat sebagai batang atas dapat dipadukan dengan tanaman
Terung sebagai batang bawah melalui metode sambung pucuk sehingga dihasilkan
tanaman baru yang telah mengadopsi sifat-sifat kedua tanaman tersebut
2. Apakah perpaduan tanaman Tomat dengan tanaman Terung dapat menambah siklus
panen tanaman Tomat sehingga meningkatkan panen buah Tomat
3. Apakah terdapat keunggulan tanaman Tomat hasil perpaduan daripada tanaman
Tomat tanpa penyambungan
I. 3. Pembatasan Masalah
Objek masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut ;
1. Varietas tanaman yang dihasilkan adalah perpaduan anatara tanaman Tomat dengan
tanaman Terung
2. pH dan kelembaban disesuaikan dengan kondisi di lapangan
3. Telah memperhitungkan unsur hara
4. Memperhitungkan waktu penyambungan tanaman
I. 4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat bahwa tanaman Tomat
dapat dipadukan dengan tanaman Terung dengan metode sambung pucuk
2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa penyambungan tanaman
Tomat dengan tanaman Terung memberikan hasil nyata dalam meningkatkan
3. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dengan menyambungkan
tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah
menghasilkan efisiensi dalam penggunaan lahan, pupuk, dan efektif dalam
mencegah serangan hama yang mengganggu tanaman Tomat
4. Untuk memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah,
khususnya pemerintah provinsi Sumatera Utara bahwa, penyambungan tanaman
Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah adalah
sangat nyata dalam meningkatan pendapatan petani sehingga sangat perlu
dikembangkan secara masal
I. 5. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat :
1. Menciptakan iklim penelitian yang berkelanjutan, sehingga penelitian ini dikaji
meliputi lintas disiplin ilmu seperti fisiologi, genetika dan molekular, gizi, hama
dan penyakit tumbuhan, pertanian, biokimia, kimia obat dan bahan alam, farmasi,
dan ilmu penunjang lainnya sehingga penelitian ini menjadi lebih sempurna
2. Dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional dan internasional
3. Dengan adanya analisis-analisis yang ilmiah pada tulisan ini, diharapkan
munculnya prakarsa dari pembaca maupun masyarakat ( terutama petani ) yang
kreatif dalam menciptakan perpaduan tanaman lainnya seperti, Tomat dengan
Semangka, Terung dengan Cabe, sehingga dapat memberikan nilai tambah dan
I. 6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen laboratorium yang dilakukan dengan
beberapa tahapan sebagai berikut ;
1. Penyiapan media tanaman
2. Penanaman tanaman Tomat
3. Penanaman tanaman Terung
4. Penyambungan tanaman Tomat dengan tanaman Terung secara sambung pucuk
I. 7. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Lahan Percontohan Balai Penyuluhan Pertanian ( PPL BPP ),
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tomat ( Lycopersicum esculentum Mill )
Tanaman Tomat berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar keseluruh
Amerika terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Tomat ditanam di Indonesia
sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman Tomat sudah
menyebar ke seluruh dunia baik di daerah tropik maupun daerah subtropik.
Tomat termasuk sayuran dalam famili Solanaceae. Tanaman tomat banyak
ditanam di dataran tinggi, dataran sedang, atau dataran rendah. Tanaman Tomat
termasuk tanaman yang berumur sekitar 4 bulan. Buah Tomat mengandung vitamin C
dan vitamin A yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun. Namun, waktu yang paling
baik untuk menanam Tomat adalah adalah pada musim kemarau yang dibantu dengan
penyiraman yang secukupnya. Kendala utama dalam menanam Tomat adalah
serangan hama dan penyakit. Tanaman Tomat juga dapat terkena penyakit virus yang
menyebabkan daun menjadi keriting.
Banyak varietas Tomat yang mudah terserang penyakit busuk pangkal batang
dan busuk daun. Kendala tersebut dapat diatasi dengan menanam varietas Tomat yang
resisten terhadap hama atau penyakit dan dipelihara secara khusus. Misalnya dengan
menyambungkan Tomat sebagai batang atas dengan Terung atau dengan Rimbang
sebagai batang bawah.( Pracaya, 1998 )
Selain bermanfaat secara ekonomis, tanaman Tomat merupakan tanaman yang
ideal untuk dijadikan objek penelitian baik itu dari segi fisiologi, selular, biokimia,
dan molekular genetikanya. Hal ini dikarenakan siklus hidup yang singkat dan
kemudahan dalam memvariasikan varieatasnya misalnya dengan Penyambungan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dibidang molekular yang ditunjang oleh
penggunaan bioteknologi, secara cepat memberikan pengaruh terhadap perkembangan
penelitian yang lebih bermanfaat terhadap tanaman Tomat. Diantaranya dengan
pembuatan DNA varietas baru yang lebih unggul. Teknologi ini memungkinkan
transfer dan kombinasi gen-gen yang ada pada Tomat yang dapat dilakukan dengan
pembibitan secara modern maupun secara konvensional.
Prospek tanaman Tomat untuk kedepannya merupakan tantangan yang perlu
dikaji secara saintis. Termasuk didalamnya peningkatan hasil produksi ( yield ),
ketahanan terhadap penyakit, kualitasnya, toleransi terhadap faktor stress
lingkungan.Meskipun teknologi sudah canggih, namun improvisasi secara
konvensional masih diharapkan dan dibutuhkan. Kombinasi kedua teknik ini yang
ditunjang dengan kemajuan teknologi dibidang teknik produksi dan genetika maka
peningkatan produksi tanaman Tomat menjadi prospek yang cerah serta penyediaan
varietas yang unggul pun dapat dipenuhi.( Siemonsma, 1994 )
2. 1. 1. Sistematika Tanaman Tomat
Tanaman Tomat mempunyai banyak nama ilmiah. Hal ini dikarenakan para ahli
taksonomi berbeda paham dalam memberi nama resminya. Akhirnya pada tahun 1983
badan internasional yang menangani pemberian nama ilmiah yaitu ICBN (
International Code of Botanical Nomenclature ) memutuskan bahwa nama ilmiah
untuk tanaman Tomat adalah Lycopersicum untuk Genus dan lycopersicum untuk
spesifiknya.( Trisnawati, 1997 ). Dalam taksonomi tumbuhan, tanaman Tomat
diklasifikasikan menurut sistematika sebagai berikut :
- Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
- Anak Divisi : Angiospermae ( tumbuhan berbiji tertutup )
- Kelas : Dicotyledonae ( tumbuhan berkeping dua )
- Ordo ( bangsa) : Solanales ( tubiflorae )
- Famili ( suku ) : Solanaceae
- Genus ( marga ) : Lycopersicum
- Spesies ( jenis ) : Lycopersicum esculentum Mill
2. 1. 2. Komposisi Kimia Dan Zat Gizi Buah Tomat
Dari seluruh bagian tanaman Tomat yang terpenting adalah buahnya. Buah Tomat
yang masih muda adalah bewarna hijau muda dapat dimakan, tetapi nilai zat gizinya
masih sangat rendah. Sementara buah Tomat yang masak mengandung banyak
vitamin, enzim, zat-zat mineral, dan sejenis zat antibiotik Tomatin. Komposisi kimia
dan zat gizi yang ada dalam 100 gram bagian buah Tomat adalah sebagai berikut :
Tabel 2. 1. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Tomat
Air 94 g
Protein 0,9 g
Lemak 0,1 g
Gula 3,5 g
Abu 1 g
Vitamin A 1.700 IU
Vitamin B1 0,1 mg
Vitamin B2 0,02 mg
Niasin 0,6 g
Vitamin C 21 mg
Zat kapur 6 mg
Zat Besi 0,3 mg
Magnesium 10 mg
Fosfor 16 mg
Kalium 220 mg
2. 1. 3. Pertumbuhan Pemeliharaan dan Panen Tanaman Tomat
Tanaman Tomat dapat ditanam baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi yaitu
pada ketinggian 100 sampai dengan 1.300 meter di atas permukaan laut. Musim tanam
yang baik yaitu 2 bulan sebelum musim penghujan berakhir sehingga waktu berbuah
jatuh pada musim kemarau. Sementara untuk suhu optimum pada siang hari antara
180-270C dan 150-200C pada malam hari. Tempat pertanaman harus terbuka dan cukup
memperoleh sinar matahari.
Tanaman tomat dapat tumbuh baik pada tanah dengan struktur gembur, dan
sedikit mengandung pasir. Media yang paling disenangi adalah tanah liat yang sedikit
mengandung pasir, banyak mengandung humus atau bahan organik. pH tanah yang
cocok untuk bertanam Tomat adalah 5,0 – 6,0.( Tim Deptan, 1988 )
Tomat dapat dikembangbiakkan dengan 3 cara yaitu dengan biji, disetek, dan
dengan penyambungan.
(1) Dengan Biji
Untuk mendapatkan bibit Tomat yang berkualitas, biji harus diambil dari buah yang
telah masak dan sehat. Biji dapat disemai terlebih dahulu atau langsung ditanam di
lahan yang telah disiapkan. Agar tidak terserang penyakit semai roboh ( dumping off )
sebaiknya biji disemai dengan jarak 4 x 4 cm. Selain itu, biji juga dapat disemai pada
kantong yang terbuat dari daun pisang, daun enau, dan kantong plastik ( polibag ).
Setelah bibit tumbuh dan berumur 2-3 minggu dapat langsung ditanam di lahan yang
telah disiapkan.
(2) Dengan Setek
Setek diambil dari cabang atau batang tomat yang masih muda, dengan panjang
sekitar 10 cm. Selanjutnya, setek ditanam di kantong yang telah disediakan. Setek
Tomat jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung. Untuk mempercepat
tumbuh akar, setek dapat diberi zat perangsang tumbuh akar misalnya Rootone F pada
pangkal setek. Setelah setek tumbuh subur, setek ditanam di lahan yang telah
(3) Dengan Penyambungan
Untuk memperoleh tanaman Tomat yang baik, tanaman akar yang mudah terserang
penyakit layu sebaiknya disambung dengan batang bawah ( pokok ) yang tahan
penyakit akar atau penyakit layu.( Pracaya, 1998 ) Tomat disambung di atas batang
tekokak ( rimbang ) atau terung gelatik untuk mencegah serangan penyakit melalui
akar ( seperti penyakit layu cendawan dan layu bakteri ). Alasan penyambungan ini
karena kedua tanaman ini tahan terhadap penyakit tersebut.( Sunarjono, 2004 )
Penyiraman dan pemupukan harus dilakukan secara teratur dan bersamaan.
Penyiraman dilakukan tiap pagi dan sore jika tidak ada hujan sama sekali. Jika kondisi
tanah lembab, maka penyiraman cukup setiap tiga hari sekali saja. Jika tanaman telah
cukup kuat ( umur 5-7 hari ) penyiraman cukup dilakukan satu kali saja.
Untuk pemupukan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara pupuk
buatan dengan pupuk kandang. Keduanya dapat digunakan sebagai pupuk dasar untuk
memenuhi kebutuhan hara pada Tanaman Tomat. Kebutuhan hara makro tanaman bisa
diperoleh dari Urea, TSP, dan KCl. Sedangkan unsur mikro yang dibutuhkan adalah
Fe, Mg, Co, Zn, Mo, dan B.
Buah pertama sudah bisa dipetik setelah tanaman berumur dua bulan tanam.
Bila buah dipungut terlambat, yaitu terlalu masak atau tua maka banyak buah yang
jatuh dan mudah busuk.( Sunarjono, 2004 ).
Waktu panen juga sangat tergantung pada kesuburan dan musim. Pada musim
dingin panen buah pertama pada 90-110 Hari Setelah Tanam ( HST ), dan pada musim
panas panen buah pertama pada 60-90 HST. Secara umum, tanda buah yang matang
yaitu warna buah telah berubah dari warna hijau menjadi kuning atau merah serta
buah mengkilap dan tidak mengkerut.( Siemonsma, 1994 )
Untuk menjaga kualitas, pemanenan sebaiknya dilakukan pada tingkatan
warna peralihan. Warna peralihan yaitu buah Tomat sudah bewarna kemerah-merahan
, tetapi bagian buah yang lainnya masih hijau. Pemetikan buah Tomat harus dilakukan
secara hati-hati agar tidak terjadi pelukaan yang dapat menyebabkan buah mudah
Kelopak bunga diusahakan masih melekat pada pangkal buah untuk menjaga
kesegaran buah. Tanaman Tomat yang unggul dan sehat dapat menghasilkan 10-25
ton Tomat / hektar. Jika dibudidayakan dengan sistem sambung maka produksi buah
sudah tentu akan meningkat.( Wien, 1997 )
2. 1. 4. Manfaat Buah Tomat Bagi Kesehatan
Buah Tomat merupakan sumber Vitamin C dan Vitamin A yang mudah dan murah
untuk diperoleh. Vitamin A selain penting bagi kesehatan mata, juga untuk
menghindari penyakit “ rabun senja “ pada manusia. Selain itu, vitamin A sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan badan, gigi, dan masa pertumbuhan pada anak-anak.
Vitamin A dalam buah dapat dimakan secara langsung, namun dapat pula
dimasak. Karena vitamin A tidak mudah rusak dalam keadaan panas maka, dimakan
dalam bentuk apapun nilai gizinya tidak akan turun. Orang dewasa membutuhkan
rata-rata 5.000 IU vitamin A setiap hari. Anak-anak di bawah umur 1 tahun
memerlukan tidak kurang dari 1.500 IU. Maka, buah Tomat ukuran sedang kadar
vitamin A nya adalah 1.700 IU dapat memenuhi 1/3 keperluan orang dewasa per hari .
Buah Tomat mengandung rata-rata 21 mg vitamin C. Adapaun kebutuhan
vitamin C adalah sebagai berikut ; 30 mg / hari untuk anak-anak, laki-laki dewasa 75
mg / hari, dan 70 mg / hari untuk perempuan dewasa. Maka, sebutir Tomat yang
berukuran sedang dapat memenuhi hampir 1/3 kebutuhan vitamin C orang dewasa.
Selain kadar vitamin yang tinggi,banyak manfaat dari mengkonsumsi buah
Tomat diantaranya ;
1. Untuk memperbaiki dan memperlancar pencernaan makanan
2. Untuk membersihkan darah
3.Tomatin yang terdapat pada Tomat merupakan anti-biotika alami untuk
menyembuhkan penyakit kulit akibat serangan cendawan dan jamur pada manusia.
4. Disarankan untuk mengkonsumsi bubur Tomat ( pure tomato ) bagi mereka yang
5. Untuk mereka yang kekurangan darah dianjurkan untuk makan buah Tomat setiap
hari. Zat Kalium yang banyak terdapat dalam Tomat mempunyai efek yang baik
bagi penyembuhannya.
6. Untuk penderita penyakit kuning dianjurkan untuk banyak makan buah Tomat
karena Tomat memiliki kadar vitamin A dan C yang tinggi. Disamping memiliki
jumlah Kalium yang tinggi, pengaruh Tomat yang memperlancar pencernaan pun
dapat membantu penyembuhannya.
Beberapa percobaan di Amerika dan Eropa telah menunjukkan bahwa Vitamin
A dan C yang ada pada Tomat bisa mencegah bahkan melenyapkan kanker dalam
keadaan tertentu. Hal ini karena, Keduanya berfungsi sebagai Anti-oksidan yang
mengikat radikal-radikal bebas yang menyebabkan kanker.( Rismunandar, 1995 )
2.2. Terung ( Solanum melongena L )
Terung merupakan tanaman asli dari daerah tropis yang berasal dari Asia, terutama
India dan Birma. Dari kawasan tersebut, Terung kemudian disebarkan ke Cina pada
abad ke-5. Dari Cina selanjutnya disebarluaskan ke Karibia, Afrika Tengah, Afrika
Timur, Afrika Barat, Amerika Selatan dan daerah tropis lainnya termasuk Indonesia.
Terung merupakan salah satu jenis sayuran buah yang digemari berbagai
kalangan. Tanaman terung termasuk satu kerabat dengan tanaman Tekokak atau
Rimbang ( Solanum torvum ), Tomat ( Lycopersicum esculentum ), dan Kentang (
Solanum tuberosum ).
Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan Terung dinamai dengan Solanum melongena L.
Pohonnya rendah, berkayu, dan merupakan tanaman tahunan. Bunganya biru,
lembayung cerah diluarnya dan bewarna lebih gelap di dalamnya. Bijinya banyak,
kecil, pipih bewarna coklat muda.( http :
Buah terung merupakan buah sejati tunggal, berdaging tebal, lunak dan berair.
Buahnya tergantung pada tangkai buah. Dalam satu tangkai umumnya terdapat satu
buah terung, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu buah. Ukuran dan bentuk
Daging buah terung sangat kenyal, tidak berair seperti Tomat. Didalam buah
Terung terdapat vitamin A, vitamin B, dan Vitamin C. Juga terdapat
senyawa-senyawa kimia lainnya terutama berupa alkaloid. Kulit buahnya liat dan sangat renyah
( Sunarjono, 2004 )
Tanaman terung sangat mudah ditumbuhkan dan mampu berproduksi dengan
panen yang tinggi. Selain alasan tanaman tahunan, juga merupakan tanaman yang
tahan penyakit dan virus. Sangat mungkin untuk menciptakan tanaman terung yang
tahan terhadap faktor stress lingkungan, dan cuaca yang ekstrim. Di Asia Tenggara ,
terutama di Indonesia prospek terung untuk kedepannya sangatlah cerah. Disamping
keanekaragaman varietas dan genetika yang ada , juga memungkinkan untuk
memodifikasi tanaman terung dengan teknologi-teknologi baru yang tepat guna.
Sehingga pemanfaatan terung tidak hanya sebagai tanaman sayuran juga sebagai
sumber penelitian untuk menciptakan terung dengan sifat genetik yang baru, unggul,
dan juga produksi yang tinggi.( Siemonsma, 1994 )
2. 2. 1.Sistematika Tanaman Terung
Terung merupakan tanaman yang menghasilkan biji ( Spermatophyta) .Biji yang
dihasilkan berkeping dua ( Dicotyledonae ) dan letak biji berada dalam buah
( Angiospermae ).Secara lengkapnya ditulis sebagai berikut ;
Divisi : Plantae
Sub-divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledonae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L ( Soetasad, 1996 )
2. 2. 2. Komposisi Kimia Dan Zat Gizi Buah Terung
Buah Terung mengandung banyak zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Tabel 2. 2. Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Terung
2. 2. 3. Pertumbuhan Pemeliharaan dan Panen Tanaman Terung
Supaya tumbuh dengan baik, tanaman terung harus ditanam di tempat yang sesuai
iklim dan kondisi tanahnya.
(1) Iklim
Tanaman terung akan berproduksi baik bila mendapatkan panas yang cukup lama,
suhunya 22-30oC dan pengairan yang sesuai. Bila suhu diatas 330C maka bunga akan
rontok. Demikian juga jika temperatur pada 18-210C maka produksi akan berkurang.
Kurangnya cahaya matahari dan banyaknya hujan menyebabkan tanaman kurus dan
mudah terserang hama penyakit. Walaupun demikian, terung dapat ditanam pada
(2) Tanah
Kondisi tanah yang ideal untuk penanaman terung adalah tanah lempung, berpasir,
dan cukup bahan organik. Dalam kondisi ini terung akan mendapatkan aerasi dan
drainase yang baik. Keasaman tanah yang sesuai untuk tanaman terung adalah
6,0-6,50C.
Budidaya terung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ; dengan biji dan
dengan penyambungan dengan batang atas dari tanaman lain seperti tomat dan
cepokak.( Pracaya, 2002 )
1. Dengan Benih
Benih-benih yang dibibitkan haruslah dari buah Terung yang sehat dan bebas
penyakit. Benih disebar dalam persemaian yang terlindung dari kelebihan sinar
matahari. Terung sudah bisa dipindahkan ke lahan setelah tanaman berumur 4 minggu
atau tinggi tanaman mencapai 7-10 cm. Jarak tanam yang digunakan sekitar 60-70 cm
x 60-70 cm. Hal ini dilakukan agar memudahkan pemupukan dan perawatan tanaman.
2. Dengan Penyambungan
Penyambungan merupakan teknik untuk memperoleh tanaman terung yang tahan
penyakit dan faktor stress lingkungan. Selain itu, penyambungan merupakan cara
untuk meningkatkan produksi terung serta efisiensi lahan.( Sastrapradja, 1977 )
Pemeliharaan tanaman terung termasuk lebih mudah dibandingkan tanaman
tomat. Tanaman terung lebih tahan terhadap penyakit layu dan hujan maupun
genangan air. Pemeliharaannya dengan membersihkan gulma disekitar tanaman, dan
memberikan air bila kekeringan. Selain itu pengendalian hama juga perlu dilakukan.
Hama yang sering mengganggu adalah kutu-kutu daun.
Tanaman harus diberi pupuk. Pupuk merupakan sumber makanan dan sumber
pemenuhan unsur makro dan mikro untuk tanaman. Pupuk yang bisa digunakan
adalah dari limbah ternak maupun buatan yang keduanya dapat digunakan sebagai
pupuk dasar. Pupuk diberikan pada tanaman berupa cairan maupun padatan. Jika
terlampau pekat, pupuk dapat diencerkan dengan penambahan air bersih. Pemupukan
Tanaman terung mulai berbunga pada umur 60 HST dan buah dapat dipanen
pada umur 3-4 bulan. Oleh karena buah tidak matang secara bersamaan maka panen
dapat dilakukan 2 kali seminggu. Buah dipanen jika kulit buah telah bewarna ungu.
Buah yang dipanen sebaiknya disertakan dengan tangkai buahnya. Hal ini untuk
menjaga kesegaran buah untuk waktu yang cukup lama.
Tanaman yang sehat dan varietas yang bagus bisa berproduksi 35-50 ton /
hektar. Jadi, tanaman terung membutuhkan 100-140 hari mulai dari pembibitan
sampai diperoleh buah panen pertama.( Splittstoesser, 1984 )
2. 2. 4. Manfaat Tanaman Terung
Terung sangat banyak khasiat dan manfaatnya bagi kesehatan. Terung merupakan
bahan pangan kaya zat gizi yang bisa menurunkan kadar kolesterol darah,
mengandung zat anti-kanker, serta sebagai alat kontrasepsi yang alami.
Keunggulan terung terdapat pada kadar Potasium ( Kalium ) yang tinggi, yaitu
sekitar 217 mg / 100 gram, serta kadar Sodium yang rendah, yaitu 3 mg / 100 gram.
Kondisi ini sangat menguntungkan bagi kesehatan, khususnya dalam pencegahan
penyakit hipertensi. Selain itu, buah terung juga mengandung serat pangan yang
lumayan banyak.
Kulit buah terung mengandung banyak flavonoid dan antioksidan lain yang
dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke. Buah terung juga
mengandung senyawa terpen yang dapat menurunkan kadar kolesterol serta
memperbaiki sirkulasi aliran darah.
Buah terung juga mengandung senyawa asam klorogenat ( Chlorogenic acid )
yang merupakan salah satu anti oksidan aktif yang memiliki aktivitas antikanker,
antimikroba, dan antivirus. Selain itu, terung juga mengandung Tripsin yang telah
Gambar 2.1. Solasodin yang terdapat pada buah terung
Penelitian menunjukkan bahwa dalam buah terung terdapat bahan kontrasepsi
alami, terutama dalam jenis Solanum khasianum, dan Solanum grandiflorum
mengandung senyawa alkaloid berupa Solasodin dalam jumlah yang tinggi, yaitu
antara 2,0 % hingga 3,5 %. Senyawa tersebut merupakan bahan baku untuk
kontrasepsi oral untuk program keluarga berencana.( Sunarjono, 2004 )
2. 3. Pemangkasan Tanaman
Pemangkasan tanaman adalah memotong cabang tanaman sedemikian rupa dan
membuang daun-daun yang tidak produktif serta tunas-tunas yang tumbuh pada ketiak
daun sehingga tanaman tersebut tumbuh lebih baik. Secara umum tujuan pemangkasan
adalah untuk ;
1) Memperbanyak cabang dan dahan
2) Memperpendek pohon untuk memudahkan panen
3) Menyegarkan tanaman yang telah tua
4) Mempercepat berbuah ( mengatur rasio C/N)
Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada awal atau waktu musim hujan, karena
untuk pembentukan tunas-tunas baru diperlukan banyak air dan harus diikuti dengan
pemupukan organik.Secara umum, pemangkasan bertujuan untuk mempercepat
tanaman berbuah. Hal ini berdasarkan pada teori Klebs mengenai Rasio C/N dari
tanaman, dimana C menyatakan banyaknya karbohidrat dalam daun, sedangkan N
Dijelaskan bahwa, jika rasio C/N rendah ( C rendah dan N tinggi ) maka
tanaman akan tumbuh vegetatif terus dengan suburnya tanpa berbuah. Jika rasio C/N
sedang ( C sedang dan N tinggi ) maka tanaman akan tumbuh sedang namun tidak
berbuah lebat. Jika rasio C/N tinggi ( C tinggi dan N rendah ) maka tanaman akan
tumbuh kerdil dan berbuah sangat sedikit.
Tanaman yang berdaun rimbun berarti N-nya tinggi, tidak akan berbuah lebat,
hingga produksinya rendah. Dengan pemangkasan diharapkan massa daun berkurang ,
yang berarti C bertambah menjadi sedang, dan N bertambah akibat adanya pasokan
Nitrogen dari tanah sehingga tanaman akan berbuah banyak dan produksinya pun
meningkat.( Sunaryono, 1984 )
Untuk tanaman tomat pemangkasan dilakukan pada tanaman muda yaitu
setelah tanaman tumbuh dan mempunyai rangkaian daun lebih dari lima buah dihitung
dari daun paling bawah. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong bagian ujung
diatas rangkaian daun kelima pada batang utama. Pemangkasan dilakukan pada
cabang-cabang yang tumbuh di batang utama. Pemangkasan tanaman tomat dilakukan
sekali atau dua kali dalam satu bulan.( Tim Deptan, 1988 )
Pemangkasan pada tanaman terung tidak jauh berbeda dengan tanaman tomat.
Ada dua jenis pemangkasan pada tanaman terung yaitu pemangkasan bunga dan
pemangkasan tunas. Tunas yang tumbuh diketiak daun pertama sampai tunas yang di
bawah bunga yang kedua harus dibuang. Pemangkasan bunga dilakukan pada bunga
pertama. Pemangkasan dilakukan sedini mungkin, sebelum tunas atau bunga tumbuh
besar.( Pracaya, 2002 )
2. 4. Perpaduan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung
Banyak alasan mengapa dipadukannya antara dua tanaman diantaranya ; ketahanan
terhadap hama dan penyakit, efisiensi lahan, perbaikan sifat genetika ( varietas ),
produksi yang meningkat dan lain sebagainya. Namun, secara umum tujuan
memadukan antara dua tanaman adalah untuk menghasilkan satu tanaman baru yang
Perpaduan dua tanaman dapat dilakukan antar sesama jenis maupun berbeda
jenis. Teknik perpaduan yang digunakan dapat dikerjakan secara modern dengan Fusi
Protoplasma dan Teknik Rekombinasi DNA, maupun secara konvensional dengan
cara penyambungan.
2. 4. 1. Metode Penyambungan
Penyambungan tanaman Tomat dengan tanaman lain telah lama dikembangkan di
Asia dan di Eropa. Tomat hasil penyambungan diproduksi secara besar-besaran dalam
greenhouse dan sangat popular di Amerika. Pada umumnya, tanaman tomat digunakan
sebagai batang atas ( scion) dan tanaman lain seperti rimbang, terung, melon
digunakan sebagai batang bawah ( Stock atau Rootstock ).
Penyambungan merupakan metode budidaya yang telah lama dikembangkan
namun dengan teknik yang baru. Budidaya dengan cara penyambungan pada awalnya
dikembangkan di Jepang, Korea Utara, dan Korea Selatan diakhir tahun 1920. Sejak
saat itu teknik ini berkembang dengan pesatnya. Akhir-akhir ini tercatat, bahwa 81 %
sayur-sayuran yang ada di Korea terutama Tomat dan Melon dikembangkan dengan
cara penyambungan. Sementara di Jepang dan Korea Utara tercatat 54 %. Pada tahun
1998 dicatat bahwa telah tercipta 540 juta transpalant tanaman di Korea yang
dikembangkan dengan cara penyambungan. Sementara di Jepang tercatat lebih dari
750 juta transplant yang dihasilkan.
Produksi tomat yang dilakukan secara penyambungan mengalami peningkatan
yang sangat pesat, di Spanyol kurang lebih terdapat satu juta tanaman tomat yang
dikembangkan pada tahun 1999-2000 dan lebih dari 45 juta tanaman tomat yang
dikembangkan dengan sistem sambung pada tahun 2003-2004.
Di Maroko, penyambungan tomat dengan tanaman lain seperti terung
dilakukan secara besar-besaran untuk mengurangi serangan hama melalui tanah
seperti Ralstonia solanacearum yang menyebabkan busuk pada batang. Pada tahun
2004 tercatat lebih dari 20 juta tanaman tomat yang disambung. Selain untuk
mengurangi serangan hama, penyambungan tomat dengan tanaman lain bertujuan
Penyambungan tomat dengan tanaman lain harus memperhitungkan tanaman
yang dijadikan sebagai batang bawahnya ( rootstock ). Batang bawah yang dipilih
adalah tanaman yang secara genetik tahan akan serang penyakit terutama serangan
melalui akar yang menyebabkan busuk pada batang tomat.( Rivard, 2004 )
Penyambungan antara tomat dengan terung dapat dilihat dari dua aspek yang
berbeda. Tomat merupakan tanaman yang susah untuk dikembangkan atau ditanam
pada musim hujan dan musim peralihan panas-hujan. Banjir, hama yang banyak, dan
tingginya temperatur sangat mempengaruhi hasil panen tomat secara signifikan.
Sementara itu, tanaman terung sangat tahan dan cukup resistan terhadap masalah yang
dihadapi untuk mengembangkan tomat. Maka, penyambungan tomat sebagai batang
atas dan terung sebagai batang bawah ( pokok tanaman ) merupakan hal yang tepat.
Perpaduan keduanya dapat meminimalisasi hama dan penyakit yang disebabkan oleh
genangan air yang berlebih maupun dari tanah seperti Ralstonia solanacearum,
Meloidogyne incognita , Fusarium oxysporus, dan Sclerotium rolffsii.( Black, 2003 )
2. 4. 1. 1. Sambung Pucuk
Sambung pucuk ( Top Grafting ) merupakan salah satu dari teknik penyambungan
yang paling banyak digunakan dalam memadukan tanaman tomat dan terung. Teknik
ini mempunyai banyak kelebihan dari teknik sambung lain diantaranya ; perlekatan
yang padu dan sempurna antara batang tomat dan terung sehingga aliran nutrisi dari
terung ke tanaman tomat berjalan dengan baik sehingga, tomat dapat tumbuh dengan
sebagaimana tomat tanpa penyambungan.
Selain itu, jika dilihat dari kokohnya lokasi perpaduan kedua batang ini, maka
teknik sambung pucuk adalah pilihan yang baik. Hal ini karena, semua pembuluh
yang ada pada tanaman tomat dan terung menyatu dengan sempurna. Sehingga batang
( Foto : Dokumentasi ays )
Gambar 2.2. Sambung Pucuk Antara Tomat Dengan Terung
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan penyambungan
antara Tomat dengan Terung diantaranya ;
1. Sterilisasi dan Sanitasi
Sterilisasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan membunuh kuman-kuman
dengan bahan-bahan kimia seperti penggunaan alkohol 96 %. Sterilisasi dan sanitasi
merupakan faktor penting dalam keberhasilan penyambungan tomat dengan terung.
Sterilkan alat-alat seperti, pisau okulasi, dan terutama kebersihan tangan. Tangan yang
tidak bersih dapat menyebabkan berkembangnya bakteri pathogen, jamur, maupun
virus. Untuk meminimalkan kontaminasi maka cucilah tangan dengan sabun
anti-mikroba dan gunakanlah sarung tangan dari karet yang bersih ( latex gloves ).
2. Keahlian dan ketelatenan dalam pengerjaan
Penyambungan sebaiknya dilakukan di sore hari, kira-kira jam 2-jam 4.
Penyambungan sebaiknya tidak dilakukan di pagi hingga siang harinya karena
tingginya penguapan yang menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati.
Pengerjaan sambung pucuk sangatlah mudah. Tanaman Tomat dan Terung
sudah dapat disambung jika tanaman telah mempunyai setidaknya 2 hingga 3 lembar
daun sejati. Namun, yang terpenting adalah penyambungan keduan tanaman ini harus
dilakukan pada saat kondisinya masih berupa tanaman muda.( Rivard, 2004 )
Adapun langkah-langkah pengerjaan sambung pucuk antara Tomat dengan
Terung sebagai berikut ;
1. Pilihlah tanaman Tomat untuk dijadikan sebagai batang atas dan tanaman Terung
sebagai batang bawahnya. Diutamakan yang mempunyai diameter batang yang
sama (diameter batang yang sama memperbesar keberhasilkan penyambungan)
selanjutnya, dibersihkan dengan kapas yang telah dilumuri alkohol.
2. Sayat batang tanaman Tomat yang dijadikan sebagai batang atas dengan bentuk
seperti huruf V atau sudut sayatan kira-kira 450 . Lakukan hal yang sama terhadap
batang Terung sebagai calon batang bawah.
3. Letakkan batang tomat yang telah disayat sedemikian rupa di atas batang terung.
Jika perlu oleskan Zat Penyambung Tanaman ( ZPT ) pada kedua sisi sayatan untuk
mempercepat penyatuan keduanya.
4. Ikat penyambungan dengan plastik transparan sedemikian rupa sehingga dapat
dipastikan tidak ada air atau cairan lain yang bisa membasahi bagian yang
disambungkan. Sebagai pengganti tali plastik dapat digunakan klep silikon, khusus
dibuat untuk penyambungan. Klep silikon ini akan terlepas dengan sendirinya jika
penyambungan kedua tanaman ini berhasil.
Besarnya sudut sayatan kedua tanaman bukan merupakan hal yang mutlak. Hal
ini hanyalah sebagai saran saja karena kesamaan sudut sayat kedua tanaman
menambah tingkat keberhasilan. Kesamaan sudut sayatan memungkinkan perpaduan
kedua permukaan pembuluh pada tanaman dapat melekat dan menyatu secara tepat
Butuh waktu 5 hingga 7 hari untuk memastikan berhasilnya penyambungan
antara tanaman Tomat dengan Terung. Jika penyambungan telah berhasil maka,
tanaman siap dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan. Untuk pemupukan dan
pemeliharaan tidak ada yang berbeda dari tanaman biasa.Hanya saja, dosis pupuk dan
intensitas perawatan tanaman yang perlu dijaga dan ditingkatkan.( Black, 2003 )
2. 4. 1. 2. Manfaat Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya banyak alasan mengapa peyambungan
tanaman Tomat dengan tanaman Terung dilakukan. Secara garis besar manfaat
penyambungan tomat dengan terung adalah sebagai berikut :
1. Tahan Penyakit
Perpaduan tanaman Tomat dan Terung yang dihasilkan ( transplant ) akan tahan
terhadap penyakit. Penelitian yang bertahun-tahun oleh para saintis telah
membukt ikan efektifnya cara ini dalam menangkal penyakit yang disebabkan oleh
jamur, bakteri, virus, dan serangan nematoda.
2. Toleran terhadap faktor stress
Penyambungan tanaman Tomat dengan Terung telah efektif dalam menciptakan
tanaman ( transplant ) yang tahan faktor stress ( Abiotic Stressors ) tanpa penurunan
hasil panen. Transplant akan tahan terhadap cuaca yang ekstrim seperti kekeringan
maupun jumlah air yang berlebih disekitar tanaman, ataupun penanaman yang
dilakukan pada musim peralihan.
3. Meningkatkan hasil panen
Ini merupakan faktor yang sangat mempengaruhi alasan penyambungan tanaman,
terutama meningkatkan jumlah panen Tomat. Pemilihan batang bawah yang vigor ,
tahan penyakit, dan mempunyai daya serap yang kuat terhadap unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dan nutrien lainnya seperti Fospor, Nitrogen, Kalium, juga
merupakan faktor penentu dalam menghasilkan penen tomat yang berlipat ganda.
untuk penyambungan dengan Tomat seperti yang dilakukan di Australia dengan
peningkatan panen Tomat sebesar 106 %. ( Rivard, 2004 )
2. 5. Interaksi Kimia Antara Membran Sel Batang Tanaman Tomat Dan Terung
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perpaduan antara dua tanaman yaitu Tomat dan
Terung menghasilkan kajian ilmiah yang luas mencakup analisis sitologi, molekular,
biokimia, analisa hasil pertanian, transport aktif pada membran, analisis hasil
pertanian, ilmu hama dan penyakit, serta ilmu penunjang lainnya. Sehingga,
penyambungan Tomat dengan Terung merupakan penelitian yang penting dalam dunia
sains.
Interaksi kimia yang terjadi pada membran sel kedua tanaman dianalisa
dengan pendekatan sitologi dan biomolekular, dengan menggunakan instrumen RAPD
( Random Amplyfing Polimorphic DNA ). Interaksi kedua membran sel membentuk
variasi kromosom atau transformasi gen yang baru yang didonorkan dari terung
sebagai batang bawah (rootstock) ke tomat sebagai batang atas ( scion ) atau
sebaliknya. Terjadinya fusi sel pada kedua membran yang dipadukan menyebabkan
terjadi perubahan komposisi genetika maupun sifat fisis dari keduanya. Sebagai
contoh, tanaman Terung adalah tanaman yang vigor dan mempunyai daya serap
nutrisi makanan yang baik dari tanah. Sehingga, dengan adanya fusi sel antara
membran sel batang Tomat dan Terung menyebabkan perpindahan sifat vigor pada
perpaduan tanaman keduanya.( Walden, 1994 )
Membuktikan terjadinya transformasi genetik pada penyambungan dilakukan
dengan menganalisa kromosom pada perpaduan tanaman Tomat dan Terung yang
dapat dilakukan setelah penyambungan berumur 8 hingga 14 hari. Pada umur ini,
kalus gabungan atau perpaduan keduanya telah terbentuk. Dengan kata lain, rentang
umur ini merupakan waktu penentuan berhasil atau tidaknya perpaduan keduanya.
Tanaman Tomat dan Terung mempunyai kromosom normal yaitu 2n = 24. Jika
kedua tanaman ini dipadukan maka akan terjadi hibridisasi dengan membentuk
tanaman baru ( hybrid ) yang mempunyai kromosom bervariasi “ polyploidy” dan
Pada RAPD , akan terlihat keberadaan pita spesifik dari urutan kodon-kodon
yang tidak dijumpai pada Tomat dan Terung normal. Terjadinya sekuens baru yang
tidak dijumpai pada sekuens normal menandakan terbentuknya variasi gen pada
tanaman baru hasil perpaduan keduanya atau terbentuknya variasi pada level DNA.
Dengan adanya variasi genetik pada level DNA pada tanaman hasil perpaduan
tomat dan terung maka, jaringan pada tanaman ini bisa digunakan sebagai sumber
genetik yang dapat dikembangkan menjadi tanaman baru yang unggul, kuat, dan tentu
saja resistan terhadap penyakit.( Chen, 2006 )
2. 5. 1. Membran Sel Tumbuhan
Semua membran sel makhluk hidup mempunyai struktur umum yang sama.
Perbedaannnya hanya terdapat pada komponen utama penyusun membran tersebut
serta ada tidaknya komponen spesifik yang membedakan membran satu makhluk
hidup dengan makhluk hidup lainnya. Komponen utama penyusun membran sel
adalah molekul Lipid dan Protein.
Di dalam konsep biokimia, terutama biokimia tanaman ( Plant Biochemistry ),
membran sel tumbuhan mempunyai banyak fungsi diantaranya yang terpenting adalah
tempat terjadi pertukaran energi serta transpor zat maupun nutrisi dari dan ke sel.
Ion-ion K+, Na+, ATP, energi dan sumber makanan untuk tanaman semuanya terjadi dan
disalurkan melalui membran. Hal inilah yang disebut dengan transpor membran atau
transpor aktif.
Selain Protein dan Lipid, pada membran sel tumbuhan juga terdapat komponen
penyusun berupa persenyawaan antara Glukosa dengan Protein ( Glikoprotein ),
Posfat dengan Protein ( Posfoprotein ), Posfat dengan Lipid ( Posfolipid ), Protein
Integral, dan Protein Periferal. Yang membuat beda membran sel tumbuhan dengan
hewan adalah keberadaan dari Posfolipida. Pada membran sel tumbuhan, konstituen
utamanya adalah berupa Posfolipida sementara pada sel hewan konstituen utamanya
Banyak ahli yang mengusulkan tentang gambar struktur dasar dari membran
sel. Namun, struktur yang paling banyak dipakai adalah Model Fluida Mosaik ( fluid
mosaic model ) yang diusulkan oleh Singer-Nicolson. Seperti gambar dibawah ini ;
( Sumber : Lehninger, 1990 )
Gambar 2.3. Membran Sel Tumbuhan Model Fluida Mosaik
Model ini diusulkan oleh S. Jonathan Singer dan Garth Nicolson pada tahun
1972. Mereka menggambarkan membran sel berdasarkan pada pembuktian kimia dan
mikroskopik elektron dan dari analisis persamaan dalam sifat-sifat lapisan ganda.
Sehingga secara lengkapnya disebut dengan membran sel lapisan ganda polar. Lebih
jelasnya, membran sel tumbuhan dijelaskan seperti gambar di bawah ini ;
( Sumber : Lehninger, 1990 )
Protein yang menyusun membran sel tumbuhan terdiri dari 20 sampai 80
persen dari massa membran sel. Diantara yang terpenting adalah protein integral
“intrinsik” dan protein periferal “ekstrinsik . Protein periferal idak terikat kuat pada
permukaan membran, sementara protein integral terbenam di dalam struktrur
membran dan memanjang menembus membran.
Semakin jelas, bahwa pada tumbuhan membran tidak hanya berfungsi sebagai
kulit inert yang membungkus sel tetapi membran sel memiliki fungsi komplek yang
dinamis yang berperan dalam transpor energi pada dan ke sel. Hampir semua
membran sel tumbuhan mengandung enzim-enzim dan komponen transpor yang
berfungsi memindahkan molekul organik nutrient tertentu , seperti glukosa, dan
nutrien makanan yang dibutuhkan tanaman.
Sistem transpor pada membran sel tumbuhan berfungsi membantu
mempertahankan keseimbangan yang terus menerus pada medium internal sel serta
mengatur aliran materi masuk dan keluar sel. Membran sel tumbuhan mengandung
gugus permukaan yang bermuatan listrik yang membantu mempertahankan perbedaan
potensial disepanjang struktur membran. Membran sel tumbuhan bersifat fleksibel dan
fluid serta amat tipis. Membran bersifat permebel terhadap air dan tidak permeable
terhadap ion muatan listrik seperti Na+, K+, Cl-, H+, dan ATP serta terhadap semua
molekul polar, tetapi tidak bermuatan seperti gula.( Lehninger, 1990 )
2. 5. 2. Interaksi Antara Membran Sel Pada Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Terung
Dari keterangan yang telah dijelaskan pada bab 2. 5. 1 dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa atas dasar kesamaan struktur dan komponen penyusun dari membran sel
tanaman Tomat dan Terung yang sebagian besar merupakan Fospolipid (
persenyawaan antara Posfat dan Lipida ), maka tanaman Tomat dapat dipadukan atau
disambungkan dengan tanaman Terung
Interaksi antara membran sel batang Tomat dengan membran sel batang
Membran Sel Batang Tomat + Membran Sel Batang Terung
Enzim Fosfatase
Perpaduan Membran Sel Batang Tomat dan Terung
Gambar 2.5.Skematis Perpaduan Membran Sel
Untuk lebih jelasnya pola perpaduan kedua membran sel tanaman digambarkan
sebagai berikut ;
( Sumber : McKee, 2003 )
Gambar 2.6.Pola Perpaduan Membran Sel Batang Tomat Dengan Terung
Setelah terjadinya penyambungan antara Tomat sebagai batang atas dengan
Terung sebagai batang bawah, maka terjadi pertumbuhan kedua membran sel dengan
cara pembelahan. Pembelahan sel menyebabkan hilangnya dinding pembatas pada
masing-masing membran. Seperti yang telah dijelaskan pada bab 2.5.1 tentang
komponen utama penyusun membran sel tumbuhan, maka Posfolipida yang terdapat
pada masing-masing membran akan berikatan yang dikatalisis oleh enzim Fosfatase.
Sehingga, terjadi ikatan Fosfat pada sisi polar ( bagian luar ) dan ikatan
peptide-peptida yang terjadi pada sisi lainnya ( protein dengan protein ) dibagian dalam
Membran Sel Batang Tomat Membran Sel Batang Terung
Membran Sel Baru ( Perpaduan Tomat Dan Terung )
Gambar 2.7. Interaksi Kimia Antar Membran Sel
Ikatan yang terbentuk menyebabkan terjadinya sambung lekat pada kedua
membran sel. Dengan terbentuknya membran sel baru yang merupakan perpaduan
keduanya maka transpor nutrisi, makanan, unsur hara, dan
proses metabolisme dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Tidak hanya itu saja,
pembentukan membran sel baru juga memungkinkan untuk terjadinya perpindahan zat
dari kedua tanaman. Sehingga memungkinkan terjadinya biosintesis senyawa atau
BAB III
- Bibit Terung Tataboga
3. 3. Prosedur Penelitian
3. 3. 1. Pemilihan Benih Tomat
Benih Tomat yang digunakan adalah varietas Marta ( hibrida )
3. 3. 2. Penyiapan Media Tanaman Tomat
Media tanaman Tomat yang digunakan adalah tanah yang telah dicampurkan dengan
humus, pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1 dan pupuk buatan berupa NPK
15:15:15, Hidrokompleks, Amaphos, TSP, dan EM4 berdasarkan pada kalibrasi
pupuk. Setelah semua media dihomogenkan, dimasukkan kedalam polibag hingga ¾
bagian polibag yang berukuran 10 kg.
3. 3. 3. Penanaman Tomat
Pada penelitian ini, penanaman Tomat dilakukan dengan sistem tanam langsung pada
media tanam. Benih Tomat ditanam pada media dengan kedalaman 2 cm dengan jarak
10 cm dari bibit Terung dan selanjutnya lubang penanaman ditutup dengan tanah yang
halus. Tanaman disiram setiap 1 kali dalam 2 hari pada sore hari. Setelah benih
berumur 35 hari setelah tanam, tanaman Tomat siap untuk disambungkan dengan
Terung.
3. 3. 4. Pemilihan Bibit Terung
Bibit Terung yang digunakan adalah Terung jenis Tataboga ( hibrida )
3. 3. 5. Penanaman Terung
Pada penelitian ini, penanaman Terung dilakukan lebih awal dari penanaman Tomat.
Setelah berumur 80 hari, tanaman Terung dapat disambung pucuk dengan tanaman
3. 3. 6. Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Tanaman Terung
Pada penelitian ini, metode penyambungan yang digunakan adalah metode sambung
pucuk dengan tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai pokok
batang bawah berdasarkan variasi umur kedua tanaman. Jumlah sampel
penyambungan adalah 16 polybag yang dibagi kedalam 4 Plot dengan 4 sampel
polybag setiap plotnya.
Sambung pucuk antara tanaman tomat dengan terung dilakukan sebagai
berikut ;
1. Disiapkan Plot A dengan jumlah sampel 4 polybag, dimana tanaman Tomat telah
berumur 35 HST dan tanaman Terung berumur 80 HST.
2. Dipilih batang tanaman Tomat dan batang tanaman Terung yang akan
disambungkan
3. Dibersihkan kedua batang dengan kapas yang telah dilumuri alkohol 96 %.
4. Dipotong pucuk batang Tomat sebagai batang atas dengan bentuk pemotongan
seperti huruf V. Dilakukan hal yang sama terhadap batang Terung sebagai calon
batang bawah pada tanda-tanda yang spesifik berdasarkan pada warna batangnya
5. Ditempelkan potongan batang Tomat diatas batang Terung
6. Diikat penyambungan dengan plastik transparan sedemikian rupa sehingga dapat
dipastikan air tidak dapat masuk membasahi lokasi penyambungan. Hal ini
bertujuan agar bagian penyambungan tidak mudah terserang jamur. Selama
penyambungan tanaman tetap disiram, namun tidak boleh mengenai bagian
penyambungan. Tanaman ditempatkan di Screen House atau pada tempat yang
terlindung dari hujan.
7. Dibuka lilitan plastik transparan setelah penyambungan berumur 2 minggu.
8. Pemindahan ke lahan dilakukan 1 minggu setelahnya dengan mengikutsertakan
polybag yang telah dipotong bagian bawahnya
9. Dilakukan perlakuan yang sama terhadap Plot B, Plot C, dan Plot D dengan interval
3. 3. 7. Penyiraman Tanaman Hasil Penyambungan
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari. Jika kondisi tanah agak lembab, maka
penyiraman dapat dilakukan 2 hari sekali.
3. 3. 8. Pemupukan Tanaman Hasil Penyambungan
Pemupukan susulan dilakukan dengan penambahan NPK ( 15:15 :15 ), humus, dan
pupuk kandang untuk setiap tanaman. Pupuk ditempatkan pada sisi kiri dan kanan
tanaman dengan sistem tabur.
3. 3. 9. Pemasangan Tiang Lanjaran
Pemasangan tiang lanjaran dari bambu dilakukan dengan jarak 2 m. Setiap tiang
dihubungkan dengan tali rafiah yang dipasang sebagai tempat pengikatan batang
tanaman. Pemasangan tali berdasarkan tinggi tanaman dengan jarak 25 cm antara tali
yang pertama dengan tali yang berikutnya.
3. 3. 10. Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Hasil Penyambungan
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan penyemprotan
menggunakan pestisida, insektisida, dan fungisida. Penyemprotan dilakukan pada pagi
hari dengan dosis yang tertera pada label atau sesuai kebutuhan dengan interval yang
disesuaikan pada pengamatan di lapangan.
3. 3. 11. Pemangkasan Tanaman Hasil Penyambungan
Pemangkasan tanaman dilakukan pada siang hari dengan cara membuang daun atau
batang yang tidak produktif dan membuang tunas air yang tumbuh pada ketiak daun
3. 4. Bagan Penelitian
3. 4. 1. Penyiapan Media Pertumbuhan Tanaman Tomat
Ditambahkan Pupuk kandang dan Humus dengan perbandingan 1 : 1, NPK, Amaphos, Hidrokompleks, dan TSP
Dihomogenkan dan diaduk rata
Ditambahkan 1L EM4 yang telah diencerkan dengan air
Dihomogenkan kembali
Dimasukkan media kedalam setiap polybag hingga ¾ bagian
3. 4. 2. Penanaman Tomat
Ditanam benih Tomat pada polybag dengan kedalam 2 cm dengan jarak penanaman 10 cm dari bibit Terung
Ditutup dengan tanah yang halus secukupnya
Disiram dengan air secukupnya setiap sore
Diamati pertumbuhannya
3. 4. 3. Penanaman Terung
Ditanam bibit Terung di dalam polybag
Diamati pertumbuhannya Media Pertumbuhan Tomat
Tanah
Benih Tomat
Bibit Terung Berumur 80 Hari Tanaman Tomat
3. 4. 4. Penyambungan Tanaman Tomat Dengan Terung
Diikat dengan plastik transparan sedemikian rupa sehingga air tidak membasahi bagian penyambungan
Dibiarkan dan diamati selama 2 minggu
Dibuka lilitan plastik dan tanaman siap untuk dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan 1 minggu setelahnya
**
Dengan cara yang sama dilakukan variasi umur tanaman Tomat dan tanaman Terung untuk :Plot B dengan variasi waktu, 42 HST : 87 HST
Plot C dengan variasi waktu, 49 HST : 94 HST
Plot D dengan variasi waktu, 56 HST : 101 HST Tanaman Tomat Berumur 35
HST sebagai batang atas
Tanaman Terung Berumur 80 HST sebagai batang bawah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan variasi umur penyambungan antara tanaman Tomat
sebagai batang atas dan tanaman Terung sebagai batang bawah. Interval waktu
penyambungan setiap plotnya adalah satu minggu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. Data Sambung Pucuk Antara Tanaman Tomat Sebagai Batang Atas Dan Tanaman Terung Sebagai Batang Bawah
No PLOT Jumlah
Sampel
Banyak
Perlakuan
Pengamatan Umur Tanaman
( HST )
Berhasil Gagal Tomat Terung
1 A 4 Polibag 4 Batang 4 - 35 80
2 B 4 Polibag 7 Batang 6 1 42 87
3 C 4 Polibag 9 Batang 8 1 49 94
4 D 4 Polibag 8 Batang 4 4 56 101
5 Kontrol 2 Polibag 0 Batang - - - -
Tabel 4.2. Perbandingan Produksi Tanaman Tomat Hasil Penyambungan Dengan Kontrol Tanaman Tomat
Panen
Ke-
Tanggal
Panen
Buah Tomat
Kontrol Perlakuan
Berat ( Kg ) Jumlah ( buah ) Berat ( Kg ) Jumlah (buah )
1 30-3-2010 0,205 3 0,120 3
2 04-4-2010 0,260 4 0,152 4
3 09-4-2010 0,375 6 0,180 4
4 14-4-2010 0,400 6 0,260 6
5 19-4-2010 0,610 8 0,275 6
6 24-4-2010 0,350 5 0,350 7
7 29-4-2010 0,210 3 0,390 8
8 04-5-2010 0,180 2 0,301 6
9 09-5-2010 0 0 0,201 5
10 14-5-2010 0 0 0,160 4
TOTAL 2,590 Kg 37 Buah 2,389 Kg 53 Buah
Untuk lebih jelasnya perbandingan produksi buah Tomat pada tanaman hasil
penyambungan dengan tanaman Tomat tanpa perlakuan ( kontrol ) dapat dilihat pada
4.2.Perhitungan Persentase ( % ) Keberhasilan Sambung Pucuk Antara Tanaman Tomat Sebagai Batang Atas dan Tanaman Terung Sebagai Bawah
Tujuan perhitungan persentase keberhasilan adalah untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi dari penyambungan tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung
sebagai batang bawah. Ada tiga bentuk perhitungan persentase keberhasilan dari
penelitian ini yaitu :
A. BERDASARKAN PLOT 1. Plot A
Total perlakuan pada plot A = 4 batang
Jumlah perlakuan berhasil = 4 batang
Jumlah perlakuan gagal = 0 batang
2.Plot B
Total perlakuan pada plot B = 7 batang
Jumlah perlakuan berhasil = 6 batang
Jumlah perlakuan gagal = 1 batang
3.Plot C
Total perlakuan pada plot C = 9 batang
Jumlah perlakuan berhasil = 8 batang
4.Plot D
Total perlakuan pada plot D = 8 batang
Jumlah perlakuan berhasil = 4 batang
Jumlah perlakuan gagal = 4 batang
B.BERDASARKAN JUMLAH SAMPEL ( POLIBAG )
Jumlah total sampel = 16 polibag
Jumlah perlakuan berhasil = 15 polibag
Jumlah perlakuan gagal = 1 polibag
% keberhasilan total = 15 x 6,25 %
= 93,75 %
C. BERDASARKAN TOTAL PERLAKUAN
Jumlah total perlakuan = 28 batang
Jumlah perlakuan berhasil = 22 batang
Jumlah perlakuan gagal = 6 batang
% keberhasilan total = 22 x 3,57 %
4.3.Pembahasan
Berdasarkan pada perhitungan terlihat bahwa % keberhasilan penyambungan tanaman
Tomat dan tanaman Terung tertinggi terdapat pada tanaman plot A yaitu 100 % dan %
keberhasilan penyambungan tanaman Tomat dan tanaman Terung terendah pada
tanaman plot D yaitu 50 %.
Hal ini karena pada plot A, kedua batang tanaman masih muda dan kondisinya
masih lembut sehingga sangat mungkin untuk dipadukan atau disambungkan.
Sementara pada plot D, kedua batang tanaman sudah mengalami pertumbuhan yang
berbeda sehingga terdapat perbedaan komponen penyusun kedua batang tanaman.
Kita ketahui bahwa, pada jaringan sel muda dinding sel batang kedua tanaman
hanya terdiri dari dinding sel primer saja yang sebagian besar tersusun atas molekul
Polisakarida, Selulosa, Hemiselulosa. Namun, jika jaringan telah dewasa atau tua
maka batang tanaman telah dilengkapi dengan dinding sel sekunder yang sebagian
besar terdiri dari Lignin dan kutikula. Oleh sebab itu, struktur batang tanaman menjadi
lebih kompleks, keras, dan kaku. Sehingga pada plot D dari 8 batang total perlakuan,
hanya 4 batang saja tanaman Tomat yang dapat disambungkan dengan tanaman
Terung. ( Yatim, 1987 )
Faktor ketelitian dan keterampilan dalam memposisikan penyatuan kedua
potongan batang tanaman sangat menentukan keberhasilan penyambungan. Dimana,
jika pertemuan potongan batang tanaman Tomat dan potongan batang tanaman Terung
dalam posisi yang tepat maka pembuluh yang ada pada kedua batang serta organ
lainnya akan menyatu. Penyatuan kedua batang menyebabkan terjadinya interaksi dan
reaksi kimia pada posisi penyambungan.
Selain itu, sifat ikatan pada lokasi penyatuan juga harus diperhatikan. Karena
tanaman dalam keadaan stress dan masa stagnasi, maka ikatan pada lokasi penyatuan
tidak boleh terlalu kuat. Jika ikatan terlalu kuat, distribusi makanan dari tanaman
Terung ke tanaman Tomat akan terganggu. Jika terlalu longgar maka, dikhawatirkan
air akan membasahi lokasi penyatuan yang menyebabkan tumbuhnya jamur dan
Ikatan yang terbentuk menyebabkan terjadinya sambung lekat pada kedua
membran sel batang tanaman. Dengan terbentuknya membran sel baru yang
merupakan perpaduan keduanya maka transpor nutrisi, makanan, unsur hara, dan
proses metabolisme dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Perpaduan keduanya
menyebabkan transpor energi, distribusi zat hara, makro dan mikro nutrien, dan
metabolismenya berjalan sebagaimana tanaman normalnya.( Finean, 1979 )
Selain itu, kedekatan hubungan kekerabatan antara tanaman yang dipadukan
juga menentukan keberhasilan dalam penyambungan. Perpaduan tanaman dengan cara
penyambungan biasanya dilakukan antara sesama spesies ( inter-species ) dan yang
berbeda spesiesnya ( inter-genera ) namun masih memiliki kesamaan hingga level
famili.
Tanaman Tomat dan tanaman Terung berasal dari famili yang sama yaitu
kelompok Solanaceae. Kesamaan ini menandakan kedekatan dan kesamaan sifat-sifat
keduanya, sifat fenotip dan sifat genotipnya. Semakin dekat hubungan kekerabatan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5 .1 . Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang kami lakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanaman Tomat dapat dipadukan dengan tanaman Terung dengan metode
sambung pucuk dimana tanaman Tomat sebagai batang atas dan tanaman Terung
sebagai batang bawah dengan tingkat keberhasilan 93,75 %
2. Perpaduan antara dua tanaman dimana tanaman Tomat sebagai batang atas dan
tanaman Terung sebagai batang bawah dapat meningkatkan hasil panen buah
Tomat. Hal ini sangatlah ilmiah, karena tanaman Tomat adalah tanaman berumur
150-160 hari sementara tanaman Terung adalah tanaman tahunan. Perpaduan
tanaman Tomat dengan tanaman Terung menyebabkan mutasi sehingga terjadinya
variasi genetik. Akibat adanya variasi genetik berdampak pada bertambahnya
masa produksi buah Tomat atau penambahan siklus panen buah Tomat yang
melebihi umur normalnya. Bertambahnya masa produksi tanaman Tomat secara
mutlak menambah kuantitas panen tomat.
3. Keunggulan tanaman Tomat hasil perpaduan dengan tanaman Terung adalah :
a. Warna buah Tomat hasil penyambungan lebih cerah dan lebih menarik
daripada buah Tomat tanpa perlakuan dari varietas yang sama
b. Jumlah buah Tomat pada tanaman hasil perpaduan lebih banyak daripada buah
Tomat pada tanaman Tomat tanpa perlakuan ( kontrol )
c. Buah Tomat dari tanaman hasil perpaduan dengan tanaman Terung memiliki
d. Tanaman Tomat hasil perpaduan lebih resisten terhadap kondisi tanah yang
lembab, atau banyak genangan air dan dapat berproduksi sepanjang musim
artinya, dapat ditanam pada musim hujan, musim kemarau, maupun musim
peralihan.
e. Tanaman Tomat hasil perpaduan lebih tahan terhadap layu yang disebabkan
oleh bakteri dan serangan cendawan dibandingkan tanaman Tomat biasanya.
5. 2. Saran
Penelitian yang penulis lakukan ini sangatlah penting dalam dunia sains dan
bioteknologi, oleh karena itu perlu dikaji lebih lanjut dan berkesinambungan dengan
melibatkan lintas disiplin ilmu diantaranya ; fisiologi sel dan tumbuhan, gizi,
biomolekular, genetika, biokimia, kimia obat dan bahan alam, hama dan penyakit
tumbuhan, pertanian dan disiplin ilmu lainnya demi tercapainya penelitian yang