PENGARUH MEDIA PETA POP-UP TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN IPS
(Penelitian Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS Materi Pokok Peristiwa Perlawanan Terhadap Portugis dan Belanda di Kelas V SD Negeri 1 Giriharja
dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah Tahun Pelajaran 2018/2019) IIP APIPUDIN
NPM. 1516680862
Program Studi PGMI/SD STAI Putra Galuh Ciamis
ABSTRAK
Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah realita masih minimnya pengimplementasian media serta metode dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar sehingga hasil belajar peserta didik kurang memuaskan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang menggunakan media peta pop-up dan yang tidak menggunakan media peta pop-up dalam pembelajaran IPS materi pokok peristiwa perlawanan terhadap Portugis dan Belanda di Kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah, serta perbandingan diantara keduanya. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif komparatif dan desain penelitian eksperimen Pre-Test Post-Test Control Group Design. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik Kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah yang berjumlah 25 orang, teknik sampling data menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data utama menggunakan teknik tes dan teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial menggunakan rumus uji Mann- Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar IPS peserta didik Kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah yang menggunakan media peta pop-up mencapai nilai rata-rata 89,09 (skala 0 – 100) sedangkan yang tidak menggunakan media peta pop-up mencapai nilai rata-rata 81,09 (skala 0 – 100). Dan hasil belajar hasil belajar IPS peserta didik Kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah yang menggunakan media peta pop-up lebih besar secara signifikan dibanding hasil belajar yang tidak menggunakan media peta pop-up.
Kata kunci : media peta pop up, hasil belajar IPS
Pendahuluan
Sesuai amanat Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB X ayat 37 pasal (1) yang mewajibkan kurikulum pendidikan dasar dan menengah untuk memuat mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial, maka dalam struktur Kurikulum 2013 sebagai kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini, IPS menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan sejak jenjang sekolah dasar. Tujuan diberikannya mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) pada setiap jenjang pendidikan adalah agar peserta didik
mampu mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu
mengembangkan pemahaman
tentang masyarakat. Beratnya tujuan pembelajaran IPS serta beragam dan luasnya materi pembelajaran IPS yang harus disampaikan kepada peserta didik menantang setiap guru untuk dapat menyajikan bahan pelajaran IPS secara baik, menarik dan menantang minat belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di beberapa sekolah dasar di kecamatan Rancah
Kabupaten Ciamis, dalam
melaksanakan pembelajaran tematik integratif khususnya yang mempunyai konten mata pelajaran IPS, sebagian besar guru kelas masih terpaku pada Buku Guru dan Buku Siswa yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
Kurikulum 2013, mereka
mengimplementasikan pembelajaran tahap demi tahap sesuai dengan yang ada dalam buku pedoman tersebut.
Disisi lain harus diakui bahwa metode maupun media pembelajaran yang digunakan dalam Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Buku Guru maupun Buku Siswa) masih sangat minim sehingga seringkali membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti pembelajaran IPS yang memang cukup banyak menuntut hafalan, dan situasi tersebut pada akhirnya berujung pada kurang optimalnya hasil belajar mereka.
Kondisi belum optimalnya hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak khususnya guru kelas masing- masing, karena jika tidak segera diatasi bukan tidak mungkin akan menimbulkan paradigma yang kurang baik dari peserta didik terhadap pembelajaran IPS, bukan tidak mungkin peserta didik akan menganggap IPS adalah pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dihafalkan.
Salah satu inovasi media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS terutama pembelajaran yang mengandung konten menyangkut letak geografis adalah penggunaan Media Peta Pop- up. Peta Pop-up secara sederhana dapat diartikan sebagai peta yang ketika dibuka /digunakan bisa
menampilkan bentuk tiga
dimensi/timbul. Dalam penggunaan media peta pop-up, selain melibatkan aspek visual peserta didik seperti dalam penggunaan media peta biasa yang terdapat dalam Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, dalam penggunaan media peta pop-up aspek motorik peserta didik pun dirangsang sehingga sesuai dengan teori Dale’s Cone of Experience atau kerucut pengalaman Dale (Arsyad, 2013: 10), pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik yang melibatkan multi aspek akan lebih memberikan makna kepada mereka (dibandingkan dengan yang hanya menggunakan aspek visual atau verbal saja) dan pesan yang disampaikan melalui pembelajaran akan lebih bertahan lama yang pada akhirnya akan berujung pada peningkatan hasil belajar mereka.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli, istilah peta sendiri mempunyai banyak
pengertian. Menurut ICA
(International Cartographic Association) sebagai-mana dikutip oleh Sukwarjono, dkk (1997:7), peta
diartikan sebagai suatu
representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda- benda angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Selain itu peta dapat pula diartikan sebagai gambaran dari permukaan bumi atau benda angkasa yang digambarkan pada bidang datar, dengan menggunakan ukuran simbol dan sistem generalisasi atau penyederhanaan (Juhadi dan Liesnoer, 2001: 7). Sedangkan menurut Bakosurtanal (2004: 1) peta merupakan gambaran dari unsur- unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang di gambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.
Menurut Sinaga (1995:20), berdasarkan isinya secara umum peta dapat diklasifikasikan atas:
1) Peta Umum atau Rupa Bumi, yaitu peta yang menggambarkan bentang alam secara umum dipermukaan bumi dan menggambarkan segala sesuatu yang ada pada suatu wilayah, pegunungan, sungai, jalan, jalur kereta api dan sebagainya.
2) Peta Khusus atau Tematik, yaitu peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam
penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan pariwisata, dan sebagainya.
Sebagai media pembelajaran, baik peta umum (rupa bumi) maupun peta tematik, di dalam Kurikulum 2013 telah menjadi salah satu sumber belajar yang digunakan untuk memperjelas materi-materi pembe- lajaran yang berhubungan dengan letak geografis. Dalam buku siswa maupun buku guru penggunaan peta- peta tersebut telah dipaparkan secara jelas dan terperinci.
Namun sebagaimana telah dipaparkan bentuk peta yang begitu- begitu saja (monoton) pada akhirnya seringkali membuat peserta didik jenuh untuk memperhatikannya.
Berbeda dengan peta umum maupun peta tematik yang telah biasa digunakan, peta pop-up mempunyai bentuk unik dan menarik yang dapat meningkatkan minat serta perhatian peserta didik untuk mengesplorasi materi pembeajaran yang diberikan.
Dalam dunia penerbitan (publishing), istilah pop-up merupa- kan salah satu bidang kreatif dari paper engineering, dan didefinisikan sebagai sebuah kartu atau buku yang ketika dibuka bisa menampilkan bentuk 3 dimensi atau timbul (Dewantari, 2012). Bluemel dan Taylor (2012: 5) mendefinisikan buku Pop-up adalah "Pop up book is a book that offers the potential for motion and interaction through the use of paper mechanisme such as folds, slides, tabs or wheels".
Menurutnya, buku Pop-up merupakan sebuah buku yang menawarkan potensi gerakan dan interaksi dalam mekanisme atau teknik penggunaan kertas, seperti mekanisme melipat, menggulung,
menggeser, menyentuh, atau memutar.
Istilah pop up dalam peta pertama kali digunakan pada tahun 1984 untuk 18 rangkaian peta yang dirancang dan dipublikasikan oleh Stephan Van Dam dan ditawarkan American Express kepada para anggota pemegang kartunya.
VanDam, Inc. terus menerbitkan peta jalan Pop-up dari banyak kota di seluruh dunia.
Peta Pop-up sebagai media pembelajaran merupakan inovasi
peneliti dan merupakan
pengembangan dari peta tematik yang telah ada dan biasa digunakan dalam pembelajaran IPS. Peneliti sendiri dengan menggunakan referensi istilah pop-up yang lazim digunakan untuk buku atau kartu memberikan pengertian peta pop-up sebagai sebagai peta yang ketika dibuka /digunakan bisa menampilkan bentuk 3 dimensi/timbul. Dengan memberikan mekanisme yang biasa digunakan dalam pop up book, peta pop-up yang digunakan peneliti mempunyai bentuk berbeda dari peta yang biasa digunakan. Bentuknya yang unik dan menarik memberikan keyakinan pada peneliti bahwa media peta pop-up akan memberikan fungsi atensi, afektif, kognitif serta kompensatori sebagai media pembelajaran yang lebih baik dibanding peta yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPS.
Bertolak dari permasalahan yang melatar belakangi penelitian serta alternatif solusinya berdasarkan berbagai kajian teori akan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai penggunaan media peta
pop-up dalam pembelajaran IPS yang berhubungan dengan letak geofrafis yaitu Materi Pokok Peristiwa Perlawanan Terhadap Portugis dan Belanda di Kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah Tahun Pelajaran 2018/2019.
Dalam penelitian ini pengaruh penggunaan media peta pop-up terhadap hasil belajar IPS peserta didik akan dibandingkan dengan pengaruh penggunaan peta tematik biasa yang terdapat dalam Buku Siswa Tematik Integratif Kurikulum 2013 yang biasa digunakan sebagai pegangan pembelajaran.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilandasi suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (Sugiyono, 2011:8).
Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental design dengan bentuk Pretest Pos- test control grup design. Sesuai desain penelitian yang ditentukan,, pada penelitian ini sampel dibagi atas dua kelompok yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang peserta didiknya mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media peta pop-up sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang peserta didiknya mengikuti pembelajaran menggunakan media peta tematik pada buku siswa.
Secara diagramatis, desain penelitian yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut :
R O1 X O2 R O3 O4
Sumber : Sugiyono (2016:76) Gambar 1 Diagram Desain Penelitian Non Equivalent Control Group Design
Keterangan :
O1 : Hasil pre-test kelas
O3 : Hasil pre-test kelas kontrol O2 : Hasil Pos-tes kelas eksperimen O4 : Hasil Pos-tes kelas kontrol R : Random (pemilihan sampel dilakukan secara acak) X : Treatment (tindakan yang diteliti)
Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas V SD Negeri 1 Giriharja yang berjumlah 15 orang dan seluruh peserta didik kelas V SD Negeri 1 Patakaharja yang berjumlah 11 orang. Mengingat jumlah populasi yang diteliti relatif kecil maka pada penelitian ini seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelititan (sampel jenuh).
Populasi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok
eksperimen (peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media peta pop-up) dan kelompok kontrol (peserta didik yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media peta pop-up) dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Variabel bebas atau variabel independen dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS pada Materi Pokok Peristiwa Perlawanan Terhadap Portugis dan Belanda yang dilakukan dalam penelitian dengan sub variabel pembelajaran yang menggunakan media peta pop-up (X1) dan
pembelajaran yang tidak
menggunakan media peta pop-up (X2). Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS pada Materi Pokok Peristiwa Perlawanan Terhadap Portugis dan Belanda (Y).
Teknik pengumpulan data utama yang digunakan adalah teknik tes, menurut Arikunto (2006:150).
Tes yang dilakukan meliputi dua macam tes yaitu : Pretes (tes awal) yaitu tes yang dilakukan sebelum pembelajaran (perlakuan) diberikan dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol;
Postes
(tes akhir) yaitu tes yang dilakukan setelah pembelajaran (perlakuan) diberikan. Hasil tes merupakan dasar dari penghitungan adakah perbedaan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai pengaruh dari penggunaan media yang digunakan.
Instrumen yang digunakan berupa butir soal berbentuk soal pilihan ganda (PG) dengan empat pilihan dan satu jawaban benar serta soal isian singkat.
Uji validitas dilakukan menggunakan responden sebanyak 31 orang peserta didik kelas VI SD Negeri 1 Giriharja dan Kelas VI SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis dengan dasar pertimbangan responden mempunyai karakteristik yang sama (hubungannya dengan hasil pembelajaran IPS pada materi pokok Peristiwa Perlawanan Terhadap Portugis dan Belanda) dengan populasi yang diteliti. Analisa uji coba instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson dengan
bantuan program program SPSS ver.22. Hasil uji validitas menunjukkan seluruh item soal yang diuji mempunyai nilai korelasi 0,384 – 0,9531. Dengan menggunakan pendapat Masrun (Sugiyono, 2011:133) yang menyatakan bahwa
“…biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3” maka seluruh instrumen soal dapat dikatakan valid untuk digunakan sebagai instrumen peneli-tian. Uji Reliabilitas dilakukan menggunakan Alfa Cronbach dengan hasil diperoleh nilai 0,812 untuk soal pilihan ganda dan 0,939. Berdasar kriteria reliabilitas instrumen yang dikemukakan Arikunto (2006:167), berarti intrumen penelitian mempunyai reliabilitas tinggi dan sangat tinggi untuk digunakan dalam penelititan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi dari analisis deskriptif dan analisis komparatif yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tabulasi data, dilakukan terhadap semua data yang terkumpul dari instrumen pengumpulan data.
2. Pengukuran gejala pusat (analisis deskriptif), dilakukan terhadap data hasil tabulasi yang meliputi pengukuran nilai rata-rata, nilai tengah, variansi, simpangan baku, nilai tertinggi, nilai terendah dan jumlah serta melakukan katego-risasi hasil tes masing-masing kelas berdasar KKM yang ditentukan sebesar 75.
3. Menentukan metode analisis statistik inferensial yang digunakan, karena jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian relatif kecil (hanya 25 orang peserta didik), maka sesuai dengan pendapat Santoso (2010:4) yang menyatakan bahwa jika jumlah data terlalu sedikit (kurang dari 30) meskipun data yang digunakan berskala interval atau rasio
dimungkinkan untuk
menggunakan metode non parametrik dengan uji Mann- Witney U sebagai pengganti Uji-t untuk data independent.
4. Melakukan uji beda hasil pretes, kriterianya jika hasil uji beda tidak terdapat perbedaan signi- fikan antara hasil test kelas eksperimen dan kelas kontrol maka uji hipotesis dapat langsung dilakukan melalui uji beda hasil post tes, namun jika menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan, maka uji hipotesis dilakukan melalui uji beda gain test (selisih pretes dan post tes) kelas eksperimen dan kelas kontrol.
5. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan dengan Uji Mann-Whitney-U sesuai hasil uji beda pre-tes yang telah dilakukan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Pre-test
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan treatment penelitian, diperoleh rekapitulasi nilai pretes kedua kelas sebagaimana diperli- hatkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Pre Test
No .
Kelas / Kelompok Perlakuan Eksperimen Kontrol
1 80 72
2 72 76
3 76 68
4 72 84
5 76 68
6 76 72
7 72 72
8 68 60
9 68 60
10 72 76
11 76 68
12 76
13 68
14 52
Analisis gejala pusat (Central Tendency) hasil pre test kedua kelas tersebut diatas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Nilai-nilai Gejala Pusat (Central Tendency) Hasil Pretes
Nilai_Pretes_
Eks
Nilai_Pretes _Kon
N Valid 14 11
Mean 71.7143 70.5455
Median 72.0000 72.0000
Mode 76.00 68.00
Std. Deviation 6.74170 6.99090
Variance 45.451 48.873
Range 28.00 24.00
Minimum 52.00 60.00
Maximum 80.00 84.00
Sum 1004.00 776.00
Berdasar data pada tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa nilai hasil pre-tes kelas eksperimen berada pada rentang nilai 52 sampai dengan 80 dengan nilai rata-rata 71,71 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 6,74. Hasil belajar peserta didik dikategorikan kurang.
Sedangkan hasil pre-tes kelas kontrol berada pada rentang nilai 60 sampai dengan 84 dengan nilai rata-rata 71,71 dan simpangan baku (standar
deviation) sebesar 6,99. Hasil belajar peserta didik dikategorikan kurang
Histogram hasil pre test kedua kelas tersebut dapat dilihat pada gambar gambar-gambar dibawah ini:
Gambar 2. Histogram Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Gambar 3. Histogram Hasil Pretes Kelas Kontrol
b. Hasil Post-test
Tabulasi hasil postes kedua kelas yang diperoleh dari evalusi yang dilakukan terhadap sampel setelah pelaksanaan treatment diperlihatkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Post Test
No .
Kelas / Kelompok Perlakuan Eksperimen Kontrol
1 90 80
2 80 80
3 90 80
No .
Kelas / Kelompok Perlakuan Eksperimen Kontrol
4 80 70
5 80 70
6 80 80
7 80 60
8 80 70
9 90 80
10 100 70
11 90 90
12 90 80
13 80 80
14 90 80
Analisis lebih lanjut untuk mengetahui nilai-nilai gejala pusat (Central Tendency) hasil postes kedua kelas tersebut diatas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Nilai-nilai Gejala Pusat (Central Tendency) Hasil Postes
Nilai_Posttest_
Eks Nilai_Posttest_
Kon
N Valid 14 11
Mean 89.1429 81.0909
Median 88.0000 76.0000
Mode 84.00a 76.00
Std.
Deviation 8.21684 9.13734
Variance 67.516 83.491
Range 24.00 32.00
Minimum 76.00 68.00
Maximum 100.00 100.00
Sum 1248.00 892.00
Melalui tabel 4 diatas dapat dapat diketahui bahwa nilai hasil pos-tes kelas eksperimen berada pada rentang nilai 76 sampai dengan 100 dengan nilai rata-rata 89,14 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 8,21. Hasil belajar peserta didik dikategorikan baik. Sedangkan nilai hasil pos-tes kelas kontrol
berada pada rentang nilai 68 sampai dengan 100 dengan nilai rata-rata 81,09 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 9,13. Hasil belajar peserta didik dikategorikan cukup.
Histogram hasil postes kedua kelas tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini:
Gambar 4 Histogram Hasil Postes Kelas Eksperimen
Gambar 5 Histogram Hasil Poste Kelas Kontrol
c. Uji Beda Hasil Pretes
Berdasar metode statistik yang ditetapkan (metode non parametrik), uji beda dilakukan menggunakan rumus Mann Whitney U-Test. Hasil analisis uji beda hasil Pretes menggunakan SPSS ver 22 dapat dilihat dari tabel berikut ini
Tabel 5
Hasil Uji Beda Hasil Pretes
Mann-Whitney U 62.500
Wilcoxon W 128.500
Z -0.817
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.414 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0.434
Hipotesis nol dari uji beda yang dilakukan adalah tidak ada perbedaan signifikan antara hasil pre-test kelas eksperimen dan hasil pre-test kelas kontrol, kriteria pengujian adalah dapat diterima jika Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka berdasar tabel 6 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara hasil pretes kelas eksperimen dan hasil pretes kelas kontrol. Dengan demikian uji hipotesis penelitian dapat ditentukan langsung dengan melakukan uji beda terhadap hasil Postes kelas eksperimen dan hasil Postes kelas kontrol..
d. Uji Hipotesis
Berdasar hasil analisis terhadap uji beda hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol maka pengujian hipotesis ditentukan langsung dengan melakukan uji beda terhadap hasil Postes kelas eksperimen dan hasil Postes kelas kontrol menggunakan uji Mann- Whitney U dengan bantuan perangkat lunak SPSS ver.22. Hasil analisis yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Hasil Uji Hipotesis dengan Mann-Whitney U Test
Mann-Whitney U 37.000
Wilcoxon W 103.000
Z -2.218
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.027 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0.029
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Sig. (1-tailed) hasil pengujian adalah 0,0145 (0,029 : 2) yang berarti lebih kecil dari taraf signikasi (0,05) yang ditentukan sebagai kriteria uji hipotesis, artinya berdasar uji hipotesis yang diperoleh hipotesis nol pengujian yaitu tidak ada perbedaan signifikan antara hasil pos tes kelas eksperimen dan hasil pos tes kelas kontrol ditolak dan hipotesis alternatifnya yaitu hasil pos tes kelas eksperimen lebih besar secara signifikan dari hasil pos tes kelas kontrol diterima. Jadi hipotesis penelitian yaitu : “Terdapat pengaruh positif dari penggunaan media peta pop-up terhadap hasil belajar IPS peserta didik kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis)” dapat diterima.
e. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasar hasil analisis terhadap data-data penelitian seperti yang telah dipaparkan pada bagian hasil penelitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media peta pop-up dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan materi pokok peristiwa perlawanan terhadap Portugis dan Belanda memberikan hasil belajar peserta didik lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik yang tidak menggunakan media peta pop-up dan hanya menggunakan media peta tematik biasa seperti yang terdapat
pada Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017).
Hasil penelitian yang diperoleh sangat sesuai dengan berbagai penelitian relevan yang telah dilakukan maupun dengan berbagai teori yang telah dikemukakan banyak pakar pendidikan. Hasil observasi langsung peneliti terhadap jalannya pembelajaran, menunjukkan bahwa penggunaan media peta pop-up dapat memberikan suasana pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan, peserta didik merasa tertarik dan termotivasi untuk terus mengikuti pembelajaran melalui penggunaan media peta pop-up yang
dianggapnya memberikan
kesenangan tersendiri. Lebih intensifnya keterlibatan aspek psikomotorik selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan peta pop-up juga diperkirakan merupakan pemicu terhadap lebih baiknya hasil belajar peserta didik yang mengikutinya. Hal ini sangat sesuai dengan teori Dale’s Cone of Experience (Kerucut pengalaman Dale) yang menyatakan hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu. Semakin nyata (kongkret) pesan itu maka semakin mudah bagi peserta didik mencerna materi yang diberikan. Jika pada penggunaan peta tematik biasa peserta didik hanya diajak untuk melihat dan membaca
data/ informasi yang terdapat dalam peta maka pada penggunaan media peta pop-up selain memperhatikan, melihat dan membaca, peserta didik juga ditantang untung menggunakan kemampuan psikomotoriknya dengan cara menarik, menggeser atau membuka unsur mekanis yang terdapat pada peta pop-up, dengan demikian peserta didik tidak hanya sebatas bersikap pasif dan hanya menjadi pendengar dan pembaca namun menjadi bersikap aktif menjadi partisipan dalam pembelajaran yang tentu saja akan memberinya kesempatan mencerna pembelajaran yang diberikan secara lebih baik. Melalui fakta hasil penelitian yang diperoleh diharapkan setiap guru khususnya guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) akan
termotivasi untuk lebih
memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran meskipun hanya mengengembangkan media yang masih menggunakan teknologi sederhana (tidak menggunakan teknologi tingkat tinggi) seperti peta pop-up ini untuk lebih meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, mempermudah peserta didik dalam mengingat serta memahami pesan yang disampaikan dalam pembelajaran dengan harapan akan lebih meningkatkan hasil belajar mereka..
Simpulan dan Saran
Berdasar berbagai analisa terhadap data-data hasil penelitian sesuai rumusan masalah yang ditetapkan sebagai landasan penelitian, sebagai simpulan dari penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar IPS Materi Pokok Peristiwa Perlawanan Terhadap
Portugis dan Belanda peserta didik kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis dengan menggunakan media peta pop-up berhasil mencapai nilai rata-rata 89,1 (skala 100) dan dapat dikategorikan baik.
2. Hasil belajar IPS Materi Pokok Peristiwa Perlawanan Terhadap Portugis dan Belanda peserta didik kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis tanpa menggunakan media peta pop-up berhasil mencapai nilai rata-rata 81,09 (nilai skala 100) dan dapat dikaegorikan cukup.
3. Hasil belajar IPS peserta didik kelas V SD Negeri 1 Giriharja dan SD Negeri 1 Patakaharja Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis yang menggunakan media peta pop-up lebih besar
dibanding yang tidak
menggunakan media peta pop-up (89,14 > 81,09) dan berarti secara signifikan dengan menggunakan Uji Mann Whitney U.
Sebagai tindak lanjut hasil penelitian yang telah diperoleh,
peneliti memberikan
saran/rekomendasi agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengatasi permasalahan yang umumnya timbul sebagai akibat kebosanan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang monoton khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial yang mengandung
konten/materi menyangkut letak geografis. . Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi atau
masukan bagi penelitian sejenis terutama untuk pengembangan media peta pop-up yang memang masih belum banyak disentuh untuk digunakan sebagai alternatif media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya dalam materi yang menyangkut letak geografis.Dan terakhir diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi HKI milik STAI Putra Galuh Ciamis..
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Bakosurtanal. (2004). Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
Bluemel & Taylor. (2012). Pop Up Book: A Guide for Teacher and Librarians. USA: Library of Congress Cataloging-in- Publication-Data
Dewantari, Alit Ayu (2012). Sekilas tentang Pop-Up, Lift the Flap, dan Movable Book. Tersedia di : http://dgi.or.id/read/observation/
sekilas-tentang-pop-up-lift-the- flap-dan-movable-book.html Diakses pada tanggal 12 April 2019.
Juhadi, dan Dewi Liesnoor S.
2001. Desain dan Komposisi Peta Tematik. Semarang:
CV.Indoprint
Santoso, Singgih, (2010). Statistik Non Parametrik. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo
Sinaga, Maruli 1995, Pemetaan Data Statistik Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta
Sugiyono, (2016), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung, CV. Alfabeta
Sukwardjono,dkk.
(1997). Kartografi Dasar.
Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM