Rumah Sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan dan penelitian medis dilakukan (AZWAR, 1988). Hubungan statistik rumah sakit dengan rekam medis sangat erat, karena statistik berkaitan dengan pelaporan rumah sakit dan rekam medis.
Sumber Data Statistik Rumah Sakit
KIUP
Review Matematika dalam Statistik Pelayanan Kesehatan
Misalnya angka 31 adalah angka antara 30 dan 40, tetapi angka ini mendekati 30. Angka 37 adalah angka antara 30 dan 40, tetapi angka ini mendekati 40.
SENSUS PASIEN
- Pengertian Sensus Pasien
 - Pasien Transfer
 - Pasien Masuk dan Keluar pada Hari yang Sama
 - Rekapitulasi Sensus
 - Rerata Sensus Pasien
 - Rerata Sensus Bayi Baru Lahir
 
Bila ada inventarisasi di bangsal A pada hari itu (misalnya pukul 23.00), Fulan akan dicatat sebagai pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama. Saat melakukan sensus di Bangsal A hari itu (misalnya pukul 23.00), Fulan TIDAK tercatat sebagai pasien masuk dan keluar. Pasien berangkat dan datang pada hari yang sama dimasukkan dalam perhitungan lama rawat inap (LD), atau rata-rata lama rawat inap (LOS) dihitung satu hari berobat dan dimasukkan dalam perhitungan HP.
Jumlah pasien yang tersisa harus sama dengan jumlah perhitungan sensus keesokan harinya, yaitu harus dimulai pukul 23.59 WIB. Ini menyangkut data sensus dan bukan hari pengobatan. Jumlah hari rata-rata dihitung dengan membagi jumlah hari perawatan (HP, tidak termasuk bayi baru lahir) dengan jumlah hari pada periode yang bersangkutan. Rata-rata jumlah bayi harian dihitung dengan membagi jumlah hari perawatan bayi baru lahir (HP bayi baru lahir) dengan jumlah hari dalam jangka waktu tertentu.
Jumlah hari pengobatan pada bulan Mei sebanyak 5.297 hari untuk dewasa dan anak-anak, sedangkan BBL sebanyak 486 hari.
EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR
Jumlah Tempat Tidur
Jumlah tempat tidur yang tersedia - jumlah tempat tidur di unit rumah sakit yang tersedia dan siap digunakan dalam perawatan pasien rawat inap setiap saat, terlepas dari apakah sedang digunakan atau tidak. Jumlah tempat tidur yang terpakai pada keadaan darurat tidak termasuk dalam kategori jumlah tempat tidur tersedia. Tempat tidur yang digunakan adalah jumlah tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien rawat inap tidak mendesak dan tidak tergolong neonatus.
Tempat tidur yang tidak terpakai tetapi tersedia untuk perawatan tidak termasuk dalam perhitungan tempat tidur yang terpakai atau istilah keterisian tempat tidur. Rata-rata jumlah TT yang digunakan (disebut juga tempat tidur terisi dan dilambangkan dengan huruf 0) dihitung dengan menjumlahkan TT yang tersedia untuk setiap hari dalam periode tersebut dan kemudian membaginya dengan jumlah hari dalam periode tersebut. Setiap kali ada perubahan jumlah TT yang tersedia (dapat ditambah atau dikurangi), maka harus dicatat.
Jadi perubahan jumlah TT yang hanya bersifat sementara (misalnya karena kondisi darurat) tidak dihitung sebagai perubahan.
Bed Occupancy Ratio (BOR) Pengertian
Pembahasan lebih lanjut dan contoh penghitungan efisiensi penggunaan TT dengan perubahan TT akan dibahas bersamaan dengan topik BOR (Bed Occupancy Ratio). Secara statistik, semakin tinggi nilai BOR maka semakin tinggi pula pemanfaatan TT yang ada untuk perawatan pasien. Namun kita harus sadar bahwa semakin banyak pasien yang kita layani, maka semakin sibuk dan berat pula bebannya.
Kualitas kinerja tim medis menurun karena angka BOR yang terlalu tinggi, selain itu kinerja tim medis menurun, keselamatan pasien terabaikan, dan kepuasan pelayanan menurun. Sebaliknya, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit TT yang digunakan untuk mengobati pasien dibandingkan dengan TT yang diberikan. Dengan kata lain, jumlah pasien yang sedikit ini dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi rumah sakit.
Dengan memperhatikan permasalahan tersebut di atas, maka perlu dicapai suatu nilai ideal yang menyeimbangkan mutu medis, kepuasan pasien, keselamatan pasien dan aspek pendapatan ekonomi bagi rumah sakit.
Lama Rawat/Length of Stay (LOS)
Beberapa rumah sakit menetapkan batasan jam pulang pasien, dimana jika pasien keluar setelah batas tersebut maka LD akan bertambah sebesar 1. Misalnya, jumlah LD bangsal Mawar pada bulan Januari adalah jumlah LD setiap pasien di bangsal Mawar. Bangsal Mawar yang dipulangkan pada bulan Januari. Data berikut merupakan catatan tanggal masuk dan keluar setiap pasien di Bangsal Mawar pada bulan Januari.
Jika dinyatakan rata-rata LD RS XYZ pada bulan Januari adalah 7, berarti setiap pasien RS XYZ dirawat rata-rata selama 7 hari pada bulan Januari. Rata-rata LD dihitung dengan membagi jumlah LD dengan jumlah pasien yang dipulangkan (hidup atau mati). Jika, misalnya, LD pasien B adalah 35 hari, rata-rata LD kelompok ini adalah 10,2 hari.
Pasien cuti sakit adalah pasien yang meninggalkan rumah sakit untuk sementara waktu (satu hari atau lebih) dengan izin dokter yang merawatnya.
Turn Over Interval (TOI)
Bed Turn Over (BTO)
Hal ini dapat sangat menguntungkan secara ekonomi bagi manajemen rumah sakit, namun dapat merugikan pasien karena TT tidak dipersiapkan dengan baik. Artinya selama periode Januari TT di RS XYZ rata-rata digunakan oleh 7,1 pasien secara bergilir. Logikanya, semakin tinggi angka BTO berarti setiap TT yang tersedia digunakan oleh lebih banyak pasien secara bergantian.
Namun bisa dibayangkan dalam 1 bulan 1 TT digunakan oleh 15 pasien, artinya setiap pasien rata-rata menempati TT selama 2 hari dan tidak ada hari TT tersebut kosong atau “tidak aktif”. Artinya beban kerja tim perawatan sangat tinggi dan TT tidak sempat dibersihkan karena terus menerus digunakan pasien. Dengan menggunakan informasi pada tabel berikut, hitung BOR setiap unit RSA UMSIDA beserta persentase total keterisian tempat tidur.
Statistik Rumah Sakit: Dari Registrasi Pasien, Barber-Johnson Chart hingga Statistik Kematian, Otopsi, Perpustakaan Nasional Indonesia.
GRAFIK BARBER JOHNSON
- Manfaat Grafik Barber Johnson Grafik BJ bisa dimanfaatkan untuk
 - Format Grafik Barber Johnson
 - Cara Membuat Grafik Barber Johnson Ketentuan-ketentuan yang harus diingat waktu
 - Cara Membaca Grafik Barber Johnson
 - Pengolahan data
 
Pastikan kebenaran laporan efisiensi pemanfaatan TT dengan melihat perpotongan empat garis bantu di GBJ. Garis bantu BOR merupakan garis yang ditarik dari perpotongan sumbu mendatar dan sumbu vertikal yaitu titik-titik. Tentukan koordinat titik bantu BOR sesuai dengan nilai BOR, misal untuk BOR 75% maka koordinat titik bantunya adalah : .. contoh lain untuk membuat garis bantu BOR = 60% maka koordinat titik bantunya titiknya adalah LOS = 6 dan TOI = 4).
Tentukan titik bantu pada sumbu LOS dan TOI (nilainya sama) dengan cara: Gambar 4.5 diperoleh dari 90/20, dimana 90 adalah jumlah hari pada periode triwulan pertama dan 20 adalah nilai BTO untuk yang pedomannya sedang disusun). Siapkan data yang diperlukan untuk menghitung empat parameter (BOR, aLOS, TOI dan BTO) untuk periode pembuatan grafik BJ. Jika perhitungan nilai keempat parameter (data, rumus, metode perhitungan, pembulatan) benar, maka keempat garis bantu tersebut akan berpotongan di satu titik.
Jika titik B terletak pada rentang efektif, berarti penggunaan TT efektif pada periode yang bersangkutan.
STATISTIK MORTALITAS
Pengertian Statistik Mortalitas
Pertama, ada rencana terhadap rumah sakit dan harus dilakukan peninjauan terhadap registrasi data rumah sakit. Kematian di rumah sakit didefinisikan dalam "Kamus Topik Pelayanan Kesehatan" sebagai proporsi pasien rumah sakit yang meninggal, biasanya dinyatakan dalam persentase. Selain pengumpulan, beberapa rumah sakit lebih memilih untuk memeriksa hubungan antara kematian dan operasi pembedahan, seperti semua kematian akibat kolesistektomi.
Banyak dari angka-angka ini tidak dihitung secara rutin oleh rumah sakit swasta, sehingga angka kematian memang terjadi. Statistik kematian (mortalitas) adalah data yang menggambarkan perbandingan jumlah pasien yang meninggal selama dirawat di suatu rumah sakit selama periode tertentu. Kegunaan statistik kematian rumah sakit adalah untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu rumah sakit.
Pada umumnya bayi baru lahir dimasukkan dalam penghitungan statistik kematian tersebut, kecuali ada ketentuan khusus dari pihak manajemen rumah sakit yang ingin memisahkan penghitungan kematian bayi baru lahir.
Gross Death rate (GDR)
83 Angka kematian kasus (case fatality rate) adalah jumlah total pasien yang meninggal karena suatu penyakit tertentu selama periode tertentu dibagi dengan jumlah total kasus selama periode tertentu. Misalnya, pada kasus pasien dengan infark miokard akut, setiap pasien yang keluar dari rumah sakit dengan diagnosis infark miokard akut berpotensi menyebabkan pasien meninggal. Jika suatu rumah sakit mempunyai 40 pasien yang didiagnosis infark miokard akut yang dipulangkan pada akhir tahun dan 8 orang meninggal, maka angka kematiannya adalah:
Net Death rate (NDR)
84 Pasien yang meninggal dalam waktu 48 jam menunjukkan bahwa kondisi pasien setibanya di rumah sakit cukup serius, yang berarti kematian pasien tersebut bukan disebabkan oleh buruknya kualitas rumah sakit.
Postoperative Death Rate
85 Catatan statistik periode "x" menyatakan bahwa terdapat 1000 pasien yang dioperasi dan 5 pasien meninggal setelah operasi (2 diantaranya meninggal dalam waktu 10 hari setelah operasi), sehingga perhitungan angka kematian pasca operasi adalah :.
Anesthesia Death Rate
86 RS MIK UMSIDA mencatat dari 2000 pasien yang mendapat anestesi, terdapat 1 pasien meninggal dunia, sehingga angka kematian akibat anestesi adalah :.
Maternal Death Rate
Secara umum, rumah sakit hanya menghitung kematian obstetrik langsung sebagai kematian ibu dan hanya menghitung pasien yang benar-benar meninggal selama dirawat di rumah sakit. Prepeitum tidak melahirkan yaitu keadaan sebelum bayi lahir, misalnya pasien datang ke rumah sakit untuk proses persalinan namun bayinya belum lahir, pasien sudah keluar dari rumah sakit (bisa hidup atau meninggal). Pasca melahirkan yaitu kondisi setelah bayi lahir. Misalnya, seorang pasien datang ke rumah sakit dengan luka infeksi akibat operasi caesar.
Pasien dengan karsinoma uterus yang disebabkan oleh kehamilan juga tidak dimasukkan karena dianggap sebagai kematian obstetrik tidak langsung.
Newborn Death Rate
Kematian neonatal Kematian bayi lahir hidup di rumah sakit yang meninggal di rumah sakit pada hari yang sama Kematian neonatal Kematian bayi lahir hidup di rumah sakit kurang dari. Kematian janin (atau lahir mati) di rumah sakit diartikan sebagai bayi yang lahir dalam kandungan atau masih berupa janin yang muncul secara utuh tanpa memandang usia kehamilan ibu. Menentukan apakah suatu rumah sakit memuat data angka kematian janin atau tidak memerlukan statistik khusus dan memerlukan penyelidikan oleh pihak administrasi rumah sakit, staf medis, dan bagian pelaporan rumah sakit.
Selama bulan November, sebuah rumah sakit mencatat 207 kelahiran hidup, 1 kematian janin dini, 2 kematian janin sedang, dan 3 kematian janin terlambat. Untuk menentukan angka kematian janin di rumah sakit, jumlah kematian janin sedang dan akhir 5 dikalikan 100 dan dibagi dengan jumlah kelahiran hidup serta kematian janin sedang dan akhir. Gunakan tabel berikut untuk menghitung angka kematian bersih (NDR) untuk setiap layanan dan total angka kematian bersih (Total NDR) di rumah sakit komunitas berikut pada bulan Desember.
Dengan menggunakan tabel berikut, hitunglah angka kematian ibu pada bulan Mei di rumah sakit setempat berikut.