Teori Portofolio dan Diversifikasi Risiko
Materi kali ini ini akan membawa teman-teman dalam perjalanan untuk memahami bagaimana membangun portofolio yang kuat dan
meminimalkan risiko dengan strategi diversifikasi.
Kita akan mempelajari konsep-konsep dasar, model penting seperti Model Markowitz, dan cara
memanfaatkan diversifikasi untuk mencapai tujuan investasi Anda.
Pengantar Teori Portofolio
1 Pengertian Portofolio
Portofolio investasi adalah kumpulan aset yang
beragam seperti saham, obligasi, properti, dan komoditas, yang dimiliki oleh individu atau institusi untuk mencapai tujuan keuangan tertentu.
2 Tujuan Portofolio
Tujuan utama portofolio investasi adalah untuk memaksimalkan
pengembalian sambil meminimalkan risiko.
Setiap investor memiliki tujuan yang berbeda,
seperti menabung untuk masa pensiun, mendanai pendidikan anak, atau membeli rumah.
3 Pentingnya Diversifikasi
Diversifikasi memainkan peran penting dalam teori portofolio.
Dengan menyebarkan investasi di berbagai aset, investor dapat mengurangi dampak kerugian jika salah satu aset mengalami penurunan nilai.
Konsep Dasar Portofolio Markowitz
Return
Return mengacu pada keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat diukur dengan berbagai cara, termasuk persentase pertumbuhan nilai investasi dan pendapatan seperti dividen atau bunga.
Risiko
Risiko dalam investasi adalah
kemungkinan bahwa pengembalian yang diperoleh akan berbeda dari yang diharapkan. Risiko dapat diukur dengan berbagai cara, termasuk volatilitas, standar deviasi, dan probabilitas kerugian.
Korelasi
Korelasi mengukur bagaimana pergerakan harga dua aset yang berbeda saling berkaitan. Aset yang berkorelasi positif bergerak searah, sementara aset yang berkorelasi negatif bergerak berlawanan arah.
Tujuan Pembentukan Portofolio
Pertumbuhan Kekayaan
Membangun kekayaan jangka panjang melalui investasi yang cerdas dan terencana, yang
dapat membantu mencapai tujuan keuangan jangka panjang seperti pensiun, pendidikan, dan properti.
Melindungi Kekayaan Meminimalkan risiko
kehilangan nilai investasi dengan diversifikasi dan strategi pengelolaan risiko yang efektif. Hal ini sangat penting untuk menjaga
stabilitas keuangan, terutama di masa ketidakpastian
ekonomi.
Mencapai Tujuan Keuangan Memastikan bahwa portofolio selaras dengan tujuan
keuangan investor, seperti mendanai pernikahan,
bepergian, atau memberikan warisan. Dengan mengatur portofolio sesuai kebutuhan, investor dapat mencapai
tujuan keuangan secara bertahap.
Model Markowitz dan Diversifikasi Risiko
1 Teori Portofolio Modern
Teori Portofolio Modern (MPT) dikembangkan oleh Harry Markowitz pada tahun 1952. MPT memberikan kerangka kerja matematis untuk membangun
portofolio yang optimal.
2 Model Markowitz
Model Markowitz berfokus pada diversifikasi, kombinasi aset yang berbeda untuk mengurangi risiko tanpa mengorbankan potensi pengembalian.
Model ini menganalisis hubungan antara risiko dan return dari setiap aset dalam portofolio.
3 Diversifikasi Risiko
Diversifikasi risiko adalah strategi mengurangi risiko dengan menyebarkan investasi di berbagai aset yang tidak berkorelasi sempurna. Hal ini membantu meminimalkan potensi kerugian jika salah satu aset mengalami penurunan nilai.
Efisiensi Portofolio
Pengertian
Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan pengembalian maksimum untuk tingkat risiko tertentu atau sebaliknya, risiko minimum untuk tingkat pengembalian tertentu.
Kurva Efficient Frontier
Kurva Efficient Frontier adalah representasi grafis dari kumpulan portofolio yang efisien.
Setiap titik pada kurva mewakili portofolio yang efisien, memberikan kombinasi risiko dan pengembalian yang optimal.
Optimalitas Portofolio
Portofolio optimal adalah portofolio yang terletak pada kurva Efficient Frontier dan paling sesuai dengan toleransi risiko investor. Penentuan portofolio optimal memerlukan
pertimbangan preferensi risiko investor.
1. Sumbu X (Risiko, σp):
• Pada sumbu horizontal (X), Anda melihat risiko yang diukur dengan standar deviasi (σp) dari portofolio.
Semakin ke kanan, risiko dari portofolio semakin tinggi.
2. Sumbu Y (Return yang Diharapkan, Rp):
• Pada sumbu vertikal (Y), Anda melihat pengembalian yang diharapkan (Rp), yang menunjukkan tingkat
pengembalian potensial dari portofolio. Semakin tinggi titik pada sumbu ini, semakin tinggi pengembalian yang diharapkan dari portofolio.
3. Titik-titik Portofolio:
• B, C, D, E: Ini adalah portofolio efisien, yang berarti portofolio ini terletak di kurva Efficient Frontier.
Portofolio pada garis ini memberikan pengembalian tertinggi untuk tingkat risiko tertentu atau risiko terendah untuk tingkat pengembalian yang diharapkan.
• A, G, H: Ini adalah portofolio yang tidak efisien. Portofolio ini terletak di bawah Efficient Frontier, menunjukkan bahwa ada kombinasi portofolio lain yang bisa memberikan pengembalian lebih tinggi untuk tingkat risiko yang sama, atau risiko lebih rendah untuk tingkat pengembalian yang sama.
C
Kurva Efficient Frontier
4. Garis Permukaan Efisien (B-C-D-E):
• Garis tebal yang melengkung dari B ke E adalah Efficient Frontier. Semua portofolio di sepanjang garis ini adalah portofolio yang optimal dan efisien.
• Investor yang rasional akan memilih portofolio di sepanjang kurva ini untuk mencapai efisiensi dalam pengelolaan risiko dan pengembalian.
5. Kurva Indiferen (u1 dan u2):
• u1 dan u2 adalah kurva indiferen, yang mewakili preferensi investor untuk kombinasi risiko dan pengembalian.
Setiap kurva indiferen menunjukkan tingkat utilitas atau kepuasan yang sama.
• Kurva yang lebih tinggi (u2) menunjukkan preferensi investor untuk tingkat pengembalian yang lebih tinggi pada risiko yang sama, sehingga lebih diinginkan.
6. Analisis Efisiensi Portofolio:
• B hingga E adalah portofolio yang optimal, karena mereka ada di kurva efisien. Jika investor memilih portofolio A, G, atau H, mereka tidak mendapatkan pengembalian yang optimal untuk tingkat risiko yang diambil.
• Portofolio di bawah garis efisien (seperti titik A, G, H) dianggap tidak efisien karena ada pilihan lain dengan pengembalian lebih tinggi untuk risiko yang sama.
Kesimpulan:
• Gambar ini menjelaskan prinsip dasar dari Efficient Frontier dalam investasi portofolio, di mana investor seharusnya memilih kombinasi aset yang terletak di kurva efisien untuk memaksimalkan pengembalian relatif terhadap risiko yang dihadapi.
• Investor akan menghindari portofolio yang terletak di bawah garis efisien karena mereka kurang optimal.
Pemilihan Portofolio Optimal
Toleransi Risiko
Setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda. Beberapa investor lebih bersedia mengambil risiko yang lebih tinggi untuk potensi pengembalian yang lebih tinggi, sementara yang lain lebih suka risiko yang lebih rendah.
Tujuan Keuangan
Tujuan keuangan investor juga berperan dalam menentukan portofolio optimal.
Misalnya, investor yang menabung untuk pensiun akan memiliki strategi investasi yang berbeda dengan investor yang
mendanai pendidikan anak.
Jangka Waktu Investasi
Jangka waktu investasi juga penting.
Investor jangka panjang dapat mengambil risiko yang lebih tinggi karena mereka memiliki waktu yang lebih lama untuk memulihkan kerugian. Investor jangka pendek harus lebih konservatif dalam pendekatan investasi mereka.
Analisis Pasar
Penting untuk menganalisis kondisi pasar dan tren ekonomi sebelum membuat
keputusan investasi. Kondisi pasar yang berbeda dapat memengaruhi kinerja berbagai aset.
Don't put all your eggs in one basket
• "Don't put all your eggs in one basket" adalah ungkapan yang sering digunakan dalam dunia investasi untuk menggambarkan konsep diversifikasi risiko.
• Maksud dari pernyataan ini adalah agar seseorang tidak
menempatkan seluruh investasinya hanya dalam satu aset atau instrumen.
• Sebagai gantinya, investor disarankan untuk menyebarkan
investasinya ke berbagai aset untuk mengurangi risiko kerugian yang besar jika satu aset mengalami penurunan nilai.
• Jika semua "telur" (investasi) ditempatkan di "keranjang" yang sama (instrumen investasi tunggal), dan keranjang itu jatuh, maka semua telur akan pecah.
Don't put all your eggs in one basket
• Dalam konteks investasi, hal ini berarti jika seseorang menginvestasikan seluruh dananya dalam satu jenis aset, seperti saham dari satu perusahaan, dan perusahaan
tersebut mengalami masalah atau kerugian, seluruh
portofolio investasinya akan terkena dampaknya secara signifikan.
• Sebaliknya, jika investor menyebarkan investasinya di
beberapa aset atau kelas aset yang berbeda, kegagalan atau kerugian di satu aset tidak akan secara signifikan
mempengaruhi keseluruhan portofolio, karena ada aset lain yang mungkin masih menguntungkan atau setidaknya stabil.
Don't put all your eggs in one basket
• Ungkapan ini sangat relevan dengan teori diversifikasi risiko, yang menyarankan agar investor menyebarkan investasi mereka di
berbagai jenis aset untuk mengurangi risiko total portofolio.
• Inti dari diversifikasi adalah bahwa tidak semua
aset akan berkinerja buruk pada waktu yang sama.
Beberapa aset mungkin memberikan return yang
positif saat yang lain mengalami kerugian.
Jenis Diversifikasi
Diversifikasi Antar Aset
• Investor
menyebarkan
investasi mereka di berbagai jenis aset, seperti saham,
obligasi, reksa dana, komoditas, dan real estate.
Diversifikasi Sektor dan Industri
• Di dalam aset yang sama (misalnya
saham), investor
dapat mendiversifikasi dengan membeli
saham dari berbagai sektor ekonomi atau industri yang berbeda.
Diversifikasi Geografis
• Menyebarkan
investasi ke pasar di berbagai negara atau wilayah untuk
mengurangi risiko spesifik terhadap
ekonomi atau politik suatu negara.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diversifikasi
Korelasi Aset
• Korelasi antara aset merupakan faktor penting dalam
diversifikasi.
• Aset yang berkorelasi rendah atau negatif memberikan
diversifikasi yang lebih baik dibandingkan
dengan aset yang berkorelasi tinggi.
Alokasi Aset
• Proporsi investasi
dalam setiap kelas aset menentukan tingkat
diversifikasi.
• Alokasi aset yang tepat disesuaikan dengan
toleransi risiko dan tujuan keuangan
investor.
Kondisi Pasar
• Kondisi pasar dapat memengaruhi
efektivitas diversifikasi.
• Dalam kondisi pasar yang volatile,
diversifikasi dapat
menjadi lebih penting untuk mengurangi
risiko.
Manfaat Diversifikasi Risiko
1 Pengurangan Risiko
Diversifikasi membantu mengurangi risiko keseluruhan portofolio dengan menyebarkan investasi di berbagai aset yang tidak berkorelasi sempurna.
2 Peningkatan Stabilitas
Portofolio yang terdiversifikasi cenderung lebih stabil dalam menghadapi fluktuasi pasar. Hal ini
karena kinerja aset yang buruk dapat diimbangi oleh kinerja aset yang baik.
3 Peningkatan Return
Diversifikasi dapat meningkatkan potensi
pengembalian jangka panjang dengan memberikan eksposur ke berbagai kelas aset yang memiliki potensi pertumbuhan yang berbeda.
4 Pengelolaan Risiko Lebih Efektif
Diversifikasi memungkinkan investor untuk mengelola risiko dengan lebih baik dengan
menyesuaikan alokasi aset sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan mereka.
1. Pengurangan Return Potensial: Terkadang, diversifikasi
berlebihan dapat mengurangi potensi return tinggi karena tidak ada satu aset yang dominan dalam portofolio.
2. Tidak Menghilangkan Risiko Sistematik: Diversifikasi tidak bisa menghilangkan risiko yang mempengaruhi seluruh
pasar, seperti krisis ekonomi global atau resesi.
Keterbatasan Diversifikasi Risiko
Contoh nyata dari perbandingan aset yang memberikan return positif saat yang lain mengalami kerugian:
1. Krisis Keuangan 2008: Saham vs. Emas
• Saham: Selama krisis keuangan global 2008, pasar saham di seluruh dunia
mengalami kerugian besar. Indeks S&P 500 (Amerika Serikat) turun sekitar 37%
sepanjang tahun tersebut, dengan banyak perusahaan besar mengalami
penurunan tajam dalam harga saham mereka akibat kebangkrutan dan tekanan likuiditas.
• Emas: Pada saat yang sama, emas sebagai aset safe haven meningkat secara
signifikan. Harga emas naik dari sekitar $870 per ounce pada awal 2008 menjadi sekitar $1.000 per ounce pada Maret 2008, dan terus meningkat hingga $1.200 per ounce pada akhir 2009. Investor beralih ke emas untuk melindungi nilai
kekayaan mereka di tengah ketidakpastian pasar saham.
2. Pandemi COVID-19 2020: Saham Teknologi vs. Saham Energi
• Saham Energi: Saat pandemi COVID-19 mulai meluas pada awal 2020, harga minyak global jatuh drastis, terutama karena penurunan
permintaan energi akibat lockdown di berbagai negara. Saham
perusahaan energi, seperti ExxonMobil, turun hampir 40% dari Januari hingga Maret 2020 karena anjloknya harga minyak.
• Saham Teknologi: Sebaliknya, saham teknologi mengalami lonjakan besar karena meningkatnya kebutuhan akan layanan digital di masa pandemi. Misalnya, saham Zoom Video Communications naik dari
sekitar $70 pada awal 2020 menjadi lebih dari $500 per saham pada akhir 2020. Saham Amazon juga naik lebih dari 70% sepanjang tahun tersebut karena melonjaknya permintaan untuk e-commerce.
3. Krisis Utang Eropa 2011: Saham Global vs. Obligasi AS
• Saham Global: Pada 2011, krisis utang yang melanda zona euro
menyebabkan ketidakpastian besar di pasar saham global. Indeks FTSE 100 di Inggris turun sekitar 10% selama pertengahan 2011, dan pasar
saham lainnya di Eropa serta Amerika Serikat juga mengalami volatilitas yang tinggi.
• Obligasi AS: Sebagai respons terhadap ketidakpastian di pasar saham, banyak investor global membeli obligasi pemerintah AS yang dianggap aman. Hal ini menyebabkan imbal hasil obligasi turun, namun harga
obligasi itu sendiri naik. Misalnya, imbal hasil pada obligasi 10 tahun AS turun dari 3,75% di awal 2011 menjadi sekitar 1,75% pada akhir tahun.
Penurunan imbal hasil ini mencerminkan peningkatan harga obligasi, yang berarti return positif bagi investor obligasi.
4. Bubble Dot-Com 2000: Saham Teknologi vs. Real Estate
• Saham Teknologi: Pada akhir 1990-an, banyak saham teknologi mencapai valuasi yang sangat tinggi, tetapi ketika gelembung dot-com meledak pada tahun 2000, banyak perusahaan teknologi mengalami penurunan
nilai saham yang sangat besar. Nasdaq, indeks yang berfokus pada saham teknologi, jatuh lebih dari 78% dari puncaknya pada Maret 2000 hingga Oktober 2002.
• Real Estate: Meskipun pasar saham runtuh, pasar real estate tetap
relatif stabil selama periode tersebut. Di beberapa pasar properti utama, seperti di AS, harga real estate terus meningkat karena banyak investor beralih dari saham berisiko tinggi ke aset nyata seperti properti. Nilai rumah di berbagai wilayah AS bahkan meningkat pada awal 2000-an,
terutama di pasar yang diminati seperti California.
5. Perang Rusia-Ukraina 2022: Komoditas vs. Saham
• Saham: Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2022, pasar saham global mengalami tekanan besar. Indeks S&P 500 turun sekitar 13%
pada paruh pertama 2022, karena ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang meningkat.
• Komoditas (Minyak dan Gandum): Sebaliknya, harga komoditas seperti minyak dan gandum melonjak tajam akibat gangguan pasokan global yang disebabkan oleh konflik. Harga minyak mentah Brent naik dari sekitar $70 per barel pada akhir 2021 menjadi lebih dari $120 per barel pada Maret 2022. Harga gandum juga naik tajam, karena Rusia dan Ukraina adalah eksportir utama gandum dunia. Kenaikan harga komoditas ini memberikan return positif bagi investor yang memiliki eksposur ke pasar komoditas.
Dari contoh-contoh nyata di atas, terlihat bahwa
diversifikasi dengan memiliki aset dari berbagai
kelas, seperti saham, obligasi, komoditas, dan
properti, dapat membantu mengurangi dampak
kerugian di satu sektor ketika sektor lain
memberikan return positif.
Portofolio 1:
• Anda memiliki dua aset, A dan B, dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Aset A: return yang diharapkan (ERAR_ARA) = 10%, deviasi standar (σ_A) = 15%
2. Aset B: return yang diharapkan (ERBR_BRB) = 20%, deviasi standar (σ_B) = 30%
3. Korelasi antara kedua aset (ρ_AB) = 0,5
• Anda ingin membentuk portofolio dengan alokasi 60% pada aset A dan 40% pada aset B.
• Hitung:
1. Return yang diharapkan (ERPR_PRP) dari portofolio.
2. Risiko portofolio dalam bentuk deviasi standar (σ_P).
Contoh Soal Perhitungan Portofolio
Langkah Perhitungan:
1. Menghitung Return yang Diharapkan dari Portofolio (ERPR_PRP):
Gunakan rumus berikut untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio:
analisa dua portofolio ini pada kurva Efficient Frontier.
1.Portofolio Optimal:
1. Portofolio 1 terletak di kurva Efficient Frontier karena dengan risiko 21%, return yang diharapkan adalah 14%. Ini merupakan portofolio yang efisien karena untuk tingkat risiko tersebut, tidak ada portofolio lain yang dapat memberikan return lebih tinggi.
2.Portofolio Tidak Optimal:
1. Portofolio C terletak di bawah kurva Efficient Frontier, karena dengan risiko 18%, portofolio hanya memberikan return 12%. Pada tingkat risiko yang sama,
portofolio di Efficient Frontier bisa memberikan return lebih tinggi.
Gambar Kurva Efficient Frontier:
• Pada grafik di atas, kurva biru putus-putus mewakili Efficient Frontier, yaitu himpunan portofolio yang menawarkan return tertinggi untuk tingkat risiko tertentu.
• Dua portofolio yang dihitung ditampilkan sebagai titik:
1. Portfolio 1 (Optimal): Terletak di dekat Efficient Frontier dengan return 14% dan risiko 21%. Portofolio ini optimal karena berada sangat dekat dengan kurva,
menunjukkan efisiensi dalam hal return yang diberikan untuk tingkat risiko tersebut.
2. Portfolio C (Not Optimal): Terletak di bawah kurva Efficient Frontier dengan return 12% dan risiko 18%. Portofolio ini tidak optimal karena meskipun risikonya lebih rendah, return yang dihasilkan kurang efisien dibandingkan dengan
portofolio di kurva efficient frontier.
• Perbedaan ini menunjukkan bahwa portofolio optimal memaksimalkan return untuk
risiko yang diberikan, sedangkan portofolio yang tidak optimal memberikan return yang lebih rendah untuk risiko yang sama atau lebih tinggi
Analisis dengan Kurva Efficient Frontier: