• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adab Membaca Al-Qur'an Menurut Syekh Abd Al-Shamad Al-Falimbani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Adab Membaca Al-Qur'an Menurut Syekh Abd Al-Shamad Al-Falimbani"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Masalah bagaimana merawat Al-Quran apabila anda pergi dan membacanya adalah topik yang menarik untuk dibincangkan. Huraian pemikiran al-Falimbani tentang adab membaca al-Quran adalah berdasarkan kebaikan dan keburukan pembaca al-Quran yang lalai. Adab zahir adalah perkara-perkara yang berkaitan secara teknikal baik ketika seseorang pergi dan membaca al-Quran.

Manakala cara batin pula ialah segala cara yang berkaitan dengan pemikiran dan amalan hati dalam membaca al-Quran. Penyampaian Al-Falimbani tentang cara-cara membaca al-Quran menunjukkan pengaruh tasawuf khususnya al-Ghazali. Ini akan disampaikan oleh penulis dengan mengambil nilai-nilai adab membaca al-Quran, Syeikh Abd al-Samad al-Falimbani.

Jadi ada sebagian umat Islam yang membaca Al-Quran dengan mushaf digital atau elektronik. Mengingat di masyarakat terdapat pro dan kontra mengenai cara yang diterapkan saat membaca Al-Qur'an dengan perangkat teknologi. Maka tidak heran jika dalam membahas adab membaca Al-Qur'an, karya para ulama hadis berbeda dengan karya para ulama fiqh.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian mengenai cara membaca Al-Qur’an menurut al-Falimbani dalam kitab Siyar al-Sālikīn menarik dan layak untuk diteliti.

Rumusan Masalah

Selain alasan di atas, alasan lain mengapa penulis memilih tema ini adalah dengan meneliti karya al-Falimbani, ia mendalami karya ulama Nusantara (Indonesia) yang mempunyai reputasi luas pada abad ke-18 M, dapat mengenalkan dan menghargai.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Mengetahui cara-cara membaca al-Quran menurut Syeikh Abd al-Şamad al-Falimbani dalam kitab Siyar al-Sālikīn. Mengetahui kontekstualisasi nilai cara-cara membaca al-Qur’an al-falibani dalam melihat fenomena pembacaan digital al-Qur’an pada masa ini. Secara teorinya, ia diharapkan mampu menambah dan memperkaya khazanah ilmu Islam khususnya dalam bidang pengajian al-Quran dan Tafsir.

Semoga menambah wawasan, sumber informasi, atau referensi pemikiran bagi penulis pribadi, pembaca, dan khalayak yang tertarik untuk menulis lebih lanjut, khususnya mengenai etika membaca Al-Qur'an. Memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuludin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tinjauan Pustaka

Sesuai dengan tajuk yang dibangkitkan oleh penulis “Cara-cara membaca al-Quran dari sudut Syaikh Al-Falimbani dalam Kitab Siyār al-Sālikīn Ilā ‘ibadat al-Rab al-‘alamīn”. Iaitu karya atau hasil kajian yang berkaitan dengan cara al-Quran dan tentang Syaikh Abd al-Şamad al-Falimbani sendiri dan karyanya iaitu kitab Siyār al-Sālikīn. Kitab Ihya Ulum al-dīn 11, merupakan karangan Imam al-Ghazali, dalam kitab salah satu sub-bab membahas adab terhadap al-Quran.

11 daripada karya ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam edisi khas perbincangan tentang tingkah laku terhadap al-Quran dalam bentuk buku oleh A. Kritikan terhadap mereka yang mengabaikan semua yang mereka pelajari daripada al-Quran. Atau lihat juga, Tarmana Ahmad Qosim terbitan penerbit Al-Bayan 1996 (lihat, Imam Nawawi, Memelihara kemuliaan cara dan tatacara al-Quran.

Beliau kemudian membahas tentang adab mengagungkan Al-Qur'an, surat-surat yang harus dibaca pada waktu-waktu tertentu, penulisan Al-Qur'an, dan pemugaran mushaf. Lalu ada aspek teknis yang berkaitan dengan kesantunan batin terhadap Al-Qur'an, seperti bersujud dan menangis saat membacanya, berusaha melakukan perbuatan baik hati (misalnya; mementingkan diri sendiri, pembebasan dari pengaruh). Selain dalam bentuk buku, terdapat tulisan lain yang berkaitan dengan adab membaca Al-Quran, yaitu; Tesis Ali Imron berjudul, Etika Interaksi dengan Al-Qur'an (Studi Banding Pemikiran Imam Nawawi al-Dimaski dan Yusuf al-Qaradawi).

Dalam tesis ini, Imron memfokuskan perbincangan tentang etika berinteraksi dengan al-Quran dari perspektif Imam Nawawi al-Dimasqi dan Yusuf al-Qaradhawi, yang kemudiannya dibandingkan. Dalam karya ini telah dibincangkan tentang etika interaksi dengan al-Quran dalam karya Nawawi al-Dimasqi dan Yusuf al-Qaradhawi dengan melakukan kajian perbandingan ke atas kedua-duanya. 18 Ali Imron, “Etika Berinteraksi Dengan Al-Quran: Kajian Perbandingan Pemikiran Imam Nawawi al-Damasqi dan Yusuf al-Qaradawi” Tesis Fakulti Ushuluddin UIN sunan Kalijaga, 2006, hlm.1-225.

Daripada pelbagai karya yang disebutkan di atas, dapat dilihat bahawa terdapat banyak karya yang mengkaji cara-cara membaca al-Quran, Abd al-Samad al-Falimbani dan kitab terdahulu Siyār al-Sālikīn. Namun begitu, tidak ditemui karya yang membincangkan cara-cara membaca al-Quran dari sudut pandangan Syaikh al-Falimbani dalam kitab Siyār al-Sālikīn yang secara khusus membincangkan perkara ini. Oleh itu, perbezaan antara karya-karya terdahulu dan penulisan ini ialah penulisan ini secara khusus akan membincangkan cara-cara membaca al-Quran dalam kitab Siyār al-Sālikīn.

Metode dan Pendekatan

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengolahan Data
  • Pendekatan

Sumber data dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah adab membaca Al-Qur’an dalam kitab Siyār al-Sālikīn karya Syaikh Abd al-Şamad al-Falimbani. Pengolahan data dalam penelitian ini didasarkan pada sumber kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini.

Yakni dengan menyajikan uraian tentang adab membaca Al-Qur'an dalam kitab Siyār al-Sālikīn, kemudian disertai analisisnya. Dalam analisanya, penulis akan menghubungkan pembahasan bab tata cara membaca Al-Qur’an dengan bab lain yang berkaitan dan relevan dengan pembahasan dalam Siyār al-Sālikīn, seperti bab thaharah. Dalam uraian ini, penulis juga memberikan komentar pribadi berdasarkan argumen yang valid.

Berdasarkan uraian dan analisis tersebut, selanjutnya penulis akan mencoba menghubungkan nilai adab membaca Al-Qur'an dalam Siyār al-Sālikīn dengan fenomena terkini pembacaan Al-Qur'an secara digital atau elektronik, atau lebih dikenal dengan sebutan digital. mushaf. Pendekatan intertekstual28, pendekatan ini digunakan untuk mencoba mengungkap hubungan antara pembahasan adab dengan membaca al-Qur'an al-Falimbani dengan karya (teks) sebelumnya yang membahas tema yang sama. 28 Pendekatan intertekstual yang penulis maksudkan dalam tesis ini adalah teori yang dikemukakan Kristeva bahwa setiap teks lahir sebagai hasil kutipan, penyesuaian, transformasi dan serapan dari teks-teks lain sebelumnya.

Pendekatan fenomenologis, pendekatan ini digunakan untuk memahami kontekstualisasi adab membaca Al-Qur'an Al-Falimbani dengan melihat fenomena aktual dalam membaca Al-Qur'an.

Sistematika Pembahasan

Penyampaian di dalamnya meliputi kemuliaan al-Quran, kepentingan membacanya, makna dan fungsi tingkah laku serta kesegeraan tingkah laku dalam membaca al-Quran. Akhir sekali, adab berinteraksi dengan al-Quran, kompilasi pelbagai sastera sebagai adab untuk pembaca, pendengar dan hafiz. Bab ketiga mengandungi huraian tentang Syeikh Abd Şamad al-Falimbani serta kajian sejarah-biografi yang menceritakan kisah hidupnya, karya, guru, pelajar dan lain-lain.

Kemudian diteruskan lagi pembentangan kitab Siyar al-Sālikīn yang meliputi latar belakang penulisan kitab, sumber-sumber penulisan, kaedah dan sistematik penulisan dan sehinggalah kepada penilaian ulama terhadap kitab ini. Bab keempat, untuk melihat kesinambungan dengan bab-bab sebelumnya, maka dalam bab ini dikemukakan cara-cara membaca al-Quran menurut al-Falimbani dalam Siyar al-Sālikīn disertai analisis penulis. Dalam pembentangan ini, ia akan bermula daripada penerangan al-Quran seperti kepentingan membaca dan mempelajari al-Quran menurut al-Falimbani.

Bab kelima merupakan bab penutup dalam skripsi ini, bab ini berisi kesimpulan dari hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan bab ini juga berisi saran-saran bagi penulis yang akan terus menulis lebih lanjut.

PENUTUP

Kesimpulan

Seperti halnya membaca Alquran digital atau elektronik, menurut penulis masih relevan dan bisa diterapkan.

Saran

127. 2) mengkontekstualisasikan nilai etika membaca Al-Qur'an menurut Syaikh Abd al-Samad al-Falimbani ketika digunakan untuk melihat fenomena masa kini. Etika Berinteraksi dengan Al-Qur'an: Studi Banding Pemikiran Imam Nawawi Al-Damasqi dan Yusuf Al-Qaradawi" Disertasi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2006. Tafsir Al-Qur'an al-Karim per Kata Kode Tajwid: Alquran Al-Fatih.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Khalifah mau menghimpun catatan al Qur-an dan menuliskannya kembali dalam suatu mushhaf. Khalifah Abu Bakr sempat menolak usulan ini, karena Rasulullah tidak pernah

Data dalam penelitian ini adalah penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang menyebut beberapa istilah yang mendekati kata istri dalam al-Qur‟an,yang lebih spesifik dalam

Dalam dunia penafsiran al- Qur‟an ada sebuah corak yang bernama corak sufi yaitu penafsiran al-Qur‟an dengan menggunakan pemahaman atau pemberian pengertian

Kemudian kitab al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an kitab ini membahas makna lafaz-lafaz yang terdapat dalam al-Qur‟an karya al-Raghib alAsfahani sebagai rujukan utama dalam

Berdasarkan tujuan pendidikan Al-Qur‟an diatas dapat dipahami bahwa siswa dituntut untuk bisa membaca ayat-ayat Al- Qur‟an sesuai dengan kaedah ilmu tajwid, karena

Perkembangan ilmu matematika tidak terlepas dari peran kitab-kitab yang diwahyukan kepada rasul-rasul Allah SWT terutama kita suci Al-Qur‟an. Munculnya Al- Qur‟an telah

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) adapun formulasi strategi yang dibuat guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an siswa MI

Berdasarkan Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di MTs Negeri di Kota Mataram menunjukkan bahwa peneliti melihat proses pembelajaran Al-qur‟an Hadis yang dilakukan oleh guru