Kecerdasan Buatan (AI) adalah teknologi komputasi yang terinspirasi oleh cara manusia menggunakan sistem saraf dan tubuhnya untuk merasakan, belajar, merenung, dan mengambil tindakan (Stone, Brooks, Brynjolfsson, Calo, Etzioni, Hager, & Teller (2022). Kemajuan dalam bidang buatan teknologi kecerdasan seperti kecerdasan buatan, mempunyai pengaruh yang besar terhadap manusia, terutama dalam interaksi antara manusia dengan teknologi tersebut.Tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas hubungan antara AI dan psikologi, peluang dan risiko penggunaan AI dalam psikologi untuk memahami , dan manfaat kecerdasan buatan dalam bidang psikologi.
Kami berharap artikel ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan pembaca tentang kecerdasan buatan dan hubungannya dengan bidang psikologi. Kecerdasan buatan atau AI adalah istilah yang banyak dibicarakan saat ini. Kecerdasan buatan atau AI memiliki berbagai subbidang yang meliputi kecerdasan umum buatan, pembelajaran mesin, pemrosesan bahasa alami, visi komputer, jaringan syaraf tiruan, dan robotika.
Menurut Charniak (1997), pemrosesan bahasa alami adalah cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana komputer berinteraksi dengan bahasa alami manusia. Beberapa tahun terakhir ini banyak sekali kemajuan dan perkembangan di bidang psikologi, salah satunya adalah pemanfaatan kecerdasan buatan dalam bidang psikologi. Pengaruh kecerdasan buatan atau AI telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang psikologi.
Psikologi, sebagai studi tentang perilaku dan proses mental manusia, harus menyadari implikasi kemajuan kecerdasan buatan terhadap kesehatan mental dan perilaku manusia.
Aplikasi AI pada Psikologi
Manfaat AI
Saat ini kecerdasan buatan atau yang kita kenal dengan sebutan AI telah merambah hampir di semua sektor kehidupan, termasuk kesehatan mental. Dalam penggunaannya dalam layanan kesehatan, AI berfokus pada diagnosis dan rekomendasi pengobatan, keterlibatan dan kepatuhan pasien, serta tugas administratif (Davenport & . Kalakota, 2019). Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap layanan kesehatan berdasarkan data teknologi cerdas telah meningkat.
Beberapa inovator utama di bidang ini antara lain Halodoc, Alodokter, dan perusahaan Amerika seperti Google, Microsoft, dan IBM. Penerapan AI berkembang pesat dalam berbagai aspek, seperti penambahan diagnosis, prediksi risiko suatu penyakit, administrasi rumah sakit, peracikan obat, manajemen kesehatan dan bidang lainnya. Beberapa metode kecerdasan buatan (AI) yang diterapkan pada layanan kesehatan online seperti halodoc digunakan untuk menganalisis data terstruktur dan tidak terstruktur yang disimpan dalam sistem informasi kesehatan.
Selain itu, aplikasi kesehatan berbasis AI seperti halodoc dapat memfasilitasi staf medis dalam memberikan layanan kesehatan online yang lebih efisien, sehingga meningkatkan pelayanan pasien secara keseluruhan (Hasfera, 2023). Selain penggunaan aplikasi kesehatan online seperti halodoc, contoh lainnya adalah cara penanganan COVID-19 di layanan kesehatan. Ada teknologi yaitu machine learning yang digunakan untuk mengidentifikasi gejala munculnya COVID-19, menilai risiko kemungkinan munculnya sinyal positif, dan memberikan rekomendasi tindakan yang dapat dilakukan. Oleh karena itu, dalam bidang psikologi perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan teknologi kecerdasan buatan terhadap perilaku manusia dan memberikan saran penggunaannya untuk mendukung kesehatan mental.
Chatbot ini dapat memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan memberikan masukan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Perkembangan pesat juga terjadi pada aplikasi konseling online, memberikan bantuan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan mental secara langsung. Melalui pemahaman mendalam tentang perilaku dan pola pikir manusia, pengembangan AI dapat menciptakan sistem yang lebih mudah dipahami dan digunakan.
Misalnya, terapis ini dapat menggunakan teknologi untuk menganalisis percakapan pasien dan memberikan panduan dalam bentuk rekomendasi atau latihan individual yang dapat membantu pasien mengurangi gejalanya. Tak hanya itu, teknologi AI juga dapat membantu mengenali tanda dan mendiagnosis gangguan jiwa. Penggunaan teknologi kecerdasan buatan memungkinkan profesional kesehatan mental mengenali gejala pada tahap awal, sehingga memungkinkan pengobatan tepat waktu.
Selain di bidang kesehatan, AI juga memiliki banyak manfaat di bidang lain, seperti pendidikan. Kemajuan dalam pembelajaran mendalam memungkinkan AI untuk membuat konten buatan menggunakan berbagai jenis konten digital yang ada, termasuk namun tidak terbatas pada video, gambar/gambar, teks, dan audio.
Peluang Penggunaan AI dalam Psikologi
Resiko Penggunaan AI
Berkat teknologi AI, manusia akan semakin banyak bekerja secara individu dan dibantu oleh mesin. Kedekatan antar manusia secara bertahap akan berkurang karena AI menggantikan kebutuhan manusia untuk bertemu langsung untuk bertukar ide dan pendapat. AI akan menjadi tempat orang berkomunikasi satu sama lain karena pertemuan tatap muka tidak lagi diperlukan (Cheng-Tek Tai, 2020).
Salah satu bentuk kesalahan yang terjadi adalah kesalahan pada algoritma yang dihadapi pengguna, dimana AI dapat melakukan kesalahan dalam memilih target untuk informasi tertentu. Tentu saja hal ini berisiko karena informasi tertentu tidak boleh sampai ke orang yang salah (Bonnefon, Rahwan, & Shariff, 2023). Karena banyaknya tugas yang dapat dilakukan AI, individu akan kehilangan kemampuan dan keterampilan untuk melakukan tugas tersebut.
Individu yang terbuai dengan penggunaan AI secara terus-menerus akan kehilangan sebagian besar kompetensinya karena AI akan langsung memberikan jawaban dan hasil yang diinginkan individu tanpa mengetahui proses solusi yang ditawarkan. Ketika masyarakat lebih mempercayai teknologi dibandingkan kemampuannya sendiri dan berasumsi bahwa kemampuannya dapat digantikan oleh kecerdasan buatan, maka hal tersebut dapat menyebabkan manusia kehilangan kemampuannya dan kehilangan rasa kemanusiaan. Perangkat kecerdasan buatan akhir-akhir ini banyak digunakan pada bidang administrasi di beberapa rumah sakit, termasuk pada proses penerimaan antrian, dimana AI akan berperan sebagai penentu jumlah antrian pasien, namun hal ini akan berakibat fatal jika pasien datang dalam kondisi kritis dan membutuhkan perawatan segera.
AI dan Psikologis Manusia
Tantangan dalam Implementasi AI
AI dalam ketenagakerjaan dan keamanan kerja berpotensi menimbulkan ketakutan dan ketidakpastian mengenai masa depan. Meskipun AI dapat memberikan diagnosis yang akurat, terdapat data yang kompleks dan terbatas yang membuat penggunaannya menjadi sulit. Salah satu tantangan penggunaan AI dalam layanan kesehatan adalah ketersediaan dan kualitas data yang seringkali tidak konsisten dan tidak akurat, sehingga dapat mempengaruhi keakuratan data yang dihasilkan oleh AI.
AI dalam psikiatri melibatkan penggunaan teknik komputer seperti pemrosesan bahasa otomatis dan algoritma pembelajaran mesin untuk menentukan status kesehatan mental pasien menggunakan laporan mandiri dan observasi klinis. AI juga dapat menimbulkan risiko terhadap privasi pasien dan kurang efektif dalam menghadapi situasi yang membahayakan keamanan data pasien. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya pertemuan tatap muka dengan profesional seperti psikolog atau psikiater.
Tantangan lainnya adalah kurangnya pedoman khusus mengenai berbagai bentuk bantuan yang diberikan oleh para profesional dalam memberikan layanan AI, dan belum ada peraturan atau undang-undang yang ditetapkan mengenai tanggung jawab pengembang perangkat atas gangguan yang terjadi saat penggunaan AI. Peningkatan keamanan data dan aturan berbagi informasi menjadi sorotan karena raksasa teknologi seperti Google, Facebook, Amazon, dan Apple terus mengumpulkan data dalam jumlah besar.
PENUTUP
Kesimpulan
Kritik dan Saran
Selain itu, privasi dan keamanan data pengguna menjadi perhatian, karena AI mengumpulkan dan menganalisis data pribadi tanpa transparansi yang memadai. Penting untuk memberikan perbandingan yang seimbang antara manfaat dan risiko kecerdasan buatan dalam psikologi dan meninjau solusi untuk memitigasi risiko yang muncul. Semakin banyak referensi atau data yang konkrit akan memperkuat argumentasi dan analisa dalam makalah sehingga pembaca semakin yakin terhadap pendapat yang dikemukakan.
Memperluas bagian yang membahas etika dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam psikologi dan menguraikan pentingnya aturan ketat untuk melindungi privasi dan keamanan data pengguna. Dengan menyempurnakan aspek-aspek ini, makalah ini akan menjadi lebih komprehensif dan memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai dampak AI dalam psikologi dan implikasinya terhadap kesehatan mental dan perilaku manusia.
DAFTAR PUSTAKA
The role of interaction quality, empathy and perceived psychological anthropomorphic characteristics in the adoption of artificial intelligence in the service industry. Implement Artificial Intelligence through Memetakan Characteristic, Kompetensi, and Perkembangan Psikologi Siswa Sekolah Dasar Melawi Platform Offline Conference. Artificial intelligence and its scope in different areas with special reference to the field of education.