2. Akomodasi : cara menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Ada 8 bentuk kerjasama yaitu koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate dan ajudikasi. Koersi menjadi bentuk akomodasi yang berlangsung ketika salah satu pihak yang bertikai berada dalam keadaan lemah dan sebaliknya, dalam koersi ada yang kuat dan ada yang lemah. Koersi yang bersifat positif contohnya adalah satu aturan hukum seperti Undang-Undang. Peraturan Undang-Undang harus bersifat koersif agar dapat memberikan rasa damai bagi seluruh warga negara yang menjadi korban tindak ketidak adilan. Sedangkan di sisi lain, koersi yang bersifat negatif contohnya adalah seperti, sekumpulan preman yang memberikan ancaman dan ketakutan pada orang-orang yang lemah yang mereka jadikan sasaran. Rentenir yang melakukan tindak paksaan dan ancaman agar sang peminjam dana segera melunasi hutangnya juga termasuk tindak koersi. Tindakan koersi juga dilakukan pada jaman penjajahan oleh Kolonial Belanda, yaitu dengan adanya sistem tanam paksa dan kerja paksa. Koersi lebih mengarah kepada pemkasaan atau ancaman. Kompromi dilakukan untuk memecahkan masalah tanpa ada paksaan dan secara damai dengan mengubah sesuatu yang berbeda untuk satu alasan yang baik dan disetujui kedua belah pihak. Misalnya dalam kita berinteraksi dengan keluarga, ketika kita berebut untuk menonton saluran tv yang berbeda dengan saudara kita, tentu akan terjadi konflik yang membutuhkan kompromi. Solusi dari masalah ini biasanya adalah dengan cara mengganti saluran tersebut ketika jeda iklan ditayangkan. Arbitrasi merupakan penyelesaian perkara yang melibatkan pihak ketiga yang netral. Kata arbitrasi sendiri berasal dari Bahasa Prancis “arbritage” yang berarti sebuah keputusan yang dibuat oleh arbitrer dalam peradilan arbitrasi. Arbitrasi adalah sebuah proses penyelesaian perselisihan di hadapan pihak ketiga atau arbitrer yang dipilih oleh mereka yang bersengketa. Perbedaan utama antara mediasi dan arbitrase adalah bahwa mediasi bertujuan untuk mencapai kesepakatan damai secara sukarela, sementara arbitrase menghasilkan keputusan hukum yang mengikat. Konsiliasi adalah bentuk penyelesaian sengketa yang membantu penyelesaian perselisihan atau perselisihan antara dua pihak. Proses konsiliasi ditangani oleh individu yang tidak memihak yang dikenal sebagai konsiliator, yang bertemu dengan pihak-pihak yang terlibat dan bekerja dengan mereka untuk mencapai penyelesaian . Arbitrasi, kedua belah pihak menjelaskan permasalahan mereka secara langsung, sedangkan konsiliasi permasalahan di sampaikan melalui perantara konsiliator (ketua kelas)
Stalemate merupakan bentuk akomodasi di mana para pihak yang sedang mengalami konflik memiliki kekuatan seimbang yang membuat kedua pihak tersebut memutuskan untuk berhenti pada titik tertentu. Contoh stalemate adalah pada peristiwa perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet di tahun 1980-an yang kemudian berhenti dengan sendirinya.