• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Mengkomunikasi Pemikir Anda

N/A
N/A
Alif Akbar Hidayatullah Arifin

Academic year: 2024

Membagikan " Cara Mengkomunikasi Pemikir Anda"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Alif Akbar Hidayatullah Arifin NIM :230016301016

Kelas : Pendidikan Kimia 2023

Tugas I

1. Pengertian metode penelitian 2. Jenis-jenis penelitian

3. Pengertian populasi & sampel 4. Metode/cara penarikan sampel 5. Pengertian variabel

6. Jenis-jenis variabel 7. Pengertian data 8. Klasifikasi data

Jawaban :

1. Metode penelitian merupakan sarana bagi peneliti untuk mengkomunikasi pemikiranya mengenai masalah yang diteliti dan berfungsi untuk menyakinkan pembaca atau penilai untuk memberikan manfaat terkait dengan disiplin ilmu yang bersangkutan. Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam suatu proses penelitian.(Mardalis, 2003:24)

2. Jenis-Jenis Penelitian a. Penelitian menurut Metode 1) Metode kuantitatif

Metode ini dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama sehingga sudah mentradisi menjadi metode untuk penelitian metode ini di sebut sebagai metode positifitas karna berlandaskan pada filsafat positifisme.

Metode ini sebagai metode ilmiyah/scientific karna memenuhi kaidah-kaidah ilmiyah/empiris, obyektif, rasional, dan sistematif. Metode ini disebut metode

(2)

konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan untuk pembuktian/konfirmasi.

Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Dengan demikian metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hepotesis yang yelah ditetapkan.

Dalam hal ini metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu: metode eksperimen dan metode survei.

a) Metode penelitian eksperimen

Adalah metode penenlitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment tertentu (perlakuan) dalam kondisi yang terkontrol (laboratorium).

b) Metode penelitian survey

Kerlinger (1973) mengemukakan bahwa, penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar populasi kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian- kejadian relative, distribusi, dan hubunga-hubunga antar variable sosiologis maupun psikologis.

2. Metode kualitatif

Metode kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositifisme. Metode ini disebut juga metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Metode ini sering disebut sebagai metode kontruktive karena, dengan metode kualitatif dapat ditemukan data- data yang berserakan, selanjutnya dikontruksi dalam satu tema yang lebih bermakna dan mudah difahami.

Metode penelitian kualitatif sering disebut mrtode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiayah (natural setting); disebut

(3)

juga metode etnografi karena pada awalanya metode ini lebih banyak dugunakan untuk penelitian antropologi budaya disebut metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Menrut creswell 2009, metode kualitatif dibagi menjadi lima macam yaitu phenomenological research, grounded theory, ethnography, case study and narrative research.

a. phenomenological research adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya.

b. grounded theory adalah merupakan salah satu jenis metode kualitatif, dimana peneliti dapat menarik generalisasi (apa yang diamati secara induktif), teori yag abstrak tentang proses, tindakan atau intraksi berdasarkan pandangan dari partisipan yang diteliti.

c. Ethnography adalah erupakan msalah satu jenis penelitian kualitatif, dimana penelitian yang dilakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi ilmiyah melalui observasi dan wawancara.

d. Studi kasus adalah merupakan salah satu jenis penelitisn kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktifitas, terhadap satu orang atau lebih. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan.

e. Narative research adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan study terhadap 1 orang atau individu atau lebih untuk memperoleh data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya.

3. Pengertian Populasi dan Sampel a. Populasi

Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk menyebutkanserumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

(4)

Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universal) dari Objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadisumber data penelitian (Nanawi, 1983). Menurut Djarwanto (1994), populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti, dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.

Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Menurut Ismiyanto (2003), populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian. Menurut Sugiyono (2006), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

b. Sampel

Menurut Djarwanto (1994), sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi. Menurut Siyoto dkk (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001), sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.

4. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik pengambilan sampel yang digunakan. Teknik sampling berdasarkan

(5)

adanyarandomisasi, yakni pengambilan subyek secara acak dari kumpulannya, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sampling non-probabilitas dan sampling probabilitas. Menurut Sugiyono (2006), untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan yaitu :

a. Probability Sampling

Probability sampling merupakan teknik sampling yang didasarkan pada fakta bahwa setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Misalnya, jika Anda memiliki populasi 100 orang, setiap orang akan memiliki peluang 1 dari 100 dipilih. Probability sampling memberi Anda peluang terbaik untuk membuat sampel yang benar-benar mewakili populasi.

1) Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Sampling acak sederhana yaitu metode pengambilan sampel dari populiasi secara acak berdasarkan frekuensi probabilitas semua anggota populasi. Ini adalah bentuk yang paling mudah dari probability sampling. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah memastikan bahwa semua anggota populasi termasuk dalam daftar dan kemudian secara acak memilih jumlah sampel yang diinginkan.

2) Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Sampling acak sistematis yaitu metode pengambilan sampel yang melibatkan aturan populasi dalam urutan sistematika tertentu. Probabilitas pengambilan sampel tidak sama terlepas dari kesamaan frekuensi setiap anggota populasi.

3) Sampling Acak Stratifikasi (Stratified Random Sampling)

Sampling Acak Stratifikasi juga dikenal sebagai proportional random sampling. Ini adalah teknik pengambilan sampel probabilitas di mana subjek pada awalnya dikelompokkan ke dalam klasifikasi yang berbeda seperti usia, status sosial ekonomi atau jenis kelamin. Kemudian, peneliti secara acak memilih daftar akhir subyek dari strata yang berbeda. Penting untuk dicatat bahwa semua strata tidak boleh tumpang tindih. Para peneliti biasanya menggunakan stratified random sampling jika mereka ingin mempelajari subkelompok tertentu dalam populasi. Ini

(6)

juga lebih disukai daripada pengambilan sampel acak sederhana karena menjamin hasil statistik yang lebih tepat.

4) Sampling Rumpun (Cluster Sampling)

Sampling Rumpun yaitu metode pengambilan sampel dengan membagi populasi ke dalam kelompok kewilayahan kemudian memilih wakil dari tiap-tiap kelompok. Pengambilan sampel cluster dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

Cluster Sampling Satu Tahap, yaitu seluruh cluster dipilih secara acak untuk pengambilan sampel. Cluster Sampling Dua Tahap, yaitu di sini pertama-tama kita secara acak memilih kelompok dan kemudian dari kelompok yang dipilih, kita secara acak memilih elemen untuk pengambilan sampel.

5) Sampling Bertahap (Multistage Sampling)

Sampling bertahap yaitu metode pengambilan sampel melibatkan kombinasi dua atau lebih teknik pengambilan sampel yang disebutkan di atas. Hal ini dilakukan karena dalam sebagian besar penelitian kompleks yang dilakukan di lapangan atau di laboratorium, tidak cocok untuk hanya menggunakan satu jenis sampel probabilitas.

b. Non-Probability Sampling

Non-probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki peluang nol. Itu artinya bahwa pengambilan sampel didasarkan pada kriteria tertentu seperti status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya. Ada beragam metode non-probability sampling dengan turunan dan variasinya, tapi yang paling banyak digunakan yaitu sebagai berikut:

1) Sampling Kuota (Quota Sampling)

Sampling kuota hampir mirip dengan stratified sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada proporsi ciri-ciri tertentu untuk menghindari bias, atau dengan kata lain pengambilan sampel ini tergantung dari beberapa standar yang telah ditentukan sebelumnya. Ini memilih sampel yang representatif dari populasi. Proporsi karakteristik / sifat dalam sampel harus sama dengan populasi.

Elemen dipilih sampai proporsi yang tepat dari jenis data tertentu diperoleh atau data yang cukup dalam berbagai kategori dikumpulkan.

2) Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)

(7)

Sampling kebetulan yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa dijadikan sebagai sampel jika orang yang kebetulan ditemui tersebut dipandang cocok sebagai sumber data. Dengan menggunakan teknik ini, pengambilan sampel tidak ditentukan terlebih dahulu.

3) Sampling Purposif (Purposive or Judgemental Sampling)

Sampling purposive yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada seleksi khusus atau kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti siapa yang akan dijadikan sebagai informan, atau dengan kata lain pengambilan sampel ini didasarkan pada tujuan studi. Hanya elemen-elemen itu yang akan dipilih dari populasi yang paling cocok untuk tujuan penelitian.

4) Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)

Pengambilan sampel sukarela yaitu pengambilan sampe yang didasarkan atas kerelaan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Metode ini paling banyak digunakan dalam jajak pendapat.

5) Sampling Bola Salju (Snowball Sampling)/Sampling Referensi

Pengambilan sampel bola salju yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada penelusuran sampel sebelumnya. Teknik ini digunakan dalam situasi di mana populasi sama sekali tidak diketahui dan langka. Teknik ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan dari respoonden pertama yang dipilih untuk merekomendasikan responden lain yang sesuai dengan deskripsi sampel yang dibutuhkan.

5. Pengertian Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto (2006), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian. Menurut Ibnu (2003), variabel penelitian adalah suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi. Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel penelitian adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain

(8)

atau satu objek dengan objek yang lain. Menurut Sugiarto (2017), variabel penelitian adalah karakter yang dapat diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek. Maksud dari variabel tersebut adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelompok tertentu.

6. Jenis-Jenis Varaibel

Menurut Winarno (2013), Variabel dibeda-bedakan jenisnya berdasarkan kedudukannya dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian yang mempelajari hubungan sebab-akibat antar variabel, dapat diidentifikasi beberapa jenis variabel, yaitu: variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel antara atau intervening.

a. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel respon atau output.

Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria, konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

b. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga sebagai sebab munculnya variabel variabel terikat. Variabel bebas sering disebut juga dengan variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.

c. Variabel Moderator

Variabel moderator merupakan variabel antara, adalah sebuah tipe khusus variabel bebas, yaitu variabel bebas sekunder yang diangkat untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variabel bebas primer dan variabel terikat. Variabel moderator adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk mengungkap apakah faktor tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

d. Variabel Kontrol

(9)

Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dapat dipelajari sekaligus dalam waktu yang sama. Beberapa di antara variabel tersebut harus dinetralkan pengaruhnya untuk menjamin agar variabel yang dimaksud tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel yang pengaruhnya harus dinetralkan disebut sebagai variabel kontrol. Jadi, variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak dinetralkan diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. n penetapan variabel kontrol adalah untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya.

e. Variabel Antara (Intervening)

Uraian tentang variabel di depan merupakan variabel-variabel yang konkret (nyata). Variabel bebas, variabel moderator, dan variabel kontrol masing-masing dapat dimanipulasi oleh peneliti dan dapat diamati (diukur) pengaruhnya terhadap variabel terikat. Apabila suatu variabel yang ingin diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat ternyata tidak dapat diamati (diukur) karena terlalu abstrak, maka variabel tersebut biasanya dipandang sebagai variabel antara (intervening). Jadi variabel antara adalah faktor yang secara teoretik mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat tetapi tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diukur atau dimanipulasi.

f. Variabel Diskrit

Variabel diskrit: disebut juga variabel nominal atau variabel kategori karena hanya dapat dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan yakni "ya" dan "tidak".

Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain: "wanita-pria", "hadir-tidak hadir", "atas-bawah". Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini yang dapat dioperasikan untuk menghitung frekuensi yang muncul, yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka angka dinyatakan sebagai frekuensi.

Dengan demikian data penelitian dengan variabel diskrit merupakan penanda kategori, yang tidak dapat dioperasikan berbentuk penambahan, pengurangan, perkalian atau pembagian. Keberadaannya terbatas pada penentuan sebagai frekuensi.

g. Variabel Kontinum

(10)

Variabel kontinum dapat dipisahkan menjadi tiga jenis variabel kecil, yaitu:

1) Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tata urutan berdasarkan tingkatan misalnya sangan tinggi, tinggi, pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel "lebih kurang" karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain. Contoh: Agung terpandai, Nico pandai, Ganang tidak pandai.

2) Variabel interval, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya:

Suhu udara di luar 31° C. Suhu tubuh kita 37° C. Maka selisih suhu adalah 6°

C. Jarak Surabaya-Blitar 162 km, sedangkan Surabaya-Malang 82 km. Maka selisih jarak Malang-Blitar, yaitu 80 km.

3) Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ratio memiliki harga nol mutlak yang dapat dioperasikan berbentuk perkalian sekian kali. Contoh: Berat Pak Rudi 70 kg, sedangkan anaknya 35 kg. Maka Pak Rudi beratnya dua kali anaknya.

7. Pengertian Data

Menurut Sutama (2016), Data sedikitnya bisa diartikan dalam dua kemungkinan; Data sebagai informasi faktual (misalnya pengukuran atau statistik) yang dipergunakan sebagai dasar untuk penalaran, diskusi, atau perhitungan, misalnya dalam penelitian ilmiah; dan Data sebagai kenyataan-kenyataan murni yang belum diberi penafsiran apapun, belum diubah, atau belum dimanipulasi, namun telah tersusun dalam sistematika statistika tertentu. Sistematika tersebut bisa mengikuti dasar kronologis (waktu), spasial (tempat), peristiwa, pokok soal, atau dasar lainnya yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan Menurut Winarsunu (2006), Data dapat diartikan sebagai keterangan mengenai sesuatu. Keterangan tersebut bisa berupa bilangan, angka, atau disebut dengan data kuantitatif, juga dapat berupa keterangan yang bukan berupa bilangan atau disebut dengan data kualitatif. Menurut Setyawan (2013), Data pada pengertian sehari-hari dapat diartikan sebagai fakta dari suatu objek yang diamati, bisa berupa angka atau kata.

Jika dipandang dari statistik, data adalah fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan simpulan.

(11)

8. Klasifikasi Data

Menurut Arikunto (2006), Data adalah bagian-bagian dari suatu informasi yang dikumpulkan dalam yang berbeda-beda dari suatu penelitian ataupun studi kasus yang dilaksanakan. Data juga merupakan kumpulan angka yang didapatkan dan hasil pengukuran, pengamatan atau observasi terhadap suatu obyek. Data dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:

a. Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya data dapat dibagi menjadi dua jenis antara lain : 1) Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung melalui sumber utamanya. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah secara langsung dan subjek atau objek penelitian. Misalnya: kalau seorang peneliti ingin mengetahui berat badan responden, maka peneliti tersebut langsung melakukan pengukuran berat badan responden tersebut.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak tertentu atau pihak lain, di mana data tersebut umumnya telah diolah oleh pihak tersebut. Data sekunder adalah data yang didapatkan dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya data itu dicatat dalam bentuk dokumen atau publikasi-publikasi.Misalnya peneliti ingin mengetahui Hb ibu hamil di Desa A, maka peneliti tersebut dapat mendatangi puskesmas yang mewilayahi desa tersebut untuk mendapatkan data Hb ibu hamil yang ada di desa tersebut. Umumnya, puskesmas telah memiliki data tersebut karena setiap ibu hamil diperiksa Hb-nya dan tercatat di puskesmas.

b. Berdasarkan Sifatnya

Data menurut jenisnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategorisasi, karekteristik berbentuk kalimat, kata-kata atau gambar. Data kualitatif merupakan data yang

(12)

menunjukkan kualitas sesuatu, oleh karena itu data kualitatif sering menunjukkan kuailtas sesuatu baik manusianya, benda-benda, maupun suatu variabel tertentu seperti motivasi, minat dan lainnya. Data ini biasanya didapat dan wawancara atau pengamatan dan bersifat subjektif, sebab data tersebut dapat ditafsirkan berbeda oleh orang lain yang juga melakukan pengamatan.

a) Data Nominal

Data nominal adalah data yang hanya mengandung unsur penamaan (Bahasa Latin, Nomos = nama). Data nominal, seluruh datanya bersifat kategorikal, semuanya memiliki kedudukan yang sama (setingkat) tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Data nominal merupakan data yang berada pada level yang sama.

b) Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang selain mengandung unsur penamaan juga memiliki unsur urutan (Order = urutan). Pada data ordinal selain dilakukan pembobotan atau penskoran, urutan dan penskoran tersebutjuga memiliki arti atau makna. Posisi letak menentukan kedudukan kategori data. Namun pada data ordinal ini jarak antara tingkatan tidak diketahui berapa intervalnya. Data ordinal, semua datanya selalu berjenjang (ordinary), artinya yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan yang lainnya.

2) Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Contoh : Menurut data WHO, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di Negara maju dan 639 sisanya berada di Negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu interval dan rasio.

a) Data Interval

Data interval adalah data yang selain mengandung unsur penamaan dan urutannya juga memiliki sifat interval atau selang, jaraknya bermakna, di samping itu, data ini memiliki ciri angka di mana angka nolnya tidak mutlak. Data interval merupakan data yang memiliki skor, memiliki urutan juga memiliki interval yang

(13)

jelas antara satu tingkatan data dengan yang lainnya. Jadi suatu data interval dapat didesknpsikan sebagai data interval dan dapat juga dideskripsikan sebagai data ordinal.

b) Data Rasio

Data rasio adalah data yang memiliki unsur penamaan, urutan, intervalnya bermakna dan angka nolnya mutlak, sehingga rasionya memiliki makna. Beberapa contoh dari data rasio adalah jarak, berat badan, tinggi, pendapatan dan laînnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, H. Hadari 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gadjah Mada University.

Djarwanto. 1994. Pokok-Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Liberty.

Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.

Ismiyanto. 2003. Metode Penelitian. Semarang: FBS UNNES Jamaluddin.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Djarwanto. 1994. Pokok-Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Liberty.

Siyoto, Sandu dan Sodik, M. Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:

Literasi Media Publishing.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

(14)

Ibnu, S., Mukhadis, A dan Dasna, I.W. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Sugiarto, M. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Hatch, E., dan Farhady, H. 1981. Research Design & Statistics for Applied Linguistics. Tehran: Rahnama Publications.

Winarno. 2013. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: UM Press.

Referensi

Dokumen terkait

A. Lokasi Penelitian ... Metode Penelitian ... Pendekatan Geografi ... Populasi dan Sampel ... Variabel Penelitian ... Definisi Operasional ... Teknik Pengumpulan Data ... Alat

Bab ini membahas tentang metodologi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini, meliputi: bentuk,tempat dan waktu penelitian; populasi dan sampel; metode pengumpulan data;

Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional .... Populasi Dan Sampel

Dokumen ini membahas tentang peran pengambilan sampel dalam pemrosesan

Dokumen ini membahas tentang kutipan dalam karya tulis, termasuk definisi, jenis, dan cara

Dokumen ini membahas tentang evaluasi pembelajaran, termasuk definisi, fungsi, dan

Dokumen ini membahas tentang definisi data, jenis data, dan waktu pengumpulan

Dokumen ini membahas dasar-dasar algoritme, termasuk definisi, jenis, dan cara menganalisis