• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dilihat dari jawaban subjek BMH pada soal nomor 1 di atas, maka subjek BMH tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya. Dilihat dari jawaban subjek BMH pada soal nomor 1 di atas, subjek BMH kurang mendapatkan jawaban yang benar. Dilihat dari cuplikan wawancara subjek BMH pada pertanyaan nomor 1 di atas, subjek BMH tidak mempunyai solusi terhadap pertanyaan tersebut.

Cuplikan wawancara subjek BMH untuk pertanyaan nomor 3. Q-40: Tahukah anda kata-kata penting yang ada pada pertanyaan tersebut. Dilihat dari jawaban subjek OS pada soal nomor 1 di atas, maka subjek OS tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya. Dilihat dari jawaban subjek OS pada soal nomor 1 di atas, maka subjek OS tidak mendapatkan jawaban yang benar.

Tabel 1 Tabel Indikator Kesalahan Menurut Newman (Clement, 1980)  No   Kesalahan  Indikator kesalahan
Tabel 1 Tabel Indikator Kesalahan Menurut Newman (Clement, 1980) No Kesalahan Indikator kesalahan

Rumusan dan Batasan Masalah

Tujuan dan Manfaat

  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal trigonometri ditinjau dari kecerdasan emosional.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

  • Ruang Lingkup penelitian
  • Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Penelitian ini dilakukan oleh Vivi Rosida yang mendapat lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Makassar pada tahun 2015 yang mengangkat judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Makassar. penelitian yang dilakukan oleh Vivi Rosida dan Penelitian selanjutnya ini merupakan penelitian yang memfokuskan pada objek yang menjadi fokus kedua penelitian ini yaitu kecerdasan emosional siswa.Sedangkan perbedaan kedua penelitian ini terletak pada fokus penelitiannya, dimana penelitian tersebut penelitian yang dilakukan oleh Vivi menyoroti dampak kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika secara umum, sedangkan penelitian ini menggambarkan kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan masalah trigonometri ditinjau dari kecerdasan emosional.

Kerangka Teori

  • Pembelajaran Matematika
  • Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal
  • Faktor Penyebab Kesalahan
  • Tinjauan Materi Trigonometri
  • Pengertian Analisis
  • Kecerdasan Emosional
  • Kerangka Berfikir

Dengan demikian, dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional (Emotional Quotient) adalah kemampuan seseorang untuk mengenali perasaannya sendiri dan orang lain, kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi dan keadaan. Terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dengan siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah. Kedua penelitian diatas menggunakan kuesioner untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa dan dalam penelitian ini peneliti juga akan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional anak.

59 Untuk mengetahui kesalahan siswa yang memiliki kecerdasan emosional (EQ) tinggi dan kecerdasan emosional (EQ) rendah dalam menyelesaikan soal trigonometri, kami menentukan kesalahan mereka pada setiap langkah mengerjakan soal trigonometri.

METODE PENELITIAN

  • Kehadiran peneliti
  • Lokasi penelitian
  • instrumen penelitian
  • sumber data
  • prosedur pengumpulan data
  • teknis analisis data
  • pengecekan keabsahan data
  • sitematika pembahasa

Penelitian ini akan dilaksanakan di MA Dakwah Islamiyah Putri Nurul Hakim Kediri, dengan responden yang akan peneliti pilih dari kelas X.IPA 1. Soal trigonometri dalam penelitian ini merupakan instrumen bantu yang akan digunakan dalam metode pengumpulan data dengan tes. Tes yang akan digunakan berupa soal subjektif atau deskriptif, yaitu soal yang jawabannya mengharuskan peserta tes mengorganisasikan setiap langkah penyelesaian soal yang diberikan dalam tes deskriptif yang terdiri dari 3 soal.

Data utama dalam penelitian kualitatif ini berupa perkataan dan tindakan, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini adalah data dari Kuesioner Kecerdasan Emosional Siswa yang akan mengklasifikasikan siswa menjadi tipe kecerdasan emosional tinggi atau rendah, data nilai ulangan siswa yang berisi kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah trigonometri, dan kesalahan hasil wawancara. yang akan dibuat oleh siswa. pengalaman dalam memecahkan masalah.ketidaksetaraan rasional. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 MA Dakwah Islamiyah Putri Nurul Hakim Kediri yang mengalami kesulitan dan kesalahan dalam menyelesaikan masalah trigonometri.

Dalam menentukan subjek wawancara digunakan purposive sampling (sampling purposif), yaitu subjek dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.64. Bentuk tes yang akan diikuti siswa dalam penelitian ini adalah tes deskriptif yang dilakukan setelah adanya perlakuan pada materi trigonometri, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi yang dibahas yaitu materi trigonometri. Format wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa wawancara yang tidak terstruktur secara ketat, melainkan terstruktur.

Wawancara atau diskusi dilakukan kepada minimal dua orang siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, serta minimal dua orang siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah yang akan dianalisis kesalahan yang dilakukan sesuai lembar jawaban masing-masing. Teknik analisis data kualitatif yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman yaitu melalui tiga proses antara lain: reduksi data, penyajian.

Tabel  3.  Kisis-kisi  pedoman  wawancara  berdasarkan  teori  Newman
Tabel 3. Kisis-kisi pedoman wawancara berdasarkan teori Newman

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Hasil Angket kecerdasan Emosional

Cuplikan wawancara dengan subjek HHH pada pertanyaan nomor 1. P-5 : tahukah kamu kata-kata penting yang ada pada pertanyaan HHH-5 : tahukah kamu mbak. Berdasarkan keterangan di atas ditemukan adanya kesesuaian antara hasil tes dan wawancara yaitu subjek HHH mengumpulkan informasi utama pada soal nomor 1. 2) Aspek pemahaman masalah. Berdasarkan keterangan di atas ditemukan adanya kesesuaian antara hasil tes dan wawancara yaitu subjek HHH mengumpulkan informasi utama pada soal nomor 2. 2) Aspek pemahaman masalah.

Berdasarkan keterangan di atas ditemukan adanya kesesuaian antara hasil tes dan wawancara yaitu subjek HHH mengumpulkan informasi pokok pada soal nomor 3. 2) Aspek pemahaman masalah. Berdasarkan keterangan di atas maka terjadi kesesuaian antara hasil tes dan wawancara, yaitu subjek BN mengumpulkan informasi pokok pada soal nomor 1. 2) Aspek pemahaman masalah. Berdasarkan keterangan di atas maka terjadi kesesuaian antara hasil tes dan wawancara, yaitu subjek BN mengumpulkan informasi pokok pada soal nomor 2. 2) Aspek pemahaman masalah.

Berdasarkan keterangan di atas ditemukan adanya kesesuaian antara hasil tes dan wawancara yaitu subjek BN mengumpulkan informasi pokok pada soal nomor 3. 2) Aspek pemahaman masalah. Berdasarkan keterangan di atas ditemukan adanya kesesuaian antara hasil tes dan wawancara yaitu subjek BMH mengumpulkan informasi pokok pada soal nomor 1. 2) Aspek pemahaman masalah. Berdasarkan keterangan di atas ditemukan adanya kesesuaian antara hasil tes dan wawancara yaitu subjek BMH mengumpulkan informasi pokok pada soal nomor 2. 2) Aspek pemahaman masalah.

Berdasarkan keterangan di atas ditemukan adanya kesesuaian antara hasil tes dan wawancara yaitu subjek BMH mengumpulkan informasi pokok pada soal nomor 3. 2) Aspek pemahaman masalah. Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa hasil tes dan wawancara konsisten yaitu subjek OS mengumpulkan informasi utama pada soal nomor 1. 2) Aspek pemahaman masalah. Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa hasil tes dan wawancara konsisten yaitu subjek OS mengumpulkan informasi utama pada soal nomor 2. 2) Aspek pemahaman masalah.

Berdasarkan keterangan di atas ditemukan adanya kesesuaian antara hasil tes dan wawancara yaitu subjek OS mengumpulkan informasi pokok pada soal nomor 3. 2) Aspek pemahaman masalah.

Tabel profil kesalahan siswa pada materi trionometri dengan  kecerdasan emosional rendah
Tabel profil kesalahan siswa pada materi trionometri dengan kecerdasan emosional rendah

Hasil Tes Wawancara Siswa Pada Materi Trigonometri Dengan Kecerdasan

Hasil Tes Wawancara Siswa Pada Materi Trigonometri Dengan Kecerdasan

PEMBAHASAN

Kesalahan Siswa Dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Pada Materi

Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara diketahui bahwa siswa yang memiliki EQ tinggi mampu membaca soal dan menemukan informasi utama dalam soal yang diajukan. Setelah membaca soal trigonometri yang diajukan, siswa dengan EQ tinggi mampu mengolah informasi yang ada dalam soal tersebut. Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara diketahui bahwa siswa yang memiliki EQ tinggi mampu memahami permasalahan yang diberikan dalam soal.

Setelah membaca soal trigonometri, siswa dengan EQ tinggi mampu mengolah informasi yang ada. Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara, siswa dengan EQ tinggi pada soal nomor 1 mampu menemukan dan menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal yang diberikan, namun siswa dengan EQ tinggi pada soal nomor 3 melakukan kesalahan dan gagal. rumus yang benar sehingga tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya, menyebabkan siswa mendapatkan penyelesaian yang tidak tepat (salah). Berdasarkan analisis nilai tes dan wawancara, siswa dengan EQ tinggi mampu menyelesaikan soal dan terampil dalam proses penyelesaian masalah serta melakukan kesalahan karena penggunaan aturan cosinus kurang akurat dalam menentukan sudut tinggi dan nilai sudut. perbandingan cosinus itu sendiri. sehingga menyebabkan siswa memperoleh penyelesaian yang kurang tepat (Salah).

Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara, siswa yang memiliki EQ tinggi dapat menentukan penyelesaian masalah yang diinginkan, dan siswa yang EQ tinggi juga dapat memeriksa sendiri apakah penyelesaian yang diperoleh sudah benar atau belum tepat (salah). Dari penjelasan di atas, siswa dapat melihat dari hasil wawancara bahwa sikap siswa yang memiliki EQ tinggi dalam menyelesaikan masalah dan menjawab pertanyaan dari peneliti terlihat sangat percaya diri dan tidak takut dalam menyikapi hal-hal baru. Siswa dengan EQ tinggi terlihat optimis dengan semua jawaban yang diberikan dan jawaban tertulis dengan rapi, bahkan ketika memberikan alasan tanpa tergesa-gesa.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri, Tri dan Budi, siswa dengan kecerdasan emosional tinggi memenuhi seluruh indikator pemahaman pada tingkat pemahaman instrumental dan memenuhi sebagian besar indikator pemahaman pada tingkat pemahaman relasional. . proses penyelesaian masalah matematika dan mengetahui alasan dilakukannya perhitungan logaritma. 74 juga seperti penelitian yang dilakukan oleh Sai dan Lin (2011:46) yang menyatakan bahwa siswa mempunyai kecerdasan.

Kesalahan Siswa Dengan Kecerdasan Emosional Rendah Pada Materi

Berdasarkan analisis nilai tes dan wawancara, siswa yang EQ rendah pada soal nomor 1 kurang mampu menemukan dan menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal yang ditetapkan, siswa yang EQ rendah pada soal nomor 2 melakukan kesalahan dan tidak mampu. menerima. rumus tersebut sehingga tidak dapat menyelesaikan tugasnya, hal ini menyebabkan siswa yang EQ-nya rendah tidak mengerjakan soal nomor 2, dan siswa yang EQ-nya rendah pada soal nomor 3 juga tidak dapat menemukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut. Pada fase ini siswa berpindah ke fase penyelesaian masalah dan keterampilan siswa dalam melakukan perhitungan matematis untuk menyelesaikannya. Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara, siswa dengan EQ tinggi tidak mampu menyelesaikan soal dan tidak terampil dalam proses pemecahan masalah, sehingga tidak ada solusi dalam menyelesaikan soal.

Pada fase ini siswa melakukan refleksi yaitu memeriksa langkah-langkah yang telah diambilnya dalam pekerjaannya. Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara, siswa dengan EQ rendah tidak dapat menentukan solusi masalah yang diinginkan. Dari data yang diperoleh dan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kecerdasan emosional 4 siswa kelas X IPA I MA.DI.

Siswa dengan kategori kecerdasan emosional tinggi melakukan kesalahan pada tahap transformasi (transformation error) dan keterampilan proses (process skill error). Siswa dengan kategori kecerdasan emosional rendah melakukan kesalahan pada tahapan pemahaman masalah (comprehension error), transformasi (transformation error) dan keterampilan proses (process skill error). Guru hendaknya lebih banyak memberikan latihan soal yang disertai soal cerita agar siswa terbiasa mengerjakan soal cerita yang menantang pemikiran siswa.

Fitria, Titis Nur.” Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah sejarah bahasa Inggris pada persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Makassar No.2 Jilid 04 (2015).

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Guru hendaknya mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal. Mulyani, Ni'am. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri Di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.”

Gambar

Gambar 1  tangga bentuk siku- siku, 28  Gambar 2  segitiga siku- siku ,29
Tabel 2.1  Skor Nilai Tingkat Kecerdasan Emosional, 58  Tabel 2.2  Hasil Angket Kecerdasan Emosional, 58  Tabel 2.3   Hasil Tes  Siswa, 60
Tabel 1 Tabel Indikator Kesalahan Menurut Newman (Clement, 1980)  No   Kesalahan  Indikator kesalahan
Tabel  indikator  di  atas  hanya  digunakan  untuk  menganalisis  kesalahan- kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Trigonometri
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ditunjukkan dengan subjek 1 dalam menyelesaikan soal Himpunan yang diberikan oleh peneliti pada soal nomor 1 mampu memenuhi semua indikator kemampuan representasi matematis