• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LALU LINTAS DI RUAS JALAN WONOKUSUMO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS LALU LINTAS DI RUAS JALAN WONOKUSUMO "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

72

ANALISIS LALU LINTAS DI RUAS JALAN WONOKUSUMO

KOTA SURABAYA

Triantoni1, Sri Wiwoho Mudjanarko2, M Ikhsan Setiawan3, Rizal Bahaswan4*

Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama Surabaya

[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4*

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemacetan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan Wonokusumo pada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode yang mengacu pada perhitungan tingkat kemacetan. Sesuai dengan pengamatan di lapangan ruas jalan dengan tipe 2/2 UD jalan dua lajur - dua arah tidak terbagi, dengan lebar jalan 6 meter sebanyak 2 arah dengan bahu jalan masing-masing 1 meter di kanan dan kiri. Fasilitas di ruas jalan tersebut belum dilengkapi dengan rambu lalu lintas seperti (tidak ada halte, tidak ada parkir, tidak ada batas kecepatan). Volume lalu lintas harian rata-rata tertinggi di ruas jalan tersebut dari pukul 07.00 - 18.00 sebanyak 1606 kendaraan/jam. Dari analisa tingkat kemacetan yang dilakukan didapatkan hasil, side barriers pada jalan dikategorikan sedang (M) sebesar 396 kejadian/jam. Kemacetan terjadi karena aktivitas yang padat dan kendaraan mengurangi kecepatan dan berhenti di pinggir jalan. Hal ini menyebabkan nilai service pada ruas jalan tersebut adalah D menunjukkan arus kendaraan terhambat, kecepatan rendah dan volume kendaraan melebihi kapasitas. Karenanya peran pemerintah sangat penting untuk mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi dan untuk pengendara agar lebih tertib dalam menjalankan aktivitas di jalan tersebut.

Kata kunci: kemacetan lalu lintas, observasi lapangan, rata-rata volume harian.

1. PENDAHULUAN

Kemacetan merupakan akibat dari kebutuhan akan transportasi yang terus meningkat sedangkan kebutuhan akan penyediaan sarana transportasi dan infrastruktur jalan yang kurang memadai sehingga infrastruktur tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini juga dijumpai di Kota Surabaya, karakteristik pola penggunaan yang beragam dapat menyebabkan terjadinya arus lalu lintas, ketidakdisiplinan pengemudi, kendaraan besar yang melaju dengan kecepatan rendah, kecelakaan dan parkir di sembarang tempat.

Boediningsih (2011: 122) menyatakan bahwa, “kemacetan terjadi karena beberapa faktor, seperti banyaknya pengemudi yang tidak tertib, pengguna jalan yang melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi, adanya mobil yang diparkir di jalan, jalan yang tidak rata permukaan, tidak ada jembatan penyeberangan, dan tidak ada batasan jenis kendaraan. "Jumlah pengguna lalu lintas yang tidak tertib, seperti PKL yang berjualan di pinggir jalan, parkir liar dan pengguna jalan yang melawan mengalir. Kurangnya kontrol lalu lintas dan kesadaran masyarakat di kota akan menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Terjadinya kemacetan merupakan ketidak seimbangan jaringan lalu lintas yang ada, penumpukan beberapa jenis kendaraan mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil, mobil boks, truk, bus dan angkutan umum lainnya di suatu jalan yang menyebabkan terhambatnya jaringan lalu

(2)

73 lintas kota. Selain itu, menurut Syaiful (2019), kendaraan dengan penggerak motor akan berpotensi menciptakan masalah baru berupa polusi suara.

Surabaya yang merupakan Ibu Kota Propinsi Jawa Timur, mempunyai aktivitas transportasi yang sangat tinggi. Mengutip Muryanto dkk (2019) yang menyatakan bahwa ketersedian sistem transportasi yang baik sangat diperlukan oleh kota Surabaya. Karenanya perlu dilakukan berbagai usaha, salah satunya dengan meminimalkan penumpukan kendaraan pada satu ruas jalan pada waktu bersamaan agar tujuan menciptakan satu sistem transportasi yang lebih baik dapat tercapai.

Riset kali ini akan berfokus pada satu ruas jalan di kota Surabaya yaitu jalan Wonokusumo. Dipilihnya jalan Wonokusumo karena beberapa pertimbangan antara lain; (1) Di jalan ini terdapat banyak titik persimpangan. (2) Kemacetan hampir pasti terjadi pada rentang waktu jam 07.00 - 08.00 WIB, 12.00 - 13.00 WIB dan 17.00 - 18.00 WIB. (3) Banyaknya kedai makanan atau restoran yang berada tepat di pinggir jalan. (4) Tingginya tingkat hambatan samping yaitu jumlah mobil dan sepeda motor yang diparkir di bahu jalan.

Riset ini bertujuan untuk, (1) mengetahui kondisi lalu lintas di jalan Wonokusumo, (2) mengetahui tingkat hambatan samping di jalan Wonokusumo, dan (3) mengetahui kapastas dan derajat kejenuhan di jalan Wonokusumo. Dari hasil kajian ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh instansi pemerintah dalam mengambil kebijakan guna meningkatkan sistem transportasi lalu lintas dan juga bagi para pengendara pengguna jalan terutama di ruas jalan Wonokusumo.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya

Penelitian terkait kemacetan bukanlah hal yang baru. Hal ini memudahkan untuk mencari referensi dan tinjauan Pustaka yang dibutuhkan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Mangantur tentang kemacetan lalu lintas di kota Jambi, Deden Firmansyah tentang analisis kemacetan di jalan Lenteng Agung Jakarta, Mudjanarko yang mengulas tentang factor-faktor pendorong kemacetan dan beberapa peneliati lainnya dapat dijadikan pijakan dalam melakukan penelitian kali ini.

2.2. Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas merupakan perubahan (variabel) terpenting dalam rekayasa lalu lintas, yang pada dasarnya merupakan proses penghitungan yang berkaitan dengan jumlah pergerakan per satuan waktu di suatu lokasi tertentu. Analisis volume lalu lintas pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui nilai kepentingan suatu rute, fluktuasi arus, distribusi lalu lintas pada suatu sistem jalan, dan tren penggunaan jalan. Untuk mendapatkan volume trafik ini digunakan rumus Survei Harian Rata-rata yaitu:

𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳 =𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝐽𝐽𝑘𝑘𝐽𝐽𝐽𝐽𝑘𝑘 𝑦𝑦𝐽𝐽𝑘𝑘𝑦𝑦 𝐽𝐽𝑘𝑘𝑙𝑙𝐽𝐽𝑙𝑙

𝑆𝑆𝐽𝐽𝑙𝑙𝐽𝐽𝐽𝐽𝑘𝑘 𝑊𝑊𝐽𝐽𝑘𝑘𝑙𝑙𝐽𝐽 (60 𝐽𝐽𝑘𝑘𝑘𝑘𝑚𝑚𝑙𝑙) ……… (1)

2.3. Kapasitas Jalan

Kapasitas jalan adalah aliran maksimum melalui waypoint yang dapat dipertahankan per jam dalam kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk jalan dua arah (kombinasi dua arah). Nilai kapasitas diamati melalui survei pengumpulan data lapangan jika memungkinkan. Kapasitas dinyatakan dalam unit mobil penumpang (MKJI, 1997).

(3)

74 3. METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Jalan

Jalan Wonokusumo adalah nama sebuah jalan di Kota Surabaya. Jalan Wonokusumo merupakan kawasan sentral karena dari timur merupakan jalan tenggumung, dari barat merupakan jalan Karang Tembok, dari selatan adalah jalan Wonosari dan dari utara adalah jalan sekolah Sidotopo. Di jalan tersebut terdapat pertokoan, restoran dan pergudangan, melewati arus lalu lintas yang aktif dalam aktivitas sehari-hari. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kemacetan

DATA PRIMER

1. Survei Volume Lalu Lintas 2. Survei Geometrik

KESIMPULAN & SARAN

SELESAI

Kinerja Ruas Jalan

1. Derajat Kejenuhan 2. Hambatan samping IDENTIFIKASI MSALAH

MULAI

DATA SEKUNDER

TINJAUAN PUSTAKA

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS DATA

PENGELOLAHAN DATA

(4)

75 sehingga kemacetan sering terjadi di ruas jalan Wonokusumo. Berikut adalah data geometrik ruas jalan Wonokusumo sepanjang 100 meter:

• Jenis Jalan : 2/2 UD (2 lajur - 2 arah tidak terbagi)

• Jalan : 1 meter di sisi kanan dan 1 meter di sisi kiri

• Lebar jalan : 6 meter dengan total 2 arah

• Populasi : 181.653 jiwa (2017) 4.2. Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melakukan perjalanan pada titik tertentu pada ruas jalan waktu tertentu. Dinyatakan dalam satuan kendaraan mobil penumpang (SMP). Untuk volume lalu lintas yang direncanakan (VLHR) adalah perkiraan volume lalu lintas pada akhir tahun lalu lintas yang direncanakan yang dinyatakan dalam SMP/jam.

Perhitungan hari Senin searah SMP Tembok Karang / jam (17.00-18.00)

• LV x EMP LV = 486 x 1,0 = 486 SMP/jam

• HV x EMP HV = 9 x 1.2 = 10.8 SMP/jam

• MC x EMP MC = 1140 x 0,25 = 285 SMP/jam Jadi total SMP/jam diperoleh: 486 + 10,8 + 285 = 781,8 SMP/jam Penghitungan Senin ke SMP Tenggumung/jam (17.00-18.00)

• LV x EMP LV = 544 x 1,0 = 544 SMP/jam

• HV x EMP HV = 9 x 1.2 = 10.8 SMP/jam

• MC x EMP MC = 1081 x 0,25 = 270,25 SMP/jam Sehingga diperoleh total SMP/jam: 544 + 10,8 + 270,25 = 825,05 SMP/jam Jadi total volume kendaraan 682,8 + 664,05 = 1606 SMP/jam.

Tabel 1 Total Volume Kendaraan dalam Unit Mobil Penumpang (SMP/jam) WAKTU RABU KAMIS JUMAT SABTU SENIN SELASA 07.00-08.00 1287,3 1240,85 1379,2 1302,6 1517,85 1371,8 12.00-13.00 1109,85 959,55 1025,6 920,15 1267,65 1227,6 17.00-18.00 1412,6 1388,75 1211,05 1061,95 1606,85 1503,9

Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Survei Lalu Lintas Harian Jalan Wonokusumo

Dari tabel tersebut terlihat bahwa volume maksimum pada hari senin sore pukul 17.00 - 18.00 WIB adalah 1606 SMP/jam. Hal ini disebabkan padatnya kegiatan perdagangan yaitu

0 500 1000 1500 2000

RABU KAMIS JUMAT SABTU SENIN SELASA

07.00-08.00 12.00-13.00 17.00-18.00

(5)

76 banyaknya rumah makan, toko, dan jam pulang kerja. Sedangkan volume lalu lintas yang landai terjadi pada Sabtu sore pukul 12.00 - 13.00 WIB dengan 920.15 smp/jam. Hal ini dikarenakan sedikitnya aktivitas pada jam tersebut dan untuk jalan hanya didominasi pick up dan truk untuk pengiriman barang.

Data yang diambil dalam survei ini adalah kendaraan yang berhenti dan parkir di bahu jalan, pejalan kaki yang sedang antre dan juga menyeberang jalan, lalu lintas yang keluar masuk jalan, dan kendaraan yang lambat. Dari penelitian ini dikalikan dengan faktor pembobotan side obstacle. Survei dilakukan pada jarak 100 meter dan dipilih data segmen terbanyak.

Tabel 2 Total hasil tarik samping untuk kejadian per 100 meter per jam WAKTU RABU KAMIS JUMAT SABTU SENIN SELASA 07.00-08.00 149,8 160,7 197,9 289,2 221,8 173,9 12.00-13.00 84,9 121,8 396,4 103 109,9 103,1 17.00-18.00 206,8 230,5 260,3 243 231,5 228,6

TOTAL 441,5 513 854,6 635,2 563,2 505,6

NILAI MAX 396,4

Gambar 4.2 Grafik Pembatas Samping Ruas Jalan Wonokusumo

Setelah dilakukan analisis terhadap tabel kelas hambatan samping di atas, didapatkan bahwa pada hari Jumat termasuk dalam kelas hambatan sedang (M) yaitu jumlah kejadian 300- 499 kejadian per jam (396 kejadian/jam). Kendala sedang pada hari Jum'at akibat kegiatan beribadah umat Islam melaksanakan sholat Jum'at dan menggunakan bahu jalan di sekitar masjid ditambah aktivitas parkir dan belanja serta pertokoan di pinggir jalan yang mengganggu aktivitas kinerja jalan. Sedangkan pada hari Rabu menunjukkan kelas hambatan samping pada tingkat yang sangat rendah <100 kejadian per jam (85 kejadian/jam) karena di sekitar toko, warung dan restoran aktivitasnya lebih rendah dan tidak terlalu mengganggu aktivitas lalu lintas.

Derajat kejenuhan merupakan perbandingan antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan raya. Perhitungan derajat kejenuhan dengan adanya hambatan samping dapat dilihat sebagai berikut:

𝐷𝐷𝐷𝐷 =𝑄𝑄𝑐𝑐

………(2)

149,8 160,7 197,9

289,2

221,8

173,9

84,9 121,8

396,4

103 109,9 103,1

206,8 230,5 260,3 243 231,5 228,6

RABU KAMIS JUMAT SABTU SENIN SELASA

Hambatan Samping

07.00-08.00 12.00-13.00 17.00-18.00

(6)

77 Dimana:

Q = Volume Kendaraan C = Kapasitas

Nilai Q (Volume kendaraan) menggunakan hasil survey lalu lintas harian rata-rata tertinggi yaitu pada hari senin pukul 17.00 - 18.00 dengan total 1346 SMP/jam. Sedangkan untuk Kapasitas (C) = 1985 SMP/jam, sehingga;

𝐷𝐷𝐷𝐷= 𝑄𝑄

𝑐𝑐 = 1346

1985 = 0,678

Secara grafik, hasil perhitungan terhadap derajat kejenuhan dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.3 Grafik Derajat Saturasi Ruas Jalan Wonokusumo

Berdasarkan hasil analisis, dari beberapa jam waktu pengamatan terlihat bahwa nilai derajat kejenuhan melebihi batas maksimal derajat kejenuhan berdasarkan MKJI 1997 yaitu DS melebihi 0.75 - 0.80. Dengan hasil DS tertinggi sebesar 0,809 maka hasil yang didapat adalah tingkat pelayanan D yaitu: arus mendekati tidak stabil dan kecepatan rendah.

5. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengelolaan dan analisis data ruas jalan Wonokusumo akibat kendala samping, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Volume kendaraan tertinggi di ruas jalan Wonokusumo adalah 1606 SMP/jam. Hal ini disebabkan tingginya volume kendaraan akibat padatnya aktivitas pulang kerja dan diiringi aktivitas yang tinggi di sekitar toko, kios, dan restoran.

2. Penghalang samping tertinggi pada hari Jum'at dengan kategori hambatan samping sedang (M) 396 kejadian/jam, disebabkan oleh sisi jalan yang merupakan deretan toko, warung, rumah makan dan tempat ibadah bagi umat muslim shalat jumat. Belum ada tempat parkir yang disediakan dengan baik juga sangat mengganggu aktivitas lalu lintas jalan wonokusumo.

3. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan nilai service level paling buruk adalah D. Hal ini menunjukkan arus kendaraan terhambat, kecepatan rendah, volume kendaraan melebihi kapasitas.

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

RABU KAMIS JUMAT SABTU SENIN SELASA

Derajat Kejenuhan

07.00-08.00 12.00-13.00 17.00-18.00

(7)

78 5.2. Saran

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengurangi tingkat hambatan samping yaitu agar masyarakat sekitar lebih patuh saat berkendara, tidak saling mendahului, tidak meletakkan parkir di bahu jalan saat transaksi pembelian, letakkan kendaraan di lahan yang dianggap kosong, kesadaran bagi pemilik warung, toko dan rumah makan untuk menyediakan tempat parkir yang layak agar tidak mengganggu arus lalu lintas di jalan raya. Dan juga bagi pengemudi truk untuk mentaati batas waktu memasuki ruas jalan Wonokusumo.

2. Bagi pemerintah/pembuat kebijakan diharapkan dapat memasang rambu lalu lintas untuk batas kecepatan maksimal, pelarangan parkir, peniadaan halte dan peraturan lainnya yang kiranya dapat mengganggu arus lalu lintas di ruas jalan Wonokusumo.

3. Pemerintah juga diharapkan melakukan perluasan jalan, agar dapat menampung volume jalan yang sangat tinggi serta bisa meningkatkan fungsi bahu jalan secara maksimal terutama bagi para pejalan kaki.

DAFTAR PUSTAKA

Boediningsih, W. (2011). Dampak kepadatan lalu lintas terhadap pencemaran udara kota Surabaya. Jurnal, h. 122-132.

Candra, A. I., Mudjanarko, S. W., & Limantara, A. D. (2017). Manajemen Data Lalu Lintas Kendaraan Berbasis Smart Internet System Kadiri.

Fuad, Yassir. (2017). Analisis Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Marelan Raya. Skripsi Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Bidang.

Maryanto, D., dkk, (2019), Kajian Demand Bis Kota Trayek F Terhadap Rencana Penerapan Trem Koridor Utara-Selatan Kota Surabaya, E-jurnal Spirit Pro Patria, Volume 5, Nomor 2, September 2019.

MKJI. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

Mudjanarko, S. W., Winardi, S., & Limantara, A. D. (2017). Memanfaatkan internet of things (iot) sebagai solusi pengelolaan transportasi kendaraan bermotor. Pro. Semin. Nas. Ml. Technol. Infrastruktur Wil. X.

Mustkarani, Wini. (2016). Analisis Faktor - Penyebab Kemacetan Lalu Lintas di sepanjang Jalan Rais A Novalia, Cindy. (2015). Analisis dan Solusi Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Kota. Skripsi, Fakultas Teknik,

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rahmad (Sui Jawi) Kota Pontianak. Jurnal Pendidikan. Juni. Vol. 14, No. 1

Syaiful, Mudjanarko, S. W., (2019), Noise of Motor Vehicles at from of Baiturrahman Great Mosque Semarang City, The Spirit of Society Journal, Volume 2, Nomor 2, Maret 2019.

Tamara, B Sahniza. (2016). Analisis Dampak Ekonomi dan Sosial Akibat Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Raya Bogor - Jakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor penyesuaian kecepatan untuk hambatan samping ( ) ditentukan berdasarkan tipe jalan, kelas hambatan samping (SFC) dan lebar bahu rerata (Ws). Nilai faktor penyesuaian

Penyesuaian untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu (FFVsf) pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Jalan Perkotaan dengan Bahu ... Faktor Penyesuaian Pengaruh Ukuran

Tabel 6.40 Hasil Prediksi Jumlah Kendaraan Parkir, Berhenti (EEV) dan Kendaraan Keluar Masuk (PSV) di JL.. Setelah prediksi hambatan samping sampai dengan tahun 2012 diketahui,

Faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu (FV SF ) pada harus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan dengan bahu dapat dilihat

Hasil analisa yang diperoleh bahwa kemacetan disebabkan banyaknya pejalan kaki dengan hambatan samping memiliki nilai tertinggi yaitu Pejalan Kaki (PED) yang

Survei akan dilakukan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam analisa kinerja ruas jalan seperti data lalu lintas, data geometric jalan, hambatan

Ditambah lagi hambatan samping yang berdampak terhadap lalu lintas yang berasal dari aktifitas samping sangat mempengaruhi kapasitas jalan yaitu kendaraan lain berhenti, kendaraan tak

ANALISA KINERJA RUAS JALAN MENGGUNAKAN METODE MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA MKJI 1997.. EVALUASI KINERJA JALAN AKIBAT HAMBATAN SAMPING STUDI KASUS PADA JALAN SOETOYO S