• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis miskonsepsi siswa dalam pemecahan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis miskonsepsi siswa dalam pemecahan"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja jenis-jenis miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal matematika tentang bentuk sisi lengkung. Bagi guru, agar dapat memberikan informasi mengenai miskonsepsi siswa tentang bangun ruang pada mata pelajaran matematika. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengalaman mengenai miskonsepsi siswa tentang bangun ruang pada mata pelajaran matematika.

Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya tentang miskonsepsi siswa pada pokok bahasan bangun ruang geometri.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX yang mempelajari bangun geometri sisi lengkung.

Telaah Pustaka

Rachmania Widya Ningrum tentang miskonsepsi siswa SMA tentang segiempat dan alternatif untuk mengatasinya. Penelitian Rachmania Widya Ningrum berfokus pada pembahasan miskonsepsi tentang bangun segiempat dan alternatif untuk mengatasinya, sedangkan penelitian ini berfokus pada analisis miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal matematika bangun datar sisi lengkung. Anisatul Farida, tentang analisis miskonsepsi siswa tentang simbol dan istilah matematika pada konsep relasi empat arah melalui permainan dengan alat peraga.

Penelitian yang dilakukan Anisatul Farida berkaitan dengan analisis miskonsepsi siswa tentang simbol dan ungkapan matematika pada konsep relasi segiempat melalui permainan dengan alat peraga di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah, sedangkan penelitian ini berfokus pada analisis miskonsepsi siswa pada memecahkan masalah masalah matematika. bahan bangunan ruang samping melengkung di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Addinul Qayyim. 12Farida Anisatul, Analisis miskonsepsi siswa tentang simbol dan istilah matematika pada konsep perbandingan segiempat melalui permainan dengan alat peraga, STMIK Duta Bangsa Surakarta, Maret 2016, halaman 286. Segiempat melalui permainan dengan alat peraga.. analisis siswa miskonsepsi dalam menyelesaikan soal-soal matematika materi bangun ruang sisi melengkung.

Hasil dari penelitian ini adalah penyebab terjadinya miskonsepsi siswa pada materi bidang datar tentang konsep segiempat adalah karena pemahaman awal siswa terhadap konsep segiempat kurang tepat.

Kerangka Teori

Dari pengertian tersebut miskonsepsi dapat diartikan sebagai suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh ilmuan. Siswa tidak dapat memahami atau mengalami kesulitan membaca. Siswa tidak menuliskan, tidak lengkap atau melakukan kesalahan pada saat menuliskan yang diketahui dan ditanyakan. Siswa tidak mampu mempertimbangkan atau mengalami kesalahan dalam menuliskan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Berdasarkan teori tersebut, masalah matematika yang disebutkan dalam penelitian ini adalah masalah non rutin berupa esai tentang kelengkungan. Menurut Polya dalam Djamila, pemecahan masalah adalah upaya mencari jalan keluar dari suatu masalah dan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera. Dengan kata lain pemecahan masalah adalah proses bagaimana mengatasi suatu masalah atau soal yang menantang yang tidak dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang biasa dilakukan, ada empat tahapan penting yang harus dilalui siswa dalam pemecahan masalah yaitu, memahami masalah, pembuatan rencana penyelesaian, pelaksanaan rencana penyelesaian dan pemeriksaan ulang .20.

Segmen ACB disebut akord bola. f).. ruas garis pada spherical blanket yaitu ACBDA yang disebut juga spherical paint line.

Metode Penelitian

Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis Subyek 1, memang benar bahwa Subyek 1 memiliki miskonsepsi tentang strategi. Berdasarkan hasil tes dan wawancara di atas, pada pertanyaan pertama subjek 1 mengalami miskonsepsi strategi dan miskonsepsi isyarat. Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis Subyek 1, memang benar bahwa Subyek 1 memiliki miskonsepsi tentang strategi.

Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis subjek 1, maka benar bahwa subjek 1 mengalami miskonsepsi aritmatika dan tanda. Berdasarkan hasil tes dan wawancara di atas, pada soal nomor dua subjek 1 mengalami miskonsepsi strategis, miskonsepsi aritmatika, dan miskonsepsi tanda. Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis subjek 1, maka benar subjek 1 mengalami miskonsepsi tanda.

Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis, maka benar bahwa Subjek 2 mengalami miskonsepsi karakter, miskonsepsi sistematik, miskonsepsi matematika, dan miskonsepsi konsep. Berdasarkan hasil tes dan wawancara di atas, untuk soal nomor satu subjek 2 mengalami miskonsepsi strategis, miskonsepsi matematis, miskonsepsi sistematik, dan miskonsepsi karakter. Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis, maka benar bahwa Subjek 2 mengalami miskonsepsi karakter, miskonsepsi jumlah, miskonsepsi sistematik, dan miskonsepsi konsep.

Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis Subyek 2, maka Subyek 2 memang salah strategi. Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis, maka benar bahwa subjek 2 mengalami kesalahan tanda, kesalahan aritmatika dan kesalahan konsep. Berdasarkan hasil tes dan wawancara di atas, subjek 2 pada soal nomor tiga mengalami salah paham strategis, salah paham konseptual, salah perhitungan dan salah karakter.

Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis, maka benar bahwa Subjek 3 mengalami miskonsepsi konseptual, miskonsepsi sistematik, dan miskonsepsi karakter. Karena hasil wawancara sesuai dengan tanggapan tertulis, benar bahwa Orang 3 mengalami miskonsepsi karakter, miskonsepsi sistematik, dan miskonsepsi konsep.

Sistematika Pembahasan

PAPARAN DAN TEMUAN

Penentuan Subjek

Subyek dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kelas yang memiliki rata-rata nilai ulangan harian terendah dari setiap kelas. Dari 28 siswa, hanya 19 yang lulus ujian yang diberikan untuk menyelesaikan soal, selebihnya tidak masuk tanpa penjelasan. Setelah menganalisis hasil penyelesaian soal yang diberikan, akan dipilih tiga siswa yang memiliki nilai terendah dari hasil mengerjakan soal tes penyelesaian soal.

Analisis Data

  • Data Hasil Tes dan Wawancara Subjek 1
  • Data Hasil Tes dan Wawancara Subjek 2
  • Data Hasil Tes dan Wawancara subjek 3

Pada Gambar 2.2 subjek 1 mengalami miskonsepsi tentang strategi yaitu siswa tidak dapat menentukan rumus mana yang akan digunakan atau siswa menggunakan rumus yang kurang tepat. Pada gambar 2.7 subjek 1 mengalami miskonsepsi tentang strategi yaitu siswa tidak dapat menentukan rumus mana yang akan digunakan atau siswa menggunakan rumus yang salah. Pada tahap rencana pemecahan masalah, Subjek 1 mampu menuliskan rencana pemecahan masalah, namun Subjek 1 mengalami kesalahan strategi yaitu siswa tidak dapat menentukan rumus yang akan digunakan atau siswa menggunakan rumus yang salah.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara di atas, untuk soal nomor tiga subjek 1 mengalami miskonsepsi strategis dan tanda miskonsepsi. Pastinya subjek 2 memiliki pemahaman yang salah tentang strategi yaitu siswa tidak dapat menentukan rumus yang harus digunakan atau siswa salah menggunakan rumus. Pada tahap implementasi rencana pemecahan masalah berdasarkan Gambar 2.15 subjek 2 hanya mampu menjawab soal dengan pemahamannya sendiri, sehingga dapat dipastikan subjek 2 mengalami beberapa miskonsepsi antara lain;

Pada tahap pelaksanaan rencana pemecahan masalah, berdasarkan Gambar 2.17 subjek 2 hanya dapat menjawab soal dengan pemahamannya sendiri, sehingga dapat diketahui bahwa subjek 2 mengalami beberapa kesalahan persepsi antara lain; Berdasarkan hasil tes dan wawancara di atas, pada soal nomor dua subjek 2 mengalami miskonsepsi strategis, miskonsepsi konseptual, miskonsepsi aritmatika, miskonsepsi sistematis, dan miskonsepsi tanda. Karena hasil wawancara sesuai dengan jawaban tertulis, maka memang benar bahwa subjek 3 mengalami miskonsepsi penerjemahan yaitu siswa tidak dapat membaca soal, siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, dan siswa tidak dapat mengubah soal menjadi soal matematika. model .

Dapat dipastikan bahwa mata pelajaran 3 memiliki pemahaman strategi yang salah yaitu siswa tidak dapat menentukan rumus mana yang akan digunakan atau siswa menggunakan rumus yang salah. Pada tahap pelaksanaan rencana pemecahan masalah, berdasarkan Gambar 2.22 subjek 3 hanya dapat menjawab soal dengan pemahamannya sendiri, sehingga dapat dipastikan subjek 3 mengalami beberapa miskonsepsi, antara lain: Berdasarkan hasil tes dan wawancara di atas, subjek 3 soal nomor satu telah mengalami miskonsepsi penerjemahan, miskonsepsi strategis, miskonsepsi konseptual, miskonsepsi sistematik, dan miskonsepsi tanda.

Pada tahap implementasi rencana pemecahan masalah berdasarkan Gambar 2.24, subjek 3 hanya mampu menjawab soal dengan pemahamannya sendiri, sehingga dapat ditentukan bahwa subjek 3 memiliki beberapa miskonsepsi, antara lain: Berdasarkan hasil tes di atas dan wawancara, untuk soal nomor dua subjek 3 menghadapi miskonsepsi penerjemahan, miskonsepsi strategis, miskonsepsi konseptual, miskonsepsi sistematik, dan miskonsepsi tanda. Pada tahap implementasi rencana pemecahan masalah berdasarkan Gambar 2.26 subjek 3 mampu menjawab soal hanya dengan pemahamannya sendiri, sehingga subjek 3 dapat ditemukan beberapa miskonsepsi antara lain:

Berdasarkan hasil tes dan wawancara di atas, pada pertanyaan nomor tiga subjek 3 mengalami kesalahpahaman penerjemahan, kesalahpahaman strategis, kesalahpahaman konseptual, kesalahpahaman sistematik, dan kesalahpahaman tanda.

Gambar 2.3    Gambar2.4
Gambar 2.3 Gambar2.4

Rangkuman Hasil Penelitian

Pada saat pelaksanaan rencana pemecahan masalah, subjek 1 hanya mengalami kesalahan tanda dan kesalahan perhitungan, sedangkan subjek 2 lebih banyak mengalami kesalahpahaman daripada subjek 1 yaitu kesalahpahaman konsep, kesalahan penghitungan dan tanda yang sistematis, dan subjek 3 mengalami kesalahpahaman konsep, sistematik. dan menandatangani kesalahpahaman.

PEMBAHASAN

  • Miskonsepsi Siswa Dalam Memahami Masalah
  • Miskonsepsi Siswa Dalam Menyusun Rencana
  • Miskonsepsi Siswa Dalam Pemecahan Masalah
  • Miskonsepsi Siswa Dalam Memeriksa Kembali

Selain itu pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 subjek 2 secara bersamaan mengalami miskonsepsi aritmatika, miskonsepsi sistematik dan miskonsepsi konsep. Pada subjek 3 miskonsepsi yang terjadi yaitu miskonsepsi konsep, miskonsepsi sistematik dan miskonsepsi menggambar pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 sekaligus. Subjek 1 mengalami miskonsepsi tanda dalam mengerjakan soal nomor 1 dan nomor 3, sedangkan pada soal nomor 2 mengalami miskonsepsi tanda serta miskonsepsi numerologi.

Terdapat sebuah drum berbentuk silinder yang memiliki jari-jari 70 cm dan tinggi 100 cm yang diisi minyak goreng. Minyak goreng dituangkan ke dalam botol berbentuk tabung kecil dengan radius 14 cm dan tinggi 25 cm. 1. Siswa mampu mengaitkan konsep dengan materi yang akan digunakan 2. Siswa mampu memutuskan masalah dengan alasan yang logis 3. Siswa mampu mempertimbangkan langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah.

Coba (nama mata pelajaran) jelaskan bagian ini (tunjukkan bagian jawaban siswa) sehingga Anda mendapatkan jawabannya. jika siswa mendapatkan jawaban dengan cara yang tidak logis). S1 : Terdapat sebuah drum berbentuk silinder dengan jari-jari 70 cm dan tinggi 100 cm berisi minyak goreng. Minyak goreng akan dituangkan ke dalam botol berbentuk tabung kecil dengan radius 14 cm dan tinggi 25 cm.

Pertanyaan: Anda tidak menyelesaikan pertanyaan #1, tetapi bagaimana Anda bisa benar dalam menghitung masalah ini. S2 : Terdapat sebuah tangki berbentuk silinder dengan jari-jari 70 cm dan tinggi 100 cm yang diisi minyak goreng. S2: Yang kamu tanyakan banyak botol kecil, lalu yang kamu temukan adalah jari-jari 70 cm, tinggi 100 cm dan jari-jari 14 cm, tinggi 25 cm.

S3 : Terdapat sebuah drum berbentuk silinder dengan jari-jari 70 cm dan tinggi 100 cm berisi minyak goreng.

PENUTUP

Saran

Mengapa tidak (nama mata pelajaran) menuliskan langkah-langkah penyelesaian soal pada nomor soal (sebutkan nomor soal). jika siswa tidak menuliskan langkah-langkah pengerjaannya).

Gambar

Gambar 2.3    Gambar2.4

Referensi

Dokumen terkait

Butir soal nomor 4, siswa mengalami miskonsepsi dalam menjelaskan jenis pencemaran berdasarkan tempat terjadinya, dengan mengisi tingkat keyakinan (CRI) pada jawaban