• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NOVEL PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI

N/A
N/A
Zhifanka Putri Syahbrina

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS NOVEL PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NOVEL PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI

Judul Novel : Pulang

Pengarang : Leila S. Chudori

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) Tahun Terbit : 2012

Cetakan Ke- : Cetakan ke duapuluh satu, Jakarta, September 2022

Harga : Rp. 120.000,00

Waktu Membaca : 5 hari

No Unsur yang

dianalisis Penjelasan

1 Latar (alat, waktu, tempat, sosial, budaya, keyakinan)

Novel Pulang terbit pada tahun 2012 yang menjadikan novel ini sebagai buku ke-3 dari Leila S. Chudori.

Meskipun terbit di tahun 2000-an, pengarang mengambil latar tahun 1965 hingga 1998. Sebagai buku bergenre fiksi sejarah (historical fiction), bukan tanpa alasan bagi Leila untuk mengambil latar tersebut. Kisaran tahun 1965 hingga 1998 sering disebut sebagai “Tahun Berdarah” bagi Indonesia dimana banyak peristiwa penting yang nantinya juga akan muncul dalam alur cerita novel ini. Tidak hanya sejarah kelam di Indonesia, penulis juga menampilkan peristiwa penting di belahan dunia lain yaitu, Prancis.

Catatan sejarah itu di antaranya tragedi 30 September 1965 pemberontakan PKI di Indonesia, revolusi Prancis Mei 1968, dan revolusi Mei Indonesia 1998.

Leila mengambil dua latar tempat utama, yaitu Paris dan Indonesia. Namun, sebelumnya pengarang juga menceritakan bahwa para keempat tokoh cerita yakni Dimas Suryo, Nugroho, Tjai, dan Risjaf sempat berkelana dari Chile, Havana, Peking hingga akhirnya sampai di Paris.

(2)

Di Paris, pengarang mengambil latar kota Sorbonne yang saat itu juga sedang terjadi kericuhan akibat demonstrasi mahasiswa. Suasana kota digambarkan penuh ketegangan antara golongan pemerintah dan mahasiswa.

Namun, berbeda dengan suasana di Indonesia, kegiatan demonstrasi di Prancis terjadi dengan lebih tertib dan teratur tanpa adanya kekerasan. Di kota ini pula keempat tokoh tersebut nantinya akan membuka sebuah restoran makanan Indonesia yang diberi nama “Restoran Tanah Air”

Restoran Tanah Air akan menjadi tempat bagi empat pilar tanah air tinggal dan merajut asa mencoba peruntungan. Restoran ini juga menjadi tempat bagi orang- orang Indonesia yang juga berada di Paris melepas kerinduan mereka pada Indonesia karena kelezatan masakan restoran ini. Terkadang Dimas dan kawan- kawannya juga harus menghadapi pengalaman tidak mengenakkan karena status yang mereka sandang yakni

“eks tahanan politik”

Latar yang kedua adalah Indonesia tepatnya kota Jakarta. Latar kota Jakarta digunakan ketika anak perempuan Dimas Suryo, Lintang Utara harus meneliti dan mendokumentasikan tragedi tahun 1965 untuk tugas akhir kuliahnya. Di Jakarta novel ini mengambil beberapa latar tempat, di antaranya Tjahaja Foto, Jalan Sabang, Kantor Satu Bangsa, Kampus Trisakti, hingga rumah Aji Suryo yang tidak lain adalah adik dari Dimas Suryo. Penulis menggambarkan kondisi Indonesia saat itu yang masih sangat berantakan. Pemberontakan ada dimana-mana.

Banyak orang hilang karena dianggap telah menghianati negara. Bahkan dalam proses penelitian tugas akhirnya, Lintang harus menemui banyak jalan buntu karena kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia saat itu yang merasa tidak aman untuk berbagi kisah mengenai keluarga mereka yang menjadi korban dari tragedi tahun 1965 tersebut.

Dalam proses penyusunan tugas akhirnya ini, digambarkan bahwa peralatan yang digunakan pun masih sangat sederhana. Seperti alat perekam berupa kaset pita, mesin tik, serta jenis komputer dan laptop yang digunakan pun masih berbentuk tabung dan berukuran besar.

2 Tokoh dan Penokohan

Dalam novel Pulang terdapat beberapa tokoh penting yang dimana setiap tokohnya memiliki karakter yang kuat untuk menyeimbangkan cerita. Adapun analisis dari tokoh- tokoh tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dimas Suryo

Tokoh utama novel Pulang adalah Dimas Suryo, karena hampir keseluruhan cerita berkaitan dengan dirinya. Dimas Suryo digambarkan memiliki ciri fisik berperawakan tinggi, berambut ikal dengan warna hitam legam,

(3)

berhidung mancung, serta bermata coklat khas penduduk Asia.

Pengarang menceritakan tokoh utama sebagai seorang wartawan eks tahanan politik yang tidak dapat kembali ke tanah airnya sendiri. Dimas Suryo digambarkan sebagai pribadi yang mencintai sastra, berwawasan luas, setia, pantang menyerah, dan pandai memasak. Secara eksplisit maupun implisit, penulis menggambarkan tokoh Dimas Suryo sebagai pribadi yang cinta tanah air. Hal ini ditunjukkan dengan kecintaannya terhadap kisah pewayangan serta situasi dimana mau sebagaimanapun negaranya menahan dirinya untuk kembali, hati dan jiwanya hanya terikat pada Indonesia, dibuktikan dengan Dimas Suryo selalu meletakkan setoples bubuk cengkih karena wanginya selalu mengingatkan dirinya dengan tanah air.

2. Lintang Utara

Tokoh pendamping yang berada hampir di separuh novel ini adalah Lintang Utara. Lintang digambarkan sebagai sosok wanita cantik berkulit putih bersih khas wanita Eropa, dengan rambut hitam legam yang didapat dari darah Indonesia ayahnya.

Dalam novel ini, Lintang digambarkan sebagai tokoh yang berkembang karena dari yang sebelumnya ia sama sekali tidak tertarik dengan Indonesia menjadi tertarik tentang segala kisah tentang dirinya dan Indonesia.

Pengarang menggambarkan tokoh Lintang sebagai tokoh yang pemberani, cerdas, dan rasa ingin tahu yang tinggi.

Hal ini dibuktikan dengan perjalanan Lintang dalam menyelesaikan tugas akhir kuliahnya yang mengharuskan ia mewawancarai korban tragedi pemberontakan PKI serta mengulik lebih dalam tentang Indonesia melalui kebiasaan literasinya. Lintang juga fasih berbicara bahasa Prancis dan bahasa Indonesia. Meskipun baru muncul dalam pertengahan cerita, namun nantinya tokoh Lintang inilah yang akan membawa jalannya cerita sampai akhir.

3. Vivienne Deveraux

Tokoh Vivienne digambarkan sebagai wanita cantik, berambut brunette, bermata hijau, dan berkebangsaan Prancis. Vivienne adalah perempuan cerdas, rasa ingin tahu yang tinggi menjadikan ia seorang yang berwawasan luas. Berasal dari keluarga yang pintar dalam akademik dan religius, menjadikan pemikiran-pemikiran Vivienne selalu berdasarkan atas nalar dan logika.

Selama rumah tangga dengan Dimas Suryo, pengarang menggambarkan Vivienne sebagai istri yang pengertian.

Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa Vivienne tidak pernah memaksa Dimas untuk bercerita tentang masa

(4)

lalunya yang kelam dan alasan mengapa suaminya itu tidak dapat kembali ke negara asalnya. Vivienne juga seorang istri yang baik. Ia tidak pernah menuntut apapun kepada suaminya. Namun, ia memiliki sifat sedikit pencemburu. Berpisahnya ia dengan Dimas Suryo juga karena suaminya itu belum bisa melupakan cinta pertamanya di Indonesia, Surti Sunandari.

3. Konflik Novel Pulang menggambarkan konflik sosial politik yang berlatar peristiwa pemberontakan PKI tahun 1965 hingga reformasi tahun 1998. Dalam novel ini kita akan menjumpai konflik antara sejumlah jurnalis yang senantiasa diduga sebagai golongan kaum kiri karena pekerjaan mereka yang pada zamannya selalu dianggap sebagai musuh pemerintah yang harus diamankan.

Tak hanya itu, kita juga akan diajak merasakan bagaimana hidup sebagai seorang eksil tahanan politik.

Pergejolakan konflik mulai terjadi dimana para golongan wartawan Kantor Berita Nusantara yang dianggap kaum kiri tidak bisa kembali ke Indonesia. Setiap harinya terasa berada di antara hidup dan mati. Tiap-tiap intel akan datang bergantian untuk mencari daftar orang-orang yang dirasa berbahaya.

Konflik puncak mulai terjadi ketika tokoh Lintang harus ke Indonesia untuk meneliti mengenai peristiwa di tahun 1965 dengan mewawancarai beberapa keluarga korban tragedi tersebut. Tidak mudah untuk meneliti catatan sejarah yang sengaja ditutupi. Dalam perjalanannya mengenal Indonesia, Lintang merasa telah jatuh cinta dengan negeri ini. Namun, ketika ia telah membuka hati untuk negeri yang selama ini jauh darinya, saat itu pula peristiwa menyakitkan harus kembali terjadi yaitu revolusi Mei 1998. Ditambah lagi, Lintang harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri tragedi penembakan mahasiswa Trisakti serta penyerangan warga etnis China yang membuat dirinya mempertanyakan kembali tentang identitasnya. Lintang merasa negeri ini telah dipenuhi ketidakadilan yang menyesakkan.

Di akhir cerita, tokoh Lintang harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya meninggal dunia. Kesedihan menyelimuti Lintang pasca ditinggal ayahnya Dimas Suryo, namun di lain sisi ia merasa bahagia karena akhirnya ayahnya dapat kembali ke negara tercintanya meski ketika jiwa telah meninggalkan raga.

4. Alur/Plot Alur yang digunakan dalam novel Pulang karya Leila S.

Chudori ini adalah alur campuran. Dalam beberapa bagian penulis akan menggunakan alur mundur untuk menceritakan kisah di masa lalu serta dituliskan dalam huruf bercetak miring sehingga memudahkan pembaca

(5)

mengidentifikasi bahwa adegan itu adalah kisah masa lalu yang diceritakan para tokoh melalui surat. Novel ini juga menggunakan plot pararel karena didalamnya terdapat tiga bab, yaitu Dimas Suryo, Lintang Utara, dan Segara Alam yang terbagi lagi dalam beberapa sub-bab.

Cerita diawali dengan kisah penangkapan Hananto Prawiro yang terduga golongan kaum kiri di tempat kerjanya pada April 1968 setelah bersembunyi selama tiga tahun.

Dilanjutkan pada bab Dimas Suryo yang lebih banyak membahas mengenai kedatangan Dimas yang sebelumnya berada di Peking selama tiga tahun hingga menetap di Paris yang mempertemukannya dengan Vivienne. Pada bab ini nantinya Dimas akan menceritakan kisah kehidupan kelamnya di Indonesia kepada Vivienne. Selain itu, juga terdapat sub-bab yang menceritakan mengenai tokoh Hananto Prawiro dan Surti Sunandari, kedua tokoh yang diceritakan memiliki kedekatan dengan tokoh utama di masa lalu. Kelahiran Lintang Utara juga akan dimunculkan dalam bab ini. Bagian terakhir dari bab Dimas Suryo ini adalah sub-bab Empat Pilar Tanah Air yang menceritakan kisah persahabatan Dimas Suryo, Nugroho Dewantoro Tjai, dan Risjaf sebagai sesama eks tahanan politik. Dapat dikatakan bahwa bab ini adalah tahap pengenalan terhadap tokoh Dimas Suryo.

Pada bab kedua yaitu bab Lintang Utara. Berlatarkan Paris pada tahun 1998, awal bab dimulai ketika Lintang mengajukan judul untuk tugas akhir namun harus mengalami penolakan dari dosennya. Sang dosen memberikan saran kepada Lintang untuk meneliti mengenai peristiwa tahun 1965 di Indonesia yang memiliki keterkaitan dengan identitas dirinya.

Dalam hal ini, pengarang banyak menceritakan mengenai hubungan Lintang dengan ayahnya, kisah perpisahan antara Vivienne dan Dimas akibat ditemukannya surat antara Dimas dengan Surti, wanita yang sangat dicintainya di Indonesia. Tidak hanya terfokus pada kisah kelam di antara tokoh-tokohnya, dalam bab ini penulis juga menambahkan bumbu-bumbu romansa antara Tokoh Lintang dengan Narayana Lafebvre, seorang anak keturunan Prancis-Indonesia.

Proses pemberangkatan Lintang ke Indonesia juga diceritakan dalam bab ini hingga kisah dibalik penyakit yang diderita oleh Dimas yang tidak diketahui oleh Lintang.

Bab terakhir adalah bab Segara Alam. Dalam bab ini diceritakan kisah masa lalu dari Aji suryo, adik Dimas Suryo mengenai penderitaan yang harus mereka alami setelah kepergian kakaknya. Secara garis besar, bab ini menceritakan proses perjalanan Lintang dalam menyusun

(6)

tugas akhirnya. Banyak peristiwa penting yang terjadi pada bab terakhir ini berhubung ini adalah bab terakhir dalam novel yang akan menuntun para pembaca pada ending cerita.

5. Suspens

(ketegangan) dan foreshadowing (ramalan)

Novel karya Leila S. Chudori ini sangat kental dengan suspens (tegangan) sehingga membawa pembaca dalam suasana senang, sedih, takut, hingga berdebar. Terlebih lagi karena latar peristiwa memang berdasar atas kenyataan di masa lalu semakin membuat para pembaca merasa emosional.

Ketika Dimas Suryo mengatakan kepada anaknya Lintang Utara bahwa ia ingin sekali kembali ke Indonesia dalam keadaan hidup atau mati, bagian ini memberikan sensasi foreshadowing terhadap pembaca tentang akhir hidup Dimas Suryo. Selain itu, keresahan tokoh Lintang terhadap kondisi Indonesia yang saat itu penuh dengan ketidakadilan membuat pembaca ikut merasa jengkel dan marah. Padahal ini merupakan foreshadowing. Pada akhir cerita, semua persoalan akan terjawab satu per satu. Di akhir diceritakan dimana presiden yang saat itu telah memerintah selama 32 tahun telah berhasil dilengserkan.

Di lain sisi, Lintang mendapati ayahnya telah meninggal dunia yang akan dimakamkan di Indonesia. Ternyata impian Dimas Suryo untuk “pulang” ke Indonesia telah berhasil direalisasikan.

Sinopsis Paris, Mei 1968.

Ketika gerakan mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia, bertemu Vivienne Deveraux, mahasiswa yang ikut demonstrasi melawan pemerintahan Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta; Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas.

Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris, Dimas bersama tiga kawannya, yaitu Nugroho, Tjai, dan Risjaf terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari yang merupakan isteri Hananto yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.

Jakarta, Mei 1998. Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinannya dengan Vivienne Deveraux, akhirnya berhasil memperoleh visa masuk Indonesia untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedi 30 September sebagai tugas akhir kuliahnya.

Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya.

(7)

Bersama Sedara Alam, putera Hananto, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia, kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Penyusunan skripsi berjudul

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister. Program Studi Pendidikan

[r]

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kondisi sosial dan politik eksil di Prancis dalam novel Pulang karya Leila S.. Chudori dan implikasi pada pembelajaran sastra di

Pengarang menampilkan tokoh dalam cerita yang dipaparkannya melalui sudut pandang. Dengan demikian, segala sesuatu yang dikemukakan oleh pengarang disalurkan melalui

(Goldmann, 1975) Pendapat tersebut mempunyai relevansi dengan temuan penelitian di dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori di dalam novel Pulang mengangkat tema

Realitas sosial tersebut yaitu mengenai perburuan orang-orang yang dianggap memiliki hubungan dengan PKI, revolusi Prancis pada tahun 1968, mendirikan restoran tanah

Ketiga, peneliti tertarik menggunakan perspektif Pierre Bourdieu dalam mengkaji novel Pulang dengan menggunakan pendekatan diskursif kekerasan simbolik yang dimunculkan oleh Leila