• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Applied Islamic Economics and Finance

Vol. 3, No. 3, June 2023, pp. 444 – 453

https://doi.org/10.35313/jaief.v3i3.5133

Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia

Analysis of the influence of internal and external factors on financing at Bank Muamalat Indonesia

Ainun

Nuraisiah*, Iwan Setiawan, Benny Barnas

Department of Accounting, Politeknik Negeri Bandung, Bandung, Indonesia Research article

Received 24 April 2023; Accepted 07 June 2023

How to cite: Nuraisiah, A., Setiawan, I., & Barnas, B. (2023). Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia. Journal of Applied Islamic Economics and Finance, 3(3), 444-453.

*Corresponding author: ainun.nuraisiah.ksy19polban.ac.id

Abstract: Capital Adequacy Ratio and Third-Party Funds as bank internal factors that can affect financing, while bank external factors are inflation and money supply. Secondary data types for 2010- 2022 were obtained from the official websites of OJK, BI, and BMI. The research method uses multiple linear regression model analysis which has the output variable DPK having a positive and significant effect, while CAR and JUB have a partially significant negative effect on BMI financing. Inflation has no effect on financing. Simultaneously all independent variables namely CAR, DPK, Inflation, and JUB have a significant effect on financing.

Keywords: CAR, DPK, inflation, JUB, and financing

1. Pendahuluan

Bank adalah salah satu lembaga yang mempunyai fungsi menyimpan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan tujuan memperbaiki kesejahteraan taraf hidup masyarakat. Pada bank syariah penyaluran dana disebut pembiayaan. Tujuan dari penyaluran pembiayaan untuk menghasilkan keuntungan, sehingga aktivitas pembiayaan yang dilakukan sangat penting dalam memperoleh pendapatan utama serta menjadi penunjang kelangsungan operasional bank (Erlindawati, 2017).

Bank harus mempunyai menajemen serta pengelolaan pembiayaan yang baik, karena kegiatan penyaluran pembiayaan yang dilakukan kepada nasabah tidak slalu berjalan secara optimal, seperti pada Bank Muamalat Indonesia yang mempunyai data pembiayaan cukup fluktuatif setiap tahunnya.

Bank Muamalat memiliki kegiatan operasional yang kurang bagus dalam menyalurkan pembiayaan kepada nasabah. Melihat gambar 1 diatas, terjadi penurunan pada tahun 2021 yang cukup besar dari tahun sebelumnya yaitu Rp29.007 Miliar menjadi Rp18.041 Miliar.

Penurunan tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap bank, sehingga perlu diperbaiki dengan menelaah, meperhatikan, dan menganalisis pengaruh apa saja yang dapat menyebabkan turunnya pembiayaan baik dari segi internal bank itu sendiri maupun dari eksternal bank.

(2)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

Gambar 1. Data Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Pembiayaan mempunyai hubungan dengan CAR dan DPK yang menjadi sumber dana dalam menunjang mampu atau tidak nya bank dalam melakukan penyaluran pembiayaan kepada nasabah. Untuk itu, sangat penting bagi bank dalam memperhatikan perkembangan CAR dan DPK setiap waktu. Berikut terdapat data CAR dan DPK bank Muamalat Indonesia:

Gambar 2. Data CAR, DPK, Pembiayaan BMI Sumber: Laporan Keuangan BMI

Sesuai tabel diatas, tahun 2018 CAR mengalami penurunan dan memiliki nilai yang rendah sebesar 12.34% dan pembiayaan pada tahun 2018 mengalami penurunan sehingga mendapatkan nilai yang relatif kecil dari tahun sebelumnya. Hal tersebut sama dengan teori kesimpulan Bakti (2017) yaitu jika CAR naik maka, pembiayaanpun akan mengalami kenaikan, begitupun sebaliknya.

Dana Pihak Ketiga memiliki peningkatan saat tahun 2021 yaitu dari Rp41.425 Miliar menjadi Rp46.871 Miliar sedangkan pembiayaan pada tahun 2021 mengalami penurunan.

41.332 33.566

29.867 29.007

18.041 18.821

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000

2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 2 0 2 1 2 0 2 2

PEMBIAYAAN BMI (DALAM MILIAR)

0 10 20 30 40 50

2017 2018 2019 2020 2021 2022

Data Pembiayaan, CAR, dan DPK Bank Muamalat Indonesia

Pembiayaan (Dalam Miliar) CAR (Dalam %) DPK (Dalam Miliar)

(3)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

DPK, kondisi ekonomi saat ini dapat menjadi faktor eksternal bank yang mampu mempengaruhi pembiayaan seperti naik turunnya inflasi yang berpengaruh secara positif serta signifikan terhadap pembiayaan (Rifai et al., 2017) dan Jumlah Uang Beredar (JUB) yang mampu memberikan pengaruh positif serta signifikan terhadap pembiayaan, karena naiknya JUB dapat meningkatkan pembiayaan (Ulfa, 2021).

2. Kajian Pustaka 2.1. Pembiayaan

Dana atau uang yang diberikan kepada masyarakat oleh bank sesuai kesepakatan kedua belah pihak dan prinsip syariah yang mewajibkan mengembalikan dana/uang dengan waktu yang telah ditentukan merupakan pengertian dari pembiayaan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi berdasarkan penerapan nilai-nilai islam serta menghindari terjadinya riba.

2.2. Capital Adequacy Ratio

Rasio yang mengukur aspek permodalan untuk menahan risiko kerugian dimasa yang akan datang disebut dengan Capital Adequacy Ratio. Bank Indonesia menentukan standar minimum CAR sebesar 8% dikatakan cukup sehat (Muchlisin, 2020). Rasio ini dapat menjadi salah satu rasio permodalan yang dapat digunakan oleh bank sebagai dana untuk melakukan penyaluran pembiayaan kepada nasabah.

2.3. Dana Pihak Ketiga

Simpanan dana pada bank yang dipercayakan oleh masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito serta tidak bertentangan dengan aturan islam adalah pengertian dari DPK.

Besarnya dana yang ada pada bank dapat menjadi ketentuan dalam menyediakan pembiayaan kepada nasabah.

2.4. Inflasi

Kondisi naiknya suatu harga barang secara bersamaan dalam waktu tertentu yang dapat menyebabkan harga barang lain mengalami kenaikan disebut dengan inflasi (Rahardja et al., 2014). Pada saat terjadi kenaikan, masyarakat akan mengeluarkan dananya untuk kegiatan konsumsi. Pengeluaran biaya untuk konsumsi yang lebih besar akan menyebabkan dana yang ada dibank lebih sedikit, sehingga akan mengalami penurunan jumlah DPK dan akhirnya terjadi penurunan laba (Tamala, 2019).

2.5. Jumlah Uang Beredar

Seluruh uang yang menyebar di masyarakat termasuk uang kartal dan giral adalah pengertian dari JUB. Bank Sentral mengeluarkan uang dengan jumlah yang banyak antara lain, uang logam, uang kertas, dan uang kuasi.

2.6. Kerangka Pemikiran

Terdapat konsep pemikiran berdasarkan teori faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu masalah yang diteliti.

(4)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

Gambar 3. Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian

3. Metode Penelitian

Data sekunder berupa dokumen informasi dan laporan keuangan triwulanan BMI didapat dari publikasi website resmi BI, OJK, BPS, dan BMI untuk mendapatkan data triwulanan CAR, DPK, Inflasi, dan JUB dari tahun 2010-2022. Analisis yang dipakai yaitu model regresi linier berganda yang diterapkan pada uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan koefisien determinasi dengan harapan dapat memberikan hasil pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) serta melakukan proses pengolahan data oleh SPSS. Model regresi linier mempunyai model sebagai berikut:

𝑌 = 𝛼 + 𝑏1. 𝑋1 + 𝑏2. 𝑋2 + 𝑏3. 𝑋3 + 𝑏4. 𝑋4 + 𝑒 Keterangan:

Y = Pembiayaan

α = Angka nilai yang tidak bisa diubah

b1, b2, b3, b4 = Hasil Olah Nilai koefisien regresi X1 = CAR

X2 = DPK X3 = Inflasi X4 = JUB

e = Variabel diluar model 4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Uji Model Regresi Linier Berganda

Alasan dipilihnya model ini karena terdapat variabel bebas berjumlah empat atau lebih dari satu untuk mengetahui hasil pengaruh yang ditimbulkan dari variabel bebas kemudian ditarik kesimpulan.

(5)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

Tabel 1. Nilai Unstandardized Koefisien B

Sumber: Hasil Olah Data, SPSS

Untuk melihat nilai koefisien regresi terdapat pada kolom tabel understandardized, maka model penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

𝑌 = (3.076,020) + (−21.195,138) + (0,537) + (9.340,241) + (−0.004) + 𝑒 Keterangan:

a. Jika semua variabel bebas mendapatkan nilai 0, dapat diartikam nilai konstanta akan tetap sama yaitu 3.076,020.

b. Nilai CAR naik satu satuan -21.195,138 dan variabel lain tetap, maka akan terjadi penurunan pada pembiayaan sebesar -21.195,138.

c. Maksud dari nilai DPK 0,537 yaitu jika DPK naik, keadaan pembiayaanpun akan naik sebesar 0,537 sedangkan variabel lain tidak berubah.

d. Nilai inflasi sebesar 9.340,241 artinya, jika inflasi naik dan variabel lain tidak berubah, maka pembiayaan akan naik sebesar 9.340,241.

e. Nilai jumlah uang beredar yaitu -0,004 artinya, jika JUB naik sedangkan variabel lain tetap akan menimbulkan pembiayaan menurun.

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Normalitas

Dilakukan uji ini untuk membuktikan normal nya data yang diolah pada penelitian. Proses uji ini diterapkan pada model sebagai berikut:

Y=3.076,020+(-21.195,138)CAR+0,537DPK+9.340,241Inflasi+(-0,004)JUB+e

Dasar acuan pengambilan keputusan dapat melalui tabel Kolmogorof-Smirnof sebagai berikut:

Tabel 2. Kolmogorov-Smirnov

Sumber: SPSS, Olah Data Penulis

(6)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

Terdapat nilai signifikansi 0,200 lebih besar dari 0,05, sehingga data yang digunakan pada penelitian ini terdistribusi normal atau tidak adanya data yang bias.

4.2.2. Uji Multikolinieritas

Dilakukan uji multikolinieritas yaitu untuk membuktikan bahwa tidak ditemukan korelasi antar variabel bebas dan proses ini diterapkan pada model sebagai berikut:

Y= 3.076,020+(-21.195,138)CAR+0,537DPK+9.340,241Inflasi+(-0,004)JUB+e

Pengambilan keputusannya yaitu hasil data yang terdapat pada kolom Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor.

Tabel 3. Nilai TV dan VIF

Sumber: Data diolah SPSS

Nilai Tolerance Value semua variabel pada tabel koefisien diatas memiliki nilai 0,250, 0,490, 0,348, 0,129 yang berrati lebih dari 0,10. Sedangkan nilai VIF yaitu 3,99<10, 2,04<10, 2,87<10, dan 7,77<10. Artinya, tidak terjadi korelasi data antar variabel independen yang dipilih.

4.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan model yang dipakai mempunyai varians yang konstan atau tidak. Pengujian dilakukan pada model sebagai berikut:

Y=3.076,020+(-21.195,138)CAR+0,537DPK+9.340,241Inflasi+(-0,004)JUB+e Dasar acuan penentuan keputusan melalui diagram scatterplot dibawah ini:

(7)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

Titik pada diagram scatterplot di atas tidak memiliki pola tertentu dan menyebar secara bebas. Dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini, sesuai dengan ketentuan yang dikatakan oleh Hidayat Anwar, (2013) yaitu penelitian terbebas dari gejala heteroskedastisitas jika pola atau titik menyebar secara acak pada gambar scatterplot.

4.2.4. Uji Auto Korelasi

Tujuan dilakukannya uji auto korelasi yaitu untuk membuktikan bahwa tidak ada gejala auto korelasi pada penelitian ini. Pengujiannya diterapkan pada model sebagai berikut:

Y=3.076,020+(-21.195,138)CAR+0,537DPK+9.340,241Inflasi+(-0,004)JUB+e Dasar kriteria pengambilan keputusan melalui nilai Durbin Watson dibawah ini:

Tabel 4. Durbin Watson

Sumber: Hasil Olah Penulis

Dapat dikatakan tidak adanya auto korelasi pada penelitian ini, karena memiliki nilai Durbin Watson sebesar 0,593 yaitu diantara -2 dan +2.

4.3 Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Parsial

Untuk mengetahui pengaruh setiap variabel CAR, DPK, Inflasi, dan JUB terhadap pembiayaan harus melakukan uji parsial yang mempunyai ketentuan memberi kesimpulan melalui kriteria nilai signifikansi pada tabel koefisien ini:

Tabel 5. Tabel Uji t

Sumber: SPSS, Data diolah penulis

Pada tabel diatas variabel CAR memiliki nilai sig 0,039<0,05 dan nilai koefisien negatif yaitu -21.195,138 artinya berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan. Variabel DPK memiliki nilai yaitu 0,000<0,05 artinya mampu memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan karena nilai bertanda positif sebesar 0,537. Kemudian, nilai signifikansi pada inflasi 0,720>0,05 artinya tidak ada pengaruh terhadap pembiayaan, dan

(8)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

yang terakhir nilai signifikan variabel JUB sebesar 0,007<0,05 dikatakan berdampak tidak baik karena pengaruh yang negatif signifikan terhadap pembiayaan dengan nilai koefisien -0,004.

4.3.2. Uji Simultan

Tabel ANOVA dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi secara bersamaan melalui nilai signifikansi.

Tabel 6. Uji f

Sumber: Hasil SPSS

Nilai signifikansi yaitu 0,000 kurang dari 0,05 artinya, variabel CAR, DPK, Inflasi, dan JUB berpengaruh secara bersamaan terhadap variabel pembiayaan.

Koefisien Determinasi

Dasar pengukuran dilakukan dengan nilai R-Square relatif lebih tinggi dibanding nilai Adjusted R-Square (Hair., dkk 2020).

Tabel 7. R-Square dan Adjusted RSquare

Sumber: Data diolah Penulis

Nilai Adjusted R-Square pada tabel yaitu 0,842 artinya pada pengujian ini menyimpulkan bahwa variasi dari variabel CAR, DPK, Inflasi, dan JUB sebesar 84,2% dapat menjelaskan variabel pembiayaan, dan sisanya 15,8% dijelaskan oleh variasi variabel yang tidak ada pada model penelitian ini.

4.4 Pembahasan

Pengaruh CAR terhadap Pembiayaan

Diambil kesimpulan dari hasil pengujian menunjukan output yang sama dengan penelitian Pujiana (2015) dan Nadya dkk., (2020) yaitu aspek permodalan bank atau CAR memberikan pengaruh yang negatif terhadap pembiayaan. Semakin naik modal bank maka, pembiayaan

(9)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan

Pengujian yang kedua manyatakan DPK berpengaruh terhadap pembiayaan. Pengaruh yang timbul dengan arah positif, artinya naiknya DPK akan menyebabkan pembiaayaan naik. Dana yang diperoleh dari masyarakat dapat dikembangkan dan dikelola oleh bank untuk disalurkan kepada nasabah agar menghasilkan keuntungan yang optimal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umiyati & Ana (2020) dan Bakti (2017).

Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan

Berdasarkan hasil hipotesis menyimpulkan inflasi tidak memberikan pengaruh positif atau negatif terhadap pembiayaan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh prinsip bank syariah yaitu bagi hasil. Sehingga, naiknya inflasi tidak akan mempengaruhi pembiayaan karena BMI tidak berpacu pada suku bunga, dan mempunyai daya tahan yang kuat dalam menghadapi kondisi ekonomi yang terjadi. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Umiyati &

Ana (2020).

Pengaruh JUB terhadap Pembiayaan

Hasil output ini sama dengan penelitian Ulfa (2021) yang mengatakan jumlah uang beredar memberikan pengaruh terhadap pembiayaan. Namun, arahnya berlawanan yaitu negatif dengan maksud jika jumlah uang beredar naik maka pembiayaan akan turun. Hal tersebut terjadi karena naiknya JUB akan menaikan suku bunga dan pembatasan pembiayaan yang disalurkan dengan tujuan masyarakat dapat menggunakan uangnya untuk menabung.

Sehingga bank harus menyasuaikan diri dengan kebijakan yang ada yaitu pengurangan pembiayaan yang disalurkan.

5.

Penutup 5.1. Kesimpulan

Didasarkan pada hasil diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Modal atau CAR mampu memberikan pengaruh negatif terhadap pembiayaan.

2) Simpanan dana yang disebut DPK dapat berpengaruh positif terhadap pembiayaan.

3) Secara parsial inflasi tidak mampu mempengaruhi pembiayaan, karena naik turunnya suku bunga tidak menjadi patokan BMI dalam menyalurkan pembiayaan.

4) Secara individu jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap pembiayaan.

Naiknya JUB akan menyebabkan pembiayaan yang disalurkan menurun.

5) Secara simultan variabel independen yang meliputi CAR, DPK, Inflasi, dan JUB berpengaruh secara bersamaan terhadap pembiayaan Bank Muamalat Indonesia.

5.2. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, peneliti mempunyai saran diantaranya:

1) Bank harus meningkatkan dan memperhatikan aspek permodalan (CAR) dan DPK sebagai sumber dana bank agar penyaluran pembiayaan yang dikelola oleh bank berjalan secara maksimal. Selain itu, keadaan dan kondisi ekonomi yang terjadi harus diperhatikan pula oleh bank guna bersaing dengan bank konvensional.

2) Penelitian selanjutnya harus menambah data sampel, jumlah variabel, maupun cakupan objek penelitian agar dapat memperluas wawasan dan dapat menjadi salah satu alternatif bank syariah dalam melakukan evaluasi internal terhadap pembiayaan.

(10)

Nuraisiah, A., Setiawan, I., Barnas, B.

Daftar Pustaka

Bakti, N. S. (2017). Analisis DPK, CAR, ROA, dan NPF terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah. 15–28.

Erlindawati. (2017). Prinsip Manajemen Pembiayaan Syariah. 82–97.

https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results

Erlita, R. R. (2016). Pengaruh DPK, NPF, CAR, Ekuivalen Bagi Hasil, dan Sertifikat IMA terhadap Pembiayaan Bank Umum Syariah Tahun 2012-2014. 24(2), 167–180.

Hidayat Anwar. (2013). Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser.

https://www.statistikian.com/2013/01/uji-heteroskedastisitas.html

Muchlisin, R. (2020). Rasio Kecukupan Modal.

https://www.kajianpustaka.com/2020/12/rasio-kecukupan-modal-capital-adequcy- ratio-car.html

Nadya, A., Tanjung, M., & Sugianto, S. (2020). Analisis Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di OJK. Journal of Islamic Economics and Finance Studies, 1(2), 153. https://doi.org/10.47700/jiefes.v1i2.2095 Pujiana, A. (2015). Pengaruh DPK, CAR, NPF, ROA terhadap pembiayaan perbankan syariah.

110(5), 2748–2755.

Rahardja, P., Mandala, & Manurung. (2014). Teori Ekonomi Makro. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rifai, S. A., Susanti, H., & Setyaningrum, A. (2017). Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Pertumbuhan Ekspor terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah dengan Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Moderating.

MUQTASID Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 8(1), 18.

https://doi.org/10.18326/muqtasid.v8i1.18-39

Tamala, Y. (2019). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Profitabilitas (roa) di Pt.

Bank Muamalat Indonesia (BMI) tbk Periode 2013-2017. http://e- theses.iaincurup.ac.id/537/

Ulfa, U. (2021). Pengaruh kurs rupiah inflasi dan jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan pada bank BRI Syariah. http://etheses.uin-malang.ac.id/31659/%0Ahttp://etheses.uin- malang.ac.id/31659/2/17540006.pdf

Umiyati, U., & Ana, L. T. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah Devisa Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 5(1), 39–62.

https://doi.org/10.46899/jeps.v5i1.165

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial jumlah dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank

berpengaruh terhadap pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah. Apakah secara bersama-sama jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK),

Penelitian ini hanya memfokuskan mengenai Bagi hasil, inflasi, suku bunga dan GDP berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah pada bank syariah dan kredit pada

Dari hasil pengolahan data pembiayaan bank syariah (PBS), dimana pembiayaan bank syariah sektor perdagangan, hotel dan restoran berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi

Maka dari itu, penulis tertarik menelaah lebih dalam tentang faktor yang mempengaruhi pembiayaan pada bank syariah melalui penelitian yang berjudul “Faktor I nte rnal dan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data pada penelitian Pengaruh Produk Domestik Bruto, Suku Bunga, Inflasi, Dana Pihak Ketiga (DPK), CAR, NPF Dan FDR

Kemudian pada pembiayaan sektor UMKM UUS variabel DPK dalam jangka pendek maupun jangka panjang berkoefisien positif namun tidak signifikan Penelitian ini menolak hipotesis

Dari hasil penelitian tersebut, pada jangka panjang kurs berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan modal kerja dan memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pembiayaan