ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS DAN INTENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PRESTASI
AKADEMIK SUMBER DAYA MANUSIA USIA MUDA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Dwi Sumaryati 155020501111084
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2019
ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS DAN INTENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SUMBER DAYA MANUSIA USIA
MUDA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya)
Dwi Sumaryati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bagaimanakah karakter angkatan muda terdidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya ditinjau dari religiusitas, intensi kewirausahaan, dan prestasi akademik (2) mengetahui apakah religiusitas mempunyai hubungan dengan prestasi akademik (3) mengetahui apakah intensi kewirausahaan mempunyai hubungan dengan prestasi akademik (4) mengetahui apakah religiusitas dan intensi kewirausahaan mempunyai hubungan dengan prestasi akademik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan kuesioner sebagai instrumen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam dan 50 mahasiswa Jurusan Manajemen. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, koefisien determinasi, uji F dan uji t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) karakter angkatan muda terdidik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya tergolong baik (2) religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik (3) intensi kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik (4) religiusitas dan intensi kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik.
Kata kunci: Religiusitas, Intensi Kewirausahaan, Prestasi Akademik, Sumber Daya Manusia Usia Muda.
A. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen yang harus ada di dalam suatu negara.
Kualitas sumber daya manusialah yang akan menentukan keberhasilan dan kemajuan bagi suatu negara dalam melakukan pembangunan. Suatu negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam belum tentu mampu menjadi negara maju apabila tidak diiringi dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai.
Menurut prediksi komposisi penduduk atau yang lebih dikenal dengan istilah demografi, sejak tahun 2012 hingga tahun 2031 Indonesia akan menikmati bonus demografi, yaitu kondisi kependudukan yang menguntungkan karena memiliki banyak penduduk usia produktif (Setiawan, 2017). Namun, kenyataan yang dihadapi Indonesia sekarang yaitu banyak tindakan menyimpang yang dilakukan generasi muda. Generasi muda dewasa ini mempunyai kecenderungan untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, melakukan kegiatan penyimpangan perilaku seks sebelum menikah yang ditandai dengan kasus aborsi, mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan masih banyak lagi (Sabon, 2007). Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut pengguna narkoba di Indonesia mencapai 5,1 juta orang dan itu terbesar di Asia. Dari jumlah itu, 40% di antaranya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa (Setiaji, 2019). Selain dihadapkan pada masalah penyimpangan sosial generasi mudanya, Indonesia juga masih harus berhadapan dengan masalah pengangguran. Angka rata-rata pengangguran di tingkat nasional adalah 5,5% (Badan Pusat Statistik, 2017).
Kehidupan makhluk yang selalu berkesinambungan dan harus seimbang adalah tanggung jawab dan kewajiban yang harus diwujudkan oleh manusia berkualitas yang mengemban amanah sebagai pemimpin di bumi. Seluruh tanggung jawab itu merupakan kewajiban manusia yang harus dipenuhi
dan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas (Nasr, 2003).
Upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan. Salah satu pelaku pendidikan adalah mahasiswa. Keberadaan mahasiswa sangat dibutuhkan karena sebagai generasi muda mereka memiliki peluang besar dalam membangun negara dengan bekal wawasan yang luas serta semangat yang tinggi (Ananda, 2014). Mahasiswa diharapkan menjadi lulusan yang tak hanya memiliki kecerdasan akademik semata, tetapi mempunyai akhlak dan budi pekerti yang baik pula. Selain itu, mahasiswa dituntut untuk menjadi lulusan yang berkontribusi di dalam masyarakat guna menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik salah satunya di bidang ekonomi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian yang sistematis mengenai bagaimanakah karakter mahasiswa selaku sumber daya manusia usia muda berprestasi tinggi di Indonesia dewasa ini baik ditinjau dari tingkat religiusitas maupun intensi kewirausahaan karena dua karakter tersebut dinilai mampu menunjukkan bagaimanakah kualitas sumber daya manusia usia muda Indonesia saat ini.
Berdasarkan permasalahan dan latar belakang yang telah disampaikan, jadi riset ini akan mengkaji mengenai “Analisis Pengaruh Religiusitas dan Intensi Kewirausahaan terhadap Prestasi Akademik Sumber Daya Manusia Usia Muda (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya)”.
B. TINJAUAN PUSTAKA Pemimpin Masa Depan Bangsa: Sumber Daya Manusia Usia Muda
Menurut Bintari dan Darmawan (2016) pemuda adalah pewaris generasi yang sudah semestinya memiliki nilai-nilai luhur, idealis, berperilaku baik, kritis, memiliki semangat tinggi, berjiwa membangun, mandiri, cinta terhadap tanah air, memiliki visi dan tujuan hidup yang positif serta memiliki kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi. Pemuda harus mampu mempertahankan tradisi dan kearifan lokal yang telah menjadi identitas bangsa. Dengan potensi-potensi yang ada, pemuda diharapkan mampu meneruskan gerak kesinambungan peran aktif para pendahulunya. Mereka diharapkan mampu meneladani para pendahulunya dan dapat mengartikan bahwa adanya hari ini yang lebih baik, karena hasil perjuangan hari kemarin. Mereka merupakan sumber daya manusia yang potensinya dapat dikembangkan, sehingga diharap mampu mendukung segala aspek pembangunan yang sedang atau yang akan dilaksanakan.
Konsep Religiusitas sebagai Bentuk Keyakinan pada Sang Pencipta
Menurut Ancok dan Suroro (2001) religiusitas terdiri dari lima dimensi, yaitu: dimensi iman (ideologi), dimensi ibadah (ritual), dimensi amal (pengamalan), dimensi penghayatan, dan dimensi ilmu pengetahuan.
a. Dimensi Iman (Ideologi)
Dimensi ini menyangkut seberapa besar tingkat kepercayaan seseorang terhadap kebenaran agamanya terutama pada ajaran-ajaran yang bersifat fundamental yaitu menyangkut keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan keyakinan akan masalah ghaib yang diajarkan agama.
b. Dimensi Ibadah (Ritual)
Dimensi ritual yaitu aspek yang mengukur sejauh mana seseorang melakukan kewajiban ritualnya dalam agama yang dianut. Dimensi ini mencakup perilaku ibadah, ketaatan, dan hal- hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen atau tingkat kepatuhan seseorang terhadap agama yang dianut, seperti pergi ke tempat ibadah, berdoa, puasa, zakat, dan haji bagi seorang muslim.
c. Dimensi Amal (Pengamalan)
Dimensi ini berkaitan dengan kegiatan seseorang dalam merealisasikan ajaran-ajaran agama yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dalam perilaku yang positif dan konstruktif kepada orang lain yang berlandaskan pada etika dan spiritualitas agama yang dianutnya seperti ramah dan baik terhadap orang lain, menolong sesama, menjaga lingkungan, bertanggung jawab, bekerja sama, mengunjungi tetangga yang sakit, mendermawankan harta dan lain sebagainya.
d. Dimensi Penghayatan
Dimensi ini berkaitan dengan seberapa jauh seseorang merasa dekat dan diawasi oleh Tuhan dalam kehidupan sehari-hari misalnya perasaan khusyuk atau hikmat ketika melaksanakan ibadah atau doa, perasaan bersyukur atas nikmat yang dikaruniai Tuhan, perasaan tenang dan nyaman dalam hidup, perasaan memperoleh peringatan atau pertolongan dari Tuhan dalam kehidupan seseorang.
e. Dimensi Ilmu Pengetahuan
Dimensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran agama mengenai dasar keyakinan, dan tradisi serta menjadikan kitab suci sebagai sumber ilmu pengetahuan sekaligus pedoman hidup.
Kewirausahaan sebagai Bekal Kesuksesan Perekonomian
Faktor-faktor penentu intensi kewirausahaan menurut Indarti (2004) yang didasarkan pada tiga pendekatan yaitu faktor kepribadian, faktor lingkungan, dan faktor demografis.
1. Faktor Kepribadian
a. Kebutuhan akan Prestasi
Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan guna mencapai kesuksesan dan keunggulan.
b. Efikasi Diri
Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Faktor Lingkungan a. Akses kepada Modal
Akses kepada modal merupakan kendala yang paling sering dijumpai dalam memulai usaha-usaha baru. Hal ini terjadi di negara-negara berkembang yang ditandai dengan lemahnya dukungan lembaga-lembaga penyedia keuangan.
b. Ketersediaan Informasi
Ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang untuk membuka usaha baru serta bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha.
c. Jaringan Sosial
Bagi wirausaha, jaringan merupakan salah satu media untuk mengurangi risiko dan biaya transaksi serta memperbaiki akses terhadap ide-ide usaha, informasi, dan modal.
3. Faktor Demografis a. Gender
Secara umum, sektor wirausaha adalah sektor yang didominasi oleh kaum laki-laki.
Minat laki-laki untuk berwirausaha konsisten dibandingkan minat perempuan yang berubah menurut waktu oleh karena itu ada perbedaan yang signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam berwirausaha antara perempuan dan laki-laki.
b. Umur
Minat terhadap pekerjaan mengalami perubahan sejalan dengan usia. Sebagian besar wirausaha yang sukses adalah mereka yang berusia relatif muda.
c. Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan bidang kewirausahaan dipercaya akan mempengaruhi keinginan dan intensi untuk memulai usaha baru di masa yang akan datang.
d. Pengalaman Kerja
Seseorang yang memiliki pengalaman bekerja memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah bekerja sebelumnya.
Prestasi Akademik Menjadi Tolak Ukur Kemampuan Belajar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 dalam Hodsay (2016) tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi mengatur mengenai
penilaian dan indeks prestasi kumulatif yang terdapat pada pasal 23 dan 24, bahwa kelulusan mahasiswa dari program sarjana dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,76 sampai dengan 3,00.
b. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,01 sampai 3,50.
c. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian (cumlaude) apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih dari 3,50.
C. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian- bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya (Arikunto, 2013). Sedangkan analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009).
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang beralamat di Jl. MT. Haryono No.165, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65300.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian
No. Variabel Definisi Indikator Skala
1. Prestasi Akademik (Y)
Hasil belajar sebagai bahan evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka).
1. IPK <2,76 2. IPK 2,76-3,00 3. IPK 3,01-3,50 4. IPK > 3,50
Ordinal
2. Religiusitas (X1) Kondisi pemeluk agama dalam mengamalkan ajaran agama sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.
1. Dimensi Ideologi 2. Dimensi Ritual 3. Dimensi Pengamalan 4. Dimensi Penghayatan
5. Dimensi Ilmu
Pengetahuan
Ordinal
3. Intensi
Kewirausahaan (X2)
Suatu tekad untuk berwirausaha atau menjadi wirausaha.
1. Faktor Kepribadian 2. Faktor Lingkungan 3. Faktor demografis
Ordinal
Sumber: Berbagai sumber data diolah, 2019.
Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam dan mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam sebanyak 50 responden dan mahasiswa Jurusan Manajemen sebanyak 50 responden sehingga jumlah sampel yang akan diteliti berjumlah 100 responden. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada karakteristik responden yang bersifat homogen dengan menggunakan purposive sampling.
Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data primer penelitian ini diperoleh langsung dari responden melalui teknik kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa.
Responden akan diberikan suatu daftar pernyataan, dan responden tersebut dipersilahkan untuk menjawab sendiri. Skala pengukuran skor masing-masing variabel independen akan menggunakan skala likert satu sampai dengan lima.
Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis linier berganda. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam analisis linier berganda meliputi uji kualitas data, analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Model regresi berganda:
Y = α + β1X1+ β2X2+ e Keterangan:
Y = Prestasi Akademik α = Koefisien Konstanta β1, β2 = Koefisien Regresi X1 = Intensi Keberagamaan X2 = Intensi Kewirausahaan
e = Tingkat Kesalahan (Error)/Pengaruh Faktor Lain
D. ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Karakteristik Demografi
Tabel 2. Karakteristik Demografi
Variabel Demografi Jumlah Persentase
Program Studi/Jurusan:
 Ekonomi Islam
 Manajemen
50 50
50%
50%
Jenis Kelamin:
 Pria
 Wanita
37 63
37%
63%
Usia:
 <20 Tahun
 20 Tahun
 >20 Tahun
14 20 66
14%
20%
66%
Agama:
 Islam
 Kristen
 Katolik
 Buddha
87 9 3 1
87%
9%
3%
1%
Range IPK:
 <2,76
 2,76-3,00
 3,01-3,50
 >3,50
1 3 52 44
1%
3%
52%
44%
Riwayat Pekerjaan:
 Tidak Ada
 Ada, di Bidang Kewirausahaan
 Ada, Selain di Bidang Kewirausahaan
62 24 14
62%
24%
14%
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Karakter Angkatan Muda Terdidik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Profil Religiusitas Mahasiswa Ekonomi Islam dan Manajemen
Tingkat religiusitas mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen termasuk ke dalam kategori tinggi karena dibuktikan oleh persentase jawaban responden yang didominasi oleh jawaban sangat setuju dan setuju. Berikut penjelasan mengenai religiusitas mahasiswa dilihat dari lima dimensi:
1. Tingkat keimanan dan kepercayaan mahasiswa Ekonomi Islam dan Manajemen terhadap kebenaran ajaran agamanya termasuk ke dalam kategori tinggi.
2. Dalam menjalankan kewajiban ritual agamanya, baik mahasiswa Ekonomi Islam maupun mahasiswa Manajamen memiliki ketaatan yang cukup tinggi.
3. Tingkat realisasi ajaran agama mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen dalam kehidupan sehari-hari adalah tinggi.
4. Perasaan dekat dan diawasi oleh Tuhan yang dirasakan mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen terbilang kuat.
5. Pemahaman mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen terhadap ajaran agamanya sebagai dasar kepercayaan, cukup dalam.
Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Ekonomi Islam dan Manajemen
Intensi berwirausaha tidak hanya dimiliki oleh mahasiswa Manajemen, namun juga ada dari mahasiswa Ekonomi Islam yang ditandai dengan persentase jawaban mahasiswa yang tidak sedikit untuk memilih menjadi seorang wirausaha. Selain itu, tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa juga ditandai oleh beberapa hal di bawah ini:
1. Mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen memiliki motivasi yang cukup kuat dalam rangka mencapai kesuksesan.
2. Mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen cukup percaya diri akan kemampuan yang ada dalam dirinya.
3. Mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen mendapat dukungan modal yang cukup untuk memulai usaha.
4. Informasi mengenai kewirausahaan yang diterima mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen sudah terbilang cukup.
5. Jaringan sosial yang dimiliki mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen dapat dikatakan cukup banyak.
6. Mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen sama-sama memiliki keinginan untuk menjadi wirausaha.
Prestasi Akademik Mahasiswa Ekonomi Islam dan Manajemen
Hasil belajar mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen mendominasi di angka IPK 3,01 – 3,50 dan >3,50. Sehingga, secara keseluruhan prestasi akademik mahasiswa tergolong memuaskan dan termasuk ke dalam predikat pujian (cumlaude).
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 3. Persamaan Regresi
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 3,481 0,160 21,695 0,000
X1 0,058 0,055 0,118 1,047 0,298
X2 -0,035 0,045 -0,088 -0,779 0,438
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Adapun persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1+ β2X2+ e Y = α + 0,118X1- 0,088X2+ e
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Tabel 4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,23260963
Most Extreme Differences Absolute ,086
Positive ,082
Negative -,086
Kolmogorov-Smirnov Z ,862
Asymp. Sig. (2-tailed) ,447
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data tersebut dapat dikatakan normal karena tabel di atas menunjukkan nilai sig. sebesar 0,447 atau lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa normalitas terpenuhi.
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel
Independen
Collinearity Statistics
Keterangan
Tolerance VIF
X1 0,798 1,254 Non Multikolinier
X2 0,798 1,254 Non Multikolinier
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Nilai VIF variabel independen yang seluruhnya memiliki nilai <10, dan nilai toleransi >0,1. Hal ini memiliki arti bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas. Maka dari itu dari uji asumsi multikolinieritas dapat terpenuhi.
Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa diagram tampilan scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 6. Uji F dan Koefisien Determinasi
F R R2 Adj. R Square Std. Error of the
Estimate Sig.
0,608 0,111 0,012 -0,008 0,234995 0,547
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Nilai R sebesar 0,111 yang menunjukkan adanya pengaruh yang sangat rendah di antara variabel independen yang diuji dengan variabel dependen. Sementara koefisien determinan (R2) sebesar 0,012. Dapat disimpulkan bahwa kontribusi variabel independen yang terdiri dari variabel religiusitas (X1) dan intensi kewirausahaan (X2) dapat mempengaruhi variabel dependen prestasi akademik (Y) adalah sebesar 1,2% dan sisanya sebesar 98,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dibahas dalam penelitian ini. Standar Error atas Estimasi (SEE) adalah sebesar 0,234995, semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Hasil pengujian hubungan variabel secara simultan menggunakan uji F menghasilkan nilai Fhitung sebesar 0,608 signifikan pada Fhitung > Ftabel(dengan nilai Ftabel 3,09). Selain itu nilai output signifikansi dari SPSS adalah 0,547 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel religiusitas (X1) dan variabel intensi kewirausahaan (X2) secara simultan atau bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel prestasi akademik (Y).
Tabel 7. Hasil Analisis Uji t
Variabel Standardized
Coefficients Beta t Nilai p (Sig)
X1 0,118 1,047 0,298
X2 -0,088 -0,779 0,438
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Pelaksanaan uji t untuk menguji ketepatan model regresi secara parsial menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis koefisien regresi variabel religiusitas (X1) didapatkan nilai thitung sebesar 1,047 dan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,298. Nilai statistik uji thitung
tersebut lebih kecil daripada ttabel(1,047 < 1,985) dan nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0diterima dan H1ditolak, dapat disimpulkan bahwa variabel religiusitas (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi akademik (Y).
2. Hasil pengujian hipotesis koefisien regresi variabel intensi kewirausahaan (X2) didapatkan nilai thitungsebesar -0,779 dan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,438. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil daripada ttabel(-0,779 < 1,985) dan nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, dapat disimpulkan bahwa variabel intensi kewirausahaan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi akademik (Y).
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Religiusitas terhadap Prestasi Akademik
Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa variabel religiusitas (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi akademik (Y). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siva (2018) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel religiusitas terhadap variabel hasil belajar. Kesuksesan seseorang dalam bidang akademik dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.
Kesuksesan akademik dalam bentuk kualitatif seperti mempunyai kepribadian dan perilaku yang baik, memiliki motivasi belajar yang tinggi, memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, serta memiliki
integrasi yang baik. Sementara dalam bentuk kuantitatif seperti memperoleh nilai pelajaran yang baik, nilai rapor yang memuaskan, nilai ujian atau indeks prestasi kumulatif yang tinggi. Religiusitas adalah kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan manusia namun religiusitas merupakan sesuatu yang tidak dapat dijadikan cerminan kepribadian karena perilaku yang tampak tidak bisa menjadi tolak ukur sifat atau kepribadian seseorang sebagaimana yang tampak dalam perbuatannya. Oleh karena itu, memiliki tingkat religiusitas yang tinggi tidak menjadikan seseorang memiliki tingkat prestasi akademik yang tinggi pula karena tidak semua individu yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan mampu dan gigih dalam menghadapi hambatan-hambatan dan kegagalan dalam kehidupan khususnya dalam hal pendidikan dalam rangka mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Pengaruh Intensi Kewirausahaan terhadap Prestasi Akademik
Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa variabel intensi kewirausahaan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi akademik (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa tidak dapat diukur melalui IPK. Hal ini terjadi karena IPK yang digunakan penulis mengukur secara keseluruhan hasil belajar mahasiswa selama menjalani perkuliahan. Penulis tidak memfokuskan pada prestasi akademik di mata kuliah kewirausahaan semata sehingga tidak dapat meneliti secara lebih spesifik. Selain itu hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Mustaqim (2017) yang menjelaskan bahwa kebutuhan berprestasi merupakan sesuatu yang tidak begitu dianggap penting bagi mahasiswa dalam meningkatkan intensi untuk berwirausaha. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Indarti dan Rostiani (2008) serta Achadiyah dan Irafami (2013). Menurut mereka tidak terdapat cukup bukti yang menjelaskan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan. Terdapat tiga faktor pendorong kebutuhan akan prestasi yaitu menyukai tanggung jawab pribadi ketika mengambil keputusan, mau mengambil risiko sesuai kemampuannya, serta mempunyai minat untuk selalu belajar dari keputusan yang sudah diambil. Tiga faktor tersebut lebih banyak digunakan masyarakat Indonesia ketika bekerja di sebuah perusahaan/kantor, bukan ketika bekerja sebagai entrepreneur.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Karakter angkatan muda terdidik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang diwakili oleh mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen tergolong baik apabila ditinjau dari tiga aspek yaitu religiusitas, intensi kewirausahaan, dan prestasi akademik.
2. Variabel religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi akademik. Dalam penelitian ini religiusitas merupakan aspek yang diukur dari segi kualitatif sedangkan prestasi akademik diukur dari segi kuantitatif. Religiusitas tidak dapat dijadikan cerminan kepribadian karena perilaku yang tampak tidak bisa menjadi tolak ukur sifat atau kepribadian seseorang sebagaimana yang tampak dalam perbuatannya. Oleh karena itu, memiliki tingkat religiusitas yang tinggi tidak menjadikan seseorang memiliki tingkat prestasi akademik yang tinggi pula karena tidak semua individu yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan mampu dan gigih dalam menghadapi hambatan-hambatan dan kegagalan dalam kehidupankhususnya dalam hal pendidikan dalam rangka mencapai hasil belajar yang lebih baik.
3. Variabel intensi kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi akademik karena kebutuhan berprestasi merupakan sesuatu yang tidak begitu dianggap penting bagi mahasiwa dalam meningkatkan intensi untuk berwirausaha. Terdapat tiga faktor pendorong kebutuhan akan prestasi yaitu menyukai tanggung jawab pribadi ketika mengambil keputusan, mau mengambil risiko sesuai kemampuannya, serta mempunyai minat untuk selalu belajar dari keputusan yang sudah diambil. Tiga faktor tersebut lebih banyak digunakan masyarakat Indonesia ketika bekerja di sebuah perusahaan/kantor, bukan ketika bekerja sebagai entrepreneur.
4. Variabel religiusitas dan variabel intensi kewirausahaan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi akademik.
Saran
1. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk melihat perbandingan antara teori dan fakta yang terjadi di lapangan.
2. Mengeksplorasi dan menambahkan variabel lain yang berkaitan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik.
3. Melakukan penelitian dengan sampel yang lebih luas, lebih besar jumlahnya, dan representatif mewakili seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, sehingga dapat menggambarkan tingkat religiusitas dan tingkat intensi kewirausahaan dari seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya tidak hanyak terbatas pada mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam dan mahasiswa Jurusan Manajemen saja.
4. Tingkat religiusitas mahasiswa Ekonomi Islam dan mahasiswa Manajemen perlu ditingkatkan lagi pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bentuk kereligiusan mahasiswa tidak hanya terbatas pada keyakinan, namun juga mampu direalisasikan dalam setiap aspek kehidupan.
5. Tingkat intensi berwirausaha mahasiswa masuk dalam kategori tinggi walaupun tingkat intensi berwirausaha mahasiswa Manajemen memang lebih tinggi. Namun tidak menutup kemungkinan juga bagi mahasiswa Ekonomi Islam untuk menjadi wirausahawan. Oleh karena itu, perlu motivasi lebih dalam diri mahasiswa Ekonomi Islam walaupun faktor-faktor pendukung berwirausaha yang diterima oleh mereka lebih sedikit dibandingkan mahasiswa Manajemen karena kegiatan berwirausaha akan memiliki dampak yang baik bagi perekonomian apabila semakin ditingkatkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA
Achadiyah, Bety Nur dan Diana Tien Irafami. 2013. Perbandingan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang: Jurusan Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan. Jurnal Nominal, Vol. 2, No. 2. Malang: Universitas Negeri Malang.
Ananda, Happy Fibi. 2014. Optimalisasi Peran Fungsi Mahasiswa Sebagai Agent Of Change dan Social Control Dalam Ketahanan Pangan ASEAN 2015. Jurnal. Surabaya: Politeknik Elekronika Negeri Surabaya.
Ancok, Djamaluddin dan Fuat Nashori Suroro. 2001. Psikologi Islam: Solusi Islam Atas Problema- Problema Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik. 2017. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bintari, Pramudyasari dan Cecep Darmawan. 2016. Peran Pemuda sebagai Penerus Tradisi Sambatan dalam Rangka Pembentukan Karakter Gotong Royong. JPIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial), Vol. 25, No. 1. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan: SPs UPI.
Hodsay, Zahruddin. 2016. Perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswwa Antara Gaya Belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP
Universitas PGRI Palembang. Jurnal Profit, Vol. 3, No. 1. Palembang: Universitas PGRI Palembang.
Indarti, N. 2004. Factors Affecting Enterpreneutial Intentions Among Indonesian Students. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 19, No. 1. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No.
4. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Mustaqim, Muhamad. 2017. Membangun Intensi Wirausaha Mahasiswa: Studi Pada Mahasiswa Prodi MBS dan ES STAIN Kudus. Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 5, No. 1. Jawa Tengah: STAIN Kudus.
Nasr, Seyyed Hossein. 2003. The Heart of Islam. Cetakan ke-1. Terjemahan oleh Nurasiah Fakih Sutan Harap. Bandung: Mizan.
Sabon, Simon Sili. 2007. Determinan Perilaku Berisiko HIV/AIDS Dikalangan Remaja Tidak Kawin Usia 15-24 Tahun: Sebuah Analisis Data Sekunder aHsil Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2002-2003. Jakarta: Universitas Indonesia.
Setiawan, Dr. H. Didang. 2017. Mengawal Bonus Demografi Indonesia. Diambil dari:
https://lpmpdki.kemdikbud.go.id/mengawal-bonus-demografi-indonesia/ (akses 29 April 2019).
Setiaji, Stefanus Arief. 2019. Mayoritas Pengguna Narkoba Generasi Muda, Kepala BNN: Ancaman
Bonus Demografi. Diambil dari:
https://kabar24.bisnis.com/read/20190314/15/899574/mayoritas-pengguna-narkoba-generasi- muda-kepala-bnn-ancaman-bonus-demografi (akses 28 Maret 2019).
Siva, Nurul. 2018. Pengaruh Kereligiusan dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN Kota Batu. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.