• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis penilaian tingkat kesehatan koperasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis penilaian tingkat kesehatan koperasi"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)

(Studi Kasus Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram)

Oleh

Muhammad Hafizh Noor NIM 180502037

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(2)

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)

(Studi Kasus Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram) SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan mencapai gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh

Muhammad Hafizh Noor NIM 180502037

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: Muhammad Hafizh Noor NIM: 180502037

Jurusan: Perbankan Syariah

Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) (Studi Kasus Koperasi Syariah Rajawali Mataram).” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya peneliti saya sendiri, kecuali pada bagian - bagian yang dirujuk sumbernya.

Mataram 2022

Saya yang menyatakan

Muhammad Hafizh Noor

(6)

v

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Muhammad Hafizh Noor, NIM: 180502037 dengan judul “ Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) (studi kasus Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram)” telah dipertahankan di depan dewan penguji jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram pada tanggal…….

Dewan Penguji

Ketua Sidang/ Dr. Baiq El Badriati M.E.I ( ) Pembimbing I NIP. 197904232009121001

Sekretaris Sidang/ Lalu Suprawan, M.E.I ( .) Pembimbing II NIP. 199306012019032014

Penguji I Yunia Ulfa Variana, S.E., M.Sc. ( ) NIP.198006132011012003

Penguji II Nurul Susianti, M.E. ( )

NIP.199006162015032007 Mengetahui

Dekan Faklutas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag.

NIP. 197111102002121001

(7)

vi MOTTO

“Anda bisa mengubah apa yang anda lakukan tetapi anda tidak bisa mengubah apa yang yang anda impikan” (Hajiku Abah).

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, kupersambahkan skripsi ini kepada kedua orang tuaku tersayang, Abah Muhammad Hijazi Noor dan bunda I Gusti Ayu Anggaraini.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur tiada henti- hentinya peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang maha pemberi petunjuk, anugerah dan nikmat yang diberikan-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) (Studi Kasus Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram)”

skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan Sarjana Ekonomi (S.E) jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Disini penulis ingin memberikan penghargaan yang setinggi – tingginya dan ucapan terimakasih sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada yang terhormat:

1. Ibunda Dr. Baiq El Badriati, M.E.I. sebagai pembimbing 1 dan bapak Lalu Suprawan, M.E.I sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi dalam suasana keakraban untuk menjadikan skripsi ini menjadi lebih matang dan cepat selesai.

2. Bapak Dr. Sanurdi M.SI sebagai ketua program studi perbankan syariah.

3. Dr. Riduan Mas’ud, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

4. Prof. Dr, H. Masnun Tahir, M. Ag. Selaku Rektor UIN Mataram;

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, khususnya dosen prodi Perbankan Syariah yang memberikan pengajaran dan ilmu pengetahuan selama belajar di prodi Perbankan Syariah.

6. Ibunda Naili Rahmawati M. Ag. Selaku Dosen Wali yang selalu memberikan motivasi dan semangat belajar selama membimbing.

7. Bapak Ye’ Husein selaku Ketua Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram yang telah berkenan membantu dan sudah membimbing selama masa penelitian.

8. Kepada kedua orang tua tercinta, Abah Muhammad Hijazi Noor dan Ibunda I Gusti Ayu Anggraini yang selalu menjadi penyemangat pertama penulis hingga menjadi seperti sekarang.

(10)

ix

9. Teruntuk kekasih Muna Amalia Asikin yang setia menemani setiap perjuangan sekaligus menjadi rumah kedua untuk pulang setelah orang tua.

10. Untuk rekan – rekan Team Balelangga Arabica Coffee Sapit, Team Futsal Tayo FC, yang selalu sabar dan terus mendoakan serta memberikan dorongan semangat selama masa pendidikan sehingga sampai pada saat ini.

Mataram, 29 Agustus 2022 Penulis

Muhammad Hafizh Noor

(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Telaah Pustaka ... 6

E. Kerangka Teori ... 9

F. Metode Penelitian ... 23

G. Sistematika Pembahasan ... 29

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 30

A. Gambaran Umum Koperasi Syariah Rajawali ... 30

1. Sejarah Koperasi Syariah Rajawali ... 30

2. Visi dan Misi Koperasi Syariah Rajawali ... 31

BAB III PEMBAHASAN ... 32

A. Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah Rajawali .... 32

B. Penetapan Predikat Kesehatan Koperasi Syariah Rajawali .. 50

BAB IV PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 66

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Perkembangan Koperasi Syariah Rajawali Dalam Tahun Buku 2018, 2019 dan 2020, 3.

Tabel 1.2 Penetapan predikat tingkat kesehatan KSPPS/USPPS Koperasi, 20.

Tabel 3.1 Bobot penilaian sesuai dengan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM RI No: 07/Per/Dep.6/IV/2016, 28.

Tabel 4.1 Rasio modal sendiri terhadap total aset, 35.

Tabel 4.2 Penetapan skor penilaian rasio modal sendiri terhadap total aset, 35.

Tabel 4.3 Rasio kecukupan modal (CAR), 36.

Tabel 4.4 Penetapan skor penilaian rasio kecukupan modal (CAR), 36.

Tabel 4.5 Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, 37.

Tabel 4.6 Penetapan skor penilaian rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, 37.

Tabel 4.7 Rasio portofolio pembiayaan berisiko, 38.

Tabel 4.8 Penetapan skor penilaian rasio portofolio pembiayaan beresiko, 38.

Tabel 4.9 Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), 39.

Tabel 4.10 Penetapan skor penilaian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), 39.

Tabel 4.11 Manajemen umum, 40.

Tabel 4.12 Manajemen kelembagaan, 40.

Tabel 4.13 Manajemen permodalan, 41.

Tabel 4.14 Manajemen aset/aktiva, 41.

Tabel 4.15 Manajemen likuiditas, 42.

Tabel 4.16 Rasio biaya operasional terhadap pelayanan, 42.

Tabel 4.17 Penetapan skor penilaian rasio biaya operasional terhadap pelayanan, 43.

Tabel 4.18 Rasio aktiva tetap terhadap total aset, 43.

(13)

xii

Tabel 4.19 Penetapan skor penilaian rasio aktiva tetap terhadap total aset, 44.

Tabel 4.20 Rasio efisiensi pelayanan, 44.

Tabel 4.21 Penatapan skor penilaian rasio efisiensi pelayanan, 45.

Tabel 4.22 Rasio kas, 45.

Tabel 4.23 Penetapan skor penilaian rasio kas, 46.

Tabel 4.24 Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima, 46.

Tabel 4.25 Penetapan skor penilaian rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima, 47.

Tabel 4.26 Rasio Partisipasi bruto, 47.

Tabel 4.27 Penetapan skor penilaian rasio partisipasi bruto, 48.

Tabel 4.28 Rasio promosi ekonomi anggota (PEA), 49.

Tabel 4.29 Penetapan skor penilaian rasio promosi ekonomi anggota (PEA), 49.

Tabel 4.30 Rasio rentabilitas aset, 50.

Tabel 4.31 Penetapan skor penilaian rasio rentabilitas aset, 50.

Tabel 4.32 Rasio rentabilitas ekuitas, 51.

Tabel 4.33 Penetapan skor penilaian rasio rentabilitas ekuitas, 51.

Tabel 4.34 Rasio kemandirian operasional pelayanan, 51.

Tabel 4.35 Penetapan skor penilaian rasio kemandirian operasional pelayanan, 52.

Tabel 4.36 Kepatuhan prinsip syariah, 52.

Tabel 4.37 Hasil penilaian tingkat kesehatan KSPPS koperasi syariah rajawali kota Mataram periode 2019 – 2020, 53.

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Neraca Lampiran 2 PHU Lampiran 3 Database Lampiran 4 ATMR

Lampiran 5 Daftar Pertanyaan Aspek Manajemen

Lampiran 6 Daftar pertanyaan Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah

(15)

xiv

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)

(studi kasus Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram) Oleh:

Muhammad Hafizh Noor NIM. 180502037

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi tentang bagaimana kondisi kesehatan sebuah koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS) pada koperasi syariah rajawali kota Mataram pada periode 2019 – 2020 yang saat itu sedang dalam kondisi pemulihan pasca gempa dan pada saat itu juga sedang awal mula masuknya Covid – 19 ke Indonesia sehingga berimbas ke semua lini sektor negara, tak terkecuali koperasi syariah rajawali kota Mataram. Jenis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder berupa laporan keuangan tahunan koperasi syariah rajawali periode 2019 - 2020 yang dipadukan dengan teknik dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan yakni langsung merujuk berdasarkan Peraturan langsung dari Deputi Bidang Pengawasan kementerian Koperasi dan UKM RI No. 07/Per/Dep.6/IV/2016 yang didalamnya mencakup 8 aspek yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, jati diri koperasi, kemandirian dan pertumbuhan dan aspek kepatuhan prinsip syariah. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS) pada koperasi syariah rajawali kota mataram periode 2019 – 2020 memperoleh nilai sebesar 81,1 dan nilai tersebut masuk didalam kategori predikat sehat.

Kata Kunci: Koperasi Syariah dan Penilaian Tingkat Kesehatan

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Secara umum koperasi merupakan suatu organisasi yang terbentuk karena adanya kesamaan kepentingan dengan didasarkan atas rasa sukarela dan kerja sama antar anggota dan pengurus koperasi, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan timbal balik. Menurut UU No. 25/1992 tentang perkoperasian

“koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azaz kekeluargaan.”1

Sebagaimana tertera dalam ketetapan aturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 16/Per/M. KUKM/IX/2015 dijelaskan jikalau Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) ialah koperasi yang berkegiatan melakukan simpan, pinjam dan pembiayaan yang berlandaskan dengan ketentuan prinsip islam, termasuk dalam menjalankan infaq, wakaf, serta zakat. Sedangkan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS) adalah unit koperasi yang menjalankan kegiatannya dalam kegiatan usaha yang terdiri dari simpan, pinjam serta pembiayaan yang berlandaskan dengan ketentuan prinsip islam, termasuk dalam menjalankan zakat, infaq atau sedekah dan wakaf.2

Masalah yang sering ditemukan pada Koperasi Syariah adalah masalah manajerial, organisasi, permodalan, dan kualitas sumber daya manusianya yang belum bisa dikelola dengan tepat sehingga kinerja koperasi syariahberjalan kurang efektif, efisien, dan inovatif. Hal lain juga seperti citra koperasi akan dipandang rendah oleh masyarakat jika dibandingkan dengan instansi ekonomi lainnya. Sebab itu, koperasi diharapkan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan instansi ekonomi lainnya. Koperasi

1Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, (Jakarta:

Erlangga, 2001), Hal 18

2Deputi Bidang Pembiayaan, Himpunan Peraturan dan Produk-Produk KSPSS/USPPS Koperasi, (Jakarta: Deputi Bidang Pembiayaan, 2016), hlm. 159-160

(17)

2

dapat menggunakan strategi yang dapat meningkatkan inovasi terhadap kegiatan usahanya. Inovasi tersebut bisa diterapkan terhadap produk dan jasa yang dihasilkan, sehinggaapa ayang ditawarkan koperasi akan membuahkan sesuatu terobosan yang baru dan pastinya memperluas peluang usaha dimasa yang akan datang. Untuk mencapai tujuan ini koperasi dituntut untuk menguasai setiap sektor penting seperti permodalan, pangsa pasar, dan teknologi. Jika koperasi dapat memaksimalkan fungsi di setiap sektor ini, bukan tidak mungkin koperasi akan mampu meningkatkan kinerja usaha dan profesionalitas, memperluas jaringan pemasaran, serta berpeluang menjalin kemitraan dengan instansi ekonomi lainnya.3 Selanjutnya yang tidak kalah penting tentang kesiapan koperasi pula butuh dicermati supaya meningkatnya kinerja yang sejalan dengan predikat kesehatan pada koperasi syariah. Dengan begitu dibutuhkan suatu informasi tentang kesehatan koperasi syariah. Guna memperbesar peluang untuk masyarakat agar bisa melakukan kegiatan yang produktif, pasti butuh pula melaksanakan pengembangan aktivitasisimpan pinjam serta pembiayaan syariah oleh koperasi syariah yang cocok sebagaimana ketetapan aturan perundang-undangan yang berlaku.4

Berdasarkan hasil temuan awal yang peneliti lakukan, Koperasi Syariah Rajawali merupakan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang resmi didirikan tepat tanggal 29 Januari 2016 yang kegiatannya mengelola keuangan anggota, memberikan pembiayaan dan mengelola zakat, infak/sedekah dan wakaf. Lokasi Koperasi Syariah Rajawali di Jalan Loang Baloq, Kampung Baru RT 03 Lingkungan Sembalun Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.

Pada kegiatannya Koperasi Syariah Rajawali mempunyai jumlah anggota aktif pada tahun 2019 sejumlah 97 anggota dimana terdiri dari 50 anggota laki-laki dan 47 anggota perempuan.

3Burhanuddin Yusuf, “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah”,iBisnis dan Manajemen, Vol. 6, No 1, April 2016, hlm.101-112

4iFadilah Rahmi Karim, “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan

Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kota Tangerang Selatan, (Skripsi, FEBI UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,2017), hlm. 5.

(18)

3

Dalam tiga tahun kebelakang koperasi syariah rajawali mengalami perkembangan yang bisa dikatakan naik turun yang dibuktikan dengan data perkembangannya yang sudah melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT), berikut data perkembangan Koperasi Syariah Rajawali dalam tahun buku 2018, 2019 dan 2020.5

Tabel 1.1

Data Perkembangan Koperasi Syariah Rajawali Dalam Tahun Buku 2018, 2019 dan 2020

N o

KET 2018 2019 2020 Selisih

1 Anggota 99 97 89 -8

2 Volume Usaha

670,500,000 600,500,000 659,500,000 59,000,00 3 Modal

Sendiri

475,718,663 518,305,128 515,939,578 -2,365,55 4 Modal

Luar

211,229,377 206,500,995 228,436,086 21,935,09 5 SHU 64,039,029 71,039,882 61,173,379 -9,866,50 6 Asset 686,948,040 724,806,123 744,375,664 19,569,54 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Koperasi Syariah Rajawali periode

2018, 2019 dan 2020

Dari data di atas menunjukkan bahwa Koperasi Syariah Rajawali mengalami penurunan anggota sebanyak 10 anggota.Volume usaha sempat menurun dari angka 670,500,000 ke 600,500,000 dan naik lagi ke angka 659,500,000 atau 9,83. Modal sendiri sebesar 475,718,663 naik ke 518,305,128 dan menurun kembali ke 515,939,578 atau (0,46) mengalami penurunan sebesar (2,365,550). Modal luar sebesar 211,229,377 menurun ke 206,500,995 dan naik kembali ke angka 228,436,086 atau 10,62 mengalami kenaikan sebesar 21,935,091. SHU sebesar 64,039,029 naik ke 71,039,882 dan turun lagi ke angka 61,173,379 atau (13,89) mengalami penurunan sebesar (9,866,503). Asset sebesar 686,948,040 naik sampai ke angka 744,375,664 atau 2,70 mengalami kenaikan sebesar 19,569,541.

5Koperasi Syariah Rajawali, Dokumentasi, Mataram, 10 Maret 2022.

(19)

4

Dilihat dari Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2019 Koperasi Syariah Rajawali, menjelaskan bahwa aktivitas operasional selama periode 2019 – 2020 Koperasi Syariah Rajawali mengalami ketidakstabilan karena pada tahun tersebut masih proses pemulihan akibat gempa Lombok dan pandemi Covid-19 baru masuk ke Indonesia sehingga berimbas kepada aktivitas operasional Koperasi Syariah Rajawali Mataram.

Merujuk pada hal diatas peningkatan ataupun penyusutan belum dapat menjamin sehat ataupun tidaknya koperasi syariah. Maka dari itu,6 perlunya dilakukan analisis penilaian yang sangat berfungsi untuk mengetahui predikat atau tingkat kesehatan suatu koperasi syariah menjadi bahan penilaian untuk pengurus ataupun anggota guna mengevaluasi aktivitas operasional koperasi. Dalam Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM RI No 07/Per/Dep.6/IV/2016 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan KSPPS serta USPPS penilaian terhadap kinerja koperasi dilihat dari 8 aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi dan kepatuhan prinsip syariah.7 Berangkat dari sini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana tingkat kesehatan suatu Koperasi Syariah dengan judul Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Koperasi Syariah Rajawali Mataram.

B. Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS) Koperasi Syariah Rajawali Mataram yang dinilai dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan

6Deputi Bidang Pembiayaan, Himpunan Peraturan dan Produk-Produk KSPSS/USPPS Koperasi, (Jakarta: Deputi Bidang Pembiayaan, 2016), hlm. 318-348

7Ibid., hlm. 316-317

(20)

5

pertumbuhan, jati diri koperasi dan kepatuhan prinsip syariah periode 2019 - 2020?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sebagaimana dengan rumusan masalah dari penelitian ini, peneliti memiliki tujuan:

a. Untuk mengetahui tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS) Koperasi Syariah Rajawali Mataram yang dinilai dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi dan kepatuhan prinsip syariah periode 2019 – 2020.

2. Manfaat Penelitian

Secara garis besar manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yaitu manfaat yang bersifat teoritis dan praktis.

a. Manfaat Teoritis

secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan wawasan dan memperkaya khazanah keilmuan khususnya tentang dunia Perkoperasian.

b. Manfaat Praktis

Secara Praktis, penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan masukan berdasarkan hasil penelitian dan sebagai rujukan dalam evaluasi aktivitas operasional Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram.

D. Telaah Pustaka

1. Reza Rozali, yang bejudul “AnalisisTingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC pada PD. BPR NTB Lombok Barat periode 2017-2018”. Hasil dari Penelitian ini adalah penilaian kesehatan menggunakan metode RGEC ini menunjukan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh otoritas terkait.8 Penelitian terdahulu ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama membahas

8Reza Rozali, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC pada PD. BPR NTB Lombok Barat periode 2017-2018, (Skripsi, FEBI UIN Mataram, Mataram, 2021)

(21)

6

tentang penilaian kesehatan, sedangkan perbedaannya penelitian terdahulu ini adalah pada objek penelitian, yang dimana penelitian terdahulu melakukan penelitian di bank sedangkan penelitian ini di koperasi syariah.

2. Novita Wulandari, yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good Coorporate Governance, Earning dan Capital) Pada PT. Bank NTB Syariah Kantor Pusat Tahun 2016-2018”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah penilaian kesehatan PT. Bank NTB Syariah pada tahun 2016 sampai dengan 2018 yang diukur dengan pendekatan RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa Bank NTB Syariah adalah bank yang sehat. Hal tersebut mencerminkan kondisi bank secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta factor eksternal lainnya.9 Pada penelitian terdahulu memiliki kesamaan dengan penelitian saat ini yakni membahas tentang penilaian kesehatan. Perbedaannya penelitian terdahulu terfokus meneliti dengan menggunakan metode analisis RGEC, Sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan metode analisis yang berlandaskan pada Peraturan Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM RI No. 07/Per/Dep.6/IV/2016 tentang pedoman penilaian kesehatan KSPPS atau USPPS Koperasi.

3. Fairuz Zabadi, yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Pada Koperasi Karunia di Yayasan Pondok Pesantren Abhariyah Jereneng Kecamatan Labuapi Lombok Barat”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat likuiditas terendah pada tahun 2011 analisis likuiditas 1,41 kali sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan

9 Novita Wulandari, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital) Pada PT. Bank NTB Syariah Kantor Pusat Tahun 2016-2018, (Skripsi, FEBI UIN Mataram, Mataram,2017)

(22)

7

hanya 1,16 kali sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,18 kali begitu juga dengan tahun 2014 meningkat menjadi 1,63 kali dan pada tahun 2015 turun menjadi 1,42 kali. Hal ini menunjukan bahwa tingkat likuiditas laporan keuangan setelah dianalisis pada tahun 2014 likuiditas sangat tinggi dibandingkan tahun 2011 - 2013 dan tahun 2015 yang hanya berkisar antara 1,16 - 1,47.10 Pada penelitian terdahulu ini terdapat kesamaan dengan penelitian saat ini yaitu sama – sama fokus penelitian terhadap koperasi. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian saat ini terletak pada pendekatan penelitian yaitu tempat meneliti dan tahun menelitinya.

4. Burhanuddin Yusuf, yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah BMT Al-Munawarah Tanggerang Selatan”.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bisa dilihat hasil kinerja operasional KJKS BMT Al- Munawarah Tanggerang Selatan menggunakan penilaian tingkatkesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri No.

35.3 /Per/M.KUKM/X/2007 tentang pedoman penilaian tingkat kesehatan KJKS dan UJKS yang pada hasil ditemukan berupa tingkat kesehatan KJKS Al-Munawarah mendapat predikatkesehatan cukup sehat pada angka 73,64.11 Pada penelitian terdahulu ini terdapat kesamaan dengan penelitian saat ini yaitu sama-sama fokus penelitian terhadap predikat kesehatan koperasi syariah. Perbedaaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian saat ini terletak pada sumber kepustakaan, dokumen, dan informasi.

5. Nanang Sobarna, yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Al Uswah Indonesia Kota Banjar”. Metode yang digunakan pada

10Fairuz Zabadi, “Analisis Laporan Keuangan Pada Koperasi Karunia di Yayasan Pondok Pesantren Arbhariyah Jereneng Kecamatan Labuapi Lombok Barat, (Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Mataram, Mataram,2020)

11Burhanuddin Yusuf, “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah”, Bisnis dan Manajemen, Vol. 6, No 1, April 2016, hlm.101-112.

(23)

8

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan Data Sekunder seperti laporan pertanggung jawaban anggota koperasi yang dipaparkan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Laporan Keuangan KSPPS tahun 2019. Hasil dari penelitian ini adalah perhitungan terhadap 8 aspek penilaian tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah pada KSPPS Al Uswah Indonesia Kota Banjar di tahun 2019, yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, kemandirian dan pertumbuhan, dan kepatuhan prinsip syariah.

Diperoleh total skor penilaian pada angka 63,65 dengan predikat dalam pengawasan.12 Pada penelitian terdahulu ini memiliki persamaan dengan penelitian saat ini yaitu sama-sama membahas terkait kesehatan koperasi syariah dan menggunakan Peraturan Menteri Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016. Sedangkan Perbedaaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian saat ini terletak pada sumber kepustakaan, dokumen, dan informasi.

E. Kerangka Teori

1. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

Sebagaimana Peraturan Menteri Koperasi serta Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia, Nomor: 16/Per/M.KUKM/IX/

Tahun 2015 tertera jikalau Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) ialah koperasi berkegiatan melakukanpembiayaan, serta simpan pinjamyang sesuai dengan dasar hukum islam, termasuk didalamnya mengelola zakat, infaq atau sedekah, dan wakaf.13 Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) diartikan sebagai materi keuangan mikro syariah yang terbilang memilki keunikan khas Indonesia.Sepak terjang KSPPS dalam melaksanakan fungsi dan perannya yang mengambil kedudukan ganda yaitu sebagai lembaga bisnis (Tamwil) dan juga melaksanakan kegiatan sosial

12 Nanang Sobarna, “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Al Uswah Indonesia Kota Banjar”, jurnal ilmiah manajemen, Vol.

XI, Nomor 3, November 2020, hlm. 179-188.

13Nanang Sobarna, Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Al Uswah Indonesia Kota Banjar, Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. XI, No 3, November 2020, hlm. 179.

(24)

9

yang diantaranya melakukan kegiatan pengelolaan serta penyaluran ZIZWAF (Zakat, infak, shodaqoh, serta wakaf).14 2. Penilaian Kesehatan Koperasi

Penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah adalah kegiatan yang bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan suatu Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah atau Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi.Dijelaskan dalam peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 7/Per/Dep.6/IV/2016 tentang pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi, dikatakan jika penilaian kesehatan KSPPS atau USPPS koperasi adalah kinerja usaha suatu koperasi yang ditetapkan dengan predikat sehat, tidak sehat, dalam pengawasan dan dalam pengawasan khusus.15

Dalam rangka mewujudkan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah yang dikerjakan secara profesional dan sesuai kaidah islam, maka dari itu perlunya melakukan penilaian tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam pembiayaan syariah dengan tujuan menumbuhkan keyakinan dan mempermudah kepada anggota dan masyarakat sekitar. 8 Aspek tersebut sebagai berikut:

1. Permodalan

Bagian awal untuk melakukan penialaian tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah atau Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi adalah permodalan. Penilaiannya dikerjakan memakai 2 cara ialah perbandingan modal sendiri dengan total aset serta rasio kecukupan modal (CAR). Rasio modal sendiri terhadap total

14 Sukmayadi, Koperasi Syariah dari Teori untuk Praktek, (Bandung:

ALFABETA, 2020), hlm. 26-27.

15Deputi Bidang Pembiayaan, Himpunan Peraturan dan Produk-Produk KSPSS/USPPS Koperasi, (Jakarta: Deputi Bidang Pembiayaan, 2016), hlm. 308.

(25)

10

aset ini dimaksudkan guna mengukur keahlian Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah atau Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi dalam mengelola modal sendiri dibanding dengan aset yang dipunyai. Pada Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah atau Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi rasio ini diduga sehat apabila nilainya optimal 20%.Itu berarti Koperasi Simpan Pinjam dan pembiayaan Syariah atau Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi sudah pandai membangun kepercayaan dengan anggota – anggotanya agar menaruh dananya disana.16 Rasio kecukupan modal ataupuncapital adequacy ratio (CAR) pada lembaga keuangan semacam Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah atau Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi ialah suatu kewajiban selaku tempat penyedia kecukupan modal (modal minimum) yang didasarkan pada resiko aktiva yang dimilikinya. Pemakaian rasio ini ditujukan kepada pengurus Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah atau Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi agar melaksanakan pengembangan usaha yang baik serta diharap mampu menanggung risiko kerugian dalam batas-batas tertentu.17

Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap total aset ditetapkan sebagai berikut:

a. Tiap skala permodalan yang lebih kecil atau sama dengan 0 akan diberikan nilai kredit 0.

b. Tiap terjadi pertambahan rasio permodalan 1% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 5 dengan maksimal nilai 100%.

c. Bobot 5% akan dikalikan dengan nilai kredit dan diperolehskor permodalan.

Perhitungan skala CAR ditetapkan dengan tahapan sebagai berikut:

16Ibid., hlm. 318-319

17Ibid., hlm. 320

(26)

11

1) Menghitung modal inti dan modal pelengkap yang kedudukannya sama dengan modal sendiri, dikerjakan dengan menjumlahkan hasil perkalian setiap komponen modal KSPPS/USPPS koperasi yang berada dalam neraca.

2) Menghitung nilai ATMR diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko masing-masing komponen aktiva.

3) Mengitung rasio CARdengan cara melakukan perbandingan nilai modal yang diakui dengan nilai ATMR dikalikan dengan 10% dan akan diperoleh rasio CAR.

4) Untuk rasio CAR lebih kecil dari 6% diberi nilai kredit 25, untuk kenaikan rasio CAR 1% nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan nilai CAR 8% nilai kredit maksimal 100.

5) Nilai kredit dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor CAR.18

2. Kualitas Aktiva Produktif

Berikut adalah penilaiankualitas aktiva produktif dengan memakai 3 rasio, yakni:

a. Skala tingkat piutang dari pembiayaan bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan.

b. Skala portofolio terhadap piutang yang beresiko dan pembiayaan beresiko PAR (Portofolio Ass Risk).

c. Skala penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) atas penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD).

Untuk mendapatkan hasil skala piutang dan pembiayaan yang bermasalah terhadap piutang dan pembiayaan yang disalurkan, maka dipastikan sebagai berikut:

1) Tiap rasio yang meningkat dari 12% sampai dengan 100% akan diberi nilai skor 25.

2) Tiap rasio yang menurun 3% nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan nilai 100.

18Ibid., hlm. 321

(27)

12

3) Bobot 10% akan dikalikan dengan nilai kredit dan diperoleh skor penilaian.

Mengukur rasio portofolio piutang serta pembiayaan beresiko dikerjakan dengan tahap sebagai berikut:19 a) Mengategorikan tingkat keterlambatan ke dalam

kelompok:

(1) Terlambat 1 – 30 hari (portofolio berisiko 1) (2) Terlambat 31 – 60 hari (portofolio berisiko 2) (3) Terlambat 61 – 90 hari (portofolio berisiko 3) (4) Terlambat > 90 hari (portofolio berisiko 4) b) Perbandingan piutang dan pembiayaan bermasalah

pada periode tersebut dengan total piutang dan piutang sebagai berikut:

(1) Keterlambatan 1- 30 hari

𝑗𝑢𝑚𝑙. 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 & 𝑝𝑒𝑚𝑏. 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100 (2) Keterlambatan 31 – 60 hari

𝑗𝑢𝑚𝑙. 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 & 𝑝𝑒𝑚𝑏. 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%

(3) Keterlambatan 61 – 90 hari

𝑗𝑢𝑚𝑙. 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 & 𝑝𝑒𝑚𝑏. 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%

(4) Keterlambatan lebih dari 90 hari 𝑗𝑢𝑚𝑙. 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 & 𝑝𝑒𝑚𝑏. 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%

c) Menghitung Rasio total portofolio piutang dan pembiayaan berisiko dengan cara sebagai berikut:

Total PAR (portofolio piutang serta pembiayaan berisiko)

= (1) + (2) + (3) + (4) = …..%20 d) Penentuan skor

(1) Setiap rasio yang meningkat dari 30% sampai dengan 100% diberi nilai kredit 25, untuk

19Ibid., hlm. 334

20Ibid., hlm. 334-335

(28)

13

setiap penurunan rasio 1% maka nilai kreditnya ditambah 5 sampai dengan maksimal 10.

(2) Nilai kredit dikalikan bobot 5% laludidapat skor penilaian.

Untuk skala Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD) harus menunjukan keahlian manajemen KSPPS atau USPPS koperasi yang tujuannya menyisihkan pendapatannya dengan tujuan menutupi risiko aktiva produktif yang tersalur ke bentuk pembayaran dan piutang. Pengukuran tingkat kesalahan rasio ini dijabarkan sebagai berikut:

a) Mengkategorikan aktiva produktif berdasarkan kolektibilitasnya yakni lancar, tidak lancar, diragukan, dan macet.

b) Menghitung nilai PPAP dari neraca komponen cadangan penghapusan pembiayaan.

c) Menghitung PPAPWD dengan cara mengkalikan komponen persentase pembentukan PPAPWD dengan kolektibilitas aktiva produktif, perhitungan PPAPWD:

(1) Hasil 0,5% bersumberdari aktiva produktif lancar.21

(2) Hasil 10% bersumber dari aktiva produktif yang kurang lancar dikurangi nilai agunannya.

(3) Hasil 50% bersumber dari aktiva produktif diragukan yang dikurangi nilai agunannya.

(4) Hasil 100% bersumber dari aktiva produktif macet yang dikurangi nilai agunannya.

Jika nilai jaminan tidak dapat ditaksir atau diketahui, maka nilai agunan sebagai pengurang adalah sebesar 50% dari baki debet.

21Ibid., hlm. 335-336

(29)

14

d) Pada skala penyisihan penghapusan aktiva produktif bisa didapatkan atau dikalkulasikan dengan melakukan perbandingkan nilai PPAP dengan PPAPWD lalu dikalikan dengan nilai 100%.

e) Tiap skala PPAP sebesar 0% nilai kreditnya sama dengan 0. tiap kenaikan rasio PPAP 1% nilai kreditnya ditambah 1 sampai dengan maksimal 100.

f) Tiap jumlah kredit dikalikan dengan bobot 5%akan diperoleh skor tingkat rasio PPAP. 22

3. Manajemen

a. Pada aspek manajemen KSPPS/USPPS koperasi terbagi dalam 5 komponen yakni:

1) Manejemen Umum 2) Kelembagaan

3) Manejemen Permodalan 4) Manejemen Aset

5) Manejemen Likuiditas

b. Kalkulasi nilai kredit yang didasarkan pada hasil penilaian terhadap jawaban pertanyaan aspek manajemen untuk seluruh komponen dengan aturan pertanyaan sebagai berikut:

1) 12 pertanyaan pada manajemen umum (bobotnya 3 atau 0,25 nilai kredit untuk setiap jawaban pertanyaan yang bernilai positif).

2) 6 pertanyaan untuk kelembagaan (bobotnya 3 atau 0,05 nilai kredit untuk setiap jawaban pertanyaan yang bernilai positif).

3) 5 pertanyaan pada manajemen permodalan (bobotnya 3 atau 0,6 nilai kredit untuk setiap jawaban pertanyaan yang bernilai positif).

22Ibid., hlm. 337

(30)

15

4) 10 pertanyaan untuk manajemen aktiva (bobotnya 3 atau 0,3 nilai kredit untuk setiap jawaban pertanyaan yang bernilai positif).

5) 5 pertanyaan untuk manajemen likuiditas (bobotnya 3 atau 0,6 nilai kredit untuk setiap jawaban pertanyaan yang bernilai positif).23

4. Efisiensi

Pada aspek efisiensi terdapat 3 ketentuan rasio untuk memberi penilaian terhadap tingkat kesehatan KSPPS/USPPS koperasi yakni:

a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset

c. Rasio efisiensi pelayanan

ketentuan diatas memberikan gambaran seberapa besar KSPPS/USPPS koperasi untuk menyediakan pelayanan terbaik kepada anggotanya dari pemakaian aset yang dimiliki dan sebagai pengganti ukuran rentabilitas untuk badan usaha koperasi dinilai kurang tepat. Sebab koperasi pada hakikatnya memiliki tujuan utama yakni memberikan kemudahan kepada anggota bukannya untuk mencari keuntungan. Meskipun rentabilitas sering digunakan sebagai ukuran efisiensi penggunaan modal. Rentabilitas koperasi hanya untuk mengukur keberhasilan koperasi yang diperoleh dari penghematan biaya pelayanan.24

5. Likuiditas

Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSPPS/USPPS koperasi dilakukan terhadap 2 rasio yaitu:

a. Rasio kas

b. Rasio pembiayaan

Pengukuran rasio kas padadana yang akan diterima ditetapkan sebagai berikut:

1) Untuk rasio kas lebih kecil dari 14% dan lebih besar dari 56% akan diberi nilai kredit 25, untuk rasio antara 14%-

23Ibid., hlm. 338-339

24Ibid., hlm. 340

(31)

16

20% dan antara 46%-56% diberi nilai kredit 50, rasio antara 21%-25%, dan 35%-45% diberi nilai kredit 75, dan untuk rasio 26%-34% diberi nilai kredit 100.

2) Bobot 100% akan dikalikan dengan nilai kredit dan diperoleh skor penilaian.25

Berikut adalah perhitungan rasio pembiayaan untuk dana yang diperoleh:

a) Tiap rasio kas lebih kecil dari 50% akan diberikan nilai kredit 25, setiap pertambahan rasio 25% nilai kredit akanditambah 25 sampai dengan maksimal 100.

b) Jumlah kredit yang dikalikan dengan nilai 5% yang diperoleh dari skor penilaian.

6. Jati Diri Koperasi

Pada bagian selanjutnya yakni jati diri koperasi memiliki tujuan untuk menaksir kemajuan koperasi untuk menggapai tujuannya yakni meningkatkanperekonomian anggotanya.26 Terdapat 2 rasio jati diri koperasi untuk mengukur kesehatan koperasi, yakni:

a. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)

Pada skala ini kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan koperasi dan memberikan manfaat efisiensi partisipasi serta manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib.

Berikut ini adalah pengukuran rasio peningkatan terhadap ekonomi anggota:

1) Tiap rasio yang lebih kecil dari 5% akan diberi nilai kredit 25 dan untuk setiap pertambahan rasio 3% nilai kredit akan ditambah dengan 25 sampai dengan skala yang lebih tinggi dari 1296 nilai kredit maksimal 100.

2) bobot 5% akan dikalikan dengan nilai kredit dan diperoleh skor penilaian.

b. Rasio Partisipasi Bruto

25Ibid., hlm. 343

26Ibid., hlm. 344

(32)

17

Rasio partisipasi bruto merupakan suatu kemampuan koperasi dalam melayani anggotanya yang dimana jika presentasinya makin besarmaka akansemakin baik.

Partisipasi bruto diartikan sebagai keikutsertaan anggota untuk koperasi sebagai atas jasa anggota yang termasuk pada beban pokok dan partisipasi neto.27

Berikut ini adalah pengukuran rasio partisipasi bruto diantaranya:

1) Tiap rasio yang lebih kecil dari 25% akan diberi nilai kredit 25 guna tiap pertambahan rasio 25%, nilai kredit ditambah dengan 25 hingga rasio lebih besar dari 75%

nilai kredit maksimal 100.

2) Bobot 5% akan dikalikan nilai kredit dan diperoleh skor penilaian.

7. Kemandirian Serta Pertumbuhan

Aspek selanjutnya yaitu kemandirian serta pertumbuhan.Pada bagian ini terdapat 3 rasio, yaitu rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas, dan kemandirian operasional.

Rasio rentabilitas aset ialah sisa hasil usaha (SHU) sesudah zakat serta pajak yangkemudian dibanding dengan total aset.Ketentuan yang ditentukan pada skala ini yakni:

a. Tiap rasio rentabilitas aset yang lebih kecil dari 5%

akandikenakan jumlah kredit 25. Tiap kenaikan rasio 2,5% nilai kreditnya ditambah 25 sampai dengan maksimal 100.

b. Bobot 3% akan dikalikan nilai kredit dan diperoleh skor penilaian.28

Rasio rentabilitas ekuitas ialah sisa hasil usaha (SHU) bagian anggota yang kemudian dibanding dengan total ekuitas. Ketentuan yang ditentukan pada skala ini yakni:

27Ibid., hlm. 345

28Ibid., hlm. 346

(33)

18

a) Tiap rasio rentabilitas ekuitas yang lebih kecil dari 5%

akandikenakan nilai kredit 25.Tiap kenaikan rasio 2,5%

nilai kredit ditambah 25 sampai dengan maksimal 100.

b) Bobot 3% akan dikalikan dengan nilai kredit dan diperoleh skor penilaian.

Yang terakhir yaitu rasio kemandirian operasional yakni pendapatan usaha yang dibanding biaya operasional.

Ketentuan yang ditentukan pada skala ini ialah:

a) Tiap rasio kemandirian operasional yang lebih kecil dari 100%akan dikenakan nilai kredit 25. Tiap kenaikan rasio 25% nilai kredit akanditambah 25 sampai dengan maksimal 100.29

b) Bobot 4% akan dikalikan dengan nilai kredit dan diperoleh skor penilaian.

8. Kepatuhan Prinsip Syariah

Penilaian aspek yang terakhir yaitu kepatuhan prinsip syariah. Pada aspek ini kegiatan yang akan dilakukan untuk memberikan penilaian seberapa jauh prinsip syariah sudah dilaksanakan atau ditaati selaku KSPPS/USPPS koperasi dalam melakukan kegiatannya seumpama instansi keuangan syariah. Pada aspek ini juga melakukan perhitungan nilai kredit yang berdasar pada hasil penilaian dari jawaban pertanyaan yang berjumlah 10 pertanyaan dengan bobot 10%, maka dari itu setiap jawaban positif 1 memperoleh nilai kredit yang bobotnya 1.30

3. Penentuan tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan UnitiSimpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi

Merujuk pada seluruh perhitungan aspek yang dimaksud, akan menghasilkan poin yang menyeluruh. Poin yang terbilang akan dipakai sebagai penentuan apakah sebuah koperasi

29Ibid., hlm. 347

30Ibid., hlm. 348

(34)

19

dikatakan sehat, tidak cukup sehat, dalam pengawasan, serta dalam pengawasan khusus.31

Penetapan predikat tingkat kesehatan KSPPS/USPPS koperasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Penetapan predikat tingkat kesehatan KSPPS/USPPS koperasi

SKOR PREDIKAT

80,00 ≤ x < 100 SEHAT

66,00 ≤ x < 80,00 CUKUP SEHAT 51,00 ≤ x < 66,00 DALAM PENGAWASAN

0 ≤ x < 51,00 DALAM PENG. KHUSUS F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Dimana metode kualitatif deskriptif disini menekankan analisis secara deskriptif pada situasi dalam bentuk transkrip dalam wawancara, dokumen tertulis dan digunakan untuk menilai aspek yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Deputi bidang pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM RI No. 07/Per/Dep.6/IV/2016 tentang pedoman penilaian kesehatan KSPPS atau USPPS Koperasi, yang memiliki 8 aspek yakni permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi, serta kepatuhan syariah.

Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan untuk menganalisis hasil perhitungan adalah dengan menerapkan pendekatan deskriptif, dimana hasil akan dianalisis dan memiliki pengaruh dalam penarikan kesimpulan mengenai tingkat kesehatan KSPPS dan USPPS koperasi.32

31Burhanuddin Yusuf, “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah”, Bisnis dan Manajemen, Vol. 6, No 1, April 2016, hlm.183

32 Arif Furchan, Pengantar Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm.

39.

(35)

20 2. Waktu dan Tempat Penelitian

Pada penelitian ini, berlangsung dan mulai dilaksanakannya pada bulan Januari 2022.Adapun tempat pengambilan data pada penelitian ini adalah Koperasi Syariah Rajawali Mataram.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekunder yang merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber data yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).33 Data sekunder pada penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan Koperasi Syariah Rajawali Mataram yang sudah melewati rapat akhir tahunan (RAT) dan sudah disahkan oleh ketua koperasi pada periode 2019 -2020.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagi sumber dan berbagai cara, pada penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder dan teknik pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mengumpulkan semua informasi mengenai obyek penelitian.34 Dokumentasi yang dimaksud adalah laporan keuangan tahunan Koperasi Syariah Rajawali Mataram periode 2019 - 2020. Dalam melaksanakan penelitian, data dan informasi diperoleh dari Ketua Koperasi Syariah Rajawali Mataram.

5. Teknis Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dengan mudah dipahami data temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.35 Teknik analisis data yang dipakai pada penelitian ini ialah analisis deskriptif dengan melakukan analisis penilaian

33 Kumba Digdowiseiso, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Lembaga Penerbitan Universitas Nasional, 2017), hlm. 157.

34Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019), hlm. 137

35 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, cet. Ke-6, 2010), hlm. 88

(36)

21

tingkat kesehatan yang merujuk langsung kearah ketetapan Peraturan Deputi BidangiPengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor. 07/Per/Dep.6/IV/2016 yang ketentuannya:

a. Evaluasi aspek serta komponen kesehatan koperasi.

Kegiatan penilaian kesehatan koperasi mencakup evaluasi terhadap 8 aspek yaitu permodalan,ikualitas aktiva produktif, manejemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri koperasi serta kepatuhan prinsip syariah. Evaluasi terhadap aspek diatasakan diberi bobot penilaian sebagaimana dengan besar pengaruh terhadap kesehatan KSPPS/USPPS koperasi tersebut.

Tabel 3.1

Bobot Penilaian sesuai dengan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM RI No: 07/Per/Dep.6/IV/2016

No

Aspek yang

dinilai Komponen

Bobot (%) 1 Permodalan a. Rasio modal sendiri terhadap total aset

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥100%

5

10 b. Rasio kecukupan modal (CAR)

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥100% 5

2 Kualitas aktiva Produktif

a. Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan

𝑗𝑢𝑚𝑙. 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 & 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%

10

(37)

22

b. Rasio portofolio pembiayaan berisiko 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%

5

20

c. Rasio penyisihan dan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

𝑃𝑃𝐴𝑃

𝑃𝑃𝐴𝑃𝑊𝐷 𝑥100%

5

3 Manajemen a. Manajemen umum 3

15

b. Kelembagaan 3

c. Manajemen permodalan 3

d. Manajemen aktiva 3

e. Manajemen likuiditas 3

4 Efisiensi a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛

𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑥100%

4

10 b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset

𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥100%

4

c. Rasio efisiensi pelayanan

𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑗𝑖 𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑜𝑛𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%

2

5 Likuiditas a. Cash Rasio

𝑘𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘

𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑥100% 10

(38)

23

b. Rasio Pembiayaan terhadap dana yang diterima 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑥100%

5

15

6 Jati

diri Koperasi

a. Rasio Partisipasi Bruto

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜

𝑗𝑢𝑚𝑙. 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜 + 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠. 𝑛𝑜𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑥100%

5

10 b. Rasio promosi ekonomi anggota (PEA)

𝑀𝐸𝑃 + 𝑆𝐻𝑈 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 + 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏 𝑥100%

MEP = Manfaat Ekonomi Partisipasi PEA = Promosi Ekonomi Anggota

5

7 Kemandirian dan

pertumbuhan

a. Rentabilitas aset

𝑆𝐻𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑎ℎ, 𝑧𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥100% 3 10

b. Rentabilitas ekuitas

𝑆𝐻𝑈 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥100% 3

c. Kemandirian operasional pelayanan 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎

𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥100%

4

8 Kepatuhan prinsip syariah

Pelaksanaan prinsip – prinsip syariah

10 10

Total 100

(39)

24

b. Penentuan predikat kesehatan koperasi

Penentuan predikat kesehatan koperasi yang bersumber dari hasil pengukuran terhadap 8 aspek yang tertera dalam ketetapan aturan deputi bidang pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor.i07/Per/Dep.6/IV/2016, maka didapatkan skor secara keseluruhan.Skor yang dimaksud untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah koperasi yang dibagi dalam empat kategori yakni sehat, cukup sehat, dalam pengawasan, serta dalam pengawasan khusus.

6. Keabsahan Data

Teknik pengabsahan data pada penelitian ini yaitu menggunakan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dimana dalam pengertian menurut sugiyono adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada.36 G. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu menyusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami.

Maka penulis akan mendeskripsikan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab 1 merupakan bagian pendahuluan, didalamnya berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, telaah pustaka, kajian teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab 2 merupakan gambaran umum tentang tempat penelitian yaitu Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram. Pada bab ini penulis menguraikan dan menjelaskan seluruh data dan temuan penelitian seperti sejarah singkat Koperasi Syariah Rajawali Kota

36Lexi & Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.

125

(40)

25

Mataram serta visi dan misi Koperasi Syariah Rajawali Kota Mataram.

Bab 3 merupakan hasil dari penelitian yang meliputi, pemaparan data dan temuan penelitian.

Bab 4 merupakan penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan saran yang dapat disampaikan penulis melalui penulisan skripsi ini.

(41)

26 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Koperasi Syariah Rajawali

1. Sejarah Singkat Koperasi Syariah Rajawali

Koperasi syariah rajawali merupakan lembaga keuangan mikro yang melakukan kegiatan memberikan jasa pengembangan dan pemberdayaan usaha berupa simpan, pinjam serta pembiayaan kepada anggotanya. Pada awal berdirinya tanggal 26 Mei Tahun 2000, koperasi syariah rajawali masih berketegori sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yaitu koperasi yang berbadan hukum yang menjalankan kegiatan operasionalnya sesuai dengan pengembangan konsep ekonomi syariah. Ide awal munculnya pendirian koperasi ini pertama kali oleh bapak Ye’ Husein yaitu selaku ketua koperasi syariah rajawali sekarang. Beliau adalah seorang pensiunan di Dinas Koperasi dan UMKM Nusa Tenggara Barat. Pada saat itu beliau sedang mengobrol asyik dengan rekan kerja dikantor pada saat jam istirahat. Tidak lama kemudian terlintas dipikiran beliau bagaimana jika saya membuat atau mendirikan sebuah koperasi syariah agar kelak ketika saya pensiun ilmu yang saya dapat dan diterapkan di Dinas Koperasi dan UMKM Nusa Tenggara Barat masih bisa digunakan dan semoga banyak membantu orang banyak. seiring berjalannya waktu pada tanggal 20 Mei Tahun 2000 mendapat pengesahan sebagai akta pendirian koperasi dengan keputusan Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia dengan SK No:

176/BH/KWK.23/V/2000.26 Mei 2000.37 Tidak berselang lama akhirnya karena ada regulasi baru terkait koperasi syariah, pada tanggal 29 Januari 2016 koperasi syariah rajawali yang mulanya koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) berubah menjadi koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS). Hal itu mendapat dukungan baik dari para pengurus dan anggota koperasi syariah rajawali. Pada saat ini koperasi syariah rajawali masih aktif dan beralamat di Jalan loang baloq, kampong baru

37Koperasi Syariah Rajawali, Dokumentasi, Mataram, 22 Juli 2022

(42)

27

RT 03 Lingkungan Sembalun, Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.

2. Visi dan Misi Koperasi Syariah Rajawali a. Visi

Koperasi syariah rajawali memiliki visi yakni menjadi koperasi syariah sebagai pilar pembangunan perekonomian umat dan anggotanya.

b. Misi

Koperasi syariah rajawali mempunyai misi sebagai berikut:

1) Mensejahterakan keadaan umat khususnya pengurus dan anggota.

2) Membangun kesadaran umat tentang pentingnya kegiatan bergotong royong dalam menjalankan usahanya.

3) Meningkatkan taraf hidup masyarakat luas khususnya pengurus dan anggotanya.

4) Dan menyalurkan pelayanan kepada pelaku usaha kecil mikro secara profesional serta bersinergi secara positif.38

38Koperasi Syariah Rajawali, Dokumentasi, Mataram, 22 Juli 2022.

(43)

28 BAB III PEMBAHASAN

A. Penilaian tingkat kesehatan koperasi syariah rajawali

Sebagaimana dalam penelitian Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) pada Koperasi Syariah Rajawali yang berpegang pada aturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM RI Nomor: 7/Per/Dep.6/IV/2016 terdapat delapan aspek penilaian sebagai berikut:39

1. Permodalan

a. Rasio modal sendiri terhadap total aset

Tujuan pada penilaian rasio ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan modal sendiri pada seluruh total aset yang ada di koperasi syariah rajawali. Rumusnya sebagai berikut:40

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥100%

Maka dari itu ditemukan hasil penilaian dari rasio modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2019 - 2020:

Tabel 4.1

rasio modal sendiri terhadap total aset

Periode Modal sendiri Total aset Rasio (%) 2019 –

2020

524.110.077 742.295.626 70,61

Merujuk pada perhitungan diatas, maka ditemukan hasil rasio sebesar 70,61% kemudian dilakukan penetapan skor penilaian rasio modal sendiri terhadap total aset sebagai berikut:

39Deputi Bidang Pembiayaan, Himpunan Peraturan dan Produk-Produk KSPSS/USPPS Koperasi, Jakarta: Deputi Bidang Pembiayaan, 2016.

40Fitriyani Sinabung Sinaga, “Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah BMT Nurul Islam Batam tahun 2017-2020, (Skripsi, FIAI UIN Yogyakarta, Yogyakarta, 2021), hlm. 59.

(44)

29

Tabel 4.2

penetapan skor penilaian rasio modal sendiri terhadap total aset

Periode Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor 2019 –

2020

70,61 100 5% 5,0

b. Rasio kecukupan modal (CAR)

Pada rasio kecukupan modal ini tujuannya adalah untuk mengetahui keuangan dalam penyediaan modal minimum berdasarkan rasio aktiva yang dimiliki. Rumusnya sebagai berikut:

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥100%

Maka dari itu ditemukan hasil penilaian dari rasio kecukupan modal (CAR) pada tahun 2019 - 2020:

Tabel 4.3

Rasio kecukupan modal (CAR)

Periode Modal tertimbang ATMR Rasio (%) 2019 –

2020

498.938.138 495.190.150 100,75

Merujuk pada perhitungan diatas, maka ditemukan hasil rasio sebesar 100,75 kemudian dilakukan penetapan skor penilaian rasio kecukupan modal (CAR) sebagai berikut:

Tabel 4.4

Penetapan skor penilaian rasio kecukupan modal (CAR) Periode Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor

2019 – 2020

100,75 100 5% 5.0

(45)

30 2. Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan.

Pada rasio ini tujuannya adalah untuk mengukur seberapa besar pembiayaan bermasalah dari keseluruhan pembiayaan yang diberikan. Berikut rumusnya:

𝑗𝑢𝑚𝑙. 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%

Maka dari itu ditemukan hasil dari rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan pada tahun 2019 - 2020:

Tabel 4.5

Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan Periode Juml.pembiayaan

& piutang bermasalah

Jumlah

piutang&pembiayaan Rasi

o (%) 2019 –

2020

12.850.810 967.540.500 1,33

Merujuk pada perhitungan diatas, maka ditemukan hasil rasio sebesar 1,33 kemudian dilakukan penetapan skor penilaian rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan sebagai berikut:

Tabel 4.6

Penetapan skor penilaian rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan

pembiayaan

Periode Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor 2019 –

2020

1.33 100 10% 10,0

(46)

31

b. Rasio portofolio pembiayaan beresiko

Untuk rasio ini tujuannya ialah menilai seberapa besar total pembiayaan yang beresiko pada keseluruhan pembiayaan. Berikut rumus yang dipakai:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%

Maka dari itu ditemukan hasil dari rasio portofolio pembiayaan beresiko pada periode 2019 – 2020:

Tabel 4.7

Rasio portofolio pembiayaan beresiko Periode Portofolio

beresiko

Piutang &

pembiayaan

Rasio (%) 2019 –

2020

241.885.125 967.540.500 25.00

Merujuk pada perhitungan diatas, maka ditemukan hasil rasio sebesar 25,00 kemudian dilakukan penetapan skor penilaian rasio portofolio pembiayaan beresiko sebagai berikut:

Tabel 4.8

Penetapan skor penilaian rasio portofolio pembiayaan beresiko

Periode Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor 2019 –

2020

25,00 75 5% 3,8

c. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) Pada rasio ini tujuannya ialah untuk menilai kualitas cadangan risiko untuk menangani permasalahan risiko pinjaman yang mengalami masalah. Untuk rumusnya sebagai berikut:

𝑃𝑃𝐴𝑃

𝑃𝑃𝐴𝑃𝑊𝐷 𝑥100%

Maka dari itu ditemukan hasil dari rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) pada periode 2019 - 2020:

(47)

32

Tabel 4.9

Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

Periode PPAP PPAWD Rasio

(%) 2019 –

2020

18.608.198 12.091.758 153,89

Merujuk pada perhitungan diatas, maka ditemukan hasil rasio sebesar 153,89 kemudian dilakukan penetapan skor penilaian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) sebagai berikut:

Tabel 4.10

Penetapan skor penilaian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

Periode Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor 2019 –

2020

153,89 100 5% 5,0

3. Manajemen

a. Manajemen umum

Pada manajemen umum ini, kegiatan untuk menilai sejauh mana kemampuan sebuah koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS) atau unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah (USPPS) dalam pengelolaan kegiatan usahanya. Di dalamnya memiliki 12 pertanyaan sesuai dengan aturan pedoman penilaian tingkat kesehatan KSPPS/USPPS dan setiap jawaban benar diberikan nilai bobot sebesar 0,25.

Tabel 4.11 Manajemen umum Periode Jawaban “Ya” Jawaban

“Tidak”

Skor 2019 –

2020

12 - 3.00

(48)

33 b. Manajemen kelembagaan

Pada manajemen ini, kegiatan untuk menaksir sejauh mana kemampuan koperasi dalam mengelola sumber daya manusianya (SDM). Disini terdapat 6 pertanyaan yang sesuai dengan aturan pedoman penilaian tingkat kesehatan KSPPS/USPPS dan setiap jawaban benar memiliki bobot nilai 0

Gambar

Tabel 4.14  Manajemen aset/aktiva  Periode  Jawaban “Ya” Jawaban
Tabel 4.30  Rasio rentabilitas aset  Periode   SHU sebelum pajak,

Referensi

Dokumen terkait

39/per/M.KUKM/XII/2007 tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi pasal 16, bahwa “penilaian kesehatan KJKS dan UJKS

Skripsi dengan judul PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT DESA KARANGPLOSO MALANG adalah hasil karya saya dan dalam Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) RI, Nedy Refinaldi mengungkapkan, kurangnya apresiasi masyarakat Indonesia

SISTEM INFORMASI PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)... Update

Perhitungan Skor Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Kosayu pada Aspek Manajemen tahun 2016-2019 .... Perhitungan Skor Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat kesehatan KSPPS Tanah Sirah Piai Nan XX Kota Padang, penilaian berdasarkan Peraturan Deputi

“Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Wanita (Studi Kasus Koperasi Wanita Teratai, Kediri)” ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR