EVALUASI, PELAKSANAAN DAN RENCANA KEBIJAKAN DAN
PROGRAM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Yogyakarta, 5 April 2018
1
Ir. Agus Muharram, MSP
EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN
STRATEGIS TAHUN 2017
PELAKSANAAN PROGRAM DAN
KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2018
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
STRATEGIS TAHUN 2018
I.
EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN STRATEGIS TAHUN
2017
REALIASAI ANGGARAN
DEKONSENTRASI TAHUN 2017
1
2
3
1
2
3
1
JAWA TI M U R
1 0 0 , 0 0
1 8 SU M ATERA BARAT
7 5 , 0 0
2
BALI
9 5 , 0 0
1 9 M ALU K U U TARA
7 5 , 0 0
3
SU M ATERA SELATAN
9 5 , 0 0
2 0 K ALI M AN TAN U TARA
7 5 , 0 0
4
JAM BI
9 5 , 0 0
2 1 JAWA BARAT
7 2 , 0 0
5
K EP U LAU AN RI AU
9 5 , 0 0
2 2 JAWA TEN GAH
7 2 , 0 0
6
SU LAWESI BARAT
9 5 , 0 0
2 3 SU LAWESI U TARA
7 2 , 0 0
7
N U SA TEN GGARA TI M U R
9 2 , 0 0
2 4 SU LAWESI TEN GGARA
7 2 , 0 0
8
BEN GK U LU
9 2 , 0 0
2 5 M ALU K U
7 2 , 0 0
9
ACEH
9 0 , 0 0
2 6 BAN TEN
7 2 , 0 0
1 0 SU M ATERA U TARA
9 0 , 0 0
2 7 GORON TALO
7 2 , 0 0
1 1 LAM P U N G
9 0 , 0 0
2 8 N U SA TEN GGARA BARAT
6 9 , 0 0
1 2 SU LAWESI SELATAN
9 0 , 0 0
2 9 K EP U LAU AN BAN GK A
BELI TU N G
6 7 , 5 0
1 3 K ALI M AN TAN BARAT
8 7 , 0 0
3 0 P AP U A BARAT
6 3 , 0 0
1 4 K ALI M AN TAN TI M U R
8 7 , 0 0
3 1 K ALI M AN TAN SELATAN
5 6 , 0 0
1 5 D. I . YOGYAK ARTA
8 0 , 0 0
3 2 DK I JAK ARTA
5 1 , 0 0
1 6 SU LAWESI TEN GAH
7 9 , 0 0
3 3 P AP U A
5 1 , 0 0
1 7 K ALI M AN TAN TEN GAH
7 8 , 0 0
3 4 RI AU
4 8 , 0 0
N o.
P ROVI N SI
REALI SASI
(% )
N o.
P ROVI N SI
REALI SASI
(% )
1. Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL)
HASIL EVALUASI
DEKONSENTRASI
Tujuan Sasaran Manfaat Permasalahan Rekomendasi/Tindak Lanjut
1. Meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan motivasi para pengurus, pengawas, pengelola, dan anggota koperasi tentang dan untuk berkoperasi; 2. Membantu kelancaran pelaksanaan pembinaan, bimbingan, dan penyuluhan perkoperasian oleh SKPD Provinsi/ Kabupaten/Kota dan stakeholder lainnya. 1. Penyuluhan kepada Koperasi dan anggota masyarakat. 2. Penyuluhan untuk pengembangan koperasi dan/atau anggota masyarakat yang akan membentuk koperasi. 1. Masyarakat memdapatkan pendampingan dan penyuluhan bagi yang akan bergabung dan/atau akan mendirikan koperasi baru; 2. Terlaksananya pendataan terhadap koperasi melalui Nomor Induk Koperasi (NIK) pada Oline Data Sistem (ODS.
1. PPKL tidak melaksanakan sebagaimana tugas pokok dan fungsinya sebagai petugas penyluh lapangan; 2. Kapasitas PPKL yang tidak merata diakibatkan karena: a. Penggantian PPKL tidak sesuai dengan juknis yang telah ditetapkan; b. Penggantian PPKL
tidak yang baru belum
mendapatkan pembekalan tentang perkoperasian. 3. Dinas dan PPKL tidak
disiplin dalam melaporkan hasil pendampingan dan evaluasi kegiatan.
1. Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM
harus
memposisikan PPKL sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai petugas penyuluh lapangan;2. Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM
harus
mematuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam jSesuai Peraturan Deputi Bidang Kelambagaan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor: 01/Per/Dep.1/IV/2016 tetang Pedoman Pelaksanaan Program Petugas Penyuluh Koeprasi Lapangan baik dalampengusulan penggantian PPKL, laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan lain-lain. 3. Perlunya dukungan dari pemerintah
daerah dalam bentuk APBD untuk dapat mengalokasikan anggaran Diklat bagi PPKL dalam upaya meningkatan kompetensinya.
4. Perlunya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKNI) Bagi PPKL Untuk mewujudkan PPKL menjadi konsultan mandiri. Selain itu PPKL juga perlu mengikuti uji
kompetensi/Akreditasi PPKL.
2. Satuan Tugas Pengawasan Koperasi
Tujuan Sasaran Manfaat Permasalahan Rekomendasi/Tindak Lanjut
1. Meningkatkan sinergitas dalam bidang pengawasan koperasi, antara pemerintah, pemerintah provinsi/DI, dan pemerintah kabupaten/kota; 2. Meningkatkan fungsi
pengawasan koperasi yang efektif dan efisien, sesuai dengan wilayah
keanggotaannya; dan 3. Mendorong pengelolaan
Koperasi dalam menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi sesuai jati diri koperasi. 1. Meningkatnya peran, kesadaran, tanggungjawab, dan kemampuan teknis Pejabat Pengawas Koperasi di tingkat provinsi/kabupaten/ kota; dan 2. Meningkatnya efektivitas fungsi pengawasan Koperasi yang transparan dan akuntabel, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Meningkatnya efektifitas koperasi yang telah dilakukan pengawasan oleh Satgas Pengawas Koperasi dalam menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar koperasi sesuai jati diri koperasi sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
1. Pada Tahun 2016 belum terbentuk Unit Pengawasan Koperasi yang meliputi : Penerapan Kepatuhan, Pemeriksaan Kelembagaan, Pemeriksaan USP, Penilaian Kesehatan dan Penerapan Sanksi; 2. Kegiatan pengawasan
merupakan tugas dan fungsi yang masih baru; 3. Sosialisasi peraturan
bidang pengawasan yang belum menyentuh seluruh provinsi; 4. Terbatasnya SDM yang memiliki kompetensi di bidang pengawasan koperasi atau perkoperasian, mengingat tingginya tingkat mutasi di daerah.
1. Masih diperlukan dana dekonsentrasi untuk satgas pengawas koperasi sebagai upaya peningkatan kapasitas
(bimtek/sosialisasi) pengawas koperasi di daerah mengingat pejabat pengawas koperasi di daerah masih baru terbentuk pada tahun 2017 sebagaimana PP no 18 tahun 2017 tentang Perangkat Daerah dan mengingat tingginya mutasi ASN di daerah.
2. Anggaran Satgas Pengawas Koperasi masih diperlukan sebagai pendorong (stimulan) bagi
Pemerintah Daerah agar melaksanakan Pengawasan dan Penilaian Kesehatan Koperasi sebagaimana UU No 23/2014 tentang Pemerintahan daerah mengingat belum semua Provinsi/Kabupaten/Kota mengalokasikan anggaran untuk pengawasan koperasi.
Lanjutan...
1. Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola oleh koperasi di daerah reguler dan
daerah tertinggal, perbatasan dan pasca bencana
Tujuan Sasaran Manfaat Permasalahan Rekomendasi/Tindak Lanjut
1. Memenuhi ketersediaan sarana pemasaran yang layak guna meningkatkan akses pasar dan memperkuat jaringan pemasaran produk koperasi dan/atau usaha mikro dan kecil sebagai anggotanya;
2. Meningkatkan kualitas sarana pemasaran yang dikelola koperasi dalam rangka mengatasi kesulitan ekonomi terutama kendala kapasitas usaha dan keterbatasan modal, serta meningkatkan akses pasar dan memperkuat jaringan pemasaran usaha koperasi dan anggotanya; dan 3. Memacu penumbuhan usaha koperasi
dan atau usaha mikro dan kecil sebagai anggota koperasi dalam rangka mendukung penumbuhan kesempatan kerja dan
penanggulangan kemiskinan, mendorong pengembangan daerah perbatasan, daerah tertinggal dan pasca bencana serta mendukung upaya peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
1. Pembangunan ekonomi di sektor riil yang melibatkan masyarakat,
pedagang, distributor dan produsen;
2. Menciptakan pasar rakyat yang dikelola oleh koperasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
1. Memberikan tempat transaksi yang layak, sehat dan manusiawi pada pedagang pasar; 2. Diindikasikan adanya peningkatan pendapatan para pedagang ; 3. Memudahkan bagi masyarakat dalam proses jual beli dengan nyaman; 4. Adanya indikasi
penyerapan tenaga kerja khususnya tenaga kerja informal.
1. Sulitnya koordinasi dengan Dinas yang membidangi koperasi dan UKM Propinsi dan Kab./Kota dikarenakan sering terjadi mutasi pejabat di daerah; 2. Sulitnya akses
komunikasi dengan pengurus koperasi yang berada di daerah terpencil;
3. Sinergitas antar
stakeholder K/L lainnya belum maksimal; 4. Proses di ULP agar lebih
diperhatikan karena proses pelelangan dapat menyebabkan
pengerjaan fisik mundur antara 1-3 bulan.
1. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak untuk mempercepat keberhasilan program revitalisasi pasar terutama tekait lokasi harus Clean and Clear; 2. Sosialisasi program lebih
intensif melalui
pertemuan-pertemuan lintas sektor dan
pemerintah daerah serta pelaku UKM;
3. Adanya konsep terpadu sehingga tidak hanya pembangunan fisik saja tetapi juga
pendampingan pada koperasi pengelola pasar.
HASIL EVALUASI
TUGAS PEMBANTUAN
Lanjutan...
2. Pembangunan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM
Tujuan Sasaran Manfaat Permasalahan Rekomendasi/Tindak Lanjut
Memberikan layanan jasa non finansial sebagai solusi atas permasalahan KUMKM dalam rangka meningkatkan
produktivitas, nilai tambah, kualitas kerja dan daya saing KUMKM melalui pendampingan bidang kelembagaan, SDM, produksi, pembiayaan dan pemasaran di wilayah Provinsi/Kab/Kota. 1. Meningkatnya kualitas kerja KUMKM; 2. Meningkatnya kompetensi SDM KUMKM; 3. Meningkatnya produktivitas potensi unggulan daerah yang dikembangkan oleh KUMKM;
4. Meningkatnya akses pembiayaan KUMKM melalui lembaga keuangan bank dan non bank;
5. Meningkatnya daya saing KUMKM; dan 6. Meningkatnya
jaringan usaha dan kemitraan KUMKM. Dengan keberadaan PLUT KUMKM diindikasikan adanya peningkatan kapasitas dan kemandirian KUMKM melalui penyediaan jasa non finansial yang menyeluruh, terintegrasi dan bersifat stimulus dalam rangka pencapaian UKM naik kelas.
1. Sesuai dengan juknis yang ditetapkan bahwa bantuan operasional PLUT max. 3 tahun. Namun dalam pelaksanaan banyak daerah yang tidak mengalokasikan APBD nya untuk operasional PLUT sehingga APBN tergerus untuk menutupi kekurangan tersebut. Hal ini mengakibatkan pengurangan pembangunan PLUT;
2. Banyaknya permasalahan hukum
pelaksanaan pembangunan PLUT contohnya di Papua;
3. Kapasitas pendamping PLUT tidak merata dikarenakan minimnya anggaran;
4. Pemahaman daerah melihat kegiatan ini hanya berupa pembangunan fisik, bukan melihat PLUT sebagai “klik bisnis
professional”;
5. Fungsi PLUT belum optimal dikarenakan belum dapat bersinergi dengan satker di daerah;
6. Belum adanya PLUT nasional sebagai acuan PLUT daerah;
7. Pembangunan fisik tidak didahului oleh penyiapan tenaga pendamping terampil sehingga manfaat dari PLUT ini kurang maksimal.
1. Penanggung jawab kegiatan perlu menegaskan kembali komitmen daerah penerima PLUT untuk memenuhi juknis yang telah ditetapkan; 2. Dalam penentuan lokasi
harus Clean and Clear dan teliti untuk menghindari permasalahan hukum dikemudian hari; 3. Perlu adanya pelatihan
secara kontinyu kepada pendamping baik yang dialokasikan melalui APBN maupun APBD;
4. Daerah yang diusulkan untuk mendapat PLUT diminta untuk menyiapkan dahulu tenaga pendamping yang terampil;
5. Kedepannya lebih fokus untuk penciptaan PLUT mandiri dalam rangka memenuhi target yang di tetapkan di RPJMN.
Lanjutan...
3. Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Tujuan
Sasaran
Manfaat
Permasalahan
Rekomendasi/Tindak
Lanjut
1. Memberikan
kesempatan
berusaha bagi PKL
melalui penetapan
lokasi sesuai
dengan
peruntukannya;
2. Menumbuhkan
dan
mengembangkan
kemampuan usaha
PKL menjadi usaha
ekonomi mikro
yang tangguh dan
mandiri;
3. Mewujudkan kota
yang bersih, indah,
tertib dan aman.
1. Memberikan
kepastian lokasi
berusaha dalam
rangka
menumbuhkemban
gkan kemampuan
usaha PKL;
2. Mewujudkan tata
kota yang bersih,
indah dan ramah
bagi usaha mikro.
1. Tersedianya sarana usaha dan
promosi bagi PKL dalam
mengembangkan usahanya;
2. Adanya indikasi penyerapan
tenaga kerja khususnya tenaga
kerja informal;
3. Diindikasikan bahwa kawasan
akan menjadi tertata karena
PKL telah dibina dan berjualan
di lokasi yang telah ditentukan;
4. Menambah Pendapatan Asli
Daerah (PAD);
5. Pertumbuhan volume omset
(dari 28 koperasi yang telah di
monitoring) diperoleh
rata-rata sebesar 30,22%.
1. Banyaknya permintaan tidak
sesuai dengan anggaran yang
tersedia;
2. Masih terdapat daerah yang
tidak pro terhadap PKL dan
menganggap PKL merupakan
“benalu” yang harus di
bersihkan;
3. Pelaksanaan penataan PKL belum
didukung dengan program
penunjang seperti
pendampingan bagi pengelola
PKL.
Adanya pelatihan dan
pendampingan bagi
PKL.
NO. PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS TARGET 5 TAHUN TAHUN CAPAIAN TARGET 2015 S.D 2018 SELISIH TAHUN 2019 SATUAN 2015 2016 2017 2018
1 Usaha mikro yang didampingi untuk mengakses dan mengelola Kredit Usaha Rakyat (KUR)
137,600 27,520 15,875 5,842 15,000 64,273 73,363 UMi
2 Revitalisasi pasar tradisional yang dikelola oleh koperasi
860 44 63 40 23 170 690 Unit
3 Revitalisasi pasar pasar tradisional yang dikelola oleh koperasi (Perbatasan, Tertinggal dan Pasca Bencana)
215 20 20 11 25 76 139 Unit
4 UKM dan Koperasi yang difasilitasi untuk menerapkan HaKI, standardisasi mutu dan kemasan/identitas produk, praktek produksi yang baik dan sertifikasi produk
10,000 3,654 1,352 2,025 2,500 9,531 469 UMKM
5 Pembangunan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM
270 - 7 2 5 14 256 Unit
6 Pelatihan kewirausahaan 54,036 3,270 6,400 7,670 4,850 22,190 31,846 Orang 7 Wirausaha Pemula yang di dukung Modal Awal Usaha 25,000 8,362 - 1,200 1,831 11,393 13,607 Orang 8 Pedagang skala mikro informal / pedagang kaki lima
yang difasilitasi penataan lokasi dan promosi
11,700 1,050 - 300 1,000 2,350 9,350 Umi
9 Sosialisasi dan Fasilitasi Akta Pendirian Koperasi berasal dari Pengusaha Mikro
20,000 522 494 517 1,100 2,139 17,861 Akta
CAPAIAN TARGET PROGRAM/KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2015 S.D 2019
Keterangan:
1. Capaian tahun 2015 dan 2016 berdasarkan realisasi target RKP;
2. Revitalisasi pasar tradisional yang dikelola oleh koperasi pada tahun 2017 tidak terlaksanan sebanyak 3 unit; 3. Tahun 2018 berdasarkan alokasi Pagu Anggaran (dokumen RKP);
4. Akta Koperasi Tahun 2017 terdapat pengembalian sebanyak 19 Akta.
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI
1 Pertumbuhan Kontribusi UMKM dan Koperasi
dalam Pembentukan PDB Persen 5,89 6,50-7,50 7,71 *) 6,50-7,50 7,34
**) 6,50-7,50 8,66 ***) Rata-rata
6,50-7,50%/tahun
2 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja UMKM Persen 6,03 4,00-5,50 7,96 *) 4,00-5,50 7,39 **) 4,00-5,50 4,93 ***) Rata-rata 4,00-5,50%/tahun
3,57 ***)
7 Jumlah UMKM dan Koperasi yang menerapkan
Standarisasi Mutu dan Sertifikasi Produk UMKM 827 2.500 3.654 1.315 1.352 2.025 2.025 10.000 UMKM 8
Penambahan 1 Juta Wirausaha Baru (Kementerian Koperasi mendapat target penumbuhan 50.000 Wirausaha Baru)
Orang 10.000 46.493,00 10.000 13.440 10.000 19.385 50.000 orang 9 Partisipasi Anggota Koperasi dalam Permodalan Persen 52,73 55,00 58,84 55,00 51,43 55,00 50,96 **) 55,00
10 Pertumbuhan Jumlah Anggota Koperasi Persen 3,36 7,50-10,00 3,67 7,50-10,00 2,28 7,50-10,00 35,08 **) Rata-rata 7,50-10,00%/tahun
11 Pertumbuhan Volume Usaha Koperasi Persen 51,18 15,15-18,00 40,18 15,15-18,00 28,66 15,15-18,00 37,09 **) Rata-rata 15,50-18,00%/tahun
Keterangan:
1) Indikator 1, 2, 3, 4, 5 bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah dan data tahun 2016 dan 2017 masih menggunakan baseline UMKM tahun 2006 dan untuk finalisasi menunggu hasil pengolahan SE tahun 2016.
2) Indikator 6 sumber dari data Bank Indonesia (BI).
3) Indikator 7 dan 8 sumber dari data Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran dan Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
4) Indikator 9, 10 dan 11 bersumber dari data Kementerian Koperasi dan UKM dan Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi/D.I/Kabupaten/Kota diolah. *) Data Sementara
**) Data Sangat Sementara ***) Data Sangat-sangat Sementara
22,00
25,74 23,50 25,94 25,00 6 Proporsi UMKM yang mengakses Pembiayaan
Formal Persen 21,64 21,00 22,60
7,72 *) 5,00-7,00 8,61 **) 5,00-7,00 8,78 ***) Rata-rata 5,00-7,00%/tahun
5,77 *) 8,50-10,50 7,97 **) 8,50-10,50 Rata-rata 8,50-10,50%/tahun
5 Pertumbuhan Produktivitas UMKM Persen 6,74 5,00-7,00
5,00-7,00 3,49 **) 5,00-7,00 3,59 ***) Rata-rata 5,00-7,00%/tahun
4 Pertumbuhan Kontribusi UMKM dan Koperasi
dalam Investasi Persen 13,71 8,50-10,50 3 Pertumbuhan Kontribusi UMKM dan Koperasi
dalam Ekspor Non Migas Persen 9,29 5,00-7,00 2,12 *)
NO. INDIKATOR SATUAN
TAHUN 2014 (BASELINE)
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
TARGET TAHUN 2015-2019
TARGET DAN REALISASI SASARAN KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING UMKM DAN KOPERASI
TAHUN 2015 - 2019
Sumber : Bagian Data, Kementerian Koperasi dan UKM
II.
PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN STRATEGIS
TAHUN 2018
POLA PEMBIAYAAN BIDANG KOPERASI DAN UMKM
TAHUN 2018
TUGAS PEMBANTUAN
Revitalisasi Pasar :
1. Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi daerah tertinggal, perbatasan, dan pasca bencana sebanyak 25 unit;
2. Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi (reguler) sebanyak 26 unit.
Penataan PKL :
Penataan pedagang kaki lima 1.000 PKL.
Pusat Layanan Usaha Terpadu KUMKM :
Saran dan prasarana layanan usaha terpadu sebanyak 5 unit.
BANTUAN PEMERINTAH
Wirausaha Pemula :
Wirausaha pemula yang didukung modal awal usaha sebanyak 1.831 orang.
Pasca Bencana :
Bantuan Pemulihan Usaha KUKM Pasca Bencana sebanyak 50 KUKM.
Akta Pendirian Koperasi :
Sosialisasi dan fasilitasi akta pendirian koperasi berasal dari pengusaha mikro sebanyak 1.100 akta. DEKONSENTRASI Dukungan pemberdayaan di daerah : 1. Petugas penyuluh koperasi lapangan (PPKL) sebanyak 1.035 PPKL; 2. Operasional PLUT sebanyak 56 unit; 3. Perencanaan program Kementerian Koperasi dan UKM sebanyak 34 provinsi;
4. Fasilitasi promosi sebanyak 34 provinsi; 5. Monitoring dan evaluasi
kegiatan strategis sebanyak 34 provinsi; 6. Pengembangan data KUMKM sebanyak 34 provinsi; 7. Satuan tugas pengawasan koperasi sebanyak 1.412 orang.
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK
Peningkatan Usaha Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah :
Pelatihan dan pendampingan bagi koperasi dan usaha kecil, dan menengah sebanyak 34 provinsi.
Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2018 akan melaksanakan Program
Prioritas Utamanya pada Reformasi Total Koperasi melalui Pengembangan
Kewirausahaan, dengan fokus kegiatannya, antara lain:
Pelatihan atau Bimbingan Teknis bagi para wirausaha pemula
Fasilitasi Permodalan bagi para Wirausaha Pemula
Fasilitasi Pinjaman Dana Bergulir Bagi Para Wirausaha Muda melalui LPDB KUMKM
Fasilitasi Promosi dan Pameran bagi Produk yang dikelola oleh Pelaku Usaha bagi
para Wirausaha Pemula berbasis IT (technopreneur)
Fasilitasi Hak Cipta dan Hak Merek serta IUMK bagi para Wirausaha Pemula
PRIORITAS TAHUN 2018
1. Penataan Data Koperasi dan UMKM dengan bersinergi
dengan K/L Pusat dan Pemerintah Daerah serta stake holder
melalui Online Data Base System (ODS) dengan pemberian
Nomor Induk Koperasi (NIK) bagi Koperasi Aktif dan
melaksanakan RAT sesuai dengan peraturan perundangan;
2. Program Pembebasan Biaya Pembuatan Akta Koperasi bagi
usaha mikro dalam rangka memberikan legalitas, kepastian
hukum, bekerjasama dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI);
3. Pendampingan bagi Kelompok usaha bersama (Pra Koperasi)
untuk membentuk koperasi;
4. Petugas penyuluh Koperasi Lapangan.
Bidang
Kelembagaan
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2018
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
1. Pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR);
2. Pengelolaan Dana Bergulir bagi KUMKM. Penurunan suku
bunga dana bergulir LPDB-KUMKM untuk sektor riil turun
dari 6% menjadi 4,5% pertahun atau 0,18% perbulan, dan
untuk KSP turun dari 9% menjadi 8% pertahun atau 0,3%
perbulan;
3. Start-up capital bagi wirausaha baru;
4. Pendampingan sertifikasi tanah bagi KUMKM;
Bidang
Pembiayaan
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2018
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
1. Revitalisasi Pasar Rakyat yang dikelola oleh koperasi
termasuk di daerah tertinggal, perbatasan dan pasca
bencana;
2. Penataan Lokasi dan Sarana Usaha Bagi Pedagang Skala
Mikro Informal/Pedagang Kaki Lima;
3. Fasilitasi Promosi Dalam dan Luar Negeri;
4. Membangun UKM Entrepreneur yang Produktif dan Kreatif
melalui Gallery Indonesia WOW;
5. Fasilitasi Standardisasi dan Mutu Produk, Merek dan
Sertifikasi (Halal, SNI, HKI, Keamanan Pangan dan Obat,
SVLK, ISO, dll) dalam rangka mendorong produktivitas
usaha dan melindungi kreativitas UKM;
6. Fasilitasi Penerapan E-Commerce;
Bidang
Produksi &
Pemasaran
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2018
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
1. Sarana Prasarana Pusat Layanan Usaha Terpadu
(PLUT)-KUMKM;
2. Operasional PLUT-KUMKM;
3. Fasilitasi Penanganan Dampak Bencana Bagi KUMKM;
4. Fasilitasi Kemitraan Produksi dan Pemasaran Bagi
KUMKM;
1. Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha;
2. Pelatihan Perkoperasian;
3. Pelatihan Vocational Bagi SDM KUMKM;
4. Pengembangan Standardisasi dan Sertifikasi SDM KUKM;
Bidang
Restrukturisasi
Usaha
Bidang
Pengembangan
SDM
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2018
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2018
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
1. Penilaian kualitas dan kesehatan kelembagaan dan usaha
koperasi;
2. Penerapan Kepatuhan Koperasi;
3. Pemeriksaan Kelembagaan Koperasi;
4. Pemeriksaan Usaha Simpan Pinjam.
Bidang
Pengawasan
III. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN STRATEGIS TAHUN
2018
21
KERANGKA PEMBERDAYAAN KUMKM DALAM
RPJPN 2005-2025 (UU NO. 17/2007)
Bangsa yang
berdaya saing
Pengembangan usaha
kecil dan menengah
(UKM) yang berbasis iptek
dan berdaya saing
MISI RPJPN
2005-2025
ARAH KEBIJAKAN RPJPN
2005-2025
Koperasi:
Meningkatkan
posisi tawar
dan efisiensi kolektif para
anggotanya
SASARAN
Pertumbuhan
Ekonomi
Pengurangan
Kesenjangan
Pemberdayaan usaha
mikro:
Meningkatkan pendapatan
masyarakat
berpendapatan
rendah
Pemerataan
pembangunan
dan berkeadilan
Eko
nomi
K
etimpa
ng
an
22
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
(Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015-2019)
ARAH KEBIJAKAN
• Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi sehingga
mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan
skala yang lebih besar (“naik kelas” atau scaling-up)
dalam rangka untuk mendukung kemandirian perekonomian
nasional
STRATEGI
• Peningkatan kualitas sumber daya manusia;
• Peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema
pembiayaan;
• Peningkatan
nilai
tambah
produk
dan
jangkauan
pemasaran;
• Penguatan kelembagaan usaha; dan
• Peningkatan kemudahan, kepastian dan perlindungan
usaha.
Tema dan Prioritas Nasional RKP 2019
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2019
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
1. Program Pembebasan Biaya Pembuatan Akta Koperasi bagi usaha
mikro dalam rangka memberikan legalitas, kepastian hukum,
bekerjasama dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI);
2. Penambahan
Petugas
Penyuluh
Koperasi
Lapangan
(Prioritas Nasional);
3. Pendampingan bagi Kelompok usaha bersama pra koperasi untuk
membentuk koperasi (Prioritas Nasional).
Bidang
Kelembagaan
1. Pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Prioritas Nasional);
2. Pengelolaan Dana Bergulir bagi KUMKM. Penurunan suku bunga dana
bergulir LPDB-KUMKM untuk sektor riil turun dari 6% menjadi 4,5%
per tahun atau 0,18% per bulan, dan untuk KSP turun dari 9%
menjadi 8% per tahun atau 0,3% per bulan;
3. Start-up capital bagi wirausaha pemula (Prioritas Nasional);
4. Pendampingan sertifikasi tanah bagi KUMKM (Prioritas Nasional).
Bidang
Pembiayaan
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2019
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
1. Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola oleh koperasi termasuk di
daerah
tertinggal,
perbatasan
dan
pasca
bencana
(Prioritas Nasional);
2. Penataan lokasi dan sarana usaha bagi pedagang skala mikro
informal/pedagang kaki lima (Prioritas Nasional);
3. Fasilitasi promosi dalam dan luar negeri (Prioritas Nasional);
4. Fasilitasi standardisasi dan mutu produk, merek dan sertifikasi
(Halal, SNI, HKI, Keamanan Pangan dan Obat, SVLK, ISO, dll) dalam
rangka mendorong produktivitas usaha dan melindungi kreativitas
UKM (Prioritas Nasional);
5. Fasilitasi Penerapan e-commerce (Prioritas Nasional).
Bidang
Produksi &
Pemasaran
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2019
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
1. Sarana
prasarana
Pusat
Layanan
Usaha
Terpadu
(PLUT)
(Prioritas Nasional);
2. Fasilitasi
penanganan
dampak
bencana
bagi
KUMKM
(Prioritas Nasional);
3. Pengembangan
Kemitraan
dan
Kerjasama
Investasi
(Prioritas Nasional);
Bidang
Restrukturisasi
Usaha
1. Pengembangan Kewirausahaan (Prioritas Nasional);
2. Standardisasi dan Sertifikasi SDM KUKM (Prioritas Nasional);
3. Fasilitasi inkubator bisnis dan teknologi (Prioritas Nasional)
4. Peningkatan Kualitas SDM Koperasi dan UMKM melalui Pelatihan
Perkoperasian, Pelatihan Perkoperasian Syariah dan Pelatihan
Vocational (Prioritas Nasional).
Bidang
Pengembangan
SDM
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2019
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
1. Penilaian kualitas dan kesehatan kelembagaan dan usaha
koperasi;
2. Penerapan Kepatuhan Koperasi;
3. Pemeriksaan Kelembagaan Koperasi;
4. Pemeriksaan Usaha Simpan Pinjam.
Bidang
Pengawasan
1. Fasilitasi promosi dan pemasaran produk KUKM;
2. Trading house koperasi dan UMKM (Prioritas Nasional);
3. Membangun UKM entrepreneur yang produktif dan
kreatif melalui Gallery Indonesia WOW.
LLP
KUKM
T
ERIMA
K
ASIH
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM
BIRO PERENCANAAN
JL. H.R RASUNA SAID, KAV 3-4 JAKARTA SELATAN, 12940
POTENSI EKONOMI INDONESIA
Rp.12.406 Trilyun
PDB Nasional
261,89 Juta
Penduduk
Rp.852 Trilyun
PDB Ekonomi Kreatif
Rp.337 Trilyun
Pasar E-Commerce
132 Juta
Pengguna Internet
Rp.1.668 Trilyun
PDB Pertanian
Rp.893 Trilyun
PDB Pertambangan
Tahun 2020
Bonus Demografi
Pertumbuhan ekonomi 2017 + 5,2%
KINERJA PEMBANGUNAN EKONOMI: KUALITAS
PERTUMBUHAN MEMBAIK
Ketimpangan (Rasio Gini)
0.360 0.350 0.370 0.380 0.410 0.410 0.413 0.406 0.408 0.394 2 00 7 2 00 8 2 00 9 2 01 0 2 01 1 2 01 2 2 01 3 2 01 4 2 01 5 2 01 6 Kemiskinan (%) 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 12.0 11.4 11.3 11.2 10.7 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13 20 14 20 15 20 16 Pengangguran (%) 9.11 8.39 7.87 7.14 7.48 6.13 6.17 5.94 6.18 5.61 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13 20 14 20 15 20 16 5,2
Gelombang
Pertama
Gelombang
Kedua
Gelombang
Ketiga
Gelombang dimana
tahapan manusia ditandai
dengan peradaban Agraris
dan pemanfaatan energi
terbarukan (8.000 SM –
1.700)
Ditandai dengan
munculnya revolusi
Industri
Peradaban yang didukung dengan
kemajuan teknologi informasi,
pengolahan data, penerbangan,
aplikasi luar angkasa,
bioteknologi, dan komputer
PERADABAN MANUSIA :
PERADABAN MANUSIA :
Ekonomi
Pertanian
Ekonomi
Industri
Ekonomi
Informasi
Pergeseran Paradigma
Orientasi Ekonomi
Ekonomi
Kreatif/
Inovatif
∆ POLA PIKIR
NOT JUST FUNCTION BUT ALSO . . . DESIGN
NOT JUST ARGUMENT BUT ALSO . . . STORY
NOT JUST FOCUS BUT ALSO . . . SYMPHONY
NOT JUST LOGIC BUT ALSO . . . EMPATHY
NOT JUST SERIOUSNESS BUT ALSO . . . PLAY
NOT JUST ACCUMULATION BUT ALSO . . . MEANING
TEKNOLOGI,
bisa
dikatakan
memfasilitasi
mobilitas informasi dari satu tempat
ke tempat lain secara lebih cepat.
TRANSPORTASI
terkait dengan mobilitas barang dari
satu tempat ke tempat lain. Revolusi
di
bidang
ini
ditandai
dengan
berkembangnya
kemampuan
container untuk mengangkut barang
dalam kapasitas yang semakin besar.
TRAVEL
Mobilitas manusia dari satu tempat
ke tempat lain. Revolusi di bidang ini
ditandai dengan era tiket murah
untuk berbagai sarana angkutan baik
darat, laut maupun udara.
Triple T
Revolution
Dalam bukunya yang fenomenal,
The World is Flat, Friedman
menyatakan bahwa dunia semula
terpisahkan oleh jarak sekarang
telah ter-CONNECT!.
Dalam
makalahnya,
beliau
mengangkat
suatu
fenomena
yang
disebutnya
"Triple-T
Revolution",
yang
menjadikan
jarak (distance), lokasi (location),
serta waktu (time) menjadi isu
yang semakin tidak relevan.
Syariah
5.648unit 23,98%Konvensional
17.903 unit 76,90%PRODUSEN
27.179 unit
17,98%
Ada USP 11.924 unit 21,30%Tidak Ada USP 15.255 unit 10,09%
PEMASARAN
3.091 unit
2,04%
Ada USP 1.356 unit 2,42%Tidak Ada USP 1.735 unit 1,15%
KONSUMEN
94.332 unit
62,40%
Ada USP 41.385 unit 73,91%Tidak Ada USP 52.947unit 35,02%
JASA
3.025 unit
2,00%
Ada USP 1.327 unit 2,37%Tidak Ada USP 1.698 unit
1,12%
Sumber: Database Kementerian Koperasi dan UKM yang diolah berdasarkan data ODS per 31 Desember 2017
JUMLAH KOPERASI
152.714
unit
KSP
23.551 unit
15,58%
NON KSP
127.627 unit
84,42%
TOTAL USP 55.992 unit 37,04 % TOTAL KSP 23.7551 unit 15,58 %TOTAL KSP DAN USP
79.543 unit
52,62%
KONDISI EXISTING UMKM + UB
Sumber : Data Kementerian KUKM Didasarkan pada Perhitungan BPS 2016
PONDASI :
USAH KECIL: 684.196 Unit/(1,15%) USAHA MIKRO :58.943.768/ (98,74%) PILAR : USAHA MENENGAH ± 59.772 Unit (0,10%)
ATAP:
USAHA BESAR
± 5.969 Unit (0,01%)
USAHA MIKRO DAN KECIL
ADALAH PONDASI PEREKONOMIAN NASIONAL
PELAKU
USAHA
Usaha Besar
Omzet/tahun lebih dari Rp 50 Miliar
Asset lebih dari 10 Miliar
Omzet/tahun Rp 2,5 Miliar s.d. Rp 50 Miliar Asset Rp. 500 juta s.d. Rp 10 Miliar
Usaha Kecil
Omzet/tahun Rp 300 Juta s.dRp 2,5 Miliar Asset Rp. 50 juta s.d. Rp 500 Juta
Usaha Mikro
Omzet/tahun s.d.Rp 300 Juta Asset s.d. Rp. 50 jutaKontribusi UMKM
:
1.PDB : 62,57% 2.T. Kerja : 96,50% 3.Ekspor Non Migas : 16,45% (Data BPS 2016)UUD 1945
1. UU. Nomor 25 Tahun 1992
Tentang Perkoperasian
(Dalam Proses Penggantian)
2. UU Nomor 9 Tahun 1992 Tentang
Pasar Modal
3. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan
4. UU Nomor 20 Tahun 2008
Tentang UMKM
5. UU No. 21 Tahun 2011 Tentang
OJK
6. UU No. 1 Tahun 2016 Tentang
Penjaminan
1 Peraturan Pemerintah
1.1 PP No. 09 Tahun 1995 Tentang KSP
1.2 PP No. 33 Tahun 1998 Tentang Modal
Penyertaan pada Koperasi
1.3 PP No. 17 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan
UU UMKM
2. Peraturan Presiden
2.1 Perpres Nomor 59 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
3. Peraturan Menteri
3.1
Permenko Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat4. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM
4.1.1 Permenkop No. 10 Tahun 2015 Tentang
Kelembagaan Koperasi
4.1.2 Permenkop No. 11 Tahun 2015 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemupukan Modal
Penyertaan Pada Koperasi
4.1.3 Permenkop No. 15 Tahun 2015 Tentang
Usaha Simpan Pinjam Konvensional
4.1.4 Permenkop No. 16 Tahun 2015 Tentang
Usaha Simpan Pinjam Syariah
NILAI DASAR
NILAI INSTRUMEN
NILAI PRAKSIS
EKONOMI KERAKYATAN
Pelaku
UMKM
DIKLAT BIMTEK PENDAMPINGANEKONOMI LIBERAL
PELAKU USAHA
MENENGAH & BESAR
Koperasi Sebagai Alat Perjuangan
• Bank (Kredit Usaha Rakyat/KUR) • Dana Bergulir dari LPDB-KUMKM
• Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (penguatan UMKM) melalui program Kementerian/Lembaga terkait • Dana Bergulir dari LPDB-KUMKM
• PNM-PROGRAM MEKAR (Sistem Tanggung Renteng Usaha Mikro Perempuan)
• Program Pemberdayaan Usaha Mikro • Bantuan Pemerintah/ Bansos
Program Perlindungan Sosial (Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat/PNPM)
• Program Pemberdayaan Sosial • Program Pemberdayaan Masyarakat
Sangat Miskin USAHA BESAR ± 4.987 (0.01%) USAHA MENENGAH ± 59.263 (0.10%)
USAHA
KECIL
± 716.896 (1.20%)USAHA
MIKRO
± 58.92 Juta
(98.68%)
Sangat Miskin
Miskin
NOT FEASIBLE BUSINESS AND UNBANKABLE Orang Miskin ± 27,77 juta penduduk (10,64%) (Badan Pusat Statistik, Maret 2017)FEASIBLE TO GO PUBLIC • Pasar Modal
• Bank
• Sumber Lain Bersifat Komersial
FEASIBLE BUSINESS AND UNBANKABLE
FEASIBLE BUSINESS AND BANKABLE
Total :*) ± 41.24 Juta (70%) Total :*) ± 17.67 Juta (30%) Total:*) ± 286.76 Ribu (40%) Total:*) ± 430.14 Ribu (60%) Total:*) ± 53.34 Ribu (90%)
Sumber : Data Kementerian KUKM bersama BPS 2017, diolah
± 4.8 Ribu (10%) CLUSTER 1 CLUSTER 3 CLUSTER 4 CLUSTER 5 CLUSTER 6 SKEMA KEUANGAN KONDISI EXISTING CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER 4 CLUSTER 5 CLUSTER 6
POLA PENDEKATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
SOCIAL
DEVELOPMENT
(SD)
SOCIAL ECONOMIC
DEVELOPMENT
(SED)
Kategori :
Fully Subsidized
(Subsisidi Penuh) ,
Bantuan Sosial/Bansos
Total
Sifat Pendekatan :
cash transfer dan
JPS/Social Safety Net.
Kategori:
Semi subsidi (subsidi
bersyarat).
Sifat Pendekatan
Penyemaian,
Penumbuhan, dan
Pengembangan
KIP,KIS, KKS
dan
Program
BOS dan
Raskin
Dana Bergulir,
PKBL, Program
Bantuan
Sosial/
Pemerintah,
KUR, dan KITE
KATEGORI/SIFAT
PROGRAM/
KEGIATAN
PELAKSANA
K/L
Kemenkes, Kemensos, Kemendikdas, Kemndikti & Ristek Kemkop & UKM, Kemndagri, Kemenkum Ham, Kemntan, Kemenperin, Kemenaker, Kemenhut & LH, Kemneg BUMN, Kemendag ECONOMIC DEVELOPMENT (ED) NO SUBSIDY BUDGET KEMANDIRIAN