COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting Volume 7 Nomor 1, Juli-Desember 2023
e-ISSN : 2597-5234
57
ANALYSIS OF FINANCIAL RATIOS IN INFLUENCE PROFIT GROWTH IN MANUFACTURING COMPANIES IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Indah Novi Wardyani1*, Sholikha Oktavi Khalifaturofiah2
Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya1,2 [email protected]1, [email protected]2
ABSTRACT
This researcher aims to determine Profitability which is influenced by Liquidity, Solvability and Activity. This research uses a quantitative approach to data collection using secondary data. The type of data used in this study uses panel data. The population in this study are companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for 2017-2021. The sampling technique used is Non-Probability Sampling. The data analysis technique used in this research is using descriptive statistical analysis and classical assumption test analysis to examine the effect of more than one independent variable on the dependent variable. The profitability variable does not have a significant effect on profit growth and also liquidity does not have a significant effect on the company's profit growth however, solvency which has a significant positive effect on profit growth and also on the activity variable as measured by the Total Asset Turnover ratio does not have a significant effect on the profit growth of Sub- Manufacturing Companies The Food and Beverage Sector listed on the IDX 2017-2021.
Keywords: Profitability, Solvency, Liquidity, Activity ABSTRAK
Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui Profitabilitas yang dipengaruhi oleh Likuditas, Solvabilitas dan Aktivitas.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan data sekunder. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data panel, Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2021.Teknik Sampling yang digunakan yaitu Non Probability Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis uji asumsi klasik untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba dan juga likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Perusahaan namun, solvabilitas yang berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba dan juga pada Variabel aktivitas yang diukur dengan rasio Total Asset Turnover tidak berpengaruh signofikan terhadap pertumbuhan laba Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.
Kata kunci : Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Aktivitas PENDAHULUAN
Laba sangat penting bagi sebuah perusahaan. Laba yang diperoleh akan digunakan oleh perusahaan dalam berbagai macam kepentingan yang meliputi peningkatan kesejahteraan perusahaan.
Meningkatkan kesejahteraan perusahaan, manajemen perusahaan menentukan target laba pada setiap periode. Hal ini dirasa cukup penting karena akan menjadi salah satu ukuran kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
58
Laba digunakan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja perusahaan.
Selain menggambarkan keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan operasional, laba juga berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Laba dapat pula dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi bagi para investor, pertumbuhan laba yang terus meningkat akan meningkatkan kepercayaan investor pada perusahaan.
Laba yang diperoleh berperan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. dalam memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional. Tentunya dari kegiatan operasional tersebut perusahaan akan mengharapkan laba setiap periode waktu, namun dalam perjalanannya laba perusahaan tidak selalu konsisten, terkadang juga mengalami penurunan.
Perusahaan yang memiliki rasio pertumbuhan laba yang baik, maka perusahaan tersebut dapat dinyatakan memiliki kondisi keuangan yang baik pula.
Dampak dari perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang baik akan mendukung peningkatan nilai usaha perusahaan. Selain itu, pertumbuhan laba perusahaan digunakan sebagai memantau kinerja dan perkembangan perusahaan serta melihat prospek perusahaan di masa depan.
Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba diantaranya adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan menjadi faktor utama dalam menilai keseluruhan dari kinerja perusahaan itu sendiri, yang mana penilaian dilihat melalui jumlah aset, utang, likuiditas, dan lainya. Kinerja dapat dilihat melalui analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan yang akan terjadi pada perusahaan dimasa mendatang, informasi yang dijadikan dalam laporan keuangan perusahaan dapat melihat prospek kinerja dari perusahaan itu sendiri.
Untuk mengetahui serta mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam memperoleh pertumbuhan laba di masa mendatang dapat menggunakan rasio keuangan yang dapat dilihat dari informasi pada laporan keuangan. Menurut Kasmir (2019:104) rasio keuangan adalah aktivitas dalam membandingkan antara angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan tersebut dilakukan dengan antar komponen pada laporan keuangan.
Berdasarkan penelitian oleh Dwi (2020) Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba diantaranya adalah: Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Aktivitas.
Rasio Profitabilitas menurut Sartono (2012:122) adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan terkait dengan penjualan, total aset, dan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang terkait dengan penjualan, aset, debt ekuitas.
Semakin tinggi rasio perusahaan maka akan semakin efisien perusahaan dalam menjalankan operasinya. Berdasarkan penelitian kurniawan (2017) dan Purnomo (2021) menyatakan bahwa GPM berpengaruh positif terhadap petumbuhan laba. Sedangkan penelitian oleh Syahrul (2020) Menunjukkan bahwa GPM berpengaruh negatif terhadap Pertumbuhan Laba.
Rasio selanjutnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba adalah rasio Likuiditas. Menurut Kasmir (2012:129) rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (utang). Apabila semakin besar rasio berarti bahwa semakin likuid perusahaan dalam membayar hutang lancer menggunakan asset lancer. Berdasarkan penelitian Pengaruh variabel Current Rario (X2) terhadap Petumbuhan laba penelitian oleh Huriyah (2021) menujukan bahwa CR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Naumun hasil penelitian berbanding terbalik dengan hal penelitian oleh Dennie
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
59
(2017) dan Melinda (2019) menunjukkan bahwa CR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.
Rasio selanjutnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba adalah rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana asset perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan assetnya.
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban, bailk jangka pendek maupun jangka Panjang.
Berdasarkan penelitian variabel Debt to equity ratio (X3) terhadap pertumbuhan laba dalam penelitian Milansari (2021) dan Dennie (2017) menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Namun, penelitian oleh Sihombing (2018) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.
Rasio terakhir yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba adalah rasio aktivitas. Menurut Kasmir (2012) rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya. Rasio Aktivitas bernilai semakin besar maka maka berarti pengelolaa seluruh asset perusahaan semakin efektif. Berdaskan penelitian Pengaruh variabel Total Asset Turnover (X4) terhadap pertumbuhan laba dalam penelitian Huriyah (2019) menunjukkan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Purnomo (2021) dan Kurniawan (2017) menunjukkan bahwa TATO berpengaruh negatif terhadap Pertumbuhan Laba.
Penelitian ini berfokus pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021. Di Indonesia perusahaan industri makanan dan minuman semakin lama semakin meningkat jumlahnya karena barang konsumsi makanan dan minuman merupakan salah
satu kebutuhan primer manusia selain pakaian dan tempat tinggal, maka dari itu perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman merupakan peluang usaha yang mempunyai prospek yang baik.
Sub sektor makanan dan minuman memiliki pertumbuhan yang paling signifikan diantara sub sektor lainnya, nilai ekspor di sektor ini mencapai hingga 19,58% di tahun 2021. Tidak hanya itu, dikutip dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (kemenperin.go.id) pada triwulan I tahun 2022, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 37,77% dari PDB industri pengolahan nonmigas. Sub sektor industri makanan dan minuman juga mengalami pertumbuhan sebesar 37,5% pada triwulan I tahun 2022 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor makanan dan minuman memiliki kinerja yang baik meski berada dalam tekanan pandemi Covid-19.
Berdasarkan dengan adanya perbedaan hasil dari peneliti terdahulu tersebut. Maka penulis meneliti kembali karena hasil peneliti sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda sehingga perlu penelitian kembali tentang rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.
Peneliti ini bertujuan untuk penelitian lebih lanjut dari temuan-temuan empiris tersebut.
Peneliti ini berbeda dengan peneliti terdahulu karena varibel independen yang digunakan dalam peneliti ini hanya menggunakan Profitabilitas (GPM), Likuditas (CR), Solvabilitas (DER), dan Aktivitas (TATO). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dengan menggunakan laporan keuangan pada periode 2017-2021.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan data sekunder. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data panel
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
60
(gabungan antara data time series dan cross section) Gujarati (2012) yang diambil dalam periode 2017-2021 dengan alat bantu penelitian menggunakan SPSS. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel dependen ialah Pertumbuhan Laba dan variabel dependen profitabilitas (GPM), Likuiditas (CR), Solvabilitas ( DER), Aktivitas (TATO).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2021.Teknik Sampling yang digunakan yaitu Non Probability Sampling. Anggota sampel akan dipilih sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili sifat-sifat populasi Sugiyono (2017). Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2021.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan annual report lengkap pada periode tahun 2017- 2021.
3. Perusahaan yang memiliki data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti tersedia lengkap dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada tahun 2017-2021.
4. Perusahaan yang tidak memiliki Ekuitas negatif pada tahun 2017- 2021.
5. Perusahaan yang menggunakan satuan mata uang rupiah
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis uji asumsi klasik untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Data
1) Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ialah sebuah mekanisme guna menangkap representasi pada sebuah data penelitian. Dalam hal ini
nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum serta nilai minimum merupakan gambaran dari sebuah data. Dimulai dari pengolahan data dan berlanjut uji statistik dengan bantuan software SPSS 25 didapatkan gambaran data pada variabel – variabel yang diuji pada penelitian ini.
Berikut merupakan gambaran dari data tersebut:
Tabel 1. Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Std Deviation GPM 80 0.062 0.738 0.323 0.193 CR 80 0.575 15.822 3.018 3.185 DER 80 0.112 13.551 1.042 1.615 TATO 80 0.236 3.157 1.094 0.596 Pertum
buhan laba
80 -2.449 5.701 0.222 1.132 Valid N
(Listwise) 80
Sumber : Hasil Pengelolahan Data Skunder.2023. .
Hasil analisis deskriptif yang ditunjukkan oleh tabel diatas selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Gross Profit Margin
Pada tabel diatas diketahui bahwa variabel Gross Profit Margin memiliki nilai maksimum sebesar 0,7388 serta nilai minimum sebesar 0,0621. Hal tersebut menunjukkan rentang nilai dari variabel Gross Profit Margin antara 0,0621 hingga 0,7388. Sedangkan pada nilai rata-rata sebesar 0,3231, dengan standard deviasi sebesar 0,1936. Nilai rata-rata lebih besar dibandingkan dengan nilai standard deviasi (0,3231>0,1936) yang berarti data menyebar dengan baik.
Nilai Gross Profit Margin terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk di tahun 2021. Hal tersebut terjadi dikarenakan kinerja penjualan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk mengalami penurunan selama 5 tahun berturut-turut, membuat laba kotor perusahaan juga menurun.
Sementara itu, nilai Gross Profit Margin tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT. Delta Djakarta Tbk di tahun 2017. Hal tersebut dikarenakan di tahun 2017 kinerja
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
61
penjualan PT. Delta Djakarta cukup baik
karena mencapai angka
Rp.777,308,328,000, dengan memperoleh laba kotor sebesar. 574,271,361,000, sehingga kinerja perusahaan dalam memperoleh laba sangat efektif.
2. Current Ratio
Pada tabel diatas diketahui bahwa variabel Current Ratio memiliki nilai maksimum sebesar 15,8223 serta nilai minimum sebesar 0,5750. Hal tersebut menunjukkan rentang nilai dari variabel Current Ratio antara 0,5750 hingga 15,8223. Sedangkan pada nilai rata-rata sebesar 3,0183, dengan standard deviasi sebesar 3,1859. Nilai rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan nilai standard deviasi (3,0183<3,1859) yang berarti data menyebar kurang baik.
Nilai Current Ratio terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk di tahun 2021. Hal tersebut terjadi dikarenakan kewajiban lancar PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk lebih besar dibandingkan asset lancarnya, yakni Rp.405,642,674,924 > 233,247,740,114.
Hal tersebut dampaknya akan membuat PT.
Prasidha Aneka Niaga Tbk kesulitan dalam melakukan pembayaran kewajiban jangka pendeknya dengan asset lancar yang dimiliki perusahaan.
Sementara itu, nilai Current Ratio tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT.
Campina Ice Cream Industry Tbk. di tahun 2017. Hal tersebut dikarenakan di tahun 2017 jumlah asset lancar perusahaan lebih besar dibandingkan dengan kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa PT. Campina Ice Cream Industry Tbk mampu membayarkan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancaranya.
3. Debt to Equity Ratio
Pada tabel diatas diketahui bahwa variabel Debt to Equity Ratio memiliki nilai maksimum sebesar 13,5511 serta nilai minimum sebesar 0,1217. Hal tersebut menunjukkan rentang nilai dari variabel
Debt to Equity Ratio antara 0,1217 hingga 13,5511. Sedangkan pada nilai rata-rata sebesar 1,0422, dengan standard deviasi sebesar 1,6157. Nilai rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan nilai standard deviasi (1,0422<1,6157) yang berarti data menyebar kurang baik.
Nilai Debt to Equity Ratio terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Campina Ice Cream Industry Tbk di tahun 2020. Hal tersebut dikarenakan hutang yang dimiliki oleh perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan seluruh asset yang dimiliki.
Sehingga perusahaan dianggap mampu dalam melunasi hutangnya dengan menggunakan asset yang dimilikinya.
Sementara itu, nilai Debt to Equity Ratio tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT.
Prasidha Aneka Niaga Tbk di tahun 2021.
Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2021 perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah modal yang dimiliki, yakni Rp.660,177,282,573 > Rp.48,717,502,312, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber modal perusahaan hanya bergantung pada pihak luar.
4. Total Asset Turnover
Pada tabel diatas diketahui bahwa variabel Total Asset Turnover memiliki nilai maksimum sebesar 3,1575 serta nilai minimum sebesar 0,2363. Hal tersebut menunjukkan rentang nilai dari variabel Total Asset Turnover antara 0,2363 hingga 3,1575. Sedangkan pada nilai rata-rata sebesar 1,0947, dengan standard deviasi sebesar 0,5960. Nilai rata-rata lebih besar dibandingkan dengan nilai standard deviasi (1,0947>0,5960) yang berarti data menyebar dengan baik.
Nilai Total Asset Turnover terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Tri Banyan Tirta Tbk di tahun 2017. Hal tersebut dikarenakan total asset dimiliki oleh perusahaan lebih besar dibandingkan dengan penjualan bersih perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan terlalu banyak menempatkan dananya dalam bentuk aset dasar.
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
62
Sementara itu, nilai Total Asset Turnover tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. di tahun 2021. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2021 perusahaan memiliki jumlah penjualan bersih yang lebih besar dibandingkan dengan total asset yang dimiliki, yakni Rp.5,359,440,530,374 <
Rp.1,697,387,196,209,. Total assets turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Maka semakin cepat total assets turnover perusahaan semakin besar perolehan laba yang didapat.
5. Pertumbuhan Laba
Pada tabel diatas diketahui bahwa variabel Pertumbuhan Laba memiliki nilai maksimum sebesar 5,7018 serta nilai minimum sebesar -2,4494. Hal tersebut menunjukkan rentang nilai dari variabel Pertumbuhan Laba antara -2,4494 hingga 5,7018. Sedangkan pada nilai rata-rata sebesar 0,2222, dengan standard deviasi sebesar 1,1327. Nilai rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan nilai standard deviasi (0,2222<1,1327) yang berarti data menyebar kurang baik.
Nilai Pertumbuhan Laba terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Tri Banyan Tirta Tbk di tahun 2017. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba masih rendah, sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar laba yang didapat dapat optimal.
Sementara itu, nilai Pertumbuhan Laba tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT.
Sekar Bumi Tbk, di tahun 2020. Hal tersebut mengindikasikan bahwa PT. Sekar Bumi Tbk memiliki kinerja yang baik dalam mendapatkan laba.
2) Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu (residual) memiliki distribusi normal. Untuk itu penelitian ini menggunakan analisis statistik, analisis ini
digunakan untuk mendeteksi apakah dat berdistiribusi normal atau tidak. Dalam Pengambilan keputusan dapat dilihat melalui hasil uji K-S yang mana apabila nilai probabilitas signifikan lebih besar dari 0,5 maka data terdisteibusi secara normal, namun sebaliknya apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusikan secara normal.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
50 Normal
Parameters Mean 0.000000
Std. Deviation 4.0904991 Most Extreme
Differences Absolute 0.109
Positive 0.109
Negative -0.65
Test Statistic 0.109
Asymp Sig(2-tailed) 0.195
a. Test Distribution Is Normal . b. Calculated From Data.
c. Lilliefors Significance Correction Sumber : Hasil Penelitian Data Skunder, 2023.
Hasil uji normalitas yang ditunjukkan pada tabel diatas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. sebesar 0,195.
Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini data berdistribusi dengan normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variable pengganggu pada periode tententu (t) dengan variabel pengganggu pada perode sebelumnya ( t-1). Auto korelasi muncul disebabkan oleh adanya observasi secara berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain Ghozali (2011:110). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi maka dilakukan Uji Durbin-Watson, di mana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin- Watson. Dasar pengambilan keputusan:
1. Angka D-W di bawah -2 ada autokorelasi positif.
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
63
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autorelasi negative.
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
Model R Square Change
Siq, F Change
Durbin- Watson
1. 2.76 0.05 1.718
a. Predictor : (Constant), TATO,CR,DER,GPM b. Dependent Variable : Pertumbuhan Laba.
Sumber : Hasil Penelitian Data Skunder, 202
Dalam pengujian autokorelasi dapat dilihat nilai Durbin – Watson pada tabel diatas yakni 1,718. Nilai tersebut masuk dalam kategori diantara -2 sampai +2, sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian ini tidak terdapat gejala autokorelasi.
c. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Diketahu bahwa model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011:105). Data bebas dari multikolinieritas jika mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan tidak melebihi 10, dan mempunyai angka tolerance mendekati 1.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
Collinearity Statistics
Model Tolerance Vif
GPM 4.80 2.083
CR 5.71 1.751
DER 6.04 1.655
TATO 6.75 1.482
a. Dependent Variable : pertumbuhan laba
Sumber : hasil pengelolahan data skunder, 2023.
Dari tabel diatas diketahui nilai VIF seluruh variabel kurang dari 10, sedangkan nilai Tolerance lebih dari 0,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada variabel bebas.
3) Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab akibat anatara kedua variabel atau meneliti seberapa besar pengaruh Rasio Profitabilitas (GPM), Rasio Likuiditas (CR), Rasio Solvabilitas (DER), dan Rasio Likuiditas (TATO) terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
Tabel 5. Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Cofficients
Model B Std error
(Constant) -0.861 0.617
GPM 0.379 0.554
CR 0.081 0.119
DER 0.552 0.159
TATO 0.677 0.336
a. Dependent Variable : Pertumbuhan Laba.
Sumber : Hasil Penelitian Data Skunder, 2023
Berdasarkan pada tabel diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = -0,861 + 0,379GPM + 0,081CR + 0,552DER + 0,677TATO + e
Selanjutnya persamaan yang terbentuk akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar -0,861 menunjukkan bahwa apabila variabel bebas nilainya 0 (nol), maka variabel terikat nilainya -0,861. Hal ini menjelaskan apabila variabel independen bernilai 0, penurunan variabel dependen disebabkan oleh faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
2. Koefisien Variabel Gross Profit Margin adalah 0,379, yang berarti apabila Gross Profit Margin meningkat 1 satuan, maka pertumbuhan laba juga akan meningkat sebesar 0,379, dengan syarat variabel bebas lainnya nilainya tetap.
3. Koefisien Variabel Current Ratio adalah 0,081, yang berarti apabila Current Ratio meningkat 1 satuan, maka pertumbuhan laba juga akan meningkat sebesar 0,081, dengan
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
64
syarat variabel bebas lainnya nilainya tetap.
4. Koefisien Variabel Debt to Equity Ratio adalah 0,552, yang berarti apabila Debt to Equity Ratio meningkat 1 satuan, maka pertumbuhan laba juga akan meningkat sebesar 0,552, dengan syarat variabel bebas lainnya nilainya tetap.
5. Koefisien Variabel Total Asset Turnover adalah 0,677, yang berarti apabila Total Asset Turnover meningkat 1 satuan, maka pertumbuhan laba juga akan meningkat sebesar 0,677, dengan syarat variabel bebas lainnya nilainya tetap.
b. Uji Simultan (Uji-F)
Uji silmultan (Uji F) digunakan untuk menguji secara silmultan variabel Profitabilitas (Gross Profit Margin), Likuiditas (Current Ratio), Solvabilitas (Debt To Equity Ratio) dan Aktivitas (Total Assest Turnover) secara signifikan mempengaruhi variabel pertumbuhan laba.
Barikut adalah perumusan hipotesis Uji F:
Tabel 6. Hasil Uji F
Model Sum Of Squares
df Mean Square
f Sig.
Regression 3.132 4 7.83 4.298 0.005 Residual 8.199 45 1.82
Total 11.331 49
a. Dependent Variable : Pertumbuhan Laba
b. Predictors : (Constant), TATO, CR,DER GPM.
Sumber : Hasil Pengelolahan Data Skunder, 2023.
Dari hasil pengujian diatas diperoleh nilai F sebesar 4,298 dan signifikansi sebesar 0.005. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05.
maka dapat disimpulkan bahwa variabel, Gross Profit Margin, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assest Turnover berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba.
c. Uji Parsial (Uji-t)
Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial Profitabilitas (Gross Proft Margin), Likuiditas (Current Ratio), Solvabilitas
(Debt To Equity Ratio), dan Aktivitas (Total Assets Turnover) akan mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Tabel 7. Hasil Uji t Coefficients
Untandardized
cofficients t Sig
Model B Std.
Erorr
( Constant) -0.861 0.617 -1.396 1.70 GPM 0.379 0.554 0.684 0.497 CR 0.081 0.119 0.681 0.500 DER 0.552 0.159 3.462 0.001 TATO 0.677 0.336 2.017 0.050
a. Dependent Variable : Pertumbuhan Laba
Sumber : Hasil Penelitian Data Skunder, 2023.
Dengan melihat nilai uji-t pada tabel diatas dan membandingkan dengan t-tabel dimana kriteria syarat pengambilannya adalah df = n-k-1 (80-4-1) yaitu 75, didapatkan nilai t-tabel sebesar 1,992.
Berikut pembahasan uji parsial pada penelitian ini:
1. Dari tabel diatas diketahui bahwa nila t-hitung variabel Gross Profit Margin sebesar 0,684 dengan signifikansi sebesar 0,497. Yang artinya nilai t- hitung < t-tabel yakni 0,684 < 1,992, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,497 > 0,05. Yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis 1 “Rasio Profitabilitas berpengaruh Positif Signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub- Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021” ditolak 2. Dari tabel diatas diketahui bahwa nila
t-hitung variabel Current Ratio sebesar 0,681 dengan signifikansi sebesar 0,500. Yang artinya nilai t-hitung < t- tabel yakni 0, 681 < 1,992, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,500 >
0,05. Yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis 2 “ Rasio
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
65
Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.” Ditolak.
3. Dari tabel diatas diketahui bahwa nila t-hitung variabel Debt to Equity Ratio sebesar 3,462 dengan signifikansi sebesar 0,001. Yang artinya nilai t- hitung > t-tabel yakni 3,462 > 1,992, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis 3 “Rasio Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.” Diterima
4. Dari tabel diatas diketahui bahwa nila t-hitung variabel Total Asset Turnover sebesar 2,017 dengan signifikansi sebesar 0,050. Yang artinya nilai t- hitung > t-tabel yakni 2,017 > 1,992, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 = 0,05. Yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis 1 “Rasio Aktivitas berpengaruh Positif Signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub- Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.” Ditolak.
d. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi ( 𝑅2 ) digunakan untuk menentukan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. nilai koefiensi determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Apabila nilai (𝑅2) kecil itu berati kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas, namun apabila nilai mendekati 1 (satu) maka variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen atau dapat juga berarti bahwa variabel independen mampu memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Gunarso 2014).
Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error Of The Estimate 1 0.526 0.276 0.212 0.4268429
a. Predictors : (Constant), TATO,CR,DER,GPM.
Sumber : Hasil Pengelolahan Data Skunder, 2023.
Dari tabel diatas diketahui nilai R2 sebesar 0,276 hal ini menunjukkan besaran pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 27.6% sedangkan sisanya 72,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba
Menurut Hanafi (2012;42) rasio profitabilitas ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Pada penelitian ini Rasio Profitabilitas diukur dengan menggunakan Gross Profit Margin.
Hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti adalah Rasio Profitabilitas berpengaruh Positif Signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.
Namun dari tabel 4.7 diketahui bahwa nila t-hitung variabel Gross Profit Margin sebesar 0,684 dengan signifikansi sebesar 0,497. Yang artinya nilai t-hitung <
t-tabel yakni 0, 684 > 1,992, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,497 > 0,05. Yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis 1 “Rasio Profitabilitas berpengaruh Positif Signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021” ditolak.
Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa variabel gross profit margin tidak
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
66
dapat digunakan sebagai dasar menentukan besar kecilnya pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga perubahan pada rasio ini tidak mempengaruhi perubahan pada tingkat pertumbuhan laba. Artinya tinggi rendahnya gross profit margin tidak mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan laba perusahaan sub sektor makanan dan minuman. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh gross profit margin tidak diikuti oleh peningkatan atau penurunan pertumbuhan laba. Tidak berpengaruhnya tersebut kemungkinan disebabkan karena faktor penetapan harga produk yang kurang tepat. Penetapan harga produk yang kurang tepat akan menyebabkan pada kesalahan dalam menentukan harga pokok suatu produk dan membuat ketidakwajaran pada harga jual. Dengan begitu harga pokok penjualan perusahaan menjadi tinggi, tingginya harga pokok penjualan akan memicu harga jual produk yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan dan akan mengkibatkan harga tidak bersaing dipasaran. Sehingga dengan perubahan pada harga jual atau harga pokok dapat mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahrul, Safri, Dan Ester Naibaho (2021) yang menyatakan bahwa Gross Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Pertumbuhan Laba
Menurut Jhon (2013;43) rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada penelitian ini rasio Likuiditas diukur menggunakan Current Ratio.
Hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti adalah Rasio Likuiditas berpengaruh Positif Signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan
Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.
Namun dari tabel 4.7 diketahui bahwa nila t-hitung variabel Current Ratio sebesar 0,681 dengan signifikansi sebesar 0,500. Yang artinya nilai t-hitung < t-tabel yakni 0, 681 > 1,992, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,500 > 0,05. Yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis 2 “: Rasio Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.” Ditolak.
Hal ini dapat menujukan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva lancar yang tinggi, tidak dapat memberikan jaminan ketersediaan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Di dalam aset lancar terdapat item persediaan (inventories) dalam bentuk bahan baku yang belum siap di jual, hal ini akan menambah nilai current ratio perusahaan akan tetapi tidak mampu untuk menghasilkan laba karena item persediaan tersebut masih menjadi bahan mentah dan belum siap untuk di jual. Sehingga kelebihan atas aktiva tidak menjamin perusahaan akan memperoleh laba yang di harapkan. Current ratio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang berpengaruh tidak baik terhadap pertumbuhan laba karena aktiva lancar pada umumnya menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rieke Pernamasari, Triyani Budyastuti, dan Lulu Sagita Putri (2019) yang menyatakan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Pertumbuhan Laba
Menurut Hanafi (2012;38) rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
67
kewajiban jangka panjangnya. Pada penelitian ini rasio Likuiditas diukur menggunakan Debt to Equity Ratio.
Hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti adalah Rasio Solvabilitas berpengaruh Positif Signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.
Dari tabel diatas diketahui bahwa nila t-hitung variabel Debt to Equity Ratio sebesar 3,462 dengan signifikansi sebesar 0,001. Yang artinya nilai t-hitung > t-tabel yakni 3,462 > 1,992, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis 3 “Rasio Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.” Diterima.
Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Perusahan dengan Debt to Equity Ratio yang tinggi bukan sesuatu hal buruk jika perusahaan tersebut dapat menggunakan hutangnya sefektif mungkin sehingga memberikan keuntungan kepada pemiliknya dan dimanfaatkkan dengan sebaik mungkin serta laba yang didapat cukup untuk membayar beban bunga secara periodik. Debt to Equity Ratio yang tinggi akan berdampak pada perusahaan untuk menanggung resiko kerugian yang tinggi, tetapi perusahaan tersebut berkesempatan memperoleh laba yang meningkat. Debt to Equity Ratio yang tinggi berdampak pada peningkatan pertumbuhan laba karena apabila hutang digunakan secara efektif mungkin, maka penjualan akan meningkatkan laba bagi perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rieke Pernamasari, Triyani Budyastuti, dan Lulu Sagita Putri (2019) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Pertumbuhan Laba
Menurut Mamduh M. Hanafi (2012;28) rasio aktivitas berguna untuk mengukur seberapa besar efisiensi penggunaan asset oleh perusahaan. Pada penelitian ini rasio Aktivitas diukur menggunakan Total Asset Turnover.
Hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti adalah Rasio Profitabilitas berpengaruh Positif Signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.
Namun dari tabel 4.7 diketahui bahwa nila t-hitung variabel Total Asset Turnover sebesar 2,017 dengan signifikansi sebesar 0,050. Yang artinya nilai t-hitung >
t-tabel yakni 2,017 > 1,992, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 = 0,05. Yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hipotesis 1 “Rasio Aktivitas berpengaruh Positif Signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.” Ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial dari variabel Total Asset Turnover (X4) menujukkan bahwa variabel Total Asset Turnover berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Artinya Berpengaruh tidak signifikan adalah terdapat pengaruh antara total asset turnover terhadap pertumbuhan laba, ketika total asset turnover mengalami kenaikan maka akan diikuti dengan kanaikan pertumbuhan laba, tetapi karena tidak siginifikan maka kenaikan total asset turnover tersebut memberi efek sangat kecil, sehingga tidak ada efek langsung yang bisa diamati dari pertumbuhan laba akibat total asset turnover tersebut.
Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
68
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio total asset turnover yang tinggi akan menunjukkan bahwa perputaran aktiva yang semakin tinggi tidak dapat menyebabkan peningkatan penjulan, karena perusahaan tidak dapat memanfaatkan aset secara efektif dan efisien sehingga tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba yang diakibatkan tidak terjadinya peningkatan penjualan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Heru Kurniawan (2017) yang menyatakan bahwa Total Asset Turnover tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
. PENUTUP
Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aktivitas terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Variabel profitabilitas yang diukur dengan rasio Groos Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017- 2021.
2. Variabel likuiditas yang diukur dengan rasio Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017-2021.
3. Variabel solvabilitas yang diukur dengan rasio Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017- 2021.
4. Variabel aktivitas yang diukur dengan rasio Total Asset Turnover tidak berpengaruh signofikan terhadap pertumbuhan laba Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI 2017- 2021.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, A. H. (2017). Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia. KINDAI, 13(1).
Sudaryanti, E. S. (2015). Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Ester, E., Toni, N., Teng, S. H., &
Hutagalung, G. (2022). The Effect of Financial Ratio on Profit Growth with Company Value as a Moderating Variable in Automotive Companies and Components Listed on the Indonesia Stock Exchange. International Journal of Social Science Research and Review, 5(9), 242-255.
Ghozali, I. (2011). Ghozali, Imam. 2006.
Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit UNDIP. Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23.
Gunarso, P. (2014). Laba akuntansi, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap harga saham di bursa efek indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 18(1).
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2007).
Analisis Laporan Keuangan, edisi
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):57-69
69
3. Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN.
Huriyah, B. (2021). Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Dan Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019) (Doctoral dissertation, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia).
Kasmir. (2012), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Purnomo, K. I., & Yuliyanto, W. (2021).
Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Listing Di Bei. Media Bina Ilmiah, 16(2), 6363-6374.
Milansari, R,. Masitoh, E,. & Siddi, P, (2020). Analysis On The Factors Affecting Capital Structure On Food And Beverage Companies In Idx , Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia: Vol. 5 No. 1 Sartono, A. (2012). Manajemen Keuangan
teori dan Aplikasi edisi 4. Yogyakarta: Bpfe.
Sihombing, H. (2018). Pengaruh Current Ratio Dan Debt to Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010- 2014. Media Studi Ekonomi, 21(1).
Syahrul, SS,. 2020. Analisis Rasio
Keuangan Dalam
Memprediksiperubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal teknik industri. Vol. 9 no. 2 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
Putri, T. M., & Sitohang, S. (2019).
Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover Dan Return on
Asset Terhadap Pertumbuhan Laba. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 8(6).