• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis strategi pengembangan daya tarik wisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis strategi pengembangan daya tarik wisata"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA PANTAI TELAWAS DI DESA MEKAR SARI KECAMATAN PRAYA

BARAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Oleh : Yogi Prayoga NIM 180503082

JURUSAN PARIWISATA SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(2)

ii

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA PANTAI TELAWAS DI DESA MEKAR SARI KECAMATAN PRAYA

BARAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Skripsi

diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh : Yogi Prayoga NIM 180503082

JURUSAN PARIWISATA SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii MOTTO

Ketakutan adalah penjara bernama kegagalan. Taklukan rasa takut karena sukses adalah hak pemberani.

(Jefri Al Buchori).

(7)

viii

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tua ku, yaitu Masitah dan Darmawan, universitas kebanggaanku serta semua guru dan dosen yang telah berbaik hati dan ikhlas memberikan ilmu pengetahuan.”

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan Kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.

1. Dr. Muhammad Saleh Ending, M.A. sebagai Pembimbing I dan Imronjana S.,MSEI. sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;

2. Muhammad Johari, M.S.I. sebagai ketua jurusan;

3. Dr. Ridwan Mas’ud, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam;

4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT. dan semoga karya ilmiah ini bermanfat bagi semesta . amin.

Mataram, Senin, 22-08-2022 Penulis,

Yogi Prayoga

(9)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 8

E. Telaah Pustaka ... 9

F. Kerangka Teori ... 15

G. Metode Penelitian ... 31

BAB II PAPARAN DATA dan TEMUAN ... 40

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

B. Objek Wisata Pantai Telawas ... 43

C. Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Telawas .... 48

D. Faktor Pendukung dan faktor Penghambat Dalam Mengembangkan Daya Tarik Wisata Pantai Telawas ... 52

E. Analis SWOT ... 58

(10)

xi

BAB III PEMBAHASAN ... 66

A. Strategi Pengembangan Wisata Pantai Telawas... 66

B. Strategi SWOT ... 70

BAB IV PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 78 DAFTAR FOTO DOKUMENTASI

DAFTAR INFORMAN

DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

xii DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Profil Desa Mekar Sari.

2. Tabel 2.2 Fasilitas Wisata Pantai Telawas.

3. Tabel 2.3 Daya Tarik Wisata di Pantai Telawas.

4. Tabel 2.4 Jumlah Pengunjung Per Tahun 5. Tabel 2.5 Analisis SWOT.

6. Tabel 2.6 Matriks SWOT.

(12)

xiii ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA PANTAI TELAWAS DI DESA MEKAR SARI KECAMATAN PRAYA

BARAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh:

Yogi Prayoga NIM 180503082

JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi wisata yang indah yang bisa dijadikan sebagai objek wisata, oleh karena itu sektor pariwisata merupakan menyumbang pendapatan terbesar di Indonesia. Namun demikian halnya perlu dilakukan pengembangan terhadap potensi-potensi tersebut.

Terutama di lombok yang mempunyai objek wisata yang indah dan asri, salah satunya yaitu pantai Telawas yang memiliki banyak potensi wisata yang masih sangat perlu untuk dikembangkan lebih baik lagi untuk menjadikan objek wisata pantai Telawas menjadi objek wisata berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi wisata serta strategi apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mengembangan objek wisata pantai Telawas yang ada di desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, adapun metode pengumpulan data yaitu menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlunya dilakukan pengembangan terhadap potensi wisata yang ada di pantai Telawas serta pengembangan terhadap semua bentuk daya dukung yang bisa memberikan kenyamanan kepada wisatawan sehingga para wisatawan betah untuk berlama-lama di objek wisata pantai Telawas. Adapun beberapa yang sangat urgen untuk lebih dikembangkan lagi yaitu aksesibilitas, fasilitas pendukung wisata, atraksi wisata, serta sarana dan prasarana pendukung pariwisata.

Kata kunci : Objek wisata, Pengembangan, Potensi Wisata, dan Strategi.

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan sektor idola di Indonesia, karena mempunyai begitu banyak keunggulan serta merupakan salah satu penyumbang peningkatan sektor ekonomi terbesar untuk negara Indonesia. Menurut Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Haryadi Sukamdani

“sektor pariwisata Indonesia yang sangat menjanjikan. Sektor ini menjadi core businness Indonesia. Pariwisata menjadi penyumbang PDB, devisa serta lapangan kerja paling besar, mudah dan cepat”.1 Perkembangan sektor pariwisata Indonesia yang semakin pesat tidak terlepas dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang juga terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman ke Indonesia terus naik.

Pada tahun 2017, wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 14,04 juta orang. Torehan ini merupakan bentuk peningkatan sebesar 21,88 persen dari tahun 2016 yang berada pada kisaran 11,52 juta wisatawan mancanegara.2

Sektor pariwisata memang tidak bisa dianggap remeh, karena merupakan salah satu sektor yang bisa mendongkrak perekonomian suatu daerah bahkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perekonomian suatu negara.

Industri pariwisata saat ini dipandang sebagai sektor yang sangat

1 Haryadi Sukamdani, “Industri Pariwisata Jadi Sektor Idola Indonesia”, dalam https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180924155205-269-332743/phri-industri-

pariwisata-jadi-sektor-idola-indonesia, diakses tanggal 23 Februari 2022, pukul 17.53.

2 Ibid,.

(14)

2

menguntungkan Indonesia karena banyaknya potensi wisata yang dapat dikembangkan lagi secara optimal (Cholik, 2017; Mariyono, 2017). Salah satunya adalah penerimaan pendapatan daerah di suatu wilayah yang memiliki destinasi wisata akan memiliki potensi untuk meningkat juga (Incera &

Fernandez, 2015). Dengan demikian, perkembangan pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan pariwisata di level daerah (Oktavio, 2017;

Sutanto, 2016).3 Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan menciptakan banyak manfaat bagi masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, dan bidaya.

Semua itu akan bisa tercapai jika pengembangannya sektor pariwisata dikelola dengan baik, sehingga bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan meminimalisir dampak yang mungkin timbul maka pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam, yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber daya pendukungnya. Sumber daya yang dimaksud terdiri dari sumber daya alam, sumber daya budaya, dan sumber daya manusia.4

Lombok adalah sebuah pulau di Kepulauan Nusa Tenggara yang terpisah oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini merupakan pulau yang berada pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia, yang memiliki luas

3 Rizki Adityaji, Formulasi Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Dengan Menggunakan Metode Analisis SWOT: Studi Kasus Kawasan Pecinan Kapasan Surabaya, Jurnal Pariwisata Pesona, Vol. 03, No. 1, Juni 2018, hlm. 20.

4 Wardiyanta, Metode Penelitian Pariwisata, (Yogyakarta: ANDI, 2010), hlm. 48.

(15)

3

wilayah 5.435 km2.5 Pulau lombok juga dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid karena pulau ini masyarakatnya mayoritas beragama islam sehingga tak heran jika di pulau Lombok banyak masjid di sepanjang jalan. Pulau lombok juga merupakan salah satu pulau yang memiliki banyak potensi maupun destinasi wisata yang sangat memukau, tidak hanya potensi alamnya, potensi sejarah maupun budaya yang ada juga sangat menarik dan beragam, dari segi kulinernya juga tidak bisa dikesampingkan karena begitu banyak jenis kuliner yang dimiliki. Semua potensi tersebut bisa dikembangkan untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Lombok.

Namun semua potensi alam, budaya, sejarah, dan kuliner yang dimiliki tersebut masih sangat perlu dikembangkan lebih optimal lagi untuk menjadikan Lombok sebagai daerah tujuan wisata.

Mengingat semua daya tarik wisata di Lombok masih sangat perlu dikembangkan secara optimal, karena semua keindahan alam dan sosial budaya yang ada di Lombok merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi salah satu daya tarik utama yang dapat mendukung pembangunan pariwisata Lombok secara umum.6 Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang merupakan penggerak utama sektor kepariwisataan membutuhkan kerjasama seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari masyarakat dan pemerintah, kerjasama langsung dari kalangan usaha maupun

5 STPM, “Tentang Lombok”, dalam https://www.stpmataram.ac.id/pariwisata-lombok, diakses tanggal 23 Februari 2022, pukul 19.39.

6 Kanom, Strategi Pengembangan Kuta Lombok Sebagai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, Jurnal JUMPA, Vol. 1, No. 2, Januari 2015, hlm. 26.

(16)

4

dari pihak swasta.7 Adapun hal utama yang harus dimiliki oleh suatu objek wisata dalam upaya peningkatan dan pengembangannya adalah daya tarik, karena keberadaan daya tarik pada suatu objek wisata merupakan hal yang terpenting dalam suatu kegiatan wisata, hal itu yang menjadi faktor utama yang menjadi penggerak bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

Minat kunjungan wisatawan akan semakin besar jika suatu objek wisata memiliki daya tarik yang memukau, dan dengan fasilitas-fasilitas penunjang wisata yang memadai, seperti kondisi jalan menuju lokasi wiata yang bagus, penginapan, restoran dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

Salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik wisata yang sangat memukau yang ada di Lombok bagian selatan yaitu objek wisata Pantai Telawas. Namun objek wisata tersebut masih sangat perlu untuk di kembangkan lebih optimal lagi untuk dijadikan sebagai tujuan wisata.

Pantai Telawas merupakan objek wisata yang terletak di Desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Indonesia. Pantai tersebut memiliki daya tarik wisata berupa pantai dan alam perbukitan yang masuk ke dalam taman wisata alam. Pantai ini juga berdekatan dengan objek wisata pantai lainya seperti Pantai Selong Belanak, Pantai Mawun, Pantai Mawi, dll. Pantai Telawas merupakan objek wisata yang memilliki daya tarik yang sangat memukau, namun potensi tersebut belum bisa kembangkan secara

7 Helln Angga Devy, R.B. Soemanto, Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Objek Wisata Air Terjun Jumog di Kawasan Wisata Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar), Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1, tahun 2017, hlm. 35.

(17)

5

optimal, dari segi fasilitas pendukung pun masih belum memadai. Pantai ini memang belum menjadi perhatian seperti Pantai Selong Belanak, disebabkan karena pantai ini masih baru dan belum terkenal oleh wisatawan. Berbeda dengan pantai Selong Belanak yang memang sudah lama terkenal oleh kalangan wisatawan, dan pantai tersebut juga memiliki lokasi yang cukup terpencil, yang jauh dari pusat kota. Dari segi akses menuju lokasi juga tidak semulus seperti pantai-pantai lainnya, fasilitas penunjang pantai untuk wisatawan masih kurang, ditambah lagi dengan kurangnya ekplorasi terhadap objek wisata tersebut, sehingga membuat objek wisata Pantai Telawas tidak begitu terkenal di kalangan wisatawan. Maka dari itulah, diperlukannya pengembangan terhadap daya tarik yang ada di Pantai Telawas, baik dari segi attraction, amenities, ancilliary dan accesibility.

Hal yang menjadi daya dukung dari pantai tersebut sehingga layak untuk dikembangkan menjadi objek wisata yaitu keindahan alam yang sangat memukau dan memanjakan mata, jika wisatawan berkunjung ke pantai Telawas, maka wisatawan akan merasakan suasana pantai yang berbeda dari pantai-pantai yang lain yang ada di pulau Lombok. Apabila pantai yang lainnya menghadirkan keindahan yang cenderung polos dan datar, maka berbeda dengan pantai Telawas yang menghadirkan panorama alam yang terkesan sangar, hal itu cocok untuk wisatawan yang ingin memacu adrenalin, dan sementara sebagian lautnya tertanam pulau-pulau karang yang melengkapi keindahan alamnya, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat berfoto dan mengabadikan momen.

(18)

6

Dibalik keindahan alam yang ada di pantai Telawas, juga menyimpan berbagai potensi lainnya yang memang sangat perlu untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang lebih baik lagi. Masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk menjadikan destinasi ini menjadi destinasi wisata yang lebih baik, seperti pengembangan dari segi fasilitasnya. Sejauh yang terlihat pantai Telawas memang sangat memukau sebagai destinasi wisata, namun faktor penunjangnya belum memadai bahkan bisa dikatakan sangat kurang. Sebagai tempat wisata, pantai Telawas masih dalam proses pengembangan, terutama dalam hal pengembangan fasilitas penunjangnya, yang dimana sejauh ini hanya beberapa fasilitas penunjang yang telah tersedia seperti, gazebo-gazebo yang berada di ruang terbuka sebagai tempat wisatawan duduk beristirahat melepas lelah sambil melihat pemandangan laut. Fasilitas penunjang lainnya juga sudah mulai tersedia seperti tempat parkir dan toilet. Namun semua fasilitas tersebut kini sudah mengalami kerusakan akibat covid 19 yang mengharuskan wisatawan untuk tetap dirumah sehingga pengelolanya tidak terlalu sering mengontrolnya dikarenakan wisatawan yang datang tidak ada sama sekali. Jalan menuju lokasi juga masih jauh dari kata mulus, karena jalannya masih berupa tanah pegunungan yang kita tahu bahwa ketika hujan maka jalan tersebut sangat licin, apalagi jalurnya juga banyak tanjakan sehingga akan sangat berbahaya bagi wisatawan yang berkunjung.

Berdasarkan pemaparan permasalah diatas, maka diperlukan strategi dalam mengembankan daya tarik wisata pantai Telawas. Maka dari itu peneliti tertarik untuk menjadikan objek wisata pantai Telawas sebagai tempat

(19)

7

penelitian, serta peneliti tertarik untuk mencari dan menganalisis strategi untuk mengembangkan destinasi tersebut. Oleh sebab itu penulis mengangkat sebuah penelitian yang bertema “Analisis Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Telawas di Desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan masalah diatas maka disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pengembangan daya tarik wisata pantai Telawas ? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan daya

tarik wisata Pantai Telawas ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

a. Strategi pengembangan daya tarik wisata di Pantai Telawas.

b. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan daya tarik wisata di Pantai telawas.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu kajian untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemikiran yang bermanfaat perkembangan pariwisata, khususnya dalam membangun

(20)

8

destinasi wisata sebagai salah satu bentuk ekonomi kreatif. Sehingga mampu menjadi objek wisata yang lebih baik serta bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan perekonomian yang lebih baik.

b. Manfaat Praktis

Untuk mengetahui bagaimana strategi-strategi dalam mengelola dan mengembangkan potensi wisata yang ada, karena seperti yang kita ketahui bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor perekonomian terbesar di Indonesia. Maka dari itulah penelitian ini mencoba menjelaskan mengenai strategi dalam mengembangkan daya tarik wisata, khususnya di destinasi wisata Pantai Telawas.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Desa Mekar Sari memiliki tiga objek wisata alam yang sangat bagus, dan berpotensi untuk dilakukan pengembangan terhadap daya tarik wisata yang ada di masing-masing objek wisata. Adapun objek wisata yang ada di desa Mekar Sari yaitu pantai Telawas, pantai Lancing, dan pantai Tampah. Namun pada penelitian ini batasan masalah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu: analisis strategi pengembangan daya tarik wisata yang ada di objek wisata Pantai Telawas.

(21)

9 2. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di objek wisata Pantai Telawas yang dimana lokasi objek wisata tersebut berada di Dusun Jogor Desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Indonesia.

E. Telaah Pustaka

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan beberapa kajian terdahulu atau penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Adapun tujuan dari pemaparan dari penelitian terdahulu ini adalah untuk menentukan posisi penelitian dan menjelaskan perbedaan dari penelitian ini dengan peneliatian terdahulu yang memiliki keterkaitan. Selain perbedaan, penelitian terdahulu ini sangat berguna untuk perbandingan. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Munanda Pradana Nenggala (2017). Dengan judul artikel ilmiah “Strategi Pengembangan Potensi dan Daya Tarik Wisata Museum Tuangku Imam Bonjol di Kabupaten Pasaman”. Adapun dalam penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT dengan menjadikan pengunjung itu sendiri sebagai populasinya serta pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling dan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi lapangan, kuisioner wawancara, dan studi pustaka.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa potensi yang paling utama dalam pengembangan potensi dan daya tarik wisata Museum Tuangku Imam Bonjol di Kabupaten Pasaman yaitu keberadaan atau letak museum yang strategis sehingga akses menuju objek wisata tersebut

(22)

10

mudah untuk dikunjungi, koleksi perjuangan dengan keaslian benda peniggalan para pejuang pada saat kemerdekaan yang kaya akan nilai sejarah dan lahan yang cukup luas untuk bisa dikembangkan lagi secara maksimal.8

Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama- sama membahas tentang strategi pengembangan daya tarik wisata. Adapun perbedaannya adalah objek wisata yang di teliti yang dimana penelitian terdahulu meneliti objek wisata museum yang termasuk ke dalam objek wisata sejarah, sedangkan pada penelitian ini menelliti objek wisata pantai yang masuk ke dalam objek wisata alam.

2. Dega Setya Yonas Onky Tamara & Sri Murtini (2018). Dengan judul artikel ilmiah “ Analisis Strategi Pengembangan Obyek Wisata Situs Jolotundo Sebagai Obyek Wisata di Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya Kabupaten Mojokerto”. Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, kuesioner, dan dokumentasi, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random.

Berdasarkan hasil penelitian beberapa faktor pendukung serta penghambat dalam mengembangkan objek wisata Situs Jolotundo baik dari segi internal maupun eksternal. Faktor pendukung dan penghambat dari segi internal yaitu pendukung (daya tarik berupa keindahan candi, kolam pemandian, keadaan udara, kualitas air, sarana dan prasarana, dan

8 munanda Pradana nenggala, Strategi Pengembangan Potensi dan Daya Tarik Wisata Museum Tuanku Imam Bonjol di Kabupaten Pasaman, Jurnal JOM Fekon Vol. 4 No. 1 Tahun 2017.

(23)

11

lain-lain). Sedangkan faktor penghambat (sarana dan prasarana yang belum lengkap seperti, toilet umum, tempat menginap dan harga tiket yang terlalu mahal). Adapun faktor pendukung dan penghambat dari segi eksternal yaitu pendukung yaitu kondisi jalan yang bagus, sedangkan penghambatnya adalah transportasi umum dan jarak dari pusat kota setrta fasilitas penunjang yang ada di sekitar obyek wisata seperti fasilitas kesehatan, komunikasi, penginapan dan restoran.9

Relevansi antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang strategi pengembangan wisata. Adapun perbedaannya yaitu pendekatan penelitian yang mana penelitian terdahulu menggunakan pendekatan kuantitaif sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

3. Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi (2018). Dengan artikel ilmiah “Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat”. Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur, observasi, wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa dalam merumuskan strategi dalam mengembangkan objek wisata Taman Budaya Dago Tea House melalui aspek internal dan eksternal dari segi kekuatan dan kelemahannya.

9 Dega Setya Yonas Onky Tamara, Sri Murtini, Analisis Strategi Pengembangan Obyek Wisata Situs Jolotundo Sebagai Obyek Wisata di Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya Kabupaten Mojokerto, Jurnal Swara Bhumi Vol. 5 No. 5 Tahun 2018.

(24)

12

a. Beberapa kekuatan dan kelemahan dari aspek internal

Kekuatan: fasiliatas yang sudah lengkap, memiliki kegiatan wisata melalui kegiatan kesenian dan kebudayaan, memiliki lahan yang cukup luas, bertempat di dataran tinggi,memiliki acara tahunan. Kelemahan:

promosi yang belum efektif, koordinasi dan dukungan yang lemah dari para pencipta seni, kurangnya pengunjung pada hari biasa, belum ada media khusus sebagai media promosi, kurangnya sosialisai yang dilakukan.

b. Beberapa peluang dan ancaman dari aspek ekternal

Peluang: bisa menjadi wadah pelestarian budaya, berkembangnya teknologi dalam membantu promosi, semakin banyak sanggar tari dan kesenian yang tercipta, adanya peluang dan kualitas jika dilakukan pengembangan secara optimal. Ancaman: menurunnya tingkat kunjungan, adanya persaingan dengan wisata sejenis, kurangnya minat pemuda masa kini, terlupakannya kebudayaan oleh masyarakat.10

Relevansi antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu sama- sama membahas tentang pegembangkan objek daya tarik wisata. Adapun perbedaannya terletak pada objek penelitian yang dimana penelitian terdahulu meneliti tentang objek wisata budaya, sedangkan penelitian ini meneliti objek wisata alam.

4. Helln Angga Devy & R.B. Soemanto (2017). Dengan judul artikel ilmiah

“Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah

10 Titiang Kartika dkk, Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat, Tourism and Hospitality Essentials Journal Vol. 8, No. 2 Tahun 2018.

(25)

13

Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Air Terjun Jumog di Kawasan Wisata Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar)”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obyek wisata Air Terjun Jumog memiliki dimensi yang berpengaruh langsung terhadap perkembangan obyek wisata Air Terjun Jumog yang meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun faktor pendukungnya yaitu memiliki potensi alam berupa air terjun serta didukung dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan oleh pihak pengelola air terjun tersebut. Sedangkan dimensi yang menjadi penghambat dalam pengembangan obyek wisata tersebut yaitu masih minimnya gerakan pemerintah dalam memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat dalam menghasilkan produk khasnya, sedangkan hambatan dilihat dari segi masyarakatnya yaitu masih minimnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat untuk ikut terlibat dalam kegiatan pengembangan obyek wisata Air Terjun Jumog, serta hambatan lainya adalah belum adanya kerajinan lokal yang menjadi oleh-oleh para wisatawan untuk dibawa pulang.11

11 Helln Angga Devy & R.B. Soemanto, Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Air Terjun Jumog di Kawasan Wisata Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar), Jurnal Sosiologi DILEMA Vol. 32 No. 1 Tahun 2017.

(26)

14

Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama membahas tentang pengembangan obyek dan daya tarik wisata. Adapun perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu berfokus pada bentuk peran masyarakat terhadap perkembangan obyek wisata.

Sedangkan pada penelitian ini berfokus pada strategi pengembangan daya tarik wisata.

5. Atun Yulianto & Emmita Devi Hari Putri (2021). Dengan judul artikel ilmiah “ Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Untuk Mendukung Promosi Desa Wisata Puspoardi Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei, observasi, serta kegiatan pendukung lain seperti dokumentasi, dan studi pustaka.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Desa Wisata Puspoardi memiliki ikon yang berupa puncak bukit yang berada di Dusun Talunombo yang mana oleh wisatawan dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Adapun kegiatan maupun sarana wisata sudah tersedia, namun hal itu belum bisa membuat masyarakat mengenal dan tertarik untuk berkunjung. Hal itu terjadi karena kurangnya dilakukan promosi baik melalui media sosial maupun media cetak. Beberapa kelemahan dan ancaman dari segi internal yang ada di Desa Wisata Puspoardi antara lain:

Kelemahan: penyampaian informasi masih kurang baik melalui media sosial maupun media cetak, jalur menuju lokasi kurang lebar, kurangnya program pelatihan bagi pengelola, fasilitas pendukung yaitu toilet belum

(27)

15

tersedia, dan lain-lain. Ancaman: motivasi pengunjung masih kurang, dari segi keamanan perlu ditingkatkan, baik keamanan pengunjung maupun keamanan lokasi objek wisata, dan lain-lain.12

Relevansi antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang strategi pengembangan suatu objek daya tarik wisata. Adapun perbedaanya yaitu dalam penelitian terdahulu meneliti tentang desa wisata sedangkan penelitian ini meneliti tentang wisata pantai yang masuk kedalam wisata alam.

F. Kerangka Teori 1. Pariwisata

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan mengatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.13 Adapun secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas dua kata yaitu pari dan wisata. Kata pari berarti banyak atau berkeliling, sedangkan kata wisata berarti pergi atau berpergian. Maka, atas dasar itulah kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari

12 Atun Yulianto & Emmita Devi Hari Putri, Strategi Pengembangan Daya Tarik Untuk Mendukung Promosi Desa Wisata Puspoardi Yogyakarta, Jurnal Pariwisata Vol. 8 No. 1 Tahun 2021.

13 Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan.

(28)

16

suatu tempat ke tempat lain, yang dimana dalam bahasa inggris disebut

“tour”.14 Beriku ini beberapa pengertian pariwisata menurut para ahli:

1) Koen Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang-senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta tujuan-tujuan lainnya.15

2) Soebagio (2012), pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya, dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan- pekerjaan yang menghasilkan upah.16

3) Prof. Hunziker dan Kraft (1942 : 22), pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang timbul dari adanya perjalanan dan tinggalnya orang asing, dimana perjalanannya tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah.17

Berdaarkan pengertian pariwisata menurut para ahli diatas, maka dapat di simpulkan bahwa pariwisata adalah segala bentuk perjalanan yang

14 I Ketut Suwena & I Gusti Ngurah Widyatmaja, Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, (Denpasar:

Pustaka Larasan, 2017), hlm. 15.

15 Ibid, hlm. 17.

16 Isdarmanto, Dasar-dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata, (Yogyakarta:

Gerbang Media Aksara, 2016), hlm. 4.

17 Ibid, hlm. 24.

(29)

17

dilakukan oleh individu maupun kelompok dari suatu tempat ke tempat lain untuk singgah dan menetap untuk sementara waktu dan tidak bertujuan untuk mencari nafkah.

2. Jenis dan Macam Pariwisata

Setiap negara memiliki potensi wisata yang berbeda-beda, perbedaan tersebut yang membuat wasatawan memiliki motivasi maupun tujuan yang berbeda-beda pula dalam melakukan perjalanan wisata. Maka timbul beraneka ragam jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan pariwisata yang pada akhirnya mempunyai ciri khasnya tersendiri. Adapun jenis dan macam pariwisata adalah sebagai berikut:

a. Pariwisata Berdasarkan Letak Geografis

1) Pariwisata lokal (local tourism) yaitu jenis kepariwisataan yang ruang lingkupnya lebih sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu.

2) Pariwisata regioal (regional tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan dalam suatu wilayah tertentu, dapat regional dalam lingkungan nasional dan dapat pula regional dalam ruang lingkup internasional.

3) Pariwisata nasional (national tourism) yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan dalam wilayah suatu negara, dimana para pesertanya tidak saja terdiri dari warganegaranya sendiri tetapi juga orang asing yang terdiam dinegara tersebut.

(30)

18

4) Pariwisata regional-internasional yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di duatu wilayah internasional yang terbatas, tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut.

5) Pariwisata internasional (international tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang terdapat atau dikembangkan di banyak negara di dunia.

b. Pariwisata Berdasarkan Objeknya

1) Wisata budaya (cultural tourism) yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni dan budaya suatu tempat atau daerah.

2) Wisata kesehatan (recuperational tourism) yaitu jenis pariwisata yang dimana motivasi wisatawan melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan penyakit, seperti mandi di sumber air panas, mandi lumpur, dan lain-lain.

3) Pariwisata komersial (commercial tourism) yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan melakukan perjalanan dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional dan internasional.

4) Pariwisata olahraga (sport tourism) yaitu jenis pariwisata yang dimana motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan adalah untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olahraga di suatu tempat atau negara tertentu.

(31)

19

5) Pariwisata politik (political tourims) yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. Misalnya menyaksikan peringatan hari kemerdekaan suatu negara

6) Pariwisata sosial (social tourism) yaitu jenis pariwisata dimana dari segi penyelenggaraannya tidak menekankan untuk mencari keuntungan, misalnya study tour, picnik, dan lain-lain.

7) Pariwisata keagamaan (religion tourism) Religion tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan, seperti upacara Bali Krama di Besakih, haji umroh bagi agama Islam, dan lain-lain.

c. Pariwisata Berdasarkan Alasan dan Tujuan Perjalanan

1) Business Tourism yaitu jenis pariwisata yang pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres, seminar dan lain-lain.

2) Vacational Tourism yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur, cuti, dan lain-lain.

(32)

20

3) Educational Tourism yaitu jenis pariwisata yang pengunjung atau orang melakukan perjalanan untuk tujuan belajar atau mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.18

3. Daya Tarik Wisata

Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan mengatakan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.19 Daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki daya tarik untuk dilihat dan dinikmati yang layak dijual ke pasar wisata (Zaenuri, 2012) dan daya tarik wisata dapat berupa objek wisata dan atraksi wisata. Adapun objek wisata merupakan daya tarik wisata yang bersifat statis dan tangible (Zaenuri, 2012) seta tanpa harus ada persiapan terlebih dahulu untuk menikmatinya (Yoeti, 1985). Sedangkan atraksi wisata merupakan daya tarik wisata yang dapat dilihat lewat pertunjukan dan membutuhkan persiapan bahkan memerlukan pengorbanan untuk menikmatinya (zaenuri, 2012).20

Suatu objek wisata dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung jika syarat-syarat suatu daerah wisata dapat dipenuhi. Berdasarkan

18 I Ketut Suwena & I Gusti Ngurah Widyatmaja, Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, (Denpasar:

Pustaka Larasan, 2017), hlm. 19-21.

19 Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan.

20 Ekan Rosyidah Aprilia dkk, Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Fasilitas Layanan Terhadap Kepuasan Wisata di Pantai Balekambang Kabupaten Malang, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 51 No. 2 Oktober 2017, hlm. 18.

(33)

21

Maryani (1991:11) mengemukakan beberapa syarat –syarat yang harus terpenuhi dalam suatu daerah objek wisata yaitu:

a. What To See

Suatu objek wisata harus memiliki objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan objek wisata lainnya. Dengan kata lain objek wisata tersebut harus memiliki daya tarik khusus yang dapat dijadikan tontonan bagi wisatawan.

b. What To Do

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat atau disaksikan, juga harus menyediakan fasilitas rekreasi yang bisa membuat wisatawan betah untuk tinggal lebih lama.

c. What To Buy

Tujuan wisata harus menyediakan fasilitas untuk berbelanja untuk dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan bawa pulan ke tempat asalnya. Hal tersebut bisa berupa barang souvernir maupun kerajinan tangan yang dibuat oleh masyarakat atau kerajinan khas daerah tersebut.

d. What To Arrived

Di dalamnya termasuk aksesibilitas, bagaimana wisatawan mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa yang bisa digunakan serta berapa lama waktu yang diperlukan sehingga sampai ke tempat wisata tersebut.

(34)

22 e. What To Stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara waktu selama berlibur. Hal itu diperlukannya penginapan-penginapan, baik hotel berbintang maupun hotel non bntang dan lain sebagainya.21

Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri sebagai komponen produk pariwisata karena dapat memunculkan motivasi bagi wisatawan dan menarik wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata, hal demikian terlebih terjadi di destinasi pariwisata yang memilki sangat beragam dan bervariasi daya tarik wisatanya.22 Adapun bentuk-bentuk daya tarik wisata secara umum adalah sebagai berikut:

a. Daya Tarik Wisata Alam

Daya tarik wisata alam merupakan daya tarik wisata yang bersifat alami, yang keberadaannya sudah ada sebelum manusia ada dan merupakan hasil dari kondisi perubahan alam itu sendiri. Namun ada campur tangan manusia dalam upaya budidaya untuk memperindah daya tarik tersebut. Misalnya: laut, gunung, pantai, bukit, air terjun, hutan, dan lain-lain.

b. Daya Tarik Wisata Buatan

Daya tarik wisata buatan merupakan suatu bentuk daya tari yang dibuat secara sengaja oleh manusia dalam hal menarik minat

21 Maryani, Daya Tarik Wisata, dalam http://a-namz.blongspot.com/2014/11/daya-tarik- wisata.html?m=1, diakses tanggal 7 Maret 2022, pukul 22.30.

22 Isdarmanto, Dasar-dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata, (Yogyakarta:

Gerbang Media Aksara, 2016), hlm. 15.

(35)

23

wisatawan untuk berkunjung. Misalnya: tarian, upacara adat, upacara ritual, dan lain-lain.

4. Komponen-Komponen Objek Wisata Dalam Memenuhi Kepuasan Wisatawan.

a. Daya Tarik Wisata (Attraction)

Daya tarik merupakan unsur yang harus ada dalam suatu objek wisata, karena hal itu yang akan menjadi faktor utama yang menimbulkan minat wisatawan dalam berkunjung ke suatu objek wisata. Setiap destinasi wisata mempunyai daya tarik wisata yang berbeda-beda dalam menarik minat kunjungan wisatawan. Berikut ini jenis daya tarik wisata yang biasanya ditampilkan pada destinasi pariwisata:

1) Daya tarik wisata alam (natural turist attraction) yaitu segala bentuk daya tarik yang dimiliki oleh alam, misalnya laut, pantai, gunung, danau, lembah, bukit, air terjun, sungai, hutan, dan lain- lain.

2) Daya tarik wisata buatan manusia (man-made tourist attraction) yaitu daya tarik yang meliputi daya tarik wisata budaya (cultural tourist attraction), misalnya: tarian, wayang, upacara adat, lagu, upacara ritual, dan daya tarik wisata yang merupakan hasil karya cipta, seperti bangunan seni, seni pahat, ukir, lukis, dan lain-lain.

(36)

24

b. Fasilitas Dan Jasa Pelayanan Wisata (Amenities)

Amenity atau amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi. Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk menginap serta restoran atau warung untuk makan dan minum.

Kebutuhan lain yang mungkin juga diinginkan dan diperlukan oleh wisatawan, seperti toilet umum, rest area, tempat parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah sebaiknya juga tersedia di sebuah destinasi. Tentu saja fasilitas-fasilitas tersebut juga perlu melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dari destinasi sendiri dan kebutuhan wisatawan. Tidak semua amenitas harus berdekatan dan berada di daerah utama destinasi. Destinasi alam dan peninggalan bersejarah sebaiknya agak berjauhan dari amenitas yang bersifat komersial, seperti hotel, restoran dan rest area. Disamping daya tarik wisata, wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata juga membutuhkan adanya fasilitas yang menunjang perjalanan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan tersebut, perlu disediakan bermacam-macam fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat dari tempat tinggal wisatawan, selama berada di destinasi pariwisata dan kembali ke tempat semula.

c. Kemudahan Untuk Mencapai Destinasi Wisata (Accesibility)

Terdapat pula suatu faktor yang tidak kalah penting dalam suatu destinasi wisata dalam menunjang kepuasan para wisatawan yaitu

(37)

25

faktor aksesibilitas (Accesibility). Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi. Akses jalan raya, ketersediaan sarana transportasi dan rambu-rambu penunjuk jalan merupakan aspek penting bagi sebuah destinasi. Yang dimaksud dengan aksessibilitas adalah sarana yang memberi kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai tujuan. Pengertian aksessibilitas tidak terbatas pada alat angkutan (transportasi) yang dapat membawa wisatawan dari tempat asalnya ke tempat tujuan wisata dan kembali ketempat asalnya, tetapi juga meliputi semua aspek yang memperlancar dalam melakukan perjalanan. Dilihat dari pemakaiannya, alat angkut dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu: angkutan yang dapat digunakan untuk penumpang umum maupun wisatawan dan angkutan yang khusus untuk wisatawan saja.

Adapun menurut jenisnya, angkutan dapat dibedakan ke dalam tiga jenis:

1) Angkutan darat (Kereta Api; Bus; Angkot; Becak;

Andong/Delman, dan lain sebagainya.

2) Angkutan udara

Penerbangan dapat dibedakan menjadi:

a) Schedul airlines : yaitu penerbangan yang berjadwal, dengan tarif, rute dan frekuensi yang tetap.

(38)

26

b) Charter flight : yaitu penerbangan yang beroperasi baik secara jadwal, maupun tidak, juga dapat melakukan penerbangan berdasarkan permintaan.

c) Inclusive tour atau paid up air trip : yaitu perjalanan dimana ongkos angkutan penerbangannya sudah termasuk biaya untuk akomodasi dan biaya-biaya lain yang diperlukan selama melakukan perjalanan wisata

3) Angkutan laut atau air: (Kapal Ferry, Speed Boat, Cruiseship) d. Keramah Tamahan (Ancilliary)

Keramahtamahan berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-orang yang mengurus destinasi tersebut. Ini menjadi penting karena walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan amenitas yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus maka ke depannya pasti akan terbengkalai. Organisasi sebuah destinasi akan melakukan tugasnya seperti sebuah perusahaan.

Mengelola destinasi sehingga bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti pemerintah, masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder lainnya. Dengan demikian aspek hospitality keramah tamahan ini adalah sangat penting yang memberikan kesan dan kenangan kepuasan bagi wisatawan dan dapat menciptakan citra positif sebagai pengembangan pemasaran “words of

(39)

27

mouth” (gethok tular = Jawa) yang merupakan aspek pemasaran yang

paling unggul saat ini.23

5. Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata

Dalam pembangunan dan pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata harus memperhatikan empat aspek utama yaitu attraction, amenities, accesibility, anciliary. Keempat aspek tersebut merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang keberlangsungan suatu objek wisata. Menurut Musanef (1995), pengembangan pariwisata adalah segala kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana prasarana, barang dan jasa, fasilitas yang diperlukan, guna melayani kebutuhan wisatawan.24 Pernyataan tersebut didukung oleh Cooper dkk (1995) mengemukakan bahwa terdapat empat komponen yang harus dimiliki oleh sebuah daya tarik wisata, yaitu: 1) Attraction, seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan, dan seni pertunjukan. 2) Accesibilites, seperti transportasi lokal, dan adanya terminal. 3) Amenities, seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan. 4) Anciliary yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisatawan seperti destination marketing manajement organization, conventional, and visitor bureau.25

23 Isdarmanto, Dasar-dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata, (Yogyakarta:

Gerbang Media Aksara dan StiPrAM Yogyakarta, 2016), hlm. 14-20.

24Yohanes Yoseph Rahawarin dkk, Implementasi Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong Dalam Pengembangan Wisata Alam Di Taman Wisata Klamono, Provinsi Papua Barat, Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol. 8 No. 2 Tahun 2021, hlm. 273-274.

25 Samuel Saut Marihot Silitonga, I Putu Anom, Kota Tua Barus Sebagai Daerah Tujuan Wisata Sejarah Di Kabupaten Tapanuli Tengah, Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 4 No. 2 Tahun 2016, hlm. 8.

(40)

28 6. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan strategi yang paling cocok. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan dan meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada di perusahaan.26

Analisis SWOT merupakan teknik analisis suatu perusahaan baik dari segi kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat).

a. Strength (Kekuatan) Adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang relatif tidak dimiliki oleh pesaing dan kebutuhan pasar yang semakin meningkat ingin dilayani oleh perusahaan/organisasi. Kekuatan merupakan kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparative bagi perusahaan di pasar.

Misalnya, kekuatan yang terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, memiliki teknologi canggih misalnya on-line system, memiliki cabang di setiap propinsi, divisi R&D yang selalu inovatif, hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan, adanya budaya kerja yang telah dihayati oleh karyawan.

b. Weaknesses (Kelemahan) Adalah keterbatasan atau kekuarangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang menghambat kinerja yang dimiliki oleh suatu organisasi/perusahaan. Misalnya,

26 Mimin Yatminiwati, Manajemen Strategi : Buku Ajar Perkuliahan Bagi Mahasiswa, (Jawa Timur:

WIDYA GAMA Press, 2019), hlm. 32.

(41)

29

fasilitas, sumber daya keuaangan, kapabilitas manajemen, keterampilan karyawan rendah, belum adanya divisi pendidan bagi karyawan, jumlah karyawan yang terlalu besar dan citra merupakan sumber kelemahan.

c. Opportunities (Peluang) Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam suatu organisasi/perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan peluang. Beberapa contoh peluang: Keluarnya kebijakan pemerintah untuk menyalurkan kredit kecil, masyarakat mulai supermarket minded, tingkat pertumbuhanekonomi yang relatif tinggi, keluarnya deregulasi dibidang investasi, adanyakecenderungan untuk memiliki ATM, masyarakat lebih menyukai kartu kredit,segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atauperaturan, perubahan teknologi, serta membaiknya huubngan dengan pembeli.

d. Threats(Ancaman) Adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu, misalnya masuknya pesaing baru, lambatnyapertumbuhan, meningkatnya kebutuhaan masayarakat, perubahan teknologiatau adanya peraturan baru, hampir semua perusahaan menggunakan promosibesar-besaran. dll.

Adapun dalam menentukan strategi berdasarkan hasil analisis SWOT dapat dibagi menjadi 4 (empat) strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.

(42)

30 a. Strategi SO (Strength-Opportunity).

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi WO, ST, atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, mau-tidak mau perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agar menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada

b. Strategi WO (Weakness-Opportunity).

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan peluang-peluang karena adanya kelemahan-kelemahan internal.

Misalnya, ada permintaan yang tinggi terhadap perangkat elektronika untuk mengontrol jumlah dan waktu fuel injection pada mesin mobil (opportunity), tetapi pabrik-pabrik mengalami kesenjangan teknologi untuk memproduksikan alat-alat ini (weakness).Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kesenjangan teknologi ini adalah melalui strategi WO, yakni dengan mengadakan suatu kerja sama (joint venture) dengan perusahaan lain yang memiliki kompetensi.

(43)

31 c. Strategi ST (Strength-Threat).

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman. Salah satu contoh strategi ST adalah ketika perusahaan Texas nstrument mendapatkan dana hampir $700 juta dari hasil denda Sembilan perusahaan Jepang dan Korea yang melanggar hak paten pada produk semiconductor memory chips ciptaannya (strength). Akan tetapi, perusahaan-perusahaan pesaing yang melakukan tindakan pembajakan melakukan inovasi dan memproduksi produk sejenis yang merupakan ancaman besar bagi perusahaan Texas Instrument

d. Strategi WT (Weakness-Threat).

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya.

Ia harus berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan melakukan strategistrategi seperti merger, declared bankruptcy, retrench, atau liquidation.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan menggunakan

(44)

32

pendekatan kualitatif. Penelitian defkriptif yang dimana dilakukan pengumpulan data dengan melalui kegiatan observasi, wawancara, pencatatan data lapangan, rekaman suara dan keterangan lainnya.

Penelitian deskriftif (Descriptive Research) adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, faktual, dan akurat.27 Sedangkan pendekatan penelitian kualitatif menurut Creswell (1998), menyatakan bahwa penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.28

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pantai Telawas Desa Mekarsari Kec.

Praya Barat Kab. Lombok Tengah. Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 2 bulan, yang dimulai dari bulan November 2021 sampai bulan Desember 2021. Pantai Telawas di pilih sebagai lokasi penelitian karena lokasi tersebut memiliki daya tarik yang sangat memukau sebagai bentuk daya tarik bagi wisastawan untuk berkunjung.

Namun kendati demikian, daya tarik tesebut perlu dikembangkan lebih baik lagi dalam menggaet minat wisatawan untuk berkunjung yang dimana, diperlukan perbaikan dan pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung serta perlu perbaikan dari akses menuju lokasi juga, yang diketahui jalan menuju ke lokasi pantai memang masih belum baik. Maka

27 Wardiyanta, Metode Penelitian Pariwisata, (Yogyakarta: ANDI,2010), hlm. 5.

28 Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

KENCANA, 2012),hlm. 34.

(45)

33

dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut untuk mengetahui strategi yang diterapkan dalam mengembangkan daya tarik yang ada di Pantai telawas.

3. Sumber data a. Data Primer

Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni yang asli, informassi dari tangan pertama atau responden.29 Data primer pada penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil observasi langsung yang dilakukan di Pantai Telawasdan juga diperoleh berdasarkan hasil wawancara dari para responden yang dijadikan sebagai informan utama dalam penelitian ini yaitu kepala desa/sekertaris desa, pokdarwis, bumdes, dan masyarakat sekitar lokasi penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari responden, tetapi dari pihak ketiga.30 Data-data primer pada peneilitian ini diperoleh dari hasil penelitian terkait yaitu penelitian kepustakaan (Library Research), arsip desa, jurnal serta karya-karya ilmiah lainnya.

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, alat atau instrumen penelitian utama dalam pengumpulan data adalah manusia atau peneliti itu sendiri dengan

29 Wardiyanta, Metode Penelitian Pariwisata, (Jakarta: ANDI, 2010), hlm. 28.

30 Ibid, hlm. 28.

(46)

34

melalui pengamatan, bertanya, mendengar serta meminta dan mengambil data penelitian. Dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen penelitian pendukung lainya, seperti dokumentasi, lembaran hasil wawancara, observasi, serta hasil rekaman suara.

5. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umunya cara pengumpulan data dapat menggunakan teknik : wawancara (interview), angket (questionnarire), pengamatan (observation), studi dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD).31 Pada penelitian ini hanya menggunakan 3 teknik pengumpulan data yang meliputi: observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data atau informasi yang dimana pada teknik ini mengharuskan peneliti untuk mengamati dan mencermati sesuatu atau ruang lingkup yang diteliti.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain:

ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.32 Adapun jenis observasi yang digunakan yaitu observasi langsung, yang dimana peneliti harus terlibat langsung di lingkungan penelitian.

31 Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

KENCANA, 2012),hlm. 138.

32 Ibid, hlm. 140.

(47)

35 b. Wawancara

Wawancara/interview merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung atau bertatap muka, dengan melakukan kegiatan tanya jawab antara pewawancara dan responden untuk memperoleh informasi atau memperoleh data penelitian. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.33

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data/informasi yang diperoleh atau berasal dari catatan penting dari lembaga itu sendiri maupun dari karya perseorangan yang membahasa tentang objek penelitian yang sama. Dokumentasi tersebut bisa berbentuk tulisan, gambar/foto, atau karya ilmiah lainnya yang mendukung dalam pengumpulan data/informasi.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses dalam mengolah data menjadi sebuah informasi untuk bisa dipahami dan memudahkan peneliti dalam

33 Ibid, hlm. 139.

(48)

36

menemukan dan mengambil keputusan terhadap permasalahan dalam penelitian yang diangkat. Analisis data dilakukan berdasarkan hasil dari observasi, studi literatur, dokumentasi dan wawancara. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data kualitatif yang dimana teknik analisis data kulaitatif merupakan metode analisis data menggunakan waawancara dan observasi. Setelah semua data terkumpul maka selanjutnya data dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakkan daan transformasi data kasar yang muncul dari hasil catatan di lapangan. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan data lainnya kemudian dikelompokkan dan disederhanakan untuk diseleksi untuk dijadikan informassi yang bulat, jelas dan bisa menjawab permasalah yang diteliti sesuai dengan kebutuhan.

b. Penyajian Data

Setelah tahap reduksi data selesai, maka tahap selanjutnya adalah penyajian data. Pada tahap inilah peneliti akan menyajikan data yang sudah dikelompokkan dan disederhanakan pada tahap sebelumnya, dan kemudian akan disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik dan sejenisnya. Dengan penyajian data tersebut maka akan lebih mudah dalam mengetahui dan memahami apa yang menjadi

(49)

37

permasalahan yang terjadi dalam penelitian berdasarkan informsi yang sudah didapatkan.

c. Penarikan Kesimpulan

Tahap ketiga dalam menganalisis data adalah penarikan kesimpulan. Yang dimana pada tahap ini dapat dilakukan setelah data- data disederhanakan lalu kemudian disususn berdasarkan informasi yang diperoleh dari data hasil penelitian. Kesimpulan awal hanya bersifat sementara karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam suatu penelitian akan dilakukan sesuai dengan keadaan situasi dilapangan.34 Maka dari itulah masalah maupun rumusan masalah dalam penelitian masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.

7. Keabsahan Data

a. Perpanjangan Waktu Penelitian

Perpanjangan waktu penelitian berarti terjun kembali ke lapangan untuk melakukan penelitian lagi. Melkukan wawancara lagi dengan pihak narasumber dalam mencari informasi, baik dengan narasumber yang lama maupun narasumber yang baru. Pengecekan terhadap data- data yang sudah didapatkan apakah data-data tersebut sudah valid atau belum. Dengan dilakukannya perpanjangan waktu penelitian juga bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan narasumber, dan jika hal tersebut sudah terjadi maka peneliti dan narasumber akan

34 Djam’an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2014), hlm. 220.

(50)

38

semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekukan peneliti dalam mengamati data-data yang telah terkumpulkan dapat mempengaruhi tingkat keabsahan data penelitian.

Maka dari itulah peneliti melakukan pengematan secara mendalam, terus-menerus, membaca berbagai refrensi maupun hasil penelitian maupun dokumentasi yang terkait dengan penelitian, sehingga bisa menambah wawasan peneliti. Situasi di lapangan yang bervariasi dan kadang-kadang tidak mendukung untuk peneliti sehingga mempengaruhi proses dan aktivitas pengumpulan data.35 Ketekunan peneliti dalam melakukan pengamatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat sehingga dapat memperoleh data yang relevan dengan permasalahan penelitian yang sedang di teliti.

c. Uji Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik dalam pengumpulan data untuk menggali dan mengolah data dengan cara pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh. Tujuan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretasi dari penelitian kualitatif. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan pengecekan data

35 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2015), hlm. 124.

(51)

39

melalui beragam sumber, teknik dan waktu.36 Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi waktu.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan terhadap data-data yang sudah diperoleh melalui berbagai sumber.

2) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan kembali terhadap data penelitian yang sudah diperoleh kepada sumber dan tetap menggunakan teknik yang sama, namun dengan waktu atau situasi yang berbeda.

36 Arnild Augina Mekarisce, Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat, Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, Vol. 12, Edisi 3, 2020.

(52)

40 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Desa Mekar Sari

Desa Mekar Sari merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa tenggara Barat, Indonesia. Penduduk di Desa Mekar Sari sebagian besar bersuku sasak serta mayoritas menganut agama islam. Desa Mekar Sari memiliki luas wilayah 3.761 km2, yang dimana desa tersebut terdiri dari pemukiman, lahan pertanian, perkebunan, hutan, dan pantai. Adapun wilayah Mekar Sari terbagi menjadi 9 dusun yaitu dusun Biletengak, Jogor, Lancing, Tampah, Pendem, Rujak Ngalun, Lendek Waru, Bangket Molo, dan Pedasan. Sedangkan batas wilayah Desa Mekar Sari yaitu di bagian utara berbatasan dengan Desa Mangkung, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, dibagian timur berbatasan dengan Desa Tumpak, dan dibagian barat berbatasan dengan Desa Selong Belanak.37

Desa Mekar Sari memiliki jumlah penduduk yaitu 6526 jiwa, dengan rata-rata mata pencaharian yaitu mulai dari petani, buruh tani, hingga pengusaha kecil, menengah, dan besar. Adapun wilayah topografi dari Desa Mekar Sari ini, dibagian atas lembah dan daerah perbukitan

37 Profil Desa mekar Sari Lombok Tengah diambil pada tanggal 20 April 2022.

(53)

Gambar

Tabel 2.1  Profil Desa Mekar Sari
Tabel 2.5  Analisis SWOT
Tabel 2.6  Matrik SWOT
Foto setelah wawancara dengan salah  satu pengunjung/wisatawan pantai

Referensi

Dokumen terkait

Buku ini memuat hasil pemetaan dan analisis pengembangan daya tarik wisata unggulan di setiap provinsi berikut tingkat daya saingnya, serta.. rekomendasi

Sebelum melakukan strategi pengembangan, perlu terlebih dahulu menentukan faktor- faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan (lingkungan internal) daya tarik wisata budaya Desa

Desa Botungobungo berpotensi untuk dapat dikembangkannya pariwisata alam karena memiliki pantai yang dapat dijadikan daya tarik wisata untuk dikunjungi oleh wisatawan dan

Objek wisata unggulan yang berada di kabupaten Bantul adalah kawasan pesisir pantai yang menarik dan memiliki keindahan tersendiri sehinggamenjadi daya tarik bagi

Weaknese to Threat (WO) yang dapat diterapkan sebagai berikut : (1) Mengemas daya tarik wisata dengan lebih menonjolkan keunikan destinasi untuk kegiatan wisata

Oleh karena itu, Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi sumber daya alam laut di kawasan pantai Mandala Ria yang berpotensi dikembangkan menjadi daya tarik

METI ARAINI, Potensi Destinasi Wisata Pantai Tongaci (Studi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Tongaci sebagai Pusat Konservasi dan LIterasi) Dibimbing

viii STRATEGI PENGEMBANGAN PUNCAK KLECO SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA DI KULON PROGO Disusun oleh : Andhung Andha Reza Sahid Nur Hudha ABSTRAK Objek daya tarik wisata Puncak